You are on page 1of 36

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

1. Identitas Klien

Nama : An. D

Tempat/Tanggal Lahir : Mandailing/04 September 2008

Nama Ayah/ibu : Tn. N/Ny. I

Pekerjaan Ayah : TNI-AD

Pekerjaan Ibu : IRT

Alamat : Asrama 122, Dolok Masihule

Suku : Mandailing

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

2. Keluhan Utama

Ibu klien mengatakan anaknya demam selama 5 hari, demamnya naik turun dan tidak membaik dengan
obat penurun panas yang telah diberikan.

3. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

a. Prenatal

Ibu klien mengatakan tidak ada masalah selama kehamilan An. D, ibu klien memeriksakan kandungannya
ke bidan setempat dan dokter kandungan.

b. Natal

Ibu klien mengatakan kelahiran An. D secara normal dan dibantu oleh bidan setempat dengan BB An. D
adalah 2.8 Kg dan An. D tidak mengalami masalah.
c. Postnatal

Ibu klien mengatakan tidak ada mengalami pendarahan hebat ataupun masalah lainnya setelah kelahiran
An. D

4. Riwayat Masa Lalu

a. Penyakit waktu kecil

Orang tua klien mengatakan sewaktu kecil An. D sering mengalami demam, batuk dan pilek.

b. Pernah dirawat dirumah sakit

Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelumnya tidak pernah di rawat di Rumah Sakit, apabila sakit hanya
diberikan obat yang diperoleh dari bidan setempat.

c. Obat-obat yang digunakan

Ibu klien selalu menyediakan obat paracetamol di rumahnya.

d. Tindakan (operasi)

Tidak ada

e. Alergi

Ibu klien mengatakan bahwa An. D tidak ada riwayat alergi baik makanan/pun minuman.

f. Kecelakaan

Ibu klien mengatakan An. D tidak pernah dan jangan sampai terjadi kecelakaan.

g. Imunisasi

Ibu klien mengatakan bahwa imunisasi An. D sudah lengkap karena sangat penting bagi anak.
5. Riwayat Keluarga

Genogram :

6. Riwayat Sosial

a. Yang mengasuh

Ny. I dan Tn. N

b. Hubungan dengan anggota keluarga

Terjalin baik, An. D sering bermain dengan abangnya dan bercanda dengan kedua orang tuanya.

c. Hubungan dengan teman sebaya

Ibu klien mengatakan An. D sering bermain dengan anak-anak di sekitar rumahnya

d. Pembawaan secara umum

Ibu klien mengatakan bahwa An. D sangat ceria, baik dan ramah dengan orang yang sudah dikenalnya.
e. Lingkungan rumah

Ibu klien mengatakan bahwa An. D tinggal di asrama tentara dengan kondisi rumah bersih, menyatu
antara 1 dengan lainnya, komunikasi antar tetangga terjalin dengan sangat baik.

7. Kebutuhan Dasar

a. Makanan

1) Makanan yang disukai/ tidak disukai

Ibu klien mengatakan bahwa sebelum sakit, makanan yang disukai An. D adalah telur, buah apel, dan
jajanan. Selama sakit, An. D masih menyukai telur dan buah apel, sedangkan ikan, pisang, pepaya An. D
kurang suka.

2) Selera

Ibu klien mengatakan bahwa An. D selera makan hanya dengan telur, dan kecap saja sudah cukup.

3) Alat makan yang dipakai

Piring, sendok, dan cangkir.

4) Pola makan/jam

Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelum sakit makan 3x/hari dan dihabiskan. Selama sakit makan
3x/hari itupun tidak dihabiskan.

b. Pola tidur

1) Kebiasaan sebelum (perlu mainan, dibacakan cerita, benda yang dibawa tidur)

Ibu klien mengatakan bahwa An. D kebiasaan sebelum tidur tidak ada, terkadang ibu klien harus
mengelus-elus punggung An. D karena sakit.
2) Tidur siang

Ibu klien mengatakan bahwa An. D jarang sekali tidur siang karena lebih banyak dihabiskan untuk
bermain.

c. Mandi

Ibu klien mengatakan bahwa An.D mandi 2 x /sehari, pagi sebelum pergi kesekolah, dan sore hari,
sedangkan selama sakit An. D belum pernah mandi.

d. Aktivitas bermain

Ibu klien mengatakan bahwa An. D setelah pulang dari sekolah langsung bermain bersama teman-teman
di sekitar rumah. Selama sakit hanya berbaring di tempat tidur.

e. Eliminasi

Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelum sakit BAB sebanyak 1 x/hari, dan BAK tidak tentu, sedangkan
selama ± 1 minggu sampai sekarang (29 April 2013) belum ada BAB, dan BAK ± 4 x/hari selama di rawat.

8. Keadaan Kesehatan Saat Ini

a. Diagnosa medis : Susp. Typhoid Fever

b. Tindakan operasi : Tidak ada

c. Status cairan : Ringer Laktat

d. Status nutrisi : Diet M2 TKTP

e. Obat-obatan :

- Cotrimoxazole 2 x cth I

- PCT 3 x1 tab

- Lactulosa 3 x cth I

f. Aktivitas : An. D terbaring lemah di tempat tidur, aktivitas

dibantu dan klien terpasang infus di kaki kanan.

g. Tindakan keperawatan :

- Melakukan pemeriksaan Tanda-tanda Vital

- Menganjurkan orang tua klien melakukan kompres hangat


- Menjelaskan pentingnya memakai pakaian yang tipis dan menyerap keringat

- Menganjurkan An. D untuk banyak istirahat selama fase akut

h. Hasil lab : Tanggal 28 April 2013

- Haemoglobin : 15.6 g/dl

- Hematokrit : 46,9 %

- Leukosit : 9.800/ml

- Trombosit : 189.000/ml

- LED : 5 mm

- Widal :

· O : 1/80 1/80 1/40 1/80

· H : 1/40 1/40 1/80 1/80

i. Foto roentgen : Tidak ada

j. Lain-lain : Tidak ada

9. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Lemah, tingkat kesadaran : Composmentis

b. TB/BB : 118 cm, 27 Kg

c. Lingkar kepala : 49 cm

d. Kepala

Tulang kepala normosefalik, rambut hitam, kulit kepala bersih, tekstur lembut, distribusi rapat, dan kuat,
tidak teraba massa, nyeri tekan (-), frontal teraba panas.

e. Mata

Ketajaman penglihatan baik, sklera putih (tidak ada perdarahan), konjungtiva merah muda, ptosis (-),
refleks cahaya (+ 2), pupil isokor.
f. Leher

Trakea tepat berada di garis tengah, pembesaran tyroid (-), nyeri tekan (-), refleks menelan (+).

g. Telinga

Ketajaman terhadap suara (+), tidak ada serumen, cairan (-), simetris antara d/s, kelainan bentuk (-)

h. Hidung

Septum digaris tengah, pernafasan cuping hidung (-), tidak beringus, bersih, dan tidak ada nyeri tekan.

i. Mulut

Bibir kering, caries gigi (-), beslag (+), gusi merah muda, otot maseter (+), gerakan lidah baik.

j. Dada

Thorak simetris, ekspansi dada baik, vibrasi dinding dada sama, puting (+2), deformitas (-), fraktur iga (-),
nyeri tekan (-).

k. Paru- paru

Suara napas vesikuler, RR : 32 x/i, bunyi paru resonan

l. Jantung

Bunyi S1 dan S2 terdengar jelas, tidak terdengar bunyi jantung tambahan, HR : 130 x/i.

m. Perut

Umbilikus simetris, acites (-), suepel (+), nyeri tekan (-), peristaltik usus (+) 8 x/i, tekstur kulit lembut dan
elastis (< 2 detik)

n. Punggung

Massa (-), luka (-), nyeri tekan (-)

o. Genetalia

Bentuk normal, skrotum (+), meatus uretra (+), testis (+2), nyeri tekan (-)

p. Ektremitas

1) Ekstremitas atas : Edema (-), ekstremitas hangat, luka (-), terdapat bekas pemasangan infus
(dekstra), jari lengkap, kekuatan otot (+)
a. Ekstremitas bawah : Tidak ada varises, nyeri tekan (-), kekuatan otot (+)

5 5

4 4

q. Tanda vital

a. RR : 32 x/menit

b. HR : 130 x/menit

c. TD : 85/60 mmHg

d. Temp : 38,1 0C

10. Pemeriksaan Tinggkat Perkembangan

a. Kemandirian bergaul

An. D mudah berinteraksi dengan orang lain

b. Motorik halus

An. D sudah bisa menggambar, mewarnai dan menjelaskan gambar yang telah dibuatnya

c. Motorik kasar

An. D dapat menangkap bola dan melemparkannya, dapat melompat dan dapat berjalan dengan 1 kaki

d. Kognitif

An. D dapat mengingat nama ayah dan ibunya, dapat menjumlahkan penjumlahan yang sederhana
(misalnya 1 + 1 = 2)
e. Bahasa :

Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh An. D adalah bahasa Indonesia. An. D berbicara dengan sangat
jelas dan mudah dimengerti.

11. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboraturium (terlampir dihalaman 39)

12. Ringkasan Riwayat Keperawatan

Dari hasil pengkajian didapatkan hasil bahwa An. D demam selama 5 hari, suhu tubuh 38,1 0C, BAB (-)
selama 1 minggu, peristaltik usus 8 x/i, An. D rewel, muntah (-), mual (-), tingkat kesadaran :
composmentis, ekstremitas bawah (+4), An. D terbaring lemah di tempat tidur.

13. Masalah Keperawatan

a. Peningkatan suhu tubuh

b. Gangguan pola eliminasi

c. Intoleransi aktivitas

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi Salmonella Typhi.

2. Gangguan pola eliminasi (BAB) berhubungan dengan konstipasi

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik, tirah baring


ANALISA DATA

No

Data

Etiologi

Masalah

Ds :

ü Ibu klien mengatakan demam ± selama 5 hari demam bersifat naik turun, ibu klien mengatakan sudah
memberi obat penurun panas tetapi tidak membaik

Do :

ü Teraba panas

ü An.D rewel
ü T : 38.1 0c

ü RR : 32 x/i

ü HR : 120 x/i

ü Pct 3x1 tab

Invasi bakteri salmonela typhi melalui makanan atau minuman

Terjadi peradangan pada saluran cerna

Dilepaskannya zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang

Demam tipoid
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi)

Ds :

ü Ibu klien mengatakan bahwa An. D sebelum sakit BAB sebanyak 2 x/hari, sedangkan selama ± 1
minggu sampai sekarang (29 April 2013) belum ada BAB

ü Ibu klien mengatakan makanan yang disukai An. D adalah telur, buah apel, dan jajanan. Sedangkan
pisang, pepaya dan ikan An. D kurang suka

Do :

ü Makan nasi + telur + kecap

ü Makan apel (+)

ü Peristaltik usus (8 x/i)

ü BAB (-)

ü Mual, muntah (-)

ü Abdomen : Suepel

ü Suara abdomen : Tympani


Terjadi peradangan pada saluran cerna

Penurunan kerja motilitas usus

Konstipasi

Gangguan pola eliminasi (BAB)

Gangguan pola eliminasi (BAB)


3

Ds :

ü Ibu klien mengatakan badan anaknya lemas

Do :

ü k/u : lemah

ü Kekuatan otot (+4)

ü Terbaring di tempat tidur

ü Terpasang infus

ü Aktivitas dibantu Ny. I

Proses infeksi virus Salmonella Typhi

Penurunan sistem metabolisme tubuh

Kelemahan fisik
Imobilisasi

Intoleransi aktivitas

Intoleransi aktivitas
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No

Diagnosa Keperawatan

Rencana Tindakan Keperawatan

Tujuan

Intervensi

Rasional

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi Salmonella Typhi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 12 jam, diharapkan suhu klien menurun.

KH :

1. Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 0C)

2. Membran mukosa lembab

3. Pengisian kapiler < 2 detik


4. An. D tidak rewel (rileks)

1. Ukur tanda-tanda vital setiap 2/4 jam

2. Observasi membran mukosa bibir, pengisian kapiler dan turgor kulit

3. Anjurkan untuk minum ± 2-2,5 L/menit

4. Anjurkan kompres hangat pada dahi, ketiak, dan lipat paha

5. Anjurkan untuk tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase akut

6. Anjurkan untuk menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

7. Kolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi

8. Observasi hasil pemeriksaan darah dan feses

9. Observasi adanya peningkatan suhu terus menerus, distensi abdomen, dan nyeri abdomen

1. Sebagai dasar untuk menentukan intervensi

2. Untuk identifikasi tanda-tanda dehidrasi akibat demam


3. Kebutuhan cairan dalam tubuh cukup mencegah terjadinya demam

4. Kompres hangat memberi efek vasodilatasi pembuluh darah sehingga mempercepat penguapan
panas

5. Menurunkan kebutuhan metabolisme tubuh sehingga menurunkan panas

6. Pakaian tipis memudahkan penguapan panas saat penurunan panas klien akan banyak
mengeluarkan keringat

7. Untuk menurunkan panas/mengontrol panas, untuk mengatasi infeksi dan mencegah penyebaran
infeksi, dan penggantian cairan akibat penguapan panas tubuh

8. Untuk mengetahui perkembangan penyakit typus dan efektifitas terapi

9. Peningkatan suhu terus menerus setelah pemberian antipiretik dan antibiotik kemungkinan
terjadinya komplikasi perforasi usus.

Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d konstipasi

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 12 jam, diharapkan pola eliminasi klien kembali
normal.

KH :

1. BAB 1 x/hari

2. Konstipasi lunak

3. Warna feces kuning


4. Tidak berlendir

1. Kaji pola eliminasi klien

2. Asukultasi bunyi usus

3. Kaji adanya keluhan nyeri abdomen

4. Anjurkan makan-makanan yang lunak, buah-buahan yang merangsang BAB

5. Kolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi

1. Sebagai data dasar gangguan yang dialami memudahkan intervensi selanjutnya

2. Penurunan menunjukkan adanya obstruksi statis akibat inflamasi, penumpukan fekalit

3. Menandakan adanya gas di perut sehingga mengakibatkan terjadinya distensi abdomen

4. Makanan lunak serta buah-buahan yang kaya akan serat dapat mengatasi konstipasi

5. Dapat merangsang peristaltik usus secara perlahan sehingga masalah konstipasi teratasi

3
Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik, tirah baring

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1 x 12 jam, diharapkan klien dapat melakukan aktivitas
secara bertahap.

KH :

1. TTV dalam batas normal

2. Tidak ada keluhan lelah

3. Kekuatan otot meningkat

1. Kaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas

2. Kaji jumlah makanan yang dikonsumsi klien setiap hari

3. Anjurkan klien untuk tidah baring selama fase akut

4. Jelaskan pentingnya pembatasan aktivitas selama perawatan

5. Bantu klien melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan

6. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari

7. Berikan kesempatan pada klien melakukan aktivitas sesuai kondisi klien

1. Sebagai dasar untuk menentukan intervensi

2. Untuk mengidentifikasi intake nutrisi klien


3. Untuk menurunkan metabolisme tubuh dan mencegah iritasi usus

4. Untuk mengurangi peristaltik usus sehingga mencegah iritasi usus

5. Kebutuhan aktivitas klien terpenuhi dengan energi minimal, sehinga mengurangi peristaltik usus

6. Partisipasi keluarga meningkatkan kooperatif klien dalam perawatan

7. Meningkatkan partisipasi klien dapat meningkatkan harga diri dan meningkatkan toleransi aktivitas

D. IMPLEMENTASI
No

Hari/Tgl

Diagnosa

Keperawatan

Implementasi

Evaluasi

30

2013
Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi Salmonella Typhi

1. Mengukur tanda-tanda vital An. D

H:

§ T : 38,1 0C

§ RR : 28 x/i

§ HR : 128 x/i

R : An. D rewel (menangis), dan tidak tenang

2. Mengamati membran mukosa bibir, pengisian kapiler dan turgor kulit pada An. D

H:

· Bibir kering

· CRT & turgor kulit < 2 detik

3. Menganjurkan An. D untuk banyak minum ± 2-2,5 L/hari

H : Minum (+)

R : An. D tidak sulit minum

4. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat pada dahi, ketiak, dan lipat paha

H : Ibu melakukan kompres hangat di dahi

R : Ny. I mengambil handuk kecil dan air hangat dan melakukan kompres hangat

5. Menjelaskan kepada ibu klien tentang pentingnya tirah baring/pembatasan aktivitas selama fase
akut

H : Ibu memahami manfaat tirah baring selama fase akut (demam)

R : Ibu dan An. D memperhatikan penjelasan yang diberikan


6. Menjelaskan kepada Ibu klien tentang pentingnya menggunakan pakaian yang tipis dan menyerap
keringat bagi An. D

H : Baju An. D tipis dan menyerap keringat

R : Ibu sudah memahami pentingnya pakaian tipis dan menyerap keringat bagi An. D

7. Berkolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi

H:

· IVFD RL 30 gtt/i

· Cotrimoxazole 2 x cth II

· Paracetamol 3 x 1 tab

R : An. D mau meminum obat yang telah diberikan dan tidak ada tanda-tanda alergi

8. Melihat hasil pemeriksaan darah dan feses

H:

· Hb : 15,6 g/dl

· Ht : 46,9 %

· Leu : 9.103/ml

· Tromb : 189. 103/ml

· LED : 5 mm

· Widal :

ü O : 1/80 1/80 1/40 1/80

ü H : 1/40 1/40 1/80 1/80

9. Mengamati adanya peningkatan suhu terus menerus, distensi abdomen, dan nyeri abdomen

H : Suhu masih 38,1 0C, distensi abdomen (-), suepel (+)


R : An. D mengatakan tidak merasakan sakit dibagian perut

S:

ü Ibu klien mengatakan badan anaknya masih panas, walaupun sudah dikompres

ü Ibu mengatakan An. D sudah diberikan banyak minum

ü Ibu klien mengatakan bahwa An. D tidak banyak berakivitas hanya berbaring di tempat tidur

ü Ibu klien mengatakan sudah memberikan pakaian yang tipis dan menyerap keringat

ü Ibu klien mengatakan sudah memberikan obat penurun panas yang diberikan

O:

ü Teraba panas di dahi

ü T : 38 0C, RR : 130 x/i, HR : 30 x/i

ü Kompres (+)

ü Minum (+)

ü Terbaring di tempat tidur

ü Bibir lembab

ü Memakai baju tipis dan menyerap keringat

ü Abdomen : suepel

ü Paracetamol

ü IVFD RL 30 gtt/i

A:

Masalah peningkatan suhu tubuh teratasi sebagian

P : Intervensi dilanjutkan :
ü Kaji TTV

ü Anjurkan banyak minum

ü Anjurkan untuk kompres hangat

ü Kolaborasi dalam pemberian terapi

Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d konstipasi

1. Menanyakan kepada ibu pola eliminasi An. D

H : ibu klien mengatakan An. D belum BAB ± 1 minggu

R : An. D mengatakan tidak sesak BAB, Ibu klien mengatakan cemas karena AN. D tidak BAB selama ± 1
minggu

2. Mendengarkan suara peristaltik usus

H : Terdengar peristaltik usus

3. Mengkaji adanya keluhan nyeri abdomen

H : abdomen : suepel, nyeri (-)

R : An. D mengatakan tidak ada sakit dibagian perut

4. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan makan-makanan lunak, dan buah-buahan yang
merangsang BAB (pisang, pepaya)

H : M2 TKTP (pakek telur), makan buah apel

R : Ibu klien mengatakan memberikan makanan yang di sediakan oleh RS dan pakek telur, Ibu klien
mengatakan An. D hanya mau makan buah apel

5. Berkolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi


H : Lactulosa 3 x cth I

R : An. D mengatakan belum ada BAB

S:

ü Ibu klien mengatakan bahwa An. D belum ada BAB

ü An. D mengatakan tidak merasakan sakit pada perutnya

ü An. D mengatakan tidak ada sesak BAB

ü An. D mengatakan tidak suka makan buah pepaya dan pisang

ü An. D mengatakan sudah minum obat

O:

ü BAB (-)

ü Abdomen : suepel

ü M2 TKTP + telur rebus

ü Makan apel (+)

ü Lactulosa 3 x cth I

A:

Masalah pola eliminasi belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan :

ü Kaji eliminasi klien

ü Auskultasi bunyi usus

ü Anjurkan makan-makanan lunak dan buah

ü Kolaborasi dalam pemberian terapi


3

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik, tirah baring

1. Mengkaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas

H : Hanya bisa duduk dan terbaring

R : An. D mengatakan badanya lemah

2. Mengkaji jumlah makanan yang dikonsumsi klien

H : Diet M2 TKTP 3x/hari, makan roti (+), makan buah (+)

R : Ibu klien mengatakan An. D makan 3 x/hari tetapi tidak dihabiskan

3. Memberi penjelasan kepada ibu untuk menjaga An. D agar tidak banyak bergerak

H : An. D hanya terbaring di tempat tidur

R : Ibu klien mengatakan akan membatasi aktivitas An. D

4. Membantu klien melakukan aktivitas sesuai kebutuhan

H : Membantu An. D duduk

R : An. D mengatakan senang bisa duduk


5. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari

H : Ibu klien bekerja sama dengan baik

R : Ibu klien mengatakan mau membantu perawat

6. Memberikan kesempatan pada klien melakukan aktivitas sesuai indikasi

H : Bermain handphone

R : An. D senang bermain bola di HP

S:

ü Ibu klien mengatakan bahwa An. D hanya bisa berbaring dan duduk di tempat tidur

ü Ibu klien mengatakan anaknya sulit bergerak karena terpasang infus di kaki sebelah kanan

O:

ü Berbaring di tempat tidur

ü Terpasang infus di kaki sebelah kanan

ü k/u : lemah

A:

Masalah aktivitas belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan :

ü Kaji tingkat toleransi klien terhadap aktivitas

ü Bantu melakukan aktivitas sehari-hari sesuai kebutuhan

ü Anjurkan untuk tiraj baring selama fase akut

ü Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari


1

O1

2013

Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) b/d proses infeksi Salmonella Typhi

1. Mengukur tanda-tanda vital An. D


H:

§ T : 36,2 0C

§ RR : 28 x/i

§ HR : 92 x/i

R : An. D sudah membaik dan terlihat lebih segar

2. Menganjurkan ibu klien untuk memberikan banyak minum apabila demam

H : Minum (+)

R : Ibu klien akan memberikan banyak minum apabila An. D demam

3. Menganjurkan ibu untuk melakukan kompres hangat apabila demam terulang kembali

H : Ibu akan melakukan kompres hangat apabila demam lagi

R : Ibu klien mengucapkan terima kasih atas anjuran yang diberikan

4. Berkolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi

H:

· IVFD RL 30 gtt/i

· Cotrimoxazole 2 x cth II

· Paracetamol 3 x 1 tab

R : An. D mau meminum obat yang telah diberikan

S:
ü Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah tidak demam lagi

ü Ibu mengatakan akan menjalankan anjuran yang telah diberikan apabila anaknya demam lagi

ü Ibu klien mengatakan masih memberikan obat penurun panas karena takut demamnya terulang lagi

ü Ibu klien berterima kasih atas penjelasan yang telah diberikan kepadanya

O:

ü Ekspresi wajah ibu klien terlihat senang

ü k/u : membaik

ü T : 36,5 0C, RR : 28 x/i, HR : 92 x/i

ü Minum (+)

ü Bibir lembab

ü Paracetamol 3 x 1 tab

ü IVFD RL 30 gtt/i

A:

Masalah peningkatan suhu tubuh sudah teratasi

P : Intervensi dihentikan.

Gangguan pola eliminasi (BAB) b/d konstipasi


1. Menanyakan eliminasi kepada An. D

H : BAB (-)

R : An. D mengatakan belum ada BAB, Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada merasakan sesak BAB.

2. Mendengarkan suara peristaltik usus

H : Terdengar peristaltik usus

R : An. D mengatakan tidak ada sesak BAB

3. Mengingatkan kembali ibu klien untuk memberikan makan-makanan lunak, dan buah-buahan yang
merangsang BAB (pisang, pepaya)

H : M2 TKTP (pakek telur), makan pisang (+)

R : Ibu klien mengatakan anaknya pagi ini makan dengan nasi, telur, dan sayur bening

4. Berkolaborasi dalam pemberian terapi sesuai indikasi

H : Diet M2 TKTP, Lactulosa 3 x cth I

S:

ü Ibu klien mengatakan bahwa anaknya sudah BAB tetapi sedikit

ü Ibu klien mengatakan feces anaknya keras dan bau, berwarna kuning

ü Ibu klien mengatakan anaknya juga makan pisang walaupun harus dipaksa terlebih dahulu

ü Ibu klien mengatakan siang ini anaknya makan dengan nasi yang telah disediakan dan pakai telur

O:

ü Peristaltik usus (+) 12 x/i


ü M2 TKTP + telur rebus

ü Makan pisang (+) ¼ bagian

ü Lactulosa 3 x cth I

A:

Masalah pola eliminasi teratasi

P : Intervensi dihentikan

Intoleransi aktivitas b/d kelemahan fisik, tirah baring

1. Mengevaluasi tingkat toleransi klien terhadap aktivitas

H : Duduk dan berbaring

R : An. D mengatakan badanya sudah tidak lemas lagi dan ingin berjalan

2. Membantu klien melakukan aktivitas sesuai kebutuhan

H : hanya bisa duduk karena terpasang infus di kaki kanan

R : An. D mengatakan minta dilepaskan infusnya

3. Mengingatkan untuk tirah baring apabila masih lemah

H : k/u : membaik
R : An. D mengatakan ya

4. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari

H : Makan dibantu, kencing dibantu, dan duduk mandiri

R : Ibu klien mengatakan aktivitas anaknya masih harus dibantu

S:

ü Ibu klien mengatakan bahwa infus anaknya sudah dilepas jam 11.00 wib

ü Ibu klien mengatakan anaknya sudah membaik karena sudah bisa berjalan dan bermain bersama
teman 1 ruangan

ü Ibu klien mengatakan senang karena anaknya besok sudah boleh pulang

ü Ibu klien mengatakan akan menjaga anaknya agar tidak terlalu kecapaian karena belum sembuh betul

ü Ibu klien mengucapkan terima kasih karena sudah perduli dengan anaknya

O:

ü Ekspresi ibu klien senang

ü An. D terlihat senang dan bermain bersama teman 1 ruangan

ü k/u : baik

ü tampak lebih segar

A:

Masalah aktivitas teratasi

P : Intervensi dihentikan oleh mahasiswa. Terapi pengobatan dilanjutkan oleh pegawai ruangan
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Typhoid adalah suatu penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran cerna dengan gejala demam
lebih dari 7 hari, gangguan pada saluran cerna dan gangguan kesadaran. Penyakit pada usus yang
menimbulkan gejala-gejala sistemik yang disebabkan oleh salmonella typhi, salmonella type A.B.C
penularan terjadi secara pecal, oral melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Cara pencegahan penyakit typoid yang dilakukan adalah cuci tangan setelah dari toilet dan khususnya
sebelum makan atau mempersiapkan makanan, hindari minum susu mentah (yang belum
dipasteurisasi), hindari minum air mentah, rebus air sampai mendidih dan hindari makanan pedas.

B. Saran

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan maka dengan adanya makalah ini,
diharapkan pembaca dapat memahami tentang penyakit typoid dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Djauzi & Sundaru. 2003. Imunisasi Dewasa. Jakarta : FKUI

Mansjoer, A. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius

Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, Edisi 2. Jakarta : EGC

Soegeng, S. 2005. Ilmu Penyakit Anak “Diagnosa dan Penatalaksanaan”. Jakarta : Salemba Medika

Suryadi. 2001. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta : CV Agung Setia

Syamsuhidayat, W. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC

You might also like