Professional Documents
Culture Documents
KELOMPOK 9
- Lamria simbolon
- Nataliano simanjuntak
- Wilda renata siregar
T.A 2016/2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (Kukuh
Rahardjo, 2014 : 5). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan.
(Prawirohardjo, 2009 : 28).Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru lahir adalah
asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll.
(Muslihatun, 2010 : 6).
Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak menyenangkan bagi
bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan
lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin
hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup bergantung penuh
pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir akan mengalami
adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap
pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi
fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan perawatan yang dapat
membantunya untuk melewati masa transisi dengan berhasil. (Muslihatun, 2010 : 10).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan Bayi Baru lahir
2. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan :
1. melakukan pengkajian bayi baru lahir
2. melakukan interpretasi data yang meliputi diagnose
3. merumuskan diagnose bayi baru lahir
4. mengidentifikasi tindakan segera bayi baru lahir
5. merencanakan tindakan yang akan dilakukan bayi baru lahir
6. melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan bayi baru lahir
7. melaksanakan evaluasi tindakan bayi baru lahir
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang sangat hebat. Perubahan yang
komplek ini harus terjadi pada jangka waktu yang tepat bagi bayi baru lahir untuk dapat
bertahan hidup dan berkembang sercara normal. Bayi baru lahir harus melewati beberapa fase
selama trassisi kehidupan di luar uterus. Masa trassisi kehidupan dimulai saat lahirnya yaitu
ketika bayi dirangsang oleh kontraksi uterus dan perubahan tekanan akibat pecahnya ketuban,
pada saat lahir dan pernafasan harus di mulai.( Reedar, 2011, hal : 71)
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara
2500-4000 gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauteri (Marlyn dongoes,1999). Masabayibarulahir (neonatal) adaalah masa 28
haripertamakehidupanmanusia.Padamasainiterjadi proses penyesuaian system
tubuhbayidarikehidupan intra uteri kekehidupanekstra uteri. Masainiadalahmasa yang
perlumendapatkanperhatiandanperawatan yang ekstrakarenapadamasainiterdapatmortalitas
paling tinggi (llyasjumiarni,1994 hal:1).
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42
minggu (Ilyas Jumiarni,1994 hal:23).
B. Etiologi
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan sebagai berikut :
1. Abortus ; umur hamil sebelum 28 minggu dengan berat janin < 1000 gram
2. Persalinan premature : kelahiran bayi sebelum kehamilan berumur 28 – 36 minggu dengan
berat janin 2,499 gr
3. Persalinan Aterm : persalinan antara umur 37- 42 minggu dengan berat janin 2,500-4000 gr
4. persalinan serotinus : persalinann yang lebih dari 42 minggu
5. Persalinan presipitatus : persalinan cepat kurang dari 3 jam
C. Klasifikasi
bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang sangat hebat. Perubahan yang
kompleks ini harus terjadi pada jangka waktu yang tepat bagi bayi baru lahir untuk dapat
bertahan hidup dan berkembang secara normal. Bayi baru lahir harus melewati beberapa fase
selama beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus. Masa transisi kehidupan dimulai saat
dilahirkan yaitu ketika janin dirangsang oleh kontraksi uterus dan perubahan tekanan akibat
pecahnya ketuban. Pada saat lahir, pernapasan harus dimulai. Kondisi ini memicu perubahan
fungsi system organ dan proses metabolik. Perubahan yang signifikan terjadi pada area
berikut:
· Pernapasan
· Sirkulasi
· System imun
· Pengaturan suhu: metabolism
· Sistem neurologis
· System gastrointestinal
· Fungsi ginjal dan sekresi urine
· Fungsi hati
Fase akhir masa transisi adalah pengaturan kembali proses metabolik lebih lanjut untuk
mencapai suatu kondisi yang stabil dan dapat mempertahankan hidup. Kondisi ini meliputi
perubahan saturasi oksigen darah, penurunan enzim, pengurangan asodosis respiratori
pascanatal, dan pemulihan jaringan neurologis akibat trauma persalinan dan kelahiran
(Reeder, 2011) hlm : 71.
1. Perubahan pernafasan
Sebelum bayi dilahirkan, kebutuhan oksigen janin dipengaruhi oleh plasenta, oleh karena itu
paru-paru janin tidak perlu berfungsi sebagai organ respirasi dan perkembangan struktur
paru-paru berlangsung secara kontinu sepanjang kehidupan janin dan masa kanak-kanak
awal. Saluran mulai terbentuk pada cabang bronchial sekitar usia 17 minggu, dan kantong
udara primitive mulai terbentuk. Pada usia 26 minggu terjadi suatu vaskularisasi yang
adekuat.Janin cukup bulan yang normal siap untuk mulai pernafasan efektif pada saat lahir
(Reeder S. J., 2011)hlm : 71
2. Sistem imun
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonatus hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan.
Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.Apabilaterjadiinfeksipadajanin yang
dapatmelaluiplasenta, reaksiimunologidapatterjadidenganpembentukansel plasma dan anti
bodi gamma A,Gdan M(Ilyas Jumiarni,1994) hlm : 51.
3. Pengaturan suhu tubuh
Bayi baru lahir dilahirkan ke lingkungan yang lebih dingin dari pada lingkungan uterus yang
biasa dialaminya. Karena peruahan kondisi llingkungan yang cepat ini, suhu bayi baru lahir
dapat turun beberapa derajat setelah dilahirkan.
Kehilangan panas. Evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi merupakan empat cara yang
menyebabkan bayi baru lahir dapat kehilangan panas dilingkungannya. Kehilangan panas
melalui evaporasi juga terjadi dari paru pada saat bayi baru lahir mengalami takipnea atau
jika kelembapan rendah. Kehilangan panas melalui konduksi meliputi transfer panas dari
suatu benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui kontak langsung. Melalui
konveksi transfer panas adalah dari tubuh ke udara sekelilingnya. Suhu bayi baru lahir
dipengaruhi oleh aliran udara dilingkungan, seperti yang dibebaskan oleh terpasangnya alat
pedingin ruangan. Radiasi terjadi ketika panas ditrasfer dari benda yang hangat kebenda yang
lebih dingin saat benda tersebut tidak kontak secara langsung.
4. Sistem neurologi
Pada saat lahir system persarafan belum terintegrasi dengan sempurna namun sudah cukup
berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstrauerin. Kebanyakan fungsi neurologis
berupa ferleks primitive. System saraf otonom sangat penting selama transisi, karena saraf ini
merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa, dan
membantu mengatur seimbangan control suhu. (Bobak, 2005)
5. Sistem gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi
protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali amylase pancreas,
krakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat
badan lahirnya rendah. Adapun beberapa perubahan fisiologis pada system cerna antara lain:
A. Pada pencernaan
Keasaman lambung bayi pada saat lahir pada umumnya sama dengan keasaman lambung
orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai
tiga bulan. Penurunan keasaman lambung ini dapat menimbulkan “kolik”. Bayi yang
mengalami kolik kidak dapat tidur, menangis dan tampak distress di antara waktu makan,
gejala ini akan hilang setelah bayi berusia 3 bulan.
Kapasitas lambung bayi baru lahir kurang lebih 30cc. waktu pengosongan lambung pun juga
bervariasi antara 2-3 jam. Beberapa factor seperti waktu pemberian makan dan volume
makan, jenis dan suhu makanan serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan
lambung (Bobak, 2005).
B. Pada eliminasi BAB
Bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh meconium. Meconium dibentuk selama janin
dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur-unsurnya, dari sekresi usus dan dari
sel-sel mukosa. Meconium berwarna hijau kehitaman konsistensinya kental, dan mengandung
darah samar. Meconium pertama keluar steril, tetapi setelah beberapa jam mengandung
bakteri. Sekitar 69%bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan meconium dalam 12 jam
pertama kehidupannya(Bobak, 2005).
6. Fungsi ginjal dan sekresi urine
Dalam 24 jam kelahiran, 92% bayi baru lahir yang sehat berkemih, tetapi berkemih pertama
dapat terjadi setelah dilahirkan dan tidak bias diamati. Seiring dengan asupan cairan
meningkat, frekuensi berkemih meningkat dari 2-6x pada hari pertama dan ke dua 5-20x per
24 jam pada hari berikutnya (Reeder S. J., 2011)hlm : 78.
7. Fungsi hati.
Selama kehidupan janin hati memiliki peran penting dalam pembentukan darah. Di
perkirakan bahwa fungsi ini berlanjut sampai derajat tertentu setelah lahir. Selanjutnya pada
periode neonatus hati memproduksi zat-zat penting untuk koagulasi darah. Jika asupan wanita
adekuat selama kehamilan maka kadar besi yang cukup di simpan pada bayi baru lahir untuk
memasok kebutuhan pada bulan-bulan pertama kehidupan. (Reeder, 2011)hlm : 78.
E. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini
bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang
baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim
disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran
untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil
menggunakan glukosa.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Biodata
Nama pasien : supaya membedakan dengan bayi lainya
Umur : dalam hari setelah kelahiran
Nama ibu :mengetahui nama ibu bayi
Umur :antara 17-35 tahun
<17 tahun alat reproduksi belum sempurna/matang
>35 tahun banyak terjadi resiko saat melahirkan
Suku/bangsa : Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di
Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di
masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang
atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat
istiadat yang merugikan seperti misalnya:
o Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan
o Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya: ikan asin, telur asin
karena bisa membuat ASI jadi asin
o Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang
o Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya
cepat keluar
o Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut
darah kotor naik ke mata
o Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan
persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan
o Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam
Keterangan :
Keadaan umum bayi di nilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai apgar.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia ataua tidak. Yang dinilai
ialah frekuensi jantung (heart rate), usaha napas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone)
,warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan (response tostimuli) yaitu dengan
memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan napas dibersihkan. Setiap penilaian diberi
angka 0,1,dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous
baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nialai Apgar 4-6) atau bayi menderita
asfiksia berat (nilai 0-3 ). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5
menit, kemungkinan terjadinya grjala-gejala neurologik-lanjutan di kemudian hari lebih
besar. Berhubung dengan itu,penilaian menurut Apgar dilakukan selain pada umur 1 menit
juga pada umur 5 menit.
12. Abdomen
Inspeksi : Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua
arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan.
Auskultasi : Bising usus ada 3-5 x / menit.
Palpasi : Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba
2 - 3 cm, di bawah arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Ginjal dapat di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba
sekitar 2 - 3 cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.
Perkusi : Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
13. Genitalia
Genitalia wanita : Labia mayora menutupi labia minora; verniks pada lipatan vagina
agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas lendir, dan
kemungkinan rabas berdarah
Genitalia pria :kulup uretra testis melekat pada glans penis, lubang pada ujung penis,
dapat diraba di tiap kantong skrotum.
14. Anus
Inspeksi :Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking),
pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.
15. Tulang belakang
Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang belakang
untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi : Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang
terlihat.Palpasi : Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.
16. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan reflek
genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari
sama, karpal dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi
bantalan kuku.
Palpasi : Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri simetris
bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.
Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar jari
samabantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati bantalan kuku rentang
pergerakansendi penuh : tungkai, lutut, pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal
dan metatarsalada dan sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris (reeder,2011
hal: 82-83.
17. Pemeriksaan reflek
a. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah bila
telapak tangan memberi rangsangan akan memberi reaksi seperti
menggenggam.
b. Refleks leher (tonic neck reflex) pada bayi jatuh tertidur atau keadaan tertidur
menunjukan reflek dengan cepat putar kearah satu sisi repon yang khas jika
bayi mengahadap kekiri lengan dan kaki pada sisi itu sedangkan lengan dan
tungkainya akan berada dalamposisi fleksi (putar kepala kearah kanan dan
ektermitas akan mengambil postur yang berlawanan.
c. Refleks menghisap dan membuka mulut (rooting reflex) menimbulkan reflek
sentuh bibir, pipi, atau sudut mulut bayi dengan puting. Respon yang khas
bayi menoleh kearah stimulus, membuka mulut, memasukan puting dan
menghisap.
d. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka serta kemudian
diakhiri dengan aduksi lengan (Bobak,2004 hal:397-399)
18. Pengukuran atropometrik
a. Penimbang berat badan
Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya, tangan
bidan menjaga di atas bayi sebagai tindakan keselamatan .
BBL normal 2500 – 4000gram.
b. Panjang badan
Letakkan bayi datar dengan posisi lurus sebisa mungkin. Pegang kepala agar
tetap pada ujung atas kita ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah
menuju bawah kita. PB normal : 48-50cm.
c. Lingkar kepala
Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita
mengelilingi bagian atas alis LK normal : 32 - 34 cm.
d. Lingkar dada
Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita mengelilingi
kearah depan dan garis putih. LD normal : 32 – 34 cm ( llyasjumiarni ) hlm :
56.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan
nafas.
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
3. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
C. Intervensi keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
No Tanggal Implementasi Evaluasi
1 07 Juni Pukul 08.30 wib pukul 09. 15 wib
2017 · Mengobservasi adanya S:
pernafasan cuping hidung, Ny. N.S mengatakan bayi tidak sesak dan dapat menyusu dengan
retraksi dada dan pernafasan baik.
mendengkur. O:
Pukul 08.40 wib Bayi tampak tenang, tidak sesak, RR=36x/menit.
· Mengauskultasi suara paru. Tidak ada tanda – tanda hypoksia.
Pukul 09.00 wib Kulit hangat dan kemerahan.
· Membersihkan jalan nafas A:
dan lendir sedikit – sedikit. - Masalah teratasi sebagian.
· Mengobservasi warna kulit P:
terhadap sianosis. - Lanjutkan tindakan keperawatan :
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan atau beberapa hari setelah dilahirkan, perubahan
fisiologis yang hebat yang penting bagi kesehatan dan ketahanan hidup, terjadi pada bayi
baru lahir. Selain perubahan fisiologis bayi tersebut, bayi baru lahir harus beradaptasi dengan
bermacam-macam cara yang berbeda terhadap lingkungan yang benar-benar baru meliputi :
Pernapasan, Sirkulasi darah , Sistem imun, Pengaturan suhu-metabolisme, Sistem neurologis,
Sistem gastrointestinal, Fungsi ginjal dan sekresi urine. Masalah- masalah bayi baru lahir
seperti asfiksia, icterus neonatorum, infeksi neonatorum, hipertermi adalah masalah masalah
yang sering terjadi.
Oleh karena itu dibutuhkan peran perawat untuk memberikan penjelasan kepada keluarga
utamanya pada keluarga kelahiran anak pertama sehingga ibu dan ayah tidak akan cemas
dengan kondisi bayinya.
2. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC. 1998
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC. 1998
Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I,
Jilid Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006.
Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta