Professional Documents
Culture Documents
PENYAKIT DIARE
Disusun oleh :
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diare akut masih merupakan salah satu penyebab utama morbiditas
dan mortalitas anak-anak di berbagai negara.setiap tahun diperkirakan lebih
dari satu milyar kasus diare di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai
akibatnya.
Diare merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal
atau tidak seperti biasanya, ditandai dengan peningkatan volume, keenceran
serta frekuensi lebih dari 3 kali sehari dan pada neonatus lebih dari 4 kali
sehari dengan atau tanpa lendir darah.
. Masalah ini memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai.
Secara umum penatalaksanaan diare akut ditujukan untuk mencegah dan
mengobati,dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat
kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta
mengobati penyakit penyerta.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan anda mampu memahami
konsep asuhan keperawatan pada anak dengan gangguan sistem
pencernaan dan masalah gizi.
Agar kita semua, khususnya para pembaca dapat memahami tentang
masalah diare pada anak.
2. Tujuan khusus
Menjelaskan Konsep Dasar Penyakit Diare
Menjelaskan Penyebab Diare dan Mekanismenya
Menjelaskan Asuhan pada anak dengan diare
Menjelaskan Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
C. Manfaat
Mengetahui Konsep Dasar Penyakit Diare
Mengetahui dan Memahami Penyebab Diare serta Mekanismenya
Mengetahui Asuhan pada anak dengan diare
Mengetahui Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
BAB II
PEMBAHASAN
Diare pada dasaranya adalah sering terjadinya frekuensi buang air besar
secara berlebihan dengan konsistensi fese yang encer. Berikut ini beberapa
pengertian diare menurut para ahli yaitu sebagai berikut.
1. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
2. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
3. Diare kronik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari.
Sedangkan menurut pedoman MTBS (2008 dalam Rekawati
S.Nursalam.Sri U), diare dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
Gejala Klasifikasi
1. Gelisah,rewel/mudah marah
2. Mata cekung
Diare dehidrasi ringan/sedang
3. Haus, minum dengan lahap
4. Cubitan kulit perut kembali
lambat
Tidak cukup tanda-tanda untuk
diklasifikasikan sebagai diare dehidrasi
Diare tanpa dehidrasi
berat, ringan, sedang.
Banyak sekali penyebab diare baik karena kesalahan orang tua atau
kurangnya pengawasan terhadap permainan yang di mainkan anak dan juga
ketidaktauan anak terhadap perilaku sehat dan bersih dalm kehidupan sehari-
hari,namun biasanya penyebab diare akibat terkontaminasi kuman seperti
Rotavirus, Eschericia coli, Shigella, Cryptosporidium, Vibrio cholerae,
Salmonella.Selain kuman,ada beberapa pereilaku yang dapat meningkatkan resiko
terjadinya diare yaitu:
1. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus.Selanjutanya,
timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu, misalnya, toksin pada dinding usus akan terjadi
peningkatan sekresi air yang dapat menyebabkan elektrolit ke dalam rongga
usus selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas usus
Hiperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan karena pergerakan motilitas usus meningkat,namun
sebaliknya bila motilitas usus m,elambat juga dapat mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan.Selanjutnya timbul diare pula.
C. Asuhan pada anak dengan diare
a. Pengkajian
1. Identitas/biodata
Meliputi nama lengkap,jenis kelamin ,umur, tanggal lahir,
tempat lahir, asal suku bangsa, nama orang tua, pekerjaan orang
tua.Untuk umur pada pasien akut, sebagian besar adalah anak di
bawah dua tahun.namun insiden paling umum terjadi paling
tinggi pada umurn 6-11 tahun
2. Keluhan utama
Buang air besar lebih dari tiga kali sehari,tanyakan konsistensi
cairan bab,bila pernah diare tanyakan berapa lama bab itu
berlangsung.
3. Riwayat penyakit sekarang
Menurut Suharyono (1999:59) sebagai berikut.
a. Mula-mula bayi/ anak cengeng, gelisah, suhu badan
mungkin naik, nafsu makan berkurang atau tidak ada,
kemungkinan timbul diare.
b. Tinja makin cair, mungkin disertai lendir atau tidak bahkan
dengan lendir darh, dan warna tinja mungkin berwarna
kehijuaan karena bercampur empedu.
c. Anus akan semakin lecet dikarenakan seringnya defekasi.
d. Bila pasien mulai banyak kehilangan cairan biasanya
gejala dehidrasi mulai ada.
e. Gejala muntah baik sebelum diare ataupun sesudah diare .
f. Diuresis, yaitu terjadi oliguri ( kurang 1mg/kg) bila terjadi
dehidrasi.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat imunisasi, biasanya diare akan lebih mudah
menyerang pada yang belum imunisasi.
b. Riwayat alergi, alergi terhadap makanan atau obat-obatan
(antibiotik)
karena faktor ini merupakan salah satu penyebab diare yang
sering ditemukan ( Axton, 1993:83).
c. Riwayat penyakit pada anak, biasanya panas, batuk, pilek,
dan kejang yang terjadi sebelum, selama, atau setelah diare,
seperti faringitis, ensefalitis.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
1. Baik, sadar ( tanpa dehidrasi ).
2. Gelisah, rewel (dehidrasi ringan atau sedang ).
3. Lesu, lunglai, atau tidak sadar ( dehidrasi berat).
b. Berat Badan
Menurut S. Partono (1999) dalam Rekawati S.dkk (2013)
anak yang diare dengan dehidrasi biasanya mengalami
penurunan berat badan sebagai berikut.
Tingkat Kehilangan Berat Badan (%)
Dehidrasi
Bayi Anak Besar
3) Intervensi :
e. Kolaborasi :
1). Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Intervensi :
Kriteria hasil :
Mau menerima tindakan perawatan, klien tampak tenang dan tidak rewel
Intervensi :
DAFTAR PUSTAKA
Disusun oleh :
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurang kalori protein merupakan salah satu masalah gizi
masyarakat yang utama di Indonesia. Upaya untuk meningkatkan keadaan
gizi masyarakat telah dilaksanakan melalui berbagai program perbaikan gizi
oleh Kementrian Kesehatan yang bekerja sama dengan masyarakat.
Kurang Kalori Protein akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan kalori
,protein,atau keduanya,tidak tercukupi oleh diet.kedua bentuk difesiensi ini
tidak jarang berjalan bersisian,meskipun salah satu lebih dominan dari pada
yang lain.Keparahan KKP berkisar dari hanya penyusutan besar berat badan
atau terlambat nya tunbuh,sampai ke sindrown klinis yang nyata,dan tidak
jarang berkaitan dengan defisiensi vitamin dan mineral.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Mengetahui dan memahami pengertian Kekurangan Kalori Protein (
KKP )
2. Mengetahui dan memahami etiologi Kekurangan Kalori Protein
( KKP )
3. Mengetahui dan memahami patofisiologi Kekurangan Kalori Protein
(KKP )
4. Mengetahui dan memahami Manifestasi Klinis Kekurangan Kalori
Protein ( KKP)
5. Mengetahui dan memahami Komplikasi Kekurangan Kalori Protein
(KKP)
6. Mengetahui dan memahami Pemeriksaan penunjang Kekurangan Kalori
Protein (KKP)
7. Mengetahui dan memahami Penatalaksanaan Kekurangan Kalori
Protein ( KKP)
8. Mengetahui dan memahami Asuhan Keperawatan Kekurangan Kalori
Protein (KKP)
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Kekurangan Kalori Protein merupakan kondisi dimana adanya
ketidakseimbanganantara konsumsi kalori atau karbohidrat dan protein
dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit energi dan
protein. Pada umumnya penyakit initerjadi pada anak balita karena pada
umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila konsumsi
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi
defisiensi tersebut ( Kurang Kalori Protein ).
Penyakit ini dibagi dalam beberapa tingkat, yaitu :
1. KKP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84 – 95% dari berat
badan.
2. KKP sedang, kalu berat badan anak hanya mencapai 44 – 60% dari berat
badan.
3. KKP berat ( gizi buruk ), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari
berat badan.
C. Patofisiologi
Kurang Kalori Protein akan terjadi jika kebutuhan tubuh akan kalori,
protein atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. Dalam keadaan kekurangan
makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan
memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk
mempergunakan karbohidrat , protein, dan lemak merupakan hal yang
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat ( glukosa )
dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya
kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat hanya sedikit, sehingga
setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan.
Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan
menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat dihepar dan
ginjal. Selama puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol,
dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies
sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun.
Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi
setelah kira – kira kehilangan separuh dari tubuh.
D. Manifestasi Klinis
1. Badan kurus kering seperti orang tua
2. Abdomen dapat kembung dan datar
3. Berat Badan menurun
4. Terjadi atropi otot dengan akibat hipotoni
5. Suhu biasanya normal, nadi mungkin melambat
6. Kulit keriput ( turgoe kulit jelek )
7. Ubun – ubun cekung pada bayi
8. Jaringan subkutan hilang
9. Malaise
10. Kelaparan
11. Apatis
E. Komplikasi
1. Infeksi
2. Kelainan bawaan saluran pencernaan atau jantung
3. Malabsorpsi
4. Gangguan metabolik
5. Penyakit ginjal menahun
6. Gangguan pada saraf pusat
7. Gangguan asupan vitamin dan mineral
8. anemia gizi
F. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium meliputi : albumin, kreatinin, nitrogen, elektrolit,
Hb, Ht, dan Transferin
3. Pemeriksaan radiologis
G. Penatalaksanaan
1. Keadaan ini memerlukan diet yang berisi jumlah cukup protein yang
kualitas biologiknya baik. Diit tinggi kalori, protein mineral dan vitamin.
2. Pemberian terapi cairan dan elektrolit
3. Penatalaksanaan segera setiap masalah akut seperti masalah diare berat.
4. Pengkajian riwayat status ekonomi, kaji riwayat pola makan, pengkajian
antopometri, kaji manifestasi klinis, monitor hasil laboratoium, timbang
berat badan, kaji TTV.
2. Diagnosa Keperawatan
1) gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake makanan tidak adekuat (nafsu makan berkurang)
tujuan : pasien mendapat nutrisi yang adekuat
kriteria hasil:
meningkatkan masukan oral
kebutuhan nutrisi terpenuhi
nafsu makan meningkat
Intervensi Rasional
3. Implementasi
Implementasi dilakukan berdasarkan pengkajian diagnosa keperawatan
dan intervensi
4. Evaluasi
Evaluasi berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan,intervensi dan
implementasi.
DAFTAR PUSTAKA