Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PENGAJAR :
Ns. Adventy R.B.G, S.Kep, M.Kep
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
............................................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Blakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Umum.......................................................... 2
2.2 Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil................................................... 2
2.3 Penyebab Anemia Pada Kehamilan................................................................. 3
2.4 Akibat Anemia Pada Ibu Hamil....................................................................... 3
2.5 Tanda-tanda Ibu Hamil dengan Anemia.......................................................... 4
2.6 Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil................................................................ 4
2.7 Bagan Diagnosis Kehamilan........................................................................... 5
2.8 Pencegahan dan Perawatan Ibu Hamil denagan Anemia................................ 5
2.9 Pedoman Menu Pada Ibu Hamil...................................................................... 7
2.10 Zat-zat Gizi Penting Pada Ibu Hamil............................................................... 8
2.11 Asuhan Keperawatan……………………………………………………….. 10
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2
Saran............................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................ 12
KATA PENGANTAR
Dengan mengucappuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kenikmatan yang sangat besar. Di dalam kesempatan ini, kami
akan membahas tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan adanya makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah
pengetahuan bagi kami dan teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami
dan mengerti lebih dalam tentang Anemia Pada Ibu Hamil. Saran dan kritik masih kami
perlukan dalam menyepurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu
akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa,
anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia
yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa.
Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil,
wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara
kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita
anemia.Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan,
dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini
mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.
Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi,
seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau
ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir
dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan
yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh.
Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,
dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil
1.2 Tujuan
1. mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.
2. mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.
3. mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.
4. mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.
5. mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Anemia yang Umum
Anemia pada ibu hamil adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah selama kehamilan yang banyak dijumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami
defisiensi zat besi atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang
lebih besar daripada peningkatan masa hemoglobin dan volume sel darah merah yang
terjadi pada kehamilan normal. Hb adalah komponen di dalam sel darah merah
(eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen .
Anemia umum adalah keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratorium anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematocrit dibawah normal.
2.2 Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil
Penyebab anemia pada ibu hamil ada 3 yaitu :
defisiensi zat besi
defisiensi asam folat
talasemia minor
3. Talasemia Minor
Kelainan ini merupakan efek bawaan yang terjadi pada orang-orang Mediterranean.
Secara spesifik, talasemia minor ditemukan pada 6% wanita yang lahir di Yunani dan
4% wanita yang lahir di Italia. Pada keadaan ini terdapat sintesis hemoglobin yang
abnormal sehingga menurunkan jumlah sel darah merah dan menimbulkan hemolisis
dini.
Normalnya, penyakit talasemia terjadi tanpa gejala, kecuali pada wanita dengan
kadar hemoglobin yang rendah. Selama kehamilan akan terjadi penurunan lebih lanjut
kadar hemoglobin dan wanita tersebut tidak mampu lagi menanggung tambahan stress
fisiologis, karena talasemia minor bukan anemia defisiensi zat besi, keadaan ini tidak
dapat diobati dengan pemberian zat besi. Asam folat diberikan sebagai tindakan
profilaksis untuk memastikan tidak adanya defisiensi asam folat yang dapat
mempersulit keadaan. Wanita hamil yang menderita talasemia minor harus diamati
dengan cermat selama periode antenatal sehingga infeksi serta stress jasmani lainnya
dapat dicegah. Transfuse darah akan menaikkan hemoglobin tapi tindakan ini baru
dilakukan kepada pasien kritis.
2. Protein
diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat
badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan
pembentuk otak.
3. Vitamin
dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu
dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2
sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh,
vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C
membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu
penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain
1. Kalsium
digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian
janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan
dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau
osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan,
atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2. Zat besi
erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi
adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak
mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang
akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya
karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi
obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung
pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan
makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
2.11 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b) Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih, lesu, lemah, lelah ,
pandangan berkunang-kunang
c) Rirwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.Pada
pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
d) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB).
4. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi
e) Pemeriksaan penunjang
1. Hitung kada Hb dalam darah
2. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah hitungan.
Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.
3. Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi dalam tubuh dan
membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi.
4. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang
terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang
juga menunjuk ke arah anemia kekurangan besi
5. Analisa data
Data Etiologi Masalah
Ds: Kebutuhuan O2 tidak Intoleransi
pasien tercukupi hipoksia aktivitas
mengatak jaringan kelelahan
an lemah,
mudah
lelah
Do :
pasien
terlihat
lesu dan
pucat. Hb
menurun
Do : Penurunan Ketidakefek
pasien hemoatokrit penurunan tifan perfusi
terlihat hhemoglobin anemia jaringan
pucat,
CRT
lebih dari
2 detik.
Ds: Aliran darah GIT Ketidak
pasien menurun regurgitasi penin seimbangan
mengatak gkatan isi lambung mual dan nutrisi
an mual muntah Kurag dari
dan kebutuhan
muntah
Do:
pasien
terlihat
pucat dan
lemah
Ds : Aliran darah GIT Konstipasi
pasien menurun peristaltik usus
mengatak menurun konstipasi
an BAB
keras dan
1 kali
shari
2.Diagnosa keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar hemoglobin dalam
darah.
c. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi lambung.
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.
3. Intervensi keperawatan
Diagnosa NOC / Tujuan Intervensi
Keperawatan KH NIC Aktivitas
Intoleransi Setelah dilakukan Management a. Kaji TTV
aktivitas asuhan enrgi pasien,
berhubungan keperawatan b. Kaji penyebab
dengan hipoksia ...x... jam klien keletihan
sel dan jaringan.mampu c. Pantau asupan
menoleransi nutrisi pasien
aktivitas yang d. Ajarkan rentang
bisa dilakukan . pengaturan
KH: aktivitas dan
a. Menyadari teknik
keterbatasan manajemen
energi waktu untuk
b. Menyeimbangkan mencegah
aktivitas dan kelelahan.
istirahat e. Bantu apsien
c. Mengatur jadwal untuk
aktivitas untuk mengidentifikas
menghemat i aktivitas
energi. pasien
f. Bantu pasien
untuk
mengubah
posisi secara
berkala, jika
perlu.
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Managemen a. Kaji TTv
jaringan asuhan sirkulasi b. Kaji sirkulalsi
berhubungan keperawatn ...x... ke jaringan
dengan jam status perifer
menurunan kadar sirkulasi normal. c. Berikan diet
hemoglobin KH: tinggi Fe
dalam darah. a. Tekanan sistole d. Informasikan
dan diastole pasien untuk
dalam rentang istirahat total.
yang diharapkan e. Kolaborasikan
b. Menunjukkan kedokter untuk
konsentrasi yang pemberian
baik oksigen
c. Tingkat f. Kolaborasikan
kesadaran baik untuk transfusi
Nutrisi kurang Setelah dilakuan Managemen a. kaji faktor
dari kebtuhan asuhan nutrisi pencetus mual
berhubungan keperawatan ...x... dan muntah
dengan jam pasien b. kaji maknan
peningkatan isi mmemperlihatkan kesukaan pasien
lambung. status gizi yang c. kaji riwayat
baik. alergi pasien
KH: d. berikan pasien
a. Pasien akan makanan yang
mempertahankan hangat
berat badan. e. berikan pasien
b. Menoleransi diet makanan sedikit
yang di anjurkan. tapi sering
c. Memiliki tingkat f. minimalkan
energi yang faktor yang
adekuat dapat
menimbulkan
mual muntah.
g. Kolaborasikan
untuk
pemberian obat
antiemetik.
Konstipasi Setelah dilakukan Management a. Kaji dan
berhubungan asuhan konstipasi dokumentasikan
dengan keperawatan ...x... warna dan
penurunan jam konstipasi konsisten feses.
peristaltik usus. menurun. b. Kaji dan
KH: dokumentasi
a. Pola eliminasi ada atau tidak
dalam rentang ada bisisng usus
yang diharapkan dan distensi
b. Feses lunak dan abdomen
berbentuk c. Berikan kepada
c. Mengeluarkan pasien tentang
feses tanpa diet tinggi serat
bantuan. d. Instruksikan
kepada pasien
menghindari
mengejan
selama defekasi
e. Konsultasikan
dengan dokter
untuk
pemberian obat
untuk bantuan
eleminasi.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui
gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan
muda.
3.2 Saran
diharapkan untuk lebih sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua
kesulitan dapat segera teratasi.
Bagi Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan
demi keselamatan janin dan agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan
dengan normal.
Bagi seluruh mahasiswi Prodi Ners diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan anemia