You are on page 1of 55

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan dasar pembangunan suatu bangsa. Banyak

sorotan yang ditujukan kepadanya yang sesuai dengan arah dan laju

perkembangan masyarakat, sehingga pendidikan dijadikan sebagai

pondasi dari kemajuan semua aspek kehidupan. Suatu bangsa dapat

mengalami kemajuan diawali dengan pendidikan. Negara-negara maju saat

ini melakukan invenstasi dalam pendidikan. Sumber daya manusia dalam

dunia pendidikan sangat memiliki pengaruh dalam kemajuan suatu bangsa.

Sumber daya manusia dalam dunia pendidikan meliputi kepala

sekolah, tenaga pendidik (guru), karyawan, dan komite

sekolah. Pendidikan dapat dikatakan berkinerja atau berkualitas jika sudah

memenuhi standar. Dimana pendidikan tersebut memiliki sumber daya

manusia yang berkualitas. Dalam pendidikan diperlukan manajerial sumber

daya manusai pendidikan. Manajemen sumberdaya manusia di pendidikan

memiliki keterkaitan yang erat dengan beberapa kegiatan seperti

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian.

Manajerial harus bisa dijalankan oleh kepala sekolah. Mulyasa (2006:151)

mengatakan bahwa “Keberhasilan pendidikan di sekolah sangat ditentukan

oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan

yang tersedia di sekolah.”

1
2

Di sekolah terdapat tenaga kependidikan yang paling berperan dan

sangat menentukan kualitas pendidikan yakni para guru dan kepala

sekolah. Efektivitas sekolah merujuk pada perberdayaan semua komponen

sekolah sebagai organisasi tempat belajar berdasarkan tugas pokok dan

fungsinya masing-masing dalam struktur program dengan tujuan agar

siswa belajar dan mencapai hasil yang telah ditetapkan, yaitu memiliki

kompetensi.

Keberhasilan sekolah dalam meraih mutu pendidikan banyak

ditentukan oleh peran kepala sekolah, karena peran kepala sekolah sangat

kuat mempengaruhi perilaku guru dan sumber-sumber daya pendukung

lainnya. Kepala sekolah merupakan tenaga fungsional guru yang diberi

tugas untuk memimpin suatu sekolah, tempat terselenggarakannya proses

belajar mengajar atau tempat terjadinya interaksi antar guru yang

memberikan pelajaran dan murid yang menerima pelajaran. Keberhasilan

pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah

dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah. Kepala

sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang mempengaruh

dalam meningkatkan kinerja guru.

Kepala sekolah maupun guru merupakan contoh sumber daya

manusia dalam bidang pendidikan. Sumber daya manusia sangat

menentukan output pendidikan. Dengan sumber daya manusia yang

berkualitas tujuan maupun visi sekolah akan terwujud. Sumber daya

manusia yang berkualitas juga harus diseimbangi dengan adanya upaya


3

pengembangan dan motivasi yang diberikan oleh kepala sekolah sebagai

pemimpin dalam sekolah. Selain pengembangan dan motivasi yang

diberikan, diperlukan tahapan seleksi untuk SDM yang dibutuhkan. SDM

yang dibutuhkan sekolah melewati tahapan seleksi untuk melihat kualitas

yang dimilki SDM tersebut.

Tahapan selanjutnya untuk mendapatkan SDM yang berkualitas

perlu adanya penempatan. Dimana proses penempatan ini bertujuan untuk

mengetahui kecocokan SDM dengan kebutuhan sekolah tersebut. Setelah

tahapan-tahapan tersebut telah dilalui dapat dilihat output yang dihasilkan

dalam bidang pendidikan. Proses pemberhentian atau pensiun oleh SDM

yang ada juga memiliki aturan yang telah dibuat oleh sekolah, sebagai

contoh tenaga pendidik yang sudah berumur 60 tahun akan mengalami

pensiun. Lain hal nya untuk tenaga pendidik yang mengalami

pemberhentian kerja, dimana pemberhentian tersebut dapat dilakukan

dengan berdasarkan aturan awal yang telah disepakati oleh kedua belah

pihak dalam proses penyeleksian sumber daya manusia.

Peran kepala sekolah sebagai supervisi dan motivator dalam

meningkatkan kinerja guru dalam bentuk kompetensi professional guru

merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi

pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup

penguasaan substansi isi materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan

substansi keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, kemampuan

mengelola kelas, penguasaan metode strategi belajar serta menambah


4

wawasan keilmuan sebagai guru sudah cukup baik, meskipun sebagian

guru perlu ditingkatkan lagi (Nasuha, Sutadji dan Erwin, 2013: 477).

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan penelitI

di tempat penelitian didapatkan keterangan kepala sekolah yang ada di

SDN CIPINANG BESAR UTARA 11 PAGI bahwa kurangnya komunikasi

dari kepala sekolah terhadap guru yang ada di SDN CIPINANG BESAR

UTARA 11 PAGI. kualitas kinerja guru belumlah sepenuhnya baik,

kedisiplinan yang masih perlu diterapkan, penggunaan media pembelajaarn

yang masih minim, peningkatan sikap persaudaraan dan kerjasama serta

kurangnya sarana dan prasarana untuk penunjang kinerja guru. Terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja guru dalam bekerja.

Diantaranya faktor yang berasal dari dalam diri guru itu sendiri dan faktor

dari luar yang disebabkan oleh rekan kerja, pimpinan, dan lingkungan di

sekitar tempat kerja. Rekan kerja yang memiliki perbedaan cara kerja akan

mempengaruhi kinerja guru yang lain. Pemimpin juga memilki pengaruh

yang besar terhadap kinerja guru karena pemimpin merupakan seorang

yang mengatur, mekinerjaskan, mempengaruhi dan memotivasi kinerja

guru. Lingkungan sekitar tempat kerja yang kurang baik akan

mempengaruhi semangat kerja.

Hal inilah yang kemudian mendorong peneliti untuk melakukan

penelitian yang berjudul “ANALISA PERAN KEPALA SEKOLAH

TERHADAP KINERJA GURU DI SDN CIPINANG BESAR UTARA 11 PAGI”


5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis

mengidentifikasi beberapa masalah, yaitu:

1. Bagaimana analisa peran kepala sekolah terhadap kinerja guru sekolah

dasar?

2. Bagaimana input atau seleksi SDM yang ada di sekolah Cipinang Besar

Utara 11 Pagi?

3. Bagaimana proses penempatan SDM di sekolah Cipinang Besar Utara

11 Pagi?

4. Bagaimana output SDM pendidikan di sekolah Cipinang Besar Utara 11

Pagi?

5. Bagaimana cara pengembangan dan motivasi yang diberikan pada

SDM di sekolah Cipinang Besar Utara 11 Pagi?

C. Pembatasan Masalah

Agar memudahkan dalam penelitian dan tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda, maka pada penelitian ini hanya akan dibatasi

pada masalah, yaitu peran kepala sekolah terhadap kinerja guru di SDN

CIPINANG BESAR UTARA 11 PAGI

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

rumusan masalah umum penelitian, yaitu bagaimana peran kepala sekolah

terhadap kinerja guru di SDN CIPINANG BESAR UTARA 11 PAGI?


6

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran kepala sekolah

terhadap kinerja guru di SDN CIPINANG BESAR UTARA 11 PAGI.

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Secara umum penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Manfaat Teoritis:

Memberikan manfaat terhadap peningkatan kinerja guru sehingga

kinerja pendidikan semakin meningkat. Diharapkan penulisan penelitian ini

dapat meningkatkan peran kepala sekolah menjadi lebih baik.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Kepala Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi Kepala

Sekolah dalam memimpin sekolah.

b. Bagi Sekolah

Sebagai penambah wawasan dalam upaya peningkatan kualitas

kinerja pendidik di sekolah sehingga kinerja pendidikan mengalami

peningkatan.

c. Bagi pembaca

Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan untuk mengkaji

peningkatan kinerja guru di sekolah serta sebagai acuan dalam penelitian

berikutnya.
7

d. Bagi Peneliti

Menambah wawasan peneliti untuk memperoleh pengalaman,

pengetahuan dari hasil penelitian maupun orang-orang yang telah

membantu dalam pelaksanaan penelitian ini.


8

BAB II

ACUAN TEORETIK

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1) Definisi Analisis

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan,

karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal

usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya) (Salim & Peter,

2002). Analisa berdasarkan definisi diatas diartikan sebagai sebuah

kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui sebab dan akibat dalam

sebuah peristiwa. Kegiatan penyelidikan tersebut dilatar belakangi

karena adanya tujuan yang ingin dicapai, sehingga penyelidikan

dilakukan dengan maksud untuk memastikan bahwa tujuan tersebut

dapat berhasil.

Wiradi (2009) dalam Mia mengatakan bahwa analisis merupakan

serangkaian perbuatan meneliti, mengurai, membedakan, memilah

sesuatu untuk digolongkan serta dikelompokkan berdasarkan keterkaitan

serta penafsiran makna dari setiap kriteria. (Agustina, 2013). Wiradi

menyatakan bahwa analisis adalah serangkaian kegiatan yang dimulai

dengan melakukan penelitian, selanjutnya menguraikan setiap

masalahnya, lalu membedakan jenis masalah yang didapat, dan terakhir

masalah tersebut dikelompokkan sesuai dengan sumber masalah

tersebut berasal. Analisis dikatakan Wardi sebagai kegiatan untuk


9

mengidentifikasi adanya temuan dengan proses yang sistematis.

Berdasarkan dua teori di atas tentang analisis, dapat diartikan

bahwa analisis merupakan sebuah kegiatan penyelidikan yang

direncanakan secara sistematis untuk mengungkap sebab dan akibat

dalam sebuah peristiwa yang bertujuan untuk bahan penilaian atau bahan

pengembangan dalam meningkatkan atau mencapai sebuah tujuan.

2) Peran Kepala Sekolah

Istilah “peran” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai

arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyong,

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki orang yang berkedudukan

dimasyarakat. Sedangkan istilah peran digunakan dalam lingkungan

pekerjaan, peran adalah seseorang yang diberi (atau mendapatkan)

sesuatu posisi, juga diharapkan menjalankan perannya sesuai dengan

apa yang diharapkan oleh pekerjaan tersebut.

Kepala sekolah berasal dari dua kata yaitu “kepala” dam “sekolah”.

Kata kepala dapat diartikan “ketua” atau “pemimpin” dalam suatu

organisasi atau suatu lembaga. Sedangkan kata “sekolah” diartikan

sebagai sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi

pelajaran. Secara sederhana peran kepala sekolah dapat didefinisikan

sebagai seorang guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah

dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, tempat dimana terjadi

interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima

pelajaran.
10

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2017 pasal 54 tentang guru

dikatakan bahwa, tugas kepala satuan pendidikan yaitu melaksanakan

tugas manejerial, pengembangan kewirausahaan, dan supervisi kepada

guru dan tenaga pendidik. Kepala sekolah dituntut mempunyai

kemampuan manajerial yang handal dan visioner, agar mampu

mengelola sekolah dengan baik dan mempunyai gambaran mental

tentang masa depan yang dipacu bagi sekolah yang dipimpinnya.

Mulyasa mengatakan bahwa kepala sekolah adalah seorang

pemimpin yang mengelola dan bertanggung jawab terhadap

penyelenggaraan pendidikan pada lembaga. Kondisi ini menunjukkan

bahwa kepala sekolah memegang peran dan fungsi yang penting dalam

membangun serta mengembangkan lembaga pendidikan. Peran kepala

sekolah meliputi kepemimpinan personalia, kepemimpinan

pembelajaran, dan kepemimpinan pembiayaan (Rasmianto,2003:19).

Kepala sekolah sebagai pemimpin pendidikan harus dapat mengenal dan

mengerti berbagai kedudukan, keadaan, dan apa yang diinginkan, baik

oleh guru maupun oleh pegawai tata usaha serta pembantu lainnya.

Sehingga dengan kerja sama yang baik dapat menghasilkan pikiran yang

harmonis dalam usaha perbaikan sekolah.

Wahjosumidjo menyatakan bahwa kepala sekolah yang berhasil

adalah mereka yang memahami keberadaan sekolah sebagai organisasi

yang kompleks dan unik, serta mampu melaksanakan peranannya


11

sebagai seorang yang diberi tanggung jawab untuk memimpin sekolah.

Sedangkan Rosyada menegaskan bahwa sekolah akan mencapai

performa terbaik jika dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang kuat,

visioner, konsisten, demokratis, dan berani mengambil keputusan yang

strategis. Sebagai pemimpin pendidikan, kepala sekolah dituntut untuk

selalu mengadakan perubahan dan harus memiliki semangat yang

berkesinambungan untuk mencari terobosan-terobosan baru demi

menghasilkan suatu perubahan yang bersifat pengembangan dan

penyempurnaan, dari kondisi yang memperhatinkan menjadi kondisi yang

dinamis, baik dari segi fisik maupun akademis, seperti perubahan

keilmuan, atmosfer belajar, dan peningkatan strategi pembelajaran.

Pentingnya posisi kepala sekolah dalam sebuah lembaga

pendidikan, menuntut kepada semua kepala sekolah untuk selalu

berinteraksi dan berinovasi dalam mengelola dan mengembangkan

pendidikan. Mulyasa menyatakan bahwa dalam menjalankan tugas dan

fungsinya, kepala sekolah mampu berperan sebagai EMASLIM yaitu

Kepala Sekolah berperan sebagai Educator, Manager, Administrator,

Supervisor, Leader, Inovator, dan juga Motivator.

a. Kepala Sekolah Sebagai Educator (Pendidik)

Kualitas dan kompetensi kepala sekolah secara umum,

setidaknya mengacu kepada empat hal pokok, yaitu: a) sifat dan

keterampilan kepemimpinan, b) kemampuan pemecahan masalah, c)

keterampilan sosial, dan d) pengetahuan dan kompetensi profesional.


12

Secara garis besar kualitas dan kompetensi kepala sekolah dapat

dinilai dari kinerjanya dalam mengaktualisasikan fungsi dan

peranannya sebagai sebagai pendidik, yaitu;

1. Prestasi sebagai guru mata pelajaran. Seorang kepala sekolah


dapat melaksanakan program pembelajaran dengan baik. Dapat
membuat program pembelajaran, kisi-kisi soal, analisa soal, dan
dapat melakukan program perbaikan dan pengayaan.
2. Kemampuan membimbing guru dalam melaksanakan tugas.
3. Mampu memberikan alternatif pembelajaran yang efektif
4. Kemampuan membimbing karyawan dalam melaksanakan tugas
sebagai tata usaha, pustakawan, laboratorium, dan bendahara.
5. Kemampuan membimbing stafnya untuk lebih berkembang terkait
pribadi dan profesinya.
6. Kemampuan membimbing bermacam-macam kegiatan siswa.
7. Kemampuan belajar mengikuti perkembangan IPTEK, dalam forum
diskusi, bahan referensi, dan mengikuti perkembangan ilmu melalui
media elektronika.

b. Kepala Sekolah Sebagai Manajer

Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses

merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan

mengendalikan usaha para anggota organisasi serta mendayagunakan

seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Dikatakan suatu proses, karena semua manajer

dengan ketangkasan dan keterampilan yang dimilikinya mengusahakan

dan mendayagunakan berbagai kegiatan yang saling berkaitan untuk

mencapai tujuan. Gasperz mengatakan bahwa manajer adalah orang

yang melakukan sesuatu secara benar (People who do things right).

Dengan demikan, peran kepala sekolah sebagai manajer harus mampu

merencanakan dan mengatur serta mengendalikan semua program


13

yang telah disepakati bersama dengan benar.

Menurut Stoner dalam Wahjosumidjo, ada delapan macam fungsi

seorang manajer yang perlu dilaksanakan dalam suatu organisasi, yaitu

bahwa para manajer 1) Bekerja dengan, dan melalui orang lain, 2)

Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan, 3) Dengan waktu

dan sumber yang terbatas mampu menghadapi berbagai persoalan, 4)

Berpikir secara realistis dan konseptual, 5) Sebagai juru penengah, 6)

Sebagai juru seorang politisi, 7) Sebagai seorang diplomat, dan 8)

Pengambilan keputusan yang sulit.

Selain fungsi manajemen di atas, kepala sekolah harus

mempunyai tiga keterampilan manajer, antara lain:

1. Keterampilan konsep, yaitu menciptakan konsep-konsep baru


dalam mengatasi masalah.
2. Keterampilan hubungan manusia, yaitu mampu melakukan
komunikasi dengan baik, bergaul akrab, bisa bekerja sama,
menciptakan iklim kerja yang kondusif, dan sebagainya.
3. Keterampilan tehnik, yaitu keterampilan dalam melaksanakan
tugas-tugas langsung di lapangan dalam memecahkan masalah.

c. Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Pada dasarnya secara konseptual administrasi yang baik

menduduki tempat yang sangat menentukan dalam struktur dan

artikulasi sistem manajemen pendidikan di sekolah. Tugas kepala

sekolah sebagai administrator dalam konteks struktur dan artikulasi

sistem pendidikan menurut Danim dalam Sagala adalah

mengarahkan, mengoordinasikan, dan mendorong ke arah

keberhasilan pekerjaan bagi semua staf dengan cara mendefinisikan


14

tujuan, mengevaluasi kinerja, mengelola sumber-sumber organisasi

dan lain-lain. Peran administrator adalah melakukan perubahan ke

arah yang lebih berkualitas dan kompetitif, sehingga sekolah yang

dipimpinnya mempunyai pengaruh kuat terhadap tatanan sosial di

mana sekolah itu berada dan berpengaruh pula pada semua guru dan

personel sekolah serta peserta didiknya.

Tugas pengelola (administrator) pendidikan antara lain:

1) Perencanaan, yaitu menguraikan dalam garis-garis besar hal-hal


yang harus dikerjakan dan cara ke arah pelaksanaan tujuan.
2) Pengorganisasian, yaitu penentuan suatu kerangka yang
menunjukkan wewenang untuk mengatur bagian-bagian dan
mambatasinya, serta mengoordinasikannya untuk tujuan tertentu.
3) Menyusun suatu staf, yaitu memasukkan dan melatih personel
dan memelihara pekerjaan yang menguntungkan.
4) Memimpin suatu tugas terus-menerus, yaitu membuat keputusan-
keputusan dan mencantumkannya dalam peraturan-peraturan
umum dan instruksi-instruksi yang berfungsi sebagai pemimpin
dalam usaha.
5) Mengoordinasi, yaitu menghubung-hubungkan berbagai bagian
dari pekerjaan agar semua anggota kelompok mendapat
keputusan yang sama.
6) Membuat laporan untuk atasan, yang berarti bahwa pemimpin
dan para bawahannya melalui catatan-catatan, penyelidikan-
penyelidikan, pengawasan yang selalu mengikuti seluk beluk dari
pekerjaan.
7) Menentukan anggaran belanja, suatu perencanaan mengenai
keuangan, pertangungan jawab dan kontrol.

d. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

Menurut konsep kuno supervisi dilaksanakan dalam bentuk

“inspeksi” atau mencari kesalahan guru dalam melaksanakan tugas

mengajar. Sedangkan dalam pandangan modern sepervisi adalah

usaha untuk memperbaiki situasi belajar mengajar, yaitu supervisi

sebagai bantuan bagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajar


15

untuk membantu peserta didik agar lebih baik dalam belajar. Dengan

kata lain supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yagn

direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif.

Misi utama supervisi pendidikan adalah memberi pelayanan

kepada guru untuk mengembangkan mutu pembelajaran,

memfasilitasi guru agar dapat mengajar dengan efektif. Melakukan

kerja sama dengan guru atau staf lainnya untuk meningkatkan

pertumbuhan profesionalisme semua anggotanya.

Sebagai supervisor, kepala sekolah berfungsi untuk

membimbing, membantu dan mengarahkan tenaga pendidik untuk

menghargai dan melaksanakan prosedur-prosedur pendidikan guna

menunjang kemajuan pendidikan. Kepala sekolah juga harus mampu

melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk

meningkatkan kinerja tenaga pendidik. Hal ini dilakukan sebagai

tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga pendidik tidak

melakukan penyimpangan dan lebih hati-hati dalam melaksanakan

tugasnya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan pada diri

setiap guru oleh kepala sekolah sebagai supervisor adalah: (1)

kepribadian guru, (2) peningkatan profesi secara kontinu, (3) proses

pembelajaran, (4) penguasaan materi pembelajaran, (5) keragaman

kemampuan guru, (6) keragaman daerah, dan (7) kemampuan guru


16

dalam bekerja sama dengan masyarakat.

Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan

kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan meliputi kegiatan kunjungan

kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung,

terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang

digunakan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dari

hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus keunggulan

guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan

kompetensi guru yang bersangkutan. Selanjutnya diupayakan solusi,

pembinaan dan tindakan lanjut tertentu sehingga guru dapat

memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan

keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.

Dalam menghadapi kurikulum yang berisi perubahan-perubahan

yang cukup besar dalam tujuan, isi, metode dan evaluasi

pengajarannya, sudah sewajarnya kalau para guru mengharapakan

saran dan bimbingan dari kepala sekolah mereka. Dari ungkapan ini,

mengandung makna bahwa kepala sekolah harus betul-betul

menguasai kurikulum sekolah. Mustahil seorang kepala sekolah dapat

memberikan saran dan bimbingan kepada guru, sementara dia sendiri

tidak menguasainya dengan baik.

e. Kepala Sekolah Sebagai Leader

Kepemimpinan adalah kekuatan dinamis penting yang


17

memotivasi dan mengkoordinasikan organisasi dalam rangka

mencapai tujuan melalui suatu proses untuk mempengaruhi orang

lain, baik dalam organisasi maupun diluar organisasi untuk mencapai

tujuan yang diinginkan dalam suatu situasi dan kondisi tertentu.

Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) harus mampu

memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemampuan

tenaga kependidikan. Ada beberapa karakter yang harus dimiliki

kepala sekolah sebagai leader yaitu, kepribadian, keahlian dasar,

pengalaman dan pengetahuan profesional, serta pengetahuan

administrasi dan pengawasan. Menurut John Gage, “Leader is a

guide; a conductor; a commander”. Pemimpin itu adalah penunjuk,

pemandu, penuntun, dan komandan. Sedangkan kepribadian Kepala

Sekolah sebagai pemimpin (leader) akan tercermin dalam sifat-

sifatnya (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggung jawab, (4) berani

mengambil resiko dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang

stabil, dan (7) teladan. Semua kepridaian yang disebutkan tersebut

akan sangat mendukung dalam melaksanakan tugas sebagai

pemimpin secara efektif dan lancar.

f. Kepala Sekolah Sebagai Inovator

Seseorang yang menjabat sebagai kepala sekolah, selain

kemampuannya dalam memimpin dinilai kuat disisi lain, seseorang yang

menjabat sebagai kepala sekolah adalah seseorang yang mampu

memberikan solusi atau jalan keluar dalam berbagai masalah yang ada
18

di sekolah yang ia pimpin. Kepala sekolah dituntut akan adanya

perubahan menuju lebih baik dengan gagasan-gagasan yang baru,

yang uptodate, dan mempunyai nilai jual tinggi dalam setiap program-

programnya.

Kepala sekolah dikatakan sebagai innovator adalah kepala

sekolah yang mempunyai kriteria seperti di bawah ini.

1) Memiliki gagasan baru (proaktif) untuk inovasi kemajuan dan


perkembangan sekolah, maupun memilih yang relevan untuk
kebutuhan lembaganya.
2) Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru tersebut
dengan baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif kearah
kemajuan. Gagasan tersebut dapat berupa: pengembangan
kegiatan KBM, peningkatan perolehan hasil UASBN/UN,
penggalian dan operasional, peningkatan prestasi siswa melalui
kegiatan ekstrakurikuler dan sebagainya.
3) Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif
(pengaturan tata ruang kantor, kelas, perpustakaan, halaman,
interior, musholla atau masjid) untuk bertugas dengan baik.
Dengan lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat
kerjanya yang baik. Lebih kondusif untuk belajar bagi siswa dan
kondusif bagi guru/karyawan. Jadilah lingkungan yang mendukung
dalam arti fisik maupun social psikologis.

g. Kepala Sekolah Sebagai Motivator

Dalam upaya peningkatan profesionalisme guru, motivasi

merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh kepala sekolah

di samping cara-cara yang lain. Motivasi adalah proses yang memberi

semangat, arah, dan kegigihan perilaku.

Motivasi merupakan pendorong bagi seseorang dalam

melakukan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diharapkan, motivasi

merupakan kunci utama semua kesuksesan. Motivasi merupakan


19

mesin, ruang pompa keinginan, impian dan ambisi setiap orang,

motivasi merupakan jembatan antara hasrat dan tindakan.

Seseorang tidak akan mampu melangkah jauh tanpa motivasi.

Maka dari itu, Kepala Sekolah harus memiliki motivasi yang tinggi

sehingga diharapkan mampu menjadi orang terdepan dalam

memberikan spirit bagi para guru dalam peningkatan profesionalisme

kinerja mereka masing-masing. Kepala sekolah yang memiliki

motivasi rendah bisa dipastikan akan berdampak buruk akan

rendahnya motivasi kinerja guru, rendahnya motivasi kinerja guru

akan mempengaruhi pula pada rendahnya motivasi belajar siswa, jika

fenomena semacam ini terjadi pada suatu lembaga pendidikan maka

mustahil lembaga pendidikan tersebut berhasil dalam mencapai

tujuan pendidikan sebagaimana yang dicita-citakan oleh kepala

sekolah beserta para anggotanya.

Kepala sekolah merupakan unsur vital bagi efektifitas lembaga

pendidikan. Kepala Sekolah yang baik akan bersikap dinamis untuk

menyiapkan berbagai macam program pendidikan untuk memotivasi

semua guru dan tenaga kependidikan di sekolah bakan siswa itu

sendiri. Kepemimpinan yang berkaitan dengan masalah Kepala

sekolah dalam meningkatkan kesempatan untuk mengadakan

pertemuan secara efektif dengan para guru dalam situasi kondusif,

perilaku kepala sekolah harus dapat mendorong kinerja para guru

dengan menunjukkan rasa bersahabat, dekat dan penuh


20

pertimbangan terhadap para guru, baik sebagai individu maupun

sebagai kelompok. Perilaku pemimpin yang positif dapat mendorong

kelompok dalam mengarahkan dan memotifasi individu untuk bekerja

sama dengan kelompok dalam rangka mewujudkan tujuan lembaga

pendidikan.

3) Pengertian Kinerja Guru

a. Kinerja

Terdapat beberapa kerangka berpikir mengenai kinerja. Bernardin

dan Russel (1993; 378) dalam Ruky (Ruky, 2006) mengatakan

“performance is defined as the record of outcomes produced on a

specified job function or activity during a specified time period”.

Pernyataan Bernardin dan Russel menjelaskan bahwa kinerja

didefinisikan sebagai pencapaian yang diraih oleh dari fungsi-fungsi (job

description) tertentu dalam kurun waktu yang ditetapkan.

LePine and Wesson (2009: 37) dalam Mansur Hakim (Mansur

Hakim, 2017) juga mengatakan "job performance is formally defined as

the value set of employee behaviors that contribute, either positively or

negatively to organizational goal accomplishment". Penjelasan LePine

dan Wesson dapat dipahami bahwa kinerja didefinisikan sebagai bagian

dari nilai kontribusi setiap karyawan, baik secara positif atau negative

dalam mencapai target organisasi.

Amiartuti dalam jurnalnya mengatakan “Performance is result or

success level of a person as a whole during a given period in


21

implementing tasks if compared to various possibilities, such as work

results, target or goal or criteria have been determined first and have

been agreed together”. (Amiartuti, 2015) Penjelasan Amiartuti dapat

diartikan bahwa kinerja adalah hasil atau pencapaian yang didapat

seseorang secara keseluruhan selama periode yang ditentukan dalam

melaksanakan sebuah tugas, yaitu dengan membandingkan hasil kerja

dengan target atau standar yang ditentukan terlebih dahulu dan yang

telah disepakati bersama.

Berdasarkan dari pendapat para ahli di atas, dapat dikatakan

bahwa kinerja adalah hasil kerja yang diperoleh dari kontribusi

seseorang sesuai dengan tugas dan fungsinya di dalam instansi yang

didasarkan pada target dan standar yang telah disepakati oleh kedua

pihak, baik pihak instansi maupun pihak pekerja.

b. Guru

Undang-undang nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen

pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional

dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan

menengah. Guru dalam pengertiannya menurut UU nomer 14 tahun

2005 adalah tenaga professional yang mempunyai tugas utama yaitu

merubah anak-anak dari yang tidak bisa menjadi bisa. Guru profesional
22

yang dimaksud dalam undang-undang adalah guru yang memenuhi

standar kompetensi sebagai seorang guru.

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan

keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki.1 Kompetensi

seorang guru, selain mahir dalam bidang pengetahuan dan

keterampilan, namun harus disertai dengan perilaku yang panutan.

Kompetensi yang wajib dimiliki oleh seorang guru ialah kompetensi

pedagogic, kompetensi kepribadian, kompetensi social dan kompetensi

profesional. Empat standar kompetensi tersebut ialah syarat yang harus

dimiliki seorang guru professional.

(Nasional, 2008) Indicator ketercapaian kompetensi pedagogic

diantaranya adalah ;

a. Penguasaan terhadap karakteristik peserta didik dari aspek


fisik, moral, sosial, kultural, emosional dan intelektual.
b. Penguasaan terhadap teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik.
c. Mampu mengembangkan kurikulum yang terkait dengan
bidang pengembangan yang diampu.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang
mendidik.
f. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
g. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
peserta didik.
h. Melakukan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar,
memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
i. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas
pembelajaran.

1
Gorky Sembiring, Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur, Menjadi Guru Sejati, (Yogyakarta: Best
Publisher, 2009), h.39
23

Kompetensi kepribadian yaitu rasa bangga yang harus dimiliki

seorang guru ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang tenaga

pendidik. Guru professional harus mampu menjadikan dirinya seorang

panutan dan memberikan intervensi kepada peserta didik, sehingga

peserta didik secara mental dan watak mengikuti kepribadian gurunya.

Indicator ketercapaian kompetensi kepribadian diantaranya adalah ;

a. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan


kebudayaan nasional Indonesia.
b. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia,
dan teladan bagi peserta didik dan masyarakat.
c. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa,
arif, dan berwibawa.
d. Menunjukan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa
bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.
e. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.

Kompetensi social yaitu kompetensi yang menuntut seorang guru

menjalin komunikasi dengan lingkungan sekolah yang dalam hal ini

adalah orang tua murid dan masyarakat. Kemampuan sosial meliputi

kemampuan guru dalam berkomunikasi, bekerja sama, bergaul

simpatik, dan mempunyai jiwa yang menyenangkan. Kriteria kinerja

guru yang harus dilakukan adalah;

a. Bertindak objektif serta tidak diskriminatif karena


pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar
belakang keluarga, dan status social ekonomi.
b. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
c. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik
Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.
d. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi
lain secara lisan dan tulisan atau bentuk lain.
24

Kompetensi professional yaitu kemampuan penguasaan materi

pelajaran, update pengetahuan, dan mahir dalam pemanfaatan

teknologi. Indicator ketercapaian seorang guru berkenaan dengan

aspek ;

a. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan


yang mendukung mata pelajaran yang diampu.
b. Menguasai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
c. Mengembangkan materi pelajaran yang diampu secara kreatif.
d. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan
dengan melakukan tindakan reflektif.
e. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
berkomunikasi dan mengembangkan diri.

c. Kinerja Guru

Kinerja guru dapat diartikan sebagai pencapaian kontribusi

seorang guru terhadap target atau standar kompetensi yang telah

disepakati. James B. Whitaker dalam bukunya the government

pervormance result Act 1993, menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

Pengukuran kinerja juga digunakan untuk menilai pencapaian tujuan

dan sasaran. Dengan demikian jika dikaitkan dengan sekolahan maka

pengukuran kinerja adalah instrument bagi peningkatan mutu

penginformasian kualitas kerja para pengelola sekolah.2

2
Moh. Uzer Usman, menjadi guru Profesional, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2001
25

Sementara Stronge (2010: 4) dalam jurnal Mansur Hakim (Mansur

Hakim, 2017) mengatakan “aspects of teacher performance:

professional knowledge, data-driven planning, teaching delivery,

assessment of learning, learning environment, communication and

provision of assistance, professionalism, and student progress”.

Stronge mengidentifikasi delapan aspek dari kinerja guru yaitu

kompetensi professional, pembuatan rencana berdasarkan data,

penyampaian materi, ketuntasan materi, suasana belajar, layanan

komunikasi dan bantuan, professional dan kemajuan siswa.

B. Pengembangan Analisis Konseptual


Kepala sekolah dituntut harus mampu untuk berperan sebagai

EMASLIM yaitu Kepala Sekolah berperan sebagai Educator, Manager,

Administrator, Supervisor, Leader, Inovator, dan juga Motivator. Peran

kepala sekolah sebagai manager ialah mampu mengatasi masalah dan

mampu bekerja melalui orang lain, yang dalam hal ini pemberdayaan

tenaga pendidik. Peran kepala sekolah dalam menghadirkan tenaga

pendidik dimulai dari proses perencanaan perekrutan tenaga pendidik,

pengadaan tenaga pendidik hingga tahap seleksi.

a. Perencanaan

Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk


menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kuantitatif
maupun kualitatif untuk sekarang dan masa depan.
Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat
memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tenang
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi.
Karena itu, sebelum menyusun rencana, dilakukan analisis
26

pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi


pekerjaan. Informasi ini sangat membantu dalam menentukan
jumlah pegawai yang diperlukan, dan juga untuk menghasilkan
spesisfikasi pekerjaan. spesifikasi jabatan ini memberi
gambaran tentang kualitas minimum pegawai yang dapat
diterima dan yang perlu untuk melaksanakan pekerjaan
sebagaimana mestinya. 3 Di indonesia status kepegawaian
tenaga pendidik dan kependidikan terbagi menjadi 2 status
yaitu PNS dan Non PNS dan berada di bawah naungan
Departemen Pendidikan Nasional (DIKNAS) dan Departemen
Agama (DEPAG). Dalam melakukan perencanaan SDM dapat
mengunakan beberapa metode yaitu metode tradisional dan
metode perencanaan terintegrasi.

b. Pengadaan

Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk


memenuhi kebutuhan pegawai pada suatu lembaga, baik
jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai
yang sesuai dengan kebutuhan, dilakukan kegiatan rekruitmen,
yaitu usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon
pegawai yang memenuhi syarat sebanyak mungkin, untuk
kemudian dipilih calon terbaik dan tercakap.

c. Seleksi

Seleksi didefenisikan sebagai suatu proses pengambilan


keputusan dimana individu dipilih untuk mengisi suatu jabatan
yang didasarkan pada penilaian terhadap seberapa besar
karakteristik individu yang bersangkutan, sesuai dengan yang
disyaratkan oleh jabatan tersebut. Tujuan utama dari seleksi
adalah untuk mengisi kekosongan jabatan dengan personil
yang memenuhi persyaratan yang memenuhi persyaratan
yang ditentukan dan membantu meminimalkan pemborosan
waktu, usaha, dan biaya yang harus diinvestasikan bagi
pengembangan pendidikan para pegawai.

Kepala sekolah selain berperan sebagai menejer, mereka juga

dituntut untuk memiliki peran sebagai administrator. Tugas dan peran

3
Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009), p.67-68
27

kepala sekolah sebagai administrator dalam satuan pendidikan ialah

mengarahkan, mengoordinasikan, dan mendorong ke arah keberhasilan

pekerjaan bagi semua staf dengan cara mendefinisikan tujuan,

mengevaluasi kinerja, mengelola sumber-sumber organisasi dan lain-

lain. Peran kepala sekolah sebagai administrator dalam kaitannya

pemberdayaan sumber daya manusia pendidikan setelah proses seleksi

yaitu memberikan orientasi kepada tenaga pendidikan yang telah

diterima, selanjutkan menentukan jabatan yang sesuai dengan kriteria

sampai pada mendefinisikan tujuan rekrutmen kepada tenaa pendidik

baru melalui penugasan.

d. Orientasi

Orientasi adalah pengenalan dan adaptasi terhadap


sebuah situasi atau lingkungan baru. Istilah lain yang sering
digunakan untuk program pengenalan ini yaitu indoktrinasi dan
induksi (Marwansyah, 2012:141). Orientasi adalah prosedur
untuk memberikan informasi latar belakang mendasar
mengenai organisasi kepada pegawai baru (Dessler,
2011:282).

e. Penempatan

Penempatan adalah proses pemberian tugas dan


pekerjaan kepada tenaga kerja yang lulus seleksi untuk
dilaksanakan sesuai ruang lingkup yang telah ditetapkan, serta
mampu mempertanggung jawabkan segala resiko dan
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atas tugas dan
pekerjaan, wewenang serta tanggung jawabnya. (Siswanto,
2005)

f. Penugasan

“An assignment is a task that someone is given to do,


usually as part of their job”.( The Free Dictionary: 2018). Definisi
bahasa inggris tersebut dapat diartikan bahwa penugasan
28

adalah tugas yang diberikan seseorang untuk dilakukan,


biasanya sebagai bagian dari pekerjaan mereka.

Tugas dan peran kepala sekolah selain menjadi menejer dan

administrator dalam kaitanya dengan pemberdayaan sumber daya manusia

pendidikan juga sebagai motivator. Kepala Sekolah harus memiliki motivasi

yang tinggi sehingga diharapkan mampu menjadi orang terdepan dalam

memberikan spirit bagi para guru dalam peningkatan profesionalisme

kinerja mereka masing-masing. Tiga hal yang menjadi bagian dari motivasi

eksternal seorang tenaga pendidik yang diharapkan dari kepala sekolah

yaitu 1) kompensasi dan kesejahteraan, 2) Pemberdayaan , dan 3)

Pengembangan kompetensi, keprofesian dan jalur karir.

g. Kompensasi dan Kesejahteraan

Menurut Singodimedjo dalam tulisan Edy Sutrisno (2009),


kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang
karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau
tenaga yang telah diberikannya pada perusahaan tersebut.
Menurut Panggabean dalam tulisan Edy Sutrisno (2009),
kompensasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kompensasi
langsung dan kompensasi tidak langsung.

h. Pemberdayaan
Pemberdayaan adalah suatu konsep yang mengandung
makna perubahan yang terjadi pada diri seseorang atau dengan
kata lain pemberdayaan bertujuan mengangkat harga diri
seseorang, dimana dalam kesehari-hariannya dalam melakukan
pekerjaan tidak lagi ketergantungan dengan pimpinan serta
memiliki kewenangan dalam melaksanakan tugasnya.

i. Pengembangan Kompetensi

Pengembangan Kompetensi Guru Pengembangan


kompetensi guru adalah peningkatan dan pembinaan yang
dilakukan dalam upaya mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan
29

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan kewajiban-


kewajibannya secara bertanggungjawab dan layak. Adapun
bentuk-bentuk pengembangan kompetensi guru meliputi
supervise, sertifikasi guru atau PPG, pendidikan dan pelatihan
dan Uji Kompetensi Guru (UKG).

C. Bahasan hasil-hasil penelitian yang relevan

Hasil penelitian yang yang dilakukan oleh Muhammad Nur (2016).

Penelitian yang berjudul “MANAJEMEN SEKOLAH DALAM

MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN PADA SDN DAYAH GUCI

KABUPATEN PIDIE”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan, dengan

meliputi: (1) Perencanaan program sekolah; (2) Pelaksanaan program

sekolah dan (3) Hambatan yang dihadapinya. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif, teknik

pengumpulan data dilakukan melalui pedoman wawancara, pedoman

observasi, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala

sekolah, pengawas dan guru pada SD Negeri Dayah Guci Kabupaten

Pidie.

Hasil penelitiannya ditemukan: (1) Perencanaan program sekolah

mencakup: program pengajaran, meliputi: kebutuhan tenaga guru

pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku pelajaran, alat-alat

pelajaran dan alat peraga, pengadaan atau pengembangan

laboratorium sekolah, pengadaan atau pengembangan perpustakaan

sekolah, sistem penilaian hasil belajar, dan kegiatan kurikuler; (2)

Pelaksanaan program sekolah yaitu strategi yang diterapkan untuk


30

tercapainya peningkatan mutu pendidikan, meliputi: sosialisasi program,

analisis SWOT, pemecahan masalah, peningkatan mutu, dan

pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program sekolah; dan (3)

Hambatan dalam perencanaan program sekolah, antara lain kurangnya

partisipasi masyarakat dan kesulitan ekonominya sehingga dukungan

mereka terhadap manajemen sekolah ikut rendah. Diharapkan kepada

pengawas agar dapat mengarahkan dan mengawasi kepala sekolah

dalam peningkatan mutu pendidikan tentang perencanaan program

sekolah, pelaksanaan program dan hambatan yang dihadapinya secara

tepat guna, efektif dan efesien sehingga mutu pendidikan di sekolah

tersebut dapat ditingkatkan.

Adapun penelitian relevan lainnya yang telah dilakukan oleh

Khairul Anam (2017). Tujuan penelitian ini adalah 1) Untuk

mendeskripsikan peranan kepala sekolah dalam menerapkan

manejemen mutu pendidikan, 2) Untuk mendiskripsikan faktor-faktor

peningkat mutu pendidikan. Metode penelitian yang digunakan adalah

penelitian kualitatif deskriptif 3) Untuk mengetahui faktor-faktor

peningkat mutu pendidikan. Hasil penelitian berupa pokok-pokok

temuan yaitu: 1) Peningkatan mutu pembelajaran di SDN Karangasem

06 Batang bagaimana kepala sekolah dapat mengelola manajemen

sekolah serta kemampuan dalam menetapkan Visi, Misi, Tujuan

Pendidikan SDN Karangasem 06 Batang dan Sasaran tepat sesuai

dengan situasi dan kondisi sekolah, 2) Peningkatan mutu kompetensi


31

kepemimpinan kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya

sangat ditentukan motivasi diri kepala sekolah serta bagaimana bisa

mengelola Input Pembelajaran, menyelenggarakan Proses

Pembelajaran, menghasilkan Output Pembelajaran, 3) Secara

keseluruhan kondisi Kepala sekolah SDN Karngasem 06 Batang dalam

menjalankan tugas dan fungsinya sebagai Educator (Pendidik), sebagai

Manajer, sebagai Administrator, sebagai Supervisor, sebagai Leader

(Pemimpin), sebagai Inovator, sebagai Motivator sangat baik sehingga

kepala sekolah bisa menjadi contoh dalam menjalankan tugasnya.

Kesimpulan dari penilian ini yaitu 1) Kepala sekolah SDN Karangasem

06 Batang dalam menerapkan manajemen mutu pendidikannya dengan

cara merealisasikan kebijakan sekolah itu sendiri, 2) Kepala sekolah

SDN Karangasem 06 Batang dalam menjalankan kepemimpinannya

telah melaksanakan peran dan fungsinya sebagai Edukator, Manajer,

Administrator, Supervisor, Leader, Inovator dan Motivator serta Manajen

Mutu Pendidikan dengan berhasil baik, 3) Faktor-faktor peningkat mutu

pendidikan di SDN Karangasem 06 Batang ini meliputi guru, siswa,

kurikulum, sarana dan prasarana, serta peran masyarakat atau

lingkungan sekitar yang menjadikan sekolah.


32

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berupaya menelaah tentang seberapa jauh peran
kepala sekolah terhadap kinerja guru. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian kualitatif.. Penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi obyek yang alamiah, dimana manusia adalah sebagai sumber
utama dan hasil penelitiannya berupa kata atau pernyataan yang sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya (alamiah). Sesuai dengan pendapat
Denzin dan Loncoln yang mengatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan metode yang
ada.
Sedangkan penelitian deskriptif merupakan bentuk penelitian yang
paling dasar, yakni mendeskriptikan atau menggambarkan fenomena-
fenomena yang ada, baik yang alamiah maupun yang direkayasa. Penelitian
deskriptif memiliki beberapa varian, tetapi pada penelitian ini menekankan
pada studi kasus. Studi kasus yaitu metode untuk menghimpun dan
menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Jenis penelitian study
kasus digunakan karena strategi penelitian yang mangkaji secara rinci atas
suatu latar atau satu orang subjek atau peritiwa tertentu.
Penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus
merupakan suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu. Adapun
tujuan study kasus adalah untuk memberikan gambaran secara detail
tentang latar belakang sifat-sifat karakter yang khas dari individu tertentu.
Penenkanannya adalah pemahaman tentang mengapa subjek tersebut
33

melakukan hal demikian dan bagaimana perilaku berubah ketika subjek


tersebut memberi tanggapan terhadap lingkungan.
B. Penentuan Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian secara teoritis dapat diartikan sebagai orang-orang
yang menjadi sumber informasi atau narasumber dalam memberikan data
yang sesuai dengan lingkup masalah yang diteliti. Pemilihan informan dalam
penelitian ini meliputi pihak-pihak yang terlibat langsung dengan kinerja guru
di sekolah tersebut, yaitu :
1. Kepala Sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi
2. Guru SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi

b. Obyek Penelitian
1) Obyek penelitian ini adalah berusaha memahami peran kepala sekolah
terhadap kinerja guru sekolah dasar (Studi pada SDN Cipinang Besar
Utara 11 Pagi

C. Metode pengumpulan data


a. Observasi
Observasi meruapakan suatu metode pengumpulan data dengan
jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang

berlangsung. Metode ini digunakan peneliti untuk memperoleh data yang


tidak dapat diperoleh melalui wawancara dan kedudukan data tersebut
sebagai data sekunder atau pelengkap dari data yang diperoleh dari hasil
wawancara. Manfaat yang diperoleh dari metode ini, antara lain :
1) Peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi
sosial, jadi akan diperoleh pandnagan yang holistic;
2) Peneliti mendapat pengalaman langsung;
3) Dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain;
4) Dapat mengungkap hal-hal yang tidak terespon dalam wawancara;
5) Dapat menemukan hal-hal diluar responden, dan
34

6) Dengan pengamatan di lapangan, peneliti tidak hanya mendapat hal-hal


yang berkaitan dengan yang diteliti, tetapi juga ada kesan-kesan
mendalam mengenai situasi sosial diteliti.
Adapun jenis observasi yang digunakan peneliti adalah observasi
nonpartisipatif, yakni pengamat tidak ikut serta dalam kegiatan, dia hanya
berperan mengamati kegiatan, tidak ikut dalam kegiatan. Teknik observasi
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data pelaksanaan peran
kepala sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan sekolah dasar,
mengamati secara langsung proses kegiatan pembelajarannya.

b. Wawancara
Wawancara menurut Esterberg (2002) merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Jenis wawancara yang


akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah wawancara semi struktur
karena dalam pelaksanaannya lebih bebas. Tujuan jenis ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka, di mana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya. Langkah-langkah dalam


melaksanakan wawancara untuk pengumpulan data dalam penelitian

kualitatif, yaitu.
1) Menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan;
2) Menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan
pembicaraan
3) Mengawali atau membuka alur wawancara; Melangsungkan alur
wawancara;
4) Mengonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara daan
mengakhirinya;
5) Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan; dan
6) Mengidentifkasi tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.
Teknik wawancara yang dilakukan dengan kepala sekolah, karyawan
35

dan guru untuk melakukan diskusi mengenai bagaimana peran kepala


sekolah terhadap kinerja guru. Teknik tersebut digunakan untuk membahas
seberapa jauh peran kepala sekolah terhadap terhada kinerja guru dalam
kapasitanya sebagai pimpinan sekolah.

c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu metode pengumpulan data
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis, gambar maupun berbentuk dokumen eletronik Pada
pelaksanaannya perlu dicermati karena tidak semua dokumen memiliki
kredibilitas yang tinggi. Oleh karena itu, perlu adanya perhatian khusus
dalam mengumpulkan data melalui teknik pengumpulan tersebut. Teknik ini
digunakan peneliti untuk memperoleh data mengenai profil sekolah, fungsi
dan tugas kepala sekolah
dan sumber daya manusia di sekolah dalam bentuk dokumentasi.

D. Metode Analisis Data


Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori,
menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sistesa, menyusun ke dalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang mudah difahami.
Data yang dihasilkan dalam penelitian kualitatif pada umumnya
berbentuk narasi deskriptif kualitatif, walaupun ada yang bersifat kuantitatif
juga bersifat deskriptif. Dalam menganalisis data dalam penelitian kualitatif,
tidak harus menunggu semua data terkumpul semua, tetapi dilakukan
dnegan berangsur-angsur setelah mendapatkan data dari metode
pengumpulan data. Adapun langkah-langkah analisis data kualitatif, yakni :
a) Mengecek data yang diperoleh dari metode primer (wawancara) dengan
data observasi dan data dokumentasi.
36

b) Mengecek data dari informan yang dengan informan yang lain.


c) Proses pengumpulan dan analisis data dilakukan secara terus- menerus,
sehingga ditemukan kenyataan-kenyataan yang sesungguhnya secara
menyeluruh.
d) Mencari kesamaan-kesamaan dan perbedaaan, baik dalam persepsi,
rencana, dan pelaksanaannya.
e) Kesimpulan proses analisis data dilanjutkan dengan mencari hubungan
antara apa yang dilakukan, bagaimana melakukan, mengapa dilakukan
seperti itu, dan bagaimana hasilnya.

Adapun model yang digunakan dalam menganalisis data penelitian


ini, yakni menganalisis dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.
Miles and Huberman mengemukakan bahwa aktifitas dalam analisis data
kulaitatif dilakuakan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktifitas data
menggunakan model ini, memiliki empat tahapan, yakni Reduksi data,
Penyajian Data, Verification dan penarikan kesimpulan.
Reduksi data merupakan kegiatan merangkum, mengambil data
yang pokok dan penting, membuat kategorisasi dan membuang data yang
dianggap tidak penting dari hasil catatan lapangan yang kompleks, rumit
dan belum bermakna. Penyajian data dapat dilakukan dengan teks bersifat
naratif, uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, grafik,
matrik dan sejenisnya. Tahap ketiga dari analisis data kualitatif model Miles
and Huberman adalah verification dan penarikan kesimpulan .
Berdasarkan ruang lingkup penilaian kinerja kepala sekolah maka

instrumen yang akan digunakan dalam penilaian peran kepala sekolah

adalah skala penilaian (rating scale). Rating scale adalah daftar

pernyataan/perta-nyaan yang harus dinilai oleh responden. Hasil penilaian

tehadap pernyataan yang diajukan dinyatakan dalam empat skala nilai yang
37

diurutkan mulai dari nilai yang terendah (1) sampai nilai yang tertinggi (4).

Dengan demikian se-tiap pernyataan berpeluang memiliki skala nilai

tersendiri yang bergerak di antara angka satu (1) sampai angka empat (4).

Responden tinggal menetapkan salah satu skala nilai atas pertanyaan yang

diajukan. Setiap pernyataan/ pertanyaan yang diajukan memiliki empat

deskriptor masing-masing. Deskriptor inilah yang dijadikan dasar dalam

menentukan besar kecilnya skala nilai.

E. Kisi-kisi Instrumen Penilaian Peran Kepala Sekolah Sebagai

Menejer, Administrator dan Motivator

Peran kepala sekolah sebagai manager ialah mampu mengatasi

masalah dan mampu bekerja melalui orang lain, yang dalam hal ini

pemberdayaan tenaga pendidik. Peran kepala sekolah dalam

menghadirkan tenaga pendidik dimulai dari proses perencanaan perekrutan

tenaga pendidik, pengadaan tenaga pendidik hingga tahap seleksi.

Perhatikan tabel indikator 3.1 penilaian peran kepala sekolah sebagai

menejer.
38

a. Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen penilaian peran kepala sekolah


sebagai menejer.
Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Perencanaan 1.1 Melakukan analisa


pekerjaan
1.1 Melakukan analisa
kemungkinan
kekosongan jabatan
1.1 Membuat deskripsi
kebutuhan jabatan
1.1 Membuat analisa
jumlah personel yang
dibutuhkan

2 Recruitment 2.1 Membuat syarat


umum untuk pelamar
(Pengadaan) 2.2 Membuat syarat
khusus untuk pelamar

3 Seleksi 3.1. Mengidentifikasi CV


yang lulus
berdasarkan syarat
umum
3.2. Mengidentifikasi CV
yang lulus uji syarat
umum dengan
mengacu pada syarat
khusus
3.3. Memberikan tes
tertulis uji kompetensi
profesional kepada
pelamar yang lulus
syarat umum dan
syarat khusus
3.4. Melakukan
wawancara dengan
peserta lulus uji tes
tertulis
3.5. Mengidentifikasi
peserta yang lulus
semua persyaratan
dan lulus semua ujian
39

b. Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen penilaian peran kepala sekolah


sebagai Administrator

Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Orientasi 1.1. Memberikan informasi


tentang visi dan misi
satuan pendidikan
1.2. Memberikan informasi
tentang lingkungan
tempat kerja
1.3. Memberikan infromasi
kelebihan dan
kekurangan lingkungan
kerja
1.4. Memberikan arahan
terkait tugas dan peran
tenaga pendidik baru
1.5. Menfasilitasi tenaga
pendidik baru untuk
mengenal seluruh
personel

2 Penempatan 2.1. Menjelaskan tugas


pokok tenaga pendidik
baru
2.2. Menjelaskan tugas
tambahan tenaga
pendidik baru
2.3. Memberikan informasi
terkait latar belakang
tugas pokok dan tugas
tambahan yang diampu
guru sebelumnya
2.4. Menjelaskan segala
bentuk resiko dalam
tugas pokok dan
tambahan

3 Penugasan 3.1 Menjelaskan arahan


tentang administrasi
seorang tenaga
pendidik yang harus
disiapkan
40

3.1 Memberikan
informasipelaksanaan
supervisi yang
dilakukan kepala
sekolah dan pengawas
yang perlu dilakukan
dan disiapkan

c. 3.3 Kisi-Kisi instrumen penilaian peran kepala sekolah


sebagai Motivator

Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Kompensasi dan 1.1. Memberikan informasi


tentang standar gaji
Kesejahteraan yang diterima oleh
pegawai baru sesuai
dengan golongan atau
masa jabatan
1.2. Memberikan informasi
tentang peluang
mendapatkan gaji yang
lebih dalam setiap
penugasan
1.3. Memberikan layanan
pembuatan BPJS atau
Asuransi yang bekerja
sama dengan satuan
pendidikan
1.4. Memberikan informasi
terkait Tunjangan Hari
Raya
1.5. Memberikan
kemudahan dalam
perizinan atau cuti
sesuai dengan aturan
yang telah dibuat
1.6. Memfasilitasi tenaga
pendidik baru untuk
terdaftar di dapodik
maupun layanan terkait
ketenaga pendidikan
41

2 Pemberdayaan 2.1 Melakukan pemanggilan


berkala kepada tenaga
pendidik baru
2.2 Memuji kinerja guru
setiap 1 bulan
2.3 Memberikan
kewenangan kepada
guru untuk membuat
kesepakatan atau
kebijakan di kelas
2.4 Memberikan
kesempatan kepada
guru untuk melakukan
pengawasan dalam
Ujian Kelas 6
2.5 Memberikan peran dan
tugas tambahan kepada
guru baru dalam setiap
kegiatan tahunan
sekolah

3 Pengembangan 3.1. Melakukan supervisi


kepada guru setiap 3
Kompetensi bulan
3.2. Memberikan
kesempatan kepada
guru baru untuk melihat
cara mengajar yang baik
3.3. Memberikan
kesempatan kepada
guru baru untuk
mengikuti pelatihan atau
seminar
3.4. Memberikan layanan
akses guru baru untuk
mengikuti Pelatihan
Profesi Guru dalam
Jabatan
3.5. Memberikan arahan dan
informasi yang akurat
terkait Uji Kompetensi
Guru
42

Dari tabel di atas terlihat bahwa ada tiga komponen yang dinilai dan

setiap komponen terdiri atas sejumlah aspek dan untuk setiap aspek terdiri

atas beberapa indikator. Masing-masing indikator ditunjukkan oleh bukti

fisik atau deskriptor, sebagai kinerja spesifik yang akan dinilai. Keberadaan

bukti fisik atau deskriptor tersebut disesuaikan dengan standar/kriteria

penilaian yang ditetapkan. Penjabaran komponen, aspek, indikator,

deskriptor dan kri-teria penilaian dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3. 1 Model Penjabaran Komponen Penilaian Kinerja

Indikator adalah karakteristik, ciri, atau tanda yang menunjukkan krite-

ria tertentu dari suatu obyek yang dinilai. Kriteria adalah standar atau

ukuran tertentu yang dijadikan patokan dalam menilai suatu obyek.


43

Penilaian dilaku-kan dengan cara membandingkan indikator dengan kriteria

yang telah dite-tapkan. Penilaian kinerja baru dapat dilaksanakan jika

kriteria dan indikator keberhasilan tugas telah disusun atau ditetapkan.

Keberhasilan tugas ditandai dengan terlaksananya sejumlah kegiatan yang

harus dilakukan serta sejauh-mana tujuan pekerjaan tersebut dapat

dicapai. Dalam menyusun kriteria dan indikator kinerja diperlukan

pemahaman yang tepat tentang deskripsi tugas kepala sekolah serta

aspek-aspeknya. Indikator kinerja dapat dinyatakan da-lam bentuk hasil

kerja dan proses kerja. Contoh indikator kinerja kepala se-kolah dalam

aspek supervisi akademik antara lain:

1. Membimbing guru dalam melaksanakan proses pembelajaran

2. Membimbing guru dalam menggunakan media dan alat bantu

3. Menilai kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran

Pada tahap selanjutnya dirumuskan deskriptor atau bukti fisik yang

me-nujukkan keberhasilan dan atau keterlaksanaan suatu tugas untuk

setiap indi-kator yang ditetapkan. Jumlah deskriptor atau bukti fisik untuk

setiap indika-tor tergantung kepada luasnya cakupan penilaian, bisa hanya

satu dekriptor atau lebih. Deskriptor atau bukti fisik inilah yang nantinya

akan diamati, dini-lai, atau diperiksa dalam menentukan tingkat kinerjanya.

Contoh deskriptor/ bukti fisik untuk indikator; menilai kemampuan guru

dalam melaksanakan pembelajaran antara lain:

1. Pembelajaran menempuh tahapan pembukaan, kegiatan inti dan

penutup.
44

2. Menggunakan berbagai metode dan teknik mengajar.

3. Menggunakan media dan alat bantu pada saat melaksanakan

pembelajaran.

4. Melaksanakan penilaian forrmatif pada saat pembelajaran

berlangsung.

Setelah indikator dan deskriptor dirumuskan, selanjutnya ditetapkan kri-

teria atau standar kinerja yaitu patokan yang dijadikan acuan dalam

penilaian. Kriteria penilaian dapat dinyatakan secara kuantitatif ataupun

kualitatif. Beri-kut contoh kriteria penilaian dalam bentuk skor (skala

peringkat) serta pe-maknaanya yang dapat digunakan dalam menilai

kinerja kepala sekolah/ma-drasah.

Skor (1): Kinerja hanya memenuhi satu standar yang terdapat dalam des-

kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada

tingkat ini menunjukkan kategori rendah.

Skor (2): Kinerja hanya memenuhi dua standar yang terdapat dalam des-

kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Tingkat ki-

nerja ini menunjukkan kategori sedang

Skor (3): Kinerja memenuhi tiga standar yang terdapat dalam deskriptor/

bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja pada tingkat

ini menunjukkan kategori tinggi


45

Skor (4): Kinerja telah memenuhi semua standar yang terdapat dalam

des-kriptor/bukti fisik tentang pelaksanaan tugas pokok. Kinerja

pada tingkat ini menunjukkan kategori sangat tinggi.


46

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis

1. Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer terhadap kinerja Guru di

SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi

Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Perencanaan 1.1 Melakukan analisa √


pekerjaan
1.1 Melakukan analisa
kemungkinan √
kekosongan jabatan
1.1 Membuat deskripsi

kebutuhan jabatan
1.1 Membuat analisa
jumlah personel yang √
dibutuhkan

2 Recruitment 2.3 Membuat syarat √


umum untuk pelamar
(Pengadaan) 2.4 Membuat syarat
khusus untuk pelamar √

3 Seleksi 3.6. Mengidentifikasi CV √


yang lulus
berdasarkan syarat
umum
3.7. Mengidentifikasi CV
yang lulus uji syarat

umum dengan
mengacu pada syarat
khusus
3.8. Memberikan tes
tertulis uji kompetensi
profesional kepada √
pelamar yang lulus
47

syarat umum dan


syarat khusus
3.9. Melakukan
wawancara dengan √
peserta lulus uji tes
tertulis
3.10. Mengidentifikasi
peserta yang lulus
semua persyaratan √
dan lulus semua ujian

Berdasarkan hasil observasi di SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi,

dapat dikatakan bahwa kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi

belum memerankan perannya sebagai seorang manejer yang baik di SDN

Cipinang Besar Utara 11 Pagi dalam hal kaitannya dengan proses

recruitment guru. Indicator pada aspek perencanaan dari total skor

maksimal yaitu 20 point, hanya ditemukan sebanyak 11 point, yang artinya

sebesar 55% peran kepala sekolah dalam hal perencanaan. Indicator pada

proses pengadaan tenaga pendidik, dari total skor maksimal yaitu 10 point,

hanya ditemukan 3 point, yang artinya hanya 30% peran kepala sekolah

dalam proses pengadaan (recruitment) tenaga pendidik. Dua puluh lima

point adalah skor maksimal dari Indicator aspek seleksi, namun

kenyataanya yang ditemukan hanya 7 point saja atau yang artinya hanya

28% peran kepala sekolah dalam proses seleksi tenaga pendidik.

Lima puluh lima adalah skor maksimal yang menunjukan bahwa 100%

seorang kepala sekolah dapat dikatakan sebagai seorang manajer dalam

hal proses perencanaan sampai pada tahap seleksi tenaga pendidik.

Kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi hanya ditemukan total
48

skor 21 point dari total skor maksimal yaitu 55 point, ini artinya hanya 38%

saja peran kepala sekolah sebagai manajer dalam proses perencanaan

sampai tahap seleksi tenaga pendidik.

2. Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator terhadap Kinerja guru

di SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi

Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Orientasi 1.1. Memberikan informasi √


tentang visi dan misi
satuan pendidikan
1.2. Memberikan informasi √
tentang lingkungan
tempat kerja

1.3. Memberikan infromasi
kelebihan dan
kekurangan lingkungan
kerja
1.4. Memberikan arahan
terkait tugas dan peran √
tenaga pendidik baru
1.5. Menfasilitasi tenaga
pendidik baru untuk √
mengenal seluruh
personel

2 Penempatan 2.1. Menjelaskan tugas √


pokok tenaga pendidik
baru
2.2. Menjelaskan tugas √
tambahan tenaga
pendidik baru

2.3. Memberikan informasi
terkait latar belakang
tugas pokok dan tugas
tambahan yang diampu
guru sebelumnya
2.4. Menjelaskan segala
bentuk resiko dalam
49

tugas pokok dan √


tambahan

3 Penugasan 3.1 Menjelaskan arahan √


tentang administrasi
seorang tenaga
pendidik yang harus
disiapkan
3.1 Memberikan informasi

pelaksanaan supervisi
yang dilakukan kepala
sekolah dan pengawas
yang perlu dilakukan
dan disiapkan

Kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi ditemukan 12 point

dari total maksimal skor maksimal 25 point untuk aspek orientasi, artinya

kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi hanya mendapatkan

48% dari 100% prosentasi maksimalnya. Empat puluh delapan persen

tersebut didapat dengan skor tertinggi pada peran kepala sekolah dalam

pemberian arahan terkait tugas saja. Aspek penempatan ditemukan 10

point dari total skor 20 point maksimal. Lima puluh persen didapat oleh

kepala sekolah yang berperan sebagai seorang administrator dalam proses

penempatan. Sementara pada aspek penugasan, kepala sekolah SDN

Cipinang Besar Utara 11 Pagi ditemukan 5 point dari total masilmal skor

yaitu 10 point, yang artinya hanya 50% peran kepala sekolah sebagai

administrator dalam aspek pemberian tugas di SDN Cipinang Besar Utara

11 Pagi.

Kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi mendapatkan total

skor 27 point dari total skor maksimal yaitu 55 point, yang artinya peran
50

kepala sekolah sebagai seorang administrator di SDN Cipinang Besar

Utara 11 Pagi sebesar 49% saja. Total empat puluh sembilan persen ini

adalah prosentase yang ditemukan pada kepala sekolah SDN Cipinang

Besar Utara 11 Pagi dalam perannya sebagai seorang administrator.

3. Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator terhadap Kinerja Guru di

Cipinang Besar Utara 11 Pagi

Skor
No Aspek Indikator
1 2 3 4 5

1 Kompensasi dan 1.1. Memberikan informasi √


tentang standar gaji
Kesejahteraan yang diterima oleh
pegawai baru sesuai
dengan golongan atau
masa jabatan
1.2. Memberikan informasi
tentang peluang
mendapatkan gaji yang √
lebih dalam setiap
penugasan
1.3. Memberikan layanan √
pembuatan BPJS atau
Asuransi yang bekerja
sama dengan satuan
pendidikan
1.4. Memberikan informasi √
terkait Tunjangan Hari
Raya
1.5. Memberikan
kemudahan dalam
perizinan atau cuti
sesuai dengan aturan √
yang telah dibuat
1.6. Memfasilitasi tenaga
pendidik baru untuk
terdaftar di dapodik
51

maupun layanan terkait √


ketenaga pendidikan

2 Pemberdayaan 2.1 Melakukan pemanggilan √


berkala kepada tenaga
pendidik baru
2.2 Memuji kinerja guru √
setiap 1 bulan
2.3 Memberikan

kewenangan kepada
guru untuk membuat
kesepakatan atau
kebijakan di kelas
2.4 Memberikan
kesempatan kepada √
guru untuk melakukan
pengawasan dalam
Ujian Kelas 6
2.5 Memberikan peran dan
tugas tambahan kepada √
guru baru dalam setiap
kegiatan tahunan
sekolah

3 Pengembangan 3.1. Melakukan supervisi √


kepada guru setiap 3
Kompetensi bulan
3.2. Memberikan
kesempatan kepada
guru baru untuk melihat

cara mengajar yang baik
3.3. Memberikan
kesempatan kepada √
guru baru untuk
mengikuti pelatihan atau
seminar
3.4. Memberikan layanan
akses guru baru untuk
mengikuti Pelatihan
52

Profesi Guru dalam √


Jabatan
3.5. Memberikan arahan dan
informasi yang akurat √
terkait Uji Kompetensi
Guru

Berdasarkan hasil observasi di SDN Cipinang Besar Utara 11

Pagi, kepala sekolah memperoleh 15 point dari total maksimal skor

pada aspek kompensasi dan kesejahteraan yaitu 30 point. Lima puluh

persen sudah dilakukan oleh kepala sekolah sebagai seorang motivator

dalam aspek pemberian kompensasi dan kesejahteraan kepada tenaga

pendidik baru. Sementara itu, pada aspek pemberdayaan tenaga

pendidik baru, sebanyak 15 point yang ditemukan pada diri kepala

sekolah dari total skor maksimal yaitu 25 point. Enam puluh persen

adalah prosentase peran kepala sekolah sebagai seorang motivator

kepada guru baru pada aspek pemberdayaan. Selanjutnya, pada aspek

pengembangan kompetensi ditemukan sebanyak 9 point dari total skor

maksimal yaitu 25 point. Sebesar 36% peran kepala sekolah sebagai

seorang motivator dalam aspek pengembangan kompetensi tenaga

pendidik baru.

Secara keseluruhan, kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara

11 Pagi memperoleh 39 point dari total maksimal skor seluruh aspek

yaitu 80 point, yang berarti prosentase perang kepala sekolah sebagai

seorang motivator yaitu sebesar 49%.


53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasakan hasil penelitian yang telah dilakukan dan di lanjutkan

dengan pembahasan, penulis menemukan bahwa dari total seluruh aspek

peran kepala sekolah sebagai seorang manejer, kepala sekolah sebagai

administrator sampai pada peran kepala sekolah sebagai motivator yang

yang berjumlah 38 indikator dengan total skor maksimal seluruh aspek yaitu

190 point, kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi ditemukan

sebanyak 87 point dari seluruh indicator. Artinya, hanya sebesar 46% saja

peran kepala sekolah SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi dalam proses

peningkatan kinerja guru yang diawali dari proses perencanaan sampai

pada tahap pengembangan kompetensi guru.

Empat puluh enam persen peran kepala sekolah di SDN Cipinang

Besar Utara 11 Pagi akan berdampak pada kinerja seorang tenaga pendidik

baru, dimana peran kepala sekolah sebagai menejer, sebagai administrator

dan motivator kurang dapat dirasakan secara maksimal oleh guru baru. Hal

ini akan berdampak pada kurangnya kinerja seorang tenaga pendidik baru

di SDN Cipinang Besar Utara 11 Pagi.

B. SARAN

Berdasarkan simpulan dalam penelitian ini diajukan beberapa saran

yaitu hasil kinerja guru atau tenaga kependidikan dipengaruhi oleh


54

kepiawaian kepala sekolah dalam peningkatan kinerja sumber daya guru

dengan memberikan motivasi kepada guru terutama pada kegiatan

pengembangan mutu guru, agar guru merasa di perhatikan dan mendapat

dukungan moral. Sehingga kontrol dan peranan kepala sekolah sebagai

pemimpin sangat dibutuhkan dalam rangka memotivasi para guru untuk

pengembangan sumberdaya guru.


55

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2017 pasal 54 tentang Guru

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Balai Pustaka : Jakarta.

Rasmianto. 2003. Kepemimpinan Kepala Sekolah Berwawasan Visioner -

Transformatif Dalam Otonomi Pendidikan. El-Harokah : Malang

Wahjosumidjo. 2005. Kepemimpinan Kepala Sekolah (Tinjauan Teoritik

dan Permasalahan). Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. PT. Remaja

Rosdakarya : Bandung.

Sari, Triyantika. 2017. Pengaruh Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah dan

Peran Komite Sekolah Terhadap Kinerja Guru SD di Bandar Lampung.

Tesis. Tidak diterbitkan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Lampung : Bandar Lampung

Nurbaini., Afifah, Nurul., dan Meirina Brahmana, Eti. 2014. Peran Kepala

sekolah dalam Meningkatkan Kualitas Kinerja Guru di MTs Sekecamatan

Rambah Kabupaten Rokan Hulu. Jurnal Pendidika. Tidak diterbitkan.

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian.

50

You might also like