Penyakit gout merupakan penyakit yang banyak diderita oleh penduduk dunia dan dapat menyerang baik pria maupun wanita. Gout merupakan penyakit metabolik saat terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan yang ditandai dengan adanya serangan berulang dari peradangan sendi yang akut, kadang disertai pembentukan tofus dan kerusakan sendi yang kronis (Sutanto, 2013 dalam Djohari & Paramitha,2015). Kadar asam urat yang tinggi akan menyebabkan peningkatan kristal asam urat yang berbentuk seperti jarum terutama dipersendian yang akan menimbulkan rasa nyeri pada persendian (Djohari & Paramitha,2015). Gangguan asam urat terjadi pada 840 dari setiap 100.000 orang. Penyakit ini umumnya dialami oleh laki-laki berusia >30 tahun dan wanita setelah menopuase, hal ini dikarenakan adanya gangguan hormon (Sustrani et al., 2007 dalam Djohari & Paramitha,2015). Berdasarkan data Riskesdas (2013), penyakit nyeri sendi di Indonesia yang terdiagnosis mencapai 11,9% dan yang mengalami gejala sekitar 24,7%. Di Kalimantan Barat, jumlah penderita nyeri sendi yang terdiagnosis sekitar 13,3% sedangkan yang mengalami gejala sebesar 22,3%. Prevalensi penyakit sendi ini terus meningkat seiring dengan bertambanhya usia dimana prevalensi tertinggi pada usia >75 tahun yaitu sekitar 33% untuk yang terdiagnosis dan 54,8% yang mengalami gejala. Berdasarkan data Dinas Kesehatam Kota Pontianak (2017), jumlah lanjut usia (lansia) yang mengalami asam urat mencapai 2.173 orang.