Professional Documents
Culture Documents
DARAH
HEMOFILIA
Pengertian
Insiden
Hemofilia klasik merupakan penyakit koagulasi herediter yang paling sering dijumpai,
penyakit ini dijumpai pada anak laki-laki yang mewarisi gen detektif pada kromosom X
dari ibunya. Ada 25% kasus terjadi akibat mutasi baru pada kromosom X
Bentuk Hemofilia
Gambaran Klinis
Adanya perdarahan yang berlebihan secara spontan setelah luka ringan, pembengkakan,
nyeri, dan kelainan-kelainan degenerative pada sendi, serta keterbatasan gerak.
Hematuria spontan dan perdarahan gastrointestinal juga kecacatan terjadi akibat
kerusakan sendi
Pemeriksaan Diagnostik
Waktu perdarahan normal tetapi PTT memanjang, terjadi penurunan pengukuran faktor
VIII. Selanjutnya dapat dilakukan pemeriksaan prenatal untuk gen yang bersangkutan
Penatalaksanaan
Komplikasi
Diagnosis keperawatan
Pengertian
ITP adalah trombositopenia dengan penyebab proses imun (adanya antibody terhadap
trombosit)
Klasifikasi ITP
Primer
1. Menurut perjalanan klinisnya, dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. ITP akut
Pada anak-anak dan dewasa muda
Tidak ada predileksi jenis kelamin
Riwayat infeksi virus 1-3 minggu sebelumnya
Gejala perdarahan bersifat mendadak
Lama penyakit 2-6 minggu, jarang lebih, remisi spontan pada 80% kasus
b. ITP kronis
Terjadi pada wanita muda sampai pertengahan
Jarang ada riwayat infeksi sebelumnya
Gejala perdarahan bersifat menyusup, pada wanita biasanya berupa menomethoragi
Lama penyakit beberapa bulan sampai tahun
Jarang terjadi remisi spontan
2. Menurut permulaan tampilnya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. ITP perinatal
b. ITP anak-anak
c. ITP dewasa
d. ITP kehamilan
Sekunder
Terjadi akibat adanya kelainan/penyakit lain seperti:
1. Induksi obat atau bahan kimia
2. Kelaianan limfoproliferatif
3. Kanker
4. Infeksi
5. Penyakit autoimun lain
Patofisiologi
Protein pada permukaan trombosit yang dianggap benda asing merangsang sistem imun
untuk membentuk antibodi. Reseptor yang dianggap antigen tersebut adalah
glikoprotein I-b/IX sebagai reseptor faktor von willebrand pada proses adhesi dan
glikoprotein II-B/III-a sebagai reseptor fibrinogen dan faktor von willebrand pada
proses agregasi trombosit. Selanjutnya terjadi ikatan kompleks imun dengan reseptor Fc
dari makrofag dan terjadi fagositosis, sehingga trombosit hancur. Di samping itu, terjadi
juga aktivasi dan fiksasi komplemen C 5-9 pada permukaan trombosit yang
menyebabkan lisisnya trombosit
Gejala Klinis
Pemeriksaan Diagnostik
Penatalaksanaan Terapi
1. Terapi umum
a. Hindari aktivitas fisik berlebihan untuk mencegah trauma, terutama trauma kepala
b. Hindari pemakaian obat-obatan yang memengaruhi fungsi trombosit
2. Terapi khusus
a. Steroid
Prednison 1-1,5 mg/kg BB selama 2 minggu. Bila respon baik, teruskan sampai 1 bulan,
lalu tapering. Bila trombosit turun lagi sesuaikan dosis awal, jika tidak ada respon terapi
dibatasi 4-6 minggu, pemakaian steroid yang lama perlu dosis alternative untuk
mencegah komplikasi
Untuk perdarahan akut atau perencanaan operasi yang memerlukan peningkatan
trombosit segera diberikan metilprednison 1 gr/IV selama 2 hari
b. Splenektomi
Bila tidak ada respon dengan steroid atau trombosit < 30.000/mm3 selama 3 bulan
c. Imunoglobulin
Diberikan pada perdarahan yang mengancam jiwa, kombinasi dengan steroid dosis
tinggi dan suspense trombosit atau diberikan pada ITP refrakter. Dosis 400 mg/kg BB
selama 5 hari
Prognosis