You are on page 1of 16

Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil

Rabu, 15 November 2017


Asuhan Keperawatan Anemia Pada Ibu Hamil

ANEMIA PADA IBU HAMIL


D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Yolanda Vega Widayana Silaban (160204022)

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Adventy R.B.G, S.Kep, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
T.A 2017/2018

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
............................................................................................................i
DAFTAR ISI
......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Blakang.................................................................................................. 1
1.2 Tujuan.............................................................................................................. 1
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Umum.......................................................... 2
2.2 Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil................................................... 2
2.3 Penyebab Anemia Pada Kehamilan................................................................. 3
2.4 Akibat Anemia Pada Ibu Hamil....................................................................... 3
2.5 Tanda-tanda Ibu Hamil dengan Anemia.......................................................... 4
2.6 Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil................................................................ 4
2.7 Bagan Diagnosis Kehamilan........................................................................... 5
2.8 Pencegahan dan Perawatan Ibu Hamil denagan Anemia................................ 5
2.9 Pedoman Menu Pada Ibu Hamil...................................................................... 7
2.10 Zat-zat Gizi Penting Pada Ibu Hamil............................................................... 8
2.11 Asuhan Keperawatan……………………………………………………….. 10
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..................................................................................................... 11
3.2
Saran............................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA
............................................................................................................ 12

KATA PENGANTAR

Dengan mengucappuji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kesehatan kenikmatan yang sangat besar. Di dalam kesempatan ini, kami
akan membahas tentang Anemia Pada Ibu Hamil
Dengan adanya makalah yang kami susun ini semoga bisa menambah
pengetahuan bagi kami dan teman mahasiswa lainnya sehingga kita dapat memahami
dan mengerti lebih dalam tentang Anemia Pada Ibu Hamil. Saran dan kritik masih kami
perlukan dalam menyepurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.
Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anemia atau kurang darah sering dikaitkan dengan kondisi lemah, letih, dan lesu
akibat kurangnya kandungan zat besi di dalam darah. Tak hanya pada orang dewasa,
anak-anak bahkan balita pun bisa terkena anemia. Indonesia jumlah penderita anemia
yang berasal dari kelompok anak usia sekolah (6–18 tahun) mencapai 65 juta jiwa.
Bahkan, jika digabung dengan penderita anemia usia balita,remaja putri,ibu hamil,
wanita usia subur, dan lansia, jumlah total mencapai 100 juta jiwa! ”Artinya, secara
kasar bisa dikatakan bahwa satu di antara dua penduduk Indonesia menderita
anemia.Dalam survei KRT juga terlihat angka kejadian anemia lebih tinggi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Jika anemia terjadi pada anak perempuan,
dampaknya tidak hanya bagi anak tersebut melainkan juga generasi selanjutnya. Ini
mengingat anak perempuan tersebut kelak akan mengandung dan melahirkan.

Anemia bisa disebabkan kondisi tubuh memerlukan zat besi dalam jumlah tinggi,
seperti saat hamil,menyusui, masa pertumbuhan anak dan balita, serta masa puber. Atau
ketika tubuh banyak kehilangan darah seperti saat menstruasi dan pada penderita wasir
dan cacing tambang. Mereka yang menjalankan diet miskin zat besi atau pola makan
yang kurang baik juga rentan anemia. Sebab lainnya adalah terjadinya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh.

Sebenarnya, anemia dapat dicegah dengan mudah. Namun karena masyarakat terlalu
menggampangkan, dan menganggap hal itu hanya lemah, letih, dan lesu saja. Padahal,
dampak dari anemia ini sangat fatal bahkan menyebabkan kematian bagi ibu hamil

1.2 Tujuan
1. mengetahui definisi anemia pada ibu hamil secara jelas.
2. mengetahui penyebab anemia pada ibu hamil.
3. mengetahui gejala anemia pada ibu hamil.
4. mengetahui dampak anemia pada ibu hamil.
5. mengetahui cara pencegahan anemia pada ibu hamil.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Defenisi Anemia Ibu Hamil dan Anemia yang Umum
Anemia pada ibu hamil adalah berkurangnya kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah selama kehamilan yang banyak dijumpai pada wanita sehat yang tidak mengalami
defisiensi zat besi atau folat. Hal ini disebabkan oleh ekspansi volume plasma yang
lebih besar daripada peningkatan masa hemoglobin dan volume sel darah merah yang
terjadi pada kehamilan normal. Hb adalah komponen di dalam sel darah merah
(eritrosit) yang berfungsi menyalurkan oksigen ke seluruh tubuh. Jika Hb berkurang,
jaringan tubuh kekurangan oksigen .
Anemia umum adalah keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratorium anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematocrit dibawah normal.
2.2 Penyebab Keadaan Anemia Pada Ibu Hamil
Penyebab anemia pada ibu hamil ada 3 yaitu :
 defisiensi zat besi
 defisiensi asam folat
 talasemia minor

1. Anemia Defisiensi Zat Besi


Bentuk anemia ini bisa disebabkn oleh asupan zat besi dari makanan yang tidak
memadai, absorpsi yang jelek, hyperemesis, kehilangan darah haid yang banyak,
kehamilan yang sering dan berkali-kali. Kehilangan darah yang sedikit-sedikit tapi terus
menerus dapat menjadi penyebab anemia tersebut.
Anemia defisiensi zat besi diobati dengan pemberian zat besi dan pengaturan diet.
Jika tidak terlihat respon yang cepat terhadap terapi zat besi atau bila kadar hemoglobin
kurang dari 8 gram (55%), transfuse dengan packed cell dapat diberikan

2. Anemia Defisiensi Asam Folat


Asam folat diperlukan untuk pertumbuhan jaringan dan produksi sel-sel darah
merah. Kebutuhan wanita hamil akan asam folat mengalami peningkatan sebanyak lima
kali lipat daripada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Diet yang kaya akan sayuran
hijau dan protein hewani biasanya sudah memadai untuk memenuhi kebutuhan yang
meningkat itu.
Sebagian besar wanita hamil yang beresiko adalah para wanita yang memiliki
riwayat perdarahan anterpartum atau retardasi pertumbuhan pada bayinya, wanita-
wanita dengan kondisi sosioekonomi yang buruk, wanita dengan kehamilan kembar
atau multigravida dengan empat atau lebih kehamilan sebelumnya.
Penanganan spesifik untuk anemia defisiensi folat adalah pemberian tablet asam
folat setiap hari yang dikombinasi dengan perbaikan diet jika diperlukan. Sebagian
dokter akan meresepkan asam folat setiap hari sebagai tindakan preventif bagi semua
pasiennya, sebagian lain hanya memberikan pada pasien yang beresiko saja.

3. Talasemia Minor
Kelainan ini merupakan efek bawaan yang terjadi pada orang-orang Mediterranean.
Secara spesifik, talasemia minor ditemukan pada 6% wanita yang lahir di Yunani dan
4% wanita yang lahir di Italia. Pada keadaan ini terdapat sintesis hemoglobin yang
abnormal sehingga menurunkan jumlah sel darah merah dan menimbulkan hemolisis
dini.
Normalnya, penyakit talasemia terjadi tanpa gejala, kecuali pada wanita dengan
kadar hemoglobin yang rendah. Selama kehamilan akan terjadi penurunan lebih lanjut
kadar hemoglobin dan wanita tersebut tidak mampu lagi menanggung tambahan stress
fisiologis, karena talasemia minor bukan anemia defisiensi zat besi, keadaan ini tidak
dapat diobati dengan pemberian zat besi. Asam folat diberikan sebagai tindakan
profilaksis untuk memastikan tidak adanya defisiensi asam folat yang dapat
mempersulit keadaan. Wanita hamil yang menderita talasemia minor harus diamati
dengan cermat selama periode antenatal sehingga infeksi serta stress jasmani lainnya
dapat dicegah. Transfuse darah akan menaikkan hemoglobin tapi tindakan ini baru
dilakukan kepada pasien kritis.

2.3 Penyebab Anemia Pada Kehamilan


1. Kekurangan zat besi
2. Kekurangan vitamin B12 atau asam folat
3. Kerusakan pada sumsum tulang belakang atau ginjal
4. Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)
5. Perdarahan
6. Genetik

2.4 Akibat Anemia Pada Ibu Hamil


1. perdarahan saat persalinan karena luka akibat persalinan sulit menutup
2. Meningkatkan risiko persalinan premature
3. Berat bayi rendah
4. Meninggal saat persalinan
5. Gangguan jantung, ginjal, dan otak

2.5 Tanda-Tanda Ibu Hamil Dengan Anemia


a. Berat badan tidak meningkat dengan baik (sesuai kurva peningkatan berat badan
berdasarkan tinggi badan ibu hamil)
b. Pusing, lesu, mata berkunang-kunang
c. Pucat di kulit, konjungtiva
d. Hb kurang dari 11 gr/dl

2.6 Klasifikasi Anemia Pada Ibu Hamil


1. Anemia ringan, bila kadar Hb >10 mg%
2. Anemia sedang, bila kadar Hb 5-8 mg%
3. Anemia berat, bila kadar Hb < di bawah5 mg%
4. Normal (tidak anemia), bila kadarHb 12-14 mg%

2.7 Bagan Diagnosis Kehamilan

2.8 Pencegahan Dan Perawatan Ibu Hamil Dengan Anemia


Kondisi anemia adalah suatu kondisi yang mudah dikendalikan dan diperbaiki bila
penyebabnya adalah kekurangan nutrisi atau bahan baku pembentukan hemoglobin. Bila
kondisi anemia yang terjadi pada ibu adalah akibat perdarahan, penyakit darah atau
kelainan tubuh lainnya, maka kondisi anemia membutuhkan perhatian lebih lanjut dan
advis dokter.
Berikut ini ada beberapa tips hal yang dapat ibu lakukan untuk menghindari,
mengurangi dan menghadapi kondisi anemia.

1. Tentukan Apakah ibu mengalami Kondisi Anemia atau tidak


a) Ibu dapat mengetahuinya dengan cara memperhatikan petunjuk penting dalam dirinya.
Bila ibu merasa lebih cepat lelah, letih, lesu, tidak bergairah dan mudah pusing atau
pingsan, maka hal ini dapat menjadi tanda kondisi anemia. Untuk memastikannya ibu
dapat melakukan pemeriksaan sederhana berikut ini.
b) Berdirilah di depan cermin dan tarik kelopak mata bagian bawah. Perhatikan tingkat
warna kemerahan kelopak mata tersebut. Bila pucat atau merah muda maka
kemungkinan anda mengalami anemia.
c) Bandingkan telapak tangan ibu dengan telapak tangan suami atau orang lain yang
dianggap normal. Bila telapak tangan tampak lebih putih atau lebih pucat maka
mungkin anda sedang dalam kondisi anemia.
d) Julurkan dan perhatikan warna lidah anda. Bila tepi lidah anda menjadi lebih pucat dari
warna permukaan dalam pipi maka kondisi anemia mungkin telah terjadi.
Untuk memastikan kondisi anemia ini, ibu dapat memeriksakan darah untuk kadar
hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah merah. Bila hemoglobin kurang dari
10gr% maka sebaiknya ibu segera pergi ke dokter untuk memeriksakan diri.
2. Perbaikan diet/pola makan
Penyebab anemia terbanyak pada ibu hamil adalah diet yang buruk. Perbaikan
pola makan dan kebiasaan makan yang sehat dan baik selama kehamilan akan
membantu ibu untuk mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga dapat mencegah
dan mengurani kondisi anemia.
3. Konsumsilah bahan kaya protein, zat besi dan Asam folat
Bahan kaya protein dapat diperoleh dari hewan maupun tanaman. Daging, hati,
dan telur adalah sumber protein yang baik bagi tubuh. Hati juga banyak mengandung
zat besi, vitamin A dan berbagai mineral lainnya. Kacang-kacangan, gandum/beras yang
masih ada kulit arinya, beras merah, dan sereal merupakan bahan tanaman yang kaya
protein nabati dan kandungan asam folat atau vitamin B lainnya. Sayuran hijau, bayam,
kangkung, jeruk dan berbagai buah-buahan kaya akan mineral baik zat besi maupun zat
lain yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel darah merah dan hemoglobin.
4. Batasi penggunaan antasida
Antasida atau obat maag yang berfungsi menetralkan asam lambung ini
umumnya mengandung mineral, atau logam lain yang dapat menganggu penyerapan zat
besi dalam tubuh. Oleh karena itu batasi penggunaannya dan gunakan sesuai aturan
pemakaian.
5. Ikuti saran dokter
Beberapa penyebab kondisi anemia adalah penyakit serius tertentu. Oleh karena
itu jangan meremehkan kondisi anemia yang anda hadapi. Konsultasikan lebih lanjut
kondisi yang anda hadapi dan ikutilah nasehat dokter anda.
2.9 Pedoman Menu
Berikut ini pedoman untuk menyusun menu bagi ibu hamil:
1. Makan dua kali lebih dari biasanya, bukan hanya dalam jumlah porsi, namun lebih
ditekankan pada mutu zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi.
2. Makanan dapat diberikan 4 - 6 kali waktu makan sesuai dengan kemampuan ibu.
Jangan memaksa untuk menghabiskan makanan yang tersaji jika merasa mual, pusing,
dan ingin muntah.
3. Batasi konsumsi makanan berlemak tinggi dan yang merangsang seperti cabe, makanan
bergas seperti nangka, nanas dan durian, serta yang beralkohol semacam tape.
4. Usahakan mengkonsumsi makanan dalam komposisi seimbang, dengan susunan yang
meliputi 2 piring nasi @ 250 g, 90 g daging atau ikan, sebutir telur, 60 g kacang-
kacangan, 3 porsi sayur @ 100 g, 2 porsi buah-buahan @ 100 g, segelas susu atau
yoghurt, atau seiris keju sebagai ganti serta 1 sdm minyak atau lemak.
5. Berikan minum 1/2 jam sehabis makan. Perbanyak minum air putih, sari buah seperti
air jeruk, air tomat, sari wortel, air rebusan kacang hijau sebagai pengganti cairan yang
keluar, karena ibu hamil lebih banyak berkeringat dan sering buang air kecil karena
kandung kemih yang terdesak oleh pertumbuhan janin. Penting untuk menghindari
minuman berkafein seperti kopi, coklat, dan soft drink (minuman ringan) pemicu
hipertensi.
6. Hindari konsumsi bahan makanan olahan pabrik yang diberi pengawet dan pewarna
yang dimasukkan ke dalam bahan pangan, karena dapat membahayakan kesehatan dan
pertumbuhan janin, yang sering dihubungkan dengan cacat bawaaan dan kelainan bayi
saat lahir. Waspadai tulisan pada kemasan sepertiamaranth, potassium nitrit, sodium
nitrit, sodium nitrat, formalin, boraks, sianida, rodhamin B, dsb.
7. Hindari makanan berkalori tinggi dan banyak mengandung gula serta lemak namun
rendah kandungan zat gizi, makanan siap saji, makanan kecil, coklat, karena akan
mengakibatkan mual dan muntah.
8. Bagi ibu yang hamil muda, konsumsilah makanan dalam bentuk kering, porsi kecil dan
frekuensi sering, misalnya biskuit marie dan jenis-jenis biskuit yang lain, karena
biasanya mereka tidak berselera makan.
9. Hindari konsumsi makanan laut dan daging yang pengolahannya tidak sempurna karena
besar risikonya tercemar kuman dan bakteri yang membahayakan. Untuk
menghindarinya, masaklah makanan sampai matang benar, dan cuci makanan untuk
menjaga kebersihan, terutama buah dan sayuran sampai bersih sebelum dikonsumsi.
10. Tetap beraktivitas dan bergerak, misalnya dengan jalan santai di pagi hari.

2.10 Zat-zat Gizi Penting


Zat-zat gizi yang perlu mendapat perhatian dalam konsumsi ibu hamil adalah
sebagai berikut:
1. Sumber tenaga
digunakan untuk tumbuh kembang janin dan proses perubahan biologis yang terjadi
dalam tubuh yang meliputi, pembentukan sel- sel baru, pemberian makanan dari ibu ke
bayi melalui plasenta, serta pembentukan enzim dan hormon penunjang pertumbuhan
janin. Kekurangan energi dalam asupan makanan yang dikonsumsi menyebabkan tidak
tercapainya penambahan berat badan ideal dari ibu hamil yaitu sekitar 11 - 14 kg.
Kekurangan itu akan diambil dari persediaan protein yang dipecah menjadi energi.

2. Protein
diperlukan sebagai pembentuk jaringan baru janin. Kekurangan asupan protein
dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan janin, keguguran, bayi lahir dengan berat
badan kurang, serta tidak optimalnya pertumbuhan jaringan tubuh dan jaringan
pembentuk otak.
3. Vitamin
dibutuhkan untuk memperlancar proses biologis yang berlangsung dalam tubuh ibu
dan janin. Misalnya, vitamin A diperlukan untuk pertumbuhan, vitamin B1 dan B2
sebagai penghasil energi, vitamin B6 sebagai pengatur pemakaian protein tubuh,
vitamin B12 membantu kelancaran pembentukan sel-sel darah merah. Vitamin C
membantu penyerapan zat besi guna mencegah anemia, dan vitamin D untuk membantu
penyerapan kalsium.
4. Mineral, antara lain
1. Kalsium
digunakan untuk menunjang pembentukan tulang dan gigi serta persendian
janin. Jika ibu hamil kekurangan kalsium, maka kebutuhan kalsium akan diambilkan
dari cadangan kalsium pada tulang ibu. Ini akan mengakibatkan tulang keropos atau
osteoporosis. Untuk itu, si ibu perlu mengkonsumsi susu, telur, keju, kacang-kacangan,
atau tablet kalsium yang dapat diperoleh saat periksa ke Puskesmas atau klinik.
2. Zat besi
erat berkaitan dengan anemia atau kekurangan sel darah merah sebagai adaptasi
adanya perubahan fisiologis selama kehamilan, yang disebabkan oleh :
 Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin.
 Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
 Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi pada wanita, sehingga tidak
mampu menyuplai kebutuhan zat besi dan mengembalikan persediaan darah yang hilang
akibat persalinan sebelumnya.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada tiga bulan terakhir kehamilannya
karena pada masa ini, janin menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai
persediaan bulan pertama sesudah lahir. Penanganannya, pertama, menggunakan terapi
obat dengan memberikan tablet zat besi (ferosulfat) 30 - 60 mg per hari, tergantung
pada berat ringannya anemia. Kedua, terapi diet dengan meningkatkan konsumsi bahan
makanan tinggi besi seperti susu, daging, dan sayuran hijau.
2.11 Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas klien
Nama, jenis kelamin, usia, pekerjaan, agama, suku, dll.
b) Keluhan utama
Kelelahan dan kelemahan umum dapat merupakan satu-satunya gejala penurunan
kapasitas pengangkutan oksigen. Keluhan utama meliputi letih, lesu, lemah, lelah ,
pandangan berkunang-kunang
c) Rirwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari anemia, yang nantinya
membantu dalam membuat rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan apa yang terjadi.Pada
pasien anemia masa kehamilan, pasien bisa mengeluhkan pusing, lelah, dll.
2. Riwayat kesehatan dahulu
Pada pengkajian ini ditemukan kemungkinan penyebab anemia. Penyakit-penyakit
tertentu seperti infeksi dapat memungkinkan terjadinya anemia.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Penyakit keluarga yang berhubungan dengan penyakit darah merupakan salah satu
faktor predisposisi terjadinya anemia yang cenderung diturunkan secara genetik.
d) Pemeriksaan fisik
1. Aktivitas-istirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum
Tanda : takikardia/ takipnae.
2. Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya
penolakan transfusi darah.
Tanda : depresi.
3. Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani rendah/masukan produk
sereal tinggi (DB).
4. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan
berkonsentrasi
e) Pemeriksaan penunjang
1. Hitung kada Hb dalam darah
2. Jumlah darah rutin. Sampel darah yang diambil di lengan dinilai untuk darah hitungan.
Anemia terdeteksi jika tingkat hemoglobin lebih rendah daripada normal.
3. Feritin . Jika tingkat darah feritin rendah menunjukkan rendah zat besi dalam tubuh dan
membantu mendeteksi anemia kekurangan zat besi.
4. Analisis sumsum tulang untuk mendeteksi sel dewasa terlalu banyak seperti yang
terlihat dalam aplastic anemia atau kanker darah. Kurangnya besi dalam sumsum tulang
juga menunjuk ke arah anemia kekurangan besi
5. Analisa data
Data Etiologi Masalah
Ds: Kebutuhuan O2 tidak Intoleransi
pasien tercukupi  hipoksia aktivitas
mengatak jaringan  kelelahan
an lemah,
mudah
lelah
Do :
pasien
terlihat
lesu dan
pucat. Hb
menurun

Do : Penurunan Ketidakefek
pasien hemoatokrit penurunan tifan perfusi
terlihat hhemoglobin anemia jaringan
pucat,
CRT
lebih dari
2 detik.
Ds: Aliran darah GIT Ketidak
pasien menurun regurgitasi  penin seimbangan
mengatak gkatan isi lambung  mual dan nutrisi
an mual muntah Kurag dari
dan kebutuhan
muntah
Do:
pasien
terlihat
pucat dan
lemah
Ds : Aliran darah GIT Konstipasi
pasien menurun peristaltik usus
mengatak menurun konstipasi
an BAB
keras dan
1 kali
shari

2.Diagnosa keperawatan
a. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
b. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar hemoglobin dalam
darah.
c. Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi lambung.
d. Konstipasi berhubungan dengan penurunan peristaltik usus.

3. Intervensi keperawatan
Diagnosa NOC / Tujuan Intervensi
Keperawatan KH NIC Aktivitas
Intoleransi Setelah dilakukan Management a. Kaji TTV
aktivitas asuhan enrgi pasien,
berhubungan keperawatan b. Kaji penyebab
dengan hipoksia ...x... jam klien keletihan
sel dan jaringan.mampu c. Pantau asupan
menoleransi nutrisi pasien
aktivitas yang d. Ajarkan rentang
bisa dilakukan . pengaturan
KH: aktivitas dan
a. Menyadari teknik
keterbatasan manajemen
energi waktu untuk
b. Menyeimbangkan mencegah
aktivitas dan kelelahan.
istirahat e. Bantu apsien
c. Mengatur jadwal untuk
aktivitas untuk mengidentifikas
menghemat i aktivitas
energi. pasien
f. Bantu pasien
untuk
mengubah
posisi secara
berkala, jika
perlu.
Gangguan perfusi Setelah dilakukan Managemen a. Kaji TTv
jaringan asuhan sirkulasi b. Kaji sirkulalsi
berhubungan keperawatn ...x... ke jaringan
dengan jam status perifer
menurunan kadar sirkulasi normal. c. Berikan diet
hemoglobin KH: tinggi Fe
dalam darah. a. Tekanan sistole d. Informasikan
dan diastole pasien untuk
dalam rentang istirahat total.
yang diharapkan e. Kolaborasikan
b. Menunjukkan kedokter untuk
konsentrasi yang pemberian
baik oksigen
c. Tingkat f. Kolaborasikan
kesadaran baik untuk transfusi
Nutrisi kurang Setelah dilakuan Managemen a. kaji faktor
dari kebtuhan asuhan nutrisi pencetus mual
berhubungan keperawatan ...x... dan muntah
dengan jam pasien b. kaji maknan
peningkatan isi mmemperlihatkan kesukaan pasien
lambung. status gizi yang c. kaji riwayat
baik. alergi pasien
KH: d. berikan pasien
a. Pasien akan makanan yang
mempertahankan hangat
berat badan. e. berikan pasien
b. Menoleransi diet makanan sedikit
yang di anjurkan. tapi sering
c. Memiliki tingkat f. minimalkan
energi yang faktor yang
adekuat dapat
menimbulkan
mual muntah.
g. Kolaborasikan
untuk
pemberian obat
antiemetik.
Konstipasi Setelah dilakukan Management a. Kaji dan
berhubungan asuhan konstipasi dokumentasikan
dengan keperawatan ...x... warna dan
penurunan jam konstipasi konsisten feses.
peristaltik usus. menurun. b. Kaji dan
KH: dokumentasi
a. Pola eliminasi ada atau tidak
dalam rentang ada bisisng usus
yang diharapkan dan distensi
b. Feses lunak dan abdomen
berbentuk c. Berikan kepada
c. Mengeluarkan pasien tentang
feses tanpa diet tinggi serat
bantuan. d. Instruksikan
kepada pasien
menghindari
mengejan
selama defekasi
e. Konsultasikan
dengan dokter
untuk
pemberian obat
untuk bantuan
eleminasi.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Kejadian anemia pada ibu hamil harus selalu diwaspadai mengingat anemia dapat
meningkatkan risiko kematian ibu, angka prematuritas, BBLR dan angka kematian bayi.
 Untuk mengenali kejadian anemia pada kehamilan, seorang ibu harus mengetahui
gejala anemia pada ibu hamil, yaitu cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang,malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), konsentrasi hilang, napas
pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan
muda.

3.2 Saran
 diharapkan untuk lebih sering mengunjungi mahasiswi di lapangan agar semua
kesulitan dapat segera teratasi.
 Bagi Keluarga Agar dapat melaksanakan anjuran dan konseling yang telah diberikan
demi keselamatan janin dan agar tidak terjadi komplikasi dan persalinan berjalan
dengan normal.
 Bagi seluruh mahasiswi Prodi Ners diharapkan dapat melakukan asuhan keperawatan
pada ibu hamil dengan anemia

You might also like