You are on page 1of 6

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH MENJELANG AJAL DAN KEMATIAN

Oleh
Wiwi Kustio Priliana,A.Kep.SPd
MENJELANG AJAL
Pengertian
Menjelang ajal ( dying ) secara etimologi berasal dari kata “dien” yang berarti mendekati kematian.
Dengan kata lain ,dying adalah proses ketika individu semakin mendekati akhir hayatnya atau
disebut proses kematian.
Tahapan menjelang ajal
1. Penyangkalan dan isolasi
Karakteristiknya antara lain :
Menunjukkan reaksi penyangkalan secara verbal,”Tidak,bukan saya.itu tidak mungkin”.
Secara tidak langsung pasien ingin mengatakan bahwa maut menimpa semua orang kecuali dia.
Mengisolasi diri dari kenyataan
Biasanya begitu terpengaruh dengan sikap penolakannya
Tidak begitu memperhatikan fakta-fakta yang dijelaskan padanya
Meminta penguatan dari orang lain untuk penolakannya
Gelisah dan cemas

Tugas perawat :
Membina hubungan saling percaya
Memberi kesempatan klien untuk mengekspresikan diri dan menguasai dirinya
Melakukan dialog disaat klien siap,dan menghentikannya ketika klien tidak mampu menghadapi
kenyataan.
Mendengarkan klien dengan penuh perhatian dan memberinya kesempatan untuk bermimpi
tentang hal-hal yang menyenangkan

2.Marah
Karakteristiknya antara lain :
Mengekspresikan kemarahan dan permusuhan
Menunjukan kemarahan,kebencian,perasaan gusar dan cemburu
Emosi tidak terkendali
Mengungkapkan kemarahan secara verbal “ mengapa harus aku ?”
Apapun yang dilihat atau dirasa akan menimbulkan keluhan pada diri individu
Menyalahkan takdir
Kemungkinan akan mencela setiap orang dan segala hal yang berlaku.

Tugas perawat :
Menerima kondisi klien
Berhati-hati dalam memberikan penilaian,mengenali kemarahan,dan emosi yang tidak terkendali
Membiarkan klien mengungkapkan perasaannya
Menjaga agar tidak terjadi kemarahan destruktif dan melibatkan keluarga
Berusaha menghormati dan memahami klien,memberikan kesempatan memperlunak suara dan
mengurangi permintaan yang penuh kemarahan
3.Tawar menawar
Karakteristiknya antara lain:
Kemarahan mulai mereda
Respon verbal”ya benar aku,tapi..”
Melakukan tawar menawar/barter,misalnya untuk menunda kematian
Mempunyai harapan dan keinginan
Terkesan sudah menerima kenyataan
Berjanji pada Tuhan untuk menjadi manusia yang lebih baik
Cenderung membereskan segala urusan

Tugas perawat :
Sedapat mungkin berupaya agar keinginan klien terpenuhi

4. Depresi
Karakteristiknya antara lain:
Mengalami proses berkabung karena dulu ditinggalkan dan sekarang akan kehilangn nyawa sendiri
Cenderung tidak banyak bicara,sering menangis
Klien berada pada proses kehilangan segala hal yang ia cintai

Tugas perawat :
Duduk tenang disamping klien
Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Tidak terus-menerus memaksa klien untuk melihat sisi terang suatu keadaan
Memberi klien kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
Memberi dukungan dan perhatian pada klien
( misalnya sentuhan tangan,usapan pada rambut dll)

5.Penerimaan
Karakteristiknya antara lain :
Mampu menerima kenyataan
Merasakan kedamaian dan ketenangan
Respon verbal “biarlah maut cepat mengambilku,karena aku sudah siap “
Merenungkan saat-saat akhir dengan pengharapan tertentu
Sering merasa lelah dan memerlukan tidur lebih banyak
Tahap ini bukan merupakan tahap bahagia,namun lebih mirip perasaan yang hampa

Tugas perawat :
Mendampingi klien
Menenangkan klien dan meyakinkannya bahwa anda akan mendampinginya sampai akhir
Membiarkan klien mengetahui perihal yang terjadi pada dirinya.
Dampak sakit
A. Klien
Menderita sampai saat kematian tiba,memerlukan bantuan dan dukungan dalam melewati masa-
masa tersebut
Memutuskan perawatan yang akan dijalani
Mendapat dukungan untuk setiap keputusan yang diambilnya.Dengan kata lain ada kecenderungan
keluarga untuk memenuhi semua keinginannya

B. keluarga
Berpartisipasi aktif dalam perawatan untuk penyembuhan klien
Memperoleh dukungan dan perhatian selama proses berduka

KEMATIAN
Pengertian
Kematian ( death ) secara etimologi berasal dari kata deeth atau deth yang berarti keadaan mati
atau kematian.
Secara definitive kematian adalah terhentinya fungsi jantung dan paru-paru secara menetap,atau
terhentinya kerja otak secara permanent.
Pandangan tentang kematian
A. Dahulu
Tragis dan memilukan
Tabu untuk dibicarakan
Menimbulkan sindrom kesedihan dan ketakutan
Selamamya tidak disukai
Anak-anak tidak perlu mengetahui
Timbul karena perilaku buruk,pertengkaran,pembalasan,dan hukuman

B.Sekarang
Menjadi hal yang patut dibicarakan
Merupakan proses alami kehidupan
Tidak menakutkan
Lebih rasional dan bijak dalam menghadapinya
Merupakan proses yang progresif
Sesuatu yang harus dihadapi

Tanda-tanda kematian
1.Mendekati kematian
a.Penurunan tonus otot
Gerakan ekstremitas berangsung angsur menghilang,khususnya pada kaki dan ujung kaki
Sulit bicara
Tubuh semakin lemah
Aktifitas saluran pencernaan menurun sehingga perut membuncit
Otot rahang dan muka mengendur
Rahang bawah cenderung turun
Sulit menelan,refleks gerakan menurun
Mata sedikit terbuka
b.Sirkulasi melemah
Suhu tubuh pasien tinggi,tetapi kaki,tangan dan ujung hidung pasien terasa dingin dan lembab
Kulit ekstremitas dan ujung hidung tampak kebiruan,kelabu atau pucat
Nadi mulai tidak teratur,lemah dan cepat
Tekanan darah menurun
Peredaran darah perifer terhenti

c.Kegagalan fungsi sensorik


Sensasi nyeri menurun atau hilang
Pandangan mata kabur/ berkabut
Kemampuan indera berangsur-angsur menurun
Sensasi panas,lapar,dingin dan tajam menurun

d.Penurunan/kegagalan fungsi pernafasan


Mengorok (death rattle ) /bunyi nafas terdengar kasar
Pernafasan tidak teratur dan berlangsung melalui mulut
Pernafasan cheyne stokes

2.Saat kematian
Terhentinya pernafasan,nadi,tekanan darah,dan fungsi otak ( tidak berfungsinya paru,jantung dan
otak )
Hilangnya respon terhadap stimulasi eksternal
Hilangnya control atas sfingter kandung kemih dan rectum(inkontinensia ) akibat peredaran darah
yang terhambat,kaki dan ujung hidung menjadi dingin
Hilangnya kemampuan panca indera,hanya indera pendengaran yang paling lama dapat berfungsi
Adanya garis datar pada mesin elektroensefalografi menunjukkan terhentinya aktivitas listrik otak
untuk penilaian pasti suatu kematian

3. Setelah kematian
Rigor mortis ( kaku ).Tubuh menjadi kaku 2-4 jam setelah kematian
Algor mortis ( dingin .suhu tubuh perlahan-lahan turun )
Livor mortis ( post mortem decomposition).perubahan warna kulit pada daerah yang
tertekan,jaringan melunak dan bakteri sangat banyak.

Respon Psikologis
Respon Psikologis yang mungkin muncul pada klien menjelang ajal adalah
Kekhawatiran tentang dampak kematian pada diri orang terdekat
Ketidakberdayaan terhadap isu yang berhubungan dengan kematian
Perasaan takut kehilangan kemampuan fisik dan / mental apabila meninggal
Kepedihan yang diantisipasi yang berhubungan dengan kematian
Kesedihan yang mendalam
Perasaan takut dalam menjalani proses menjelang ajal
Kekhawatiran tentang beban kerja pemberi asuhan akibat sakit terminal dan ketidakmampuan diri.
Kekhawatiran tentang pertemuan dengan Sang Pencipta atau perasaan ragu tentang keberadaan
Tuhan atau Sang Penguasa

Kehilangan kontrol total terhadap aspek kematian seseorang atau dirinya


Gambaran negative tentang kematian atau pikiran tidak menyenangkan tentang kejadian yang
berhubungan dengan kematian atau proses menjelang ajal
Ketakutan terhadap kematian yang di tunda
Ketakutan terhadap kematian dini karena hal itu mencegah upaya pencapaian tujuan hidup yang
penting.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA MASALAH MENJELANG AJAL DAN KEMATIAN


Pengkajian
1. Fisik
a. Mendekati Kematian
b. Saat kematian
c. Setelah Kematian

2. Psikologis
Diagnosa Keperawatan
1.Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian ( Proses sekarat )
2. Keputusasaan berhubungan dengan penyakit terminal
Perencanaan dan Tindakan Keperawatan
Tujuan keperawatannya adalah
membantu mengurangi depresi dan ketakutan pasien,mempertahankan harapan,membantu pasien
menerima kenyataan serta memberikan rasa nyaman.

Intervensinya antara lain


Beri dukungan dan kembalikan control diri pasien dengan cara mengatur tempat
perawatan,mengatur kunjungan,jadwal aktivitas dan penggunaan sumber pelayanan kesehatan
Bantu pasien mengatasi kesepian,depresi dan rasa takut
Bantu pasien mempertahankan rasa nyaman,percaya diri dan harga diri
Bantu pasien mempertahankan harapan yang dimiliki
Bantu pasien menerima kenyataan
Penuhi kebutuhan fisiologis
Beri dukungan spiritual dengan memfasilitasi kegiatan spiritual pasien

Intervensi terhadap keluarga


Dengarkan ekspresi keluarga
Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah selama beberapa saat
Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka
Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah
Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka
Evaluasi keperawatan
Dengarkan ekspresi keluarga
Beri kesempatan bagi keluarga untuk bersama dengan jenazah selama beberapa saat
Siapkan ruangan khusus untuk memulai rasa berduka
Bantu keluarga untuk membuat keputusan serta perencanaan pada jenazah
Beri dukungan jika terjadi disfungsi berduka

You might also like