You are on page 1of 21

ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

KELOMPOK 9

- Lamria simbolon
- Nataliano simanjuntak
- Wilda renata siregar

STIKes SANTA ELISABETH MEDAN

T.A 2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 - 4000 gram, cukup bulan, lahir
langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat. (Kukuh
Rahardjo, 2014 : 5). Sedangkan, asuhan pada bayi baru lahir normal adalah asuhan yang
diberikan pada bayi baru lahir tersebut selama satu jam pertama setelah kelahiran, sebagian
besar bayi yang baru lahir akan menunjukkan usaha nafas spontan dengan sedikit bantuan.
(Prawirohardjo, 2009 : 28).Adapun permasalahan yang terjadi pada bayi baru lahir adalah
asfiksia neonatorum, ikterus, perdarahan tali pusat, kejang, BBLR, hipotermi, dll.
(Muslihatun, 2010 : 6).

Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia tahun 2013 angka kelahiran di Indonesia


sebesar 4.738.692 bayi dan di Jawa Timur sebesar 582.233 bayi. Sedangkan angka kelahiran
berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang tahun 2013 sebesar 19.530 bayi.
Dan angka kelahiran berdasarkan data dari Puskesmas Peterongan Kabupaten Jombang tahun
2014 adalah sebesar 621 bayi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di PONED Puskesmas Peterongan


Jombang, didapatkan jumlah kelahiran normal pada tahun 2014 adalah 81 bayi. Adapun bayi
yang mengalami asfiksia adalah 2 bayi, bayi yang terkena infeksi 9 bayi, bayi dengan berat
badan lahir rendah 2 2 bayi dan bayi sakit 14 bayi. Sedangkan pada bulan Januari tahun 2015
jumlah bayi lahir adalah 8 dengan 1 bayi asfiksia. Asuhan yang dilakukan pada bayi baru
lahir di Puskesmas Peterongan sudah sesuai standart, di mulai dari bayi lahir yaitu menilai
sepintas, mengeringkan tubuh bayi, melakukan pemotongan tali pusat, IMD, 1 jam setelah
lahir dilakukan pengukuran BB, TB, antropometri, pemberian salep mata, suntik vit K 1,
kemudian 1 jam setelahnya dilakukan suntik HB unijek dan pemantauan pada bayi.
Sedangkan pada ibu yang melahirkan di Puskesmas Peterongan sebelum pulang ke rumah
oleh petugas diberikan konseling yang nantinya bisa dipraktekkan oleh ibu di rumah dengan
panduan buku “SMART’’ yang didalamnya menjelaskan tentang senam nifas, cara
memandikan bayi, cara menyusui yang benar, cara merawat tali pusat dan cara memberikan
sentuhan sekaligus perawatan melalui pijat bayi.

Periode segera setelah bayi baru lahir merupakan awal yang tidak menyenangkan bagi
bayi tersebut. Hal ini disebabkan oleh lingkungan kehidupan sebelumnya (intrauterin) dengan
lingkungan kehidupan sekarang (ekstrauterin) yang sangat berbeda. Di dalam uterus janin
hidup dan tumbuh dengan segala kenyamanan karena ia tumbuh dan hidup bergantung penuh
pada ibunya. Sedangkan, pada waktu kelahiran, setiap bayi baru lahir akan mengalami
adaptasi atau proses penyesuaian fungsi – fungsi vital dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan di luar uterus. Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga homeostasis atau
kemampuan mempertahankan fungsi – fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap
pertumbuhan 3 dan perkembangan intrauterin. Adaptasi segera setelah lahir meliputi adaptasi
fungsi-fungsi vital (sirkulasi, respirasi, susunan saraf pusat, pencernaan dan metabolisme).
Oleh karena itu, bayi baru lahir memerlukan pemantauan ketat dan perawatan yang dapat
membantunya untuk melewati masa transisi dengan berhasil. (Muslihatun, 2010 : 10).

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat memahami asuhan keperawatan Bayi Baru lahir
2. Tujuan khusus
Mahasiswa dapat menjelaskan :
1. melakukan pengkajian bayi baru lahir
2. melakukan interpretasi data yang meliputi diagnose
3. merumuskan diagnose bayi baru lahir
4. mengidentifikasi tindakan segera bayi baru lahir
5. merencanakan tindakan yang akan dilakukan bayi baru lahir
6. melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana tindakan bayi baru lahir
7. melaksanakan evaluasi tindakan bayi baru lahir

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang sangat hebat. Perubahan yang
komplek ini harus terjadi pada jangka waktu yang tepat bagi bayi baru lahir untuk dapat
bertahan hidup dan berkembang sercara normal. Bayi baru lahir harus melewati beberapa fase
selama trassisi kehidupan di luar uterus. Masa trassisi kehidupan dimulai saat lahirnya yaitu
ketika bayi dirangsang oleh kontraksi uterus dan perubahan tekanan akibat pecahnya ketuban,
pada saat lahir dan pernafasan harus di mulai.( Reedar, 2011, hal : 71)
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan
umur kehamilan 37-42 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara
2500-4000 gram serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauteri (Marlyn dongoes,1999). Masabayibarulahir (neonatal) adaalah masa 28
haripertamakehidupanmanusia.Padamasainiterjadi proses penyesuaian system
tubuhbayidarikehidupan intra uteri kekehidupanekstra uteri. Masainiadalahmasa yang
perlumendapatkanperhatiandanperawatan yang ekstrakarenapadamasainiterdapatmortalitas
paling tinggi (llyasjumiarni,1994 hal:1).
Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu,lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42
minggu (Ilyas Jumiarni,1994 hal:23).

B. Etiologi
Beberapa istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan berat janin yang
dilahirkan sebagai berikut :
1. Abortus ; umur hamil sebelum 28 minggu dengan berat janin < 1000 gram
2. Persalinan premature : kelahiran bayi sebelum kehamilan berumur 28 – 36 minggu dengan
berat janin 2,499 gr
3. Persalinan Aterm : persalinan antara umur 37- 42 minggu dengan berat janin 2,500-4000 gr
4. persalinan serotinus : persalinann yang lebih dari 42 minggu
5. Persalinan presipitatus : persalinan cepat kurang dari 3 jam

C. Klasifikasi
bayi baru lahir mengalami perubahan fisiologis yang sangat hebat. Perubahan yang
kompleks ini harus terjadi pada jangka waktu yang tepat bagi bayi baru lahir untuk dapat
bertahan hidup dan berkembang secara normal. Bayi baru lahir harus melewati beberapa fase
selama beradaptasi dengan kehidupan di luar uterus. Masa transisi kehidupan dimulai saat
dilahirkan yaitu ketika janin dirangsang oleh kontraksi uterus dan perubahan tekanan akibat
pecahnya ketuban. Pada saat lahir, pernapasan harus dimulai. Kondisi ini memicu perubahan
fungsi system organ dan proses metabolik. Perubahan yang signifikan terjadi pada area
berikut:
· Pernapasan
· Sirkulasi
· System imun
· Pengaturan suhu: metabolism
· Sistem neurologis
· System gastrointestinal
· Fungsi ginjal dan sekresi urine
· Fungsi hati
Fase akhir masa transisi adalah pengaturan kembali proses metabolik lebih lanjut untuk
mencapai suatu kondisi yang stabil dan dapat mempertahankan hidup. Kondisi ini meliputi
perubahan saturasi oksigen darah, penurunan enzim, pengurangan asodosis respiratori
pascanatal, dan pemulihan jaringan neurologis akibat trauma persalinan dan kelahiran
(Reeder, 2011) hlm : 71.
1. Perubahan pernafasan
Sebelum bayi dilahirkan, kebutuhan oksigen janin dipengaruhi oleh plasenta, oleh karena itu
paru-paru janin tidak perlu berfungsi sebagai organ respirasi dan perkembangan struktur
paru-paru berlangsung secara kontinu sepanjang kehidupan janin dan masa kanak-kanak
awal. Saluran mulai terbentuk pada cabang bronchial sekitar usia 17 minggu, dan kantong
udara primitive mulai terbentuk. Pada usia 26 minggu terjadi suatu vaskularisasi yang
adekuat.Janin cukup bulan yang normal siap untuk mulai pernafasan efektif pada saat lahir
(Reeder S. J., 2011)hlm : 71
2. Sistem imun
Pada system imunolgi terdapat beberapa jenis imunologi (suatu protein yang mengandung zat
antibody)diantaranya adalah imunoglobulingmma G(Ig G)
Pada neonatus hanya terdapat Ig G dibentuk banyak pada bulan ke 2 setelah bayi dilahirkan.
Ig G Pada janin berasal dari ibunya melalui plasenta.Apabilaterjadiinfeksipadajanin yang
dapatmelaluiplasenta, reaksiimunologidapatterjadidenganpembentukansel plasma dan anti
bodi gamma A,Gdan M(Ilyas Jumiarni,1994) hlm : 51.
3. Pengaturan suhu tubuh
Bayi baru lahir dilahirkan ke lingkungan yang lebih dingin dari pada lingkungan uterus yang
biasa dialaminya. Karena peruahan kondisi llingkungan yang cepat ini, suhu bayi baru lahir
dapat turun beberapa derajat setelah dilahirkan.

Kehilangan panas. Evaporasi, konduksi, konveksi, dan radiasi merupakan empat cara yang
menyebabkan bayi baru lahir dapat kehilangan panas dilingkungannya. Kehilangan panas
melalui evaporasi juga terjadi dari paru pada saat bayi baru lahir mengalami takipnea atau
jika kelembapan rendah. Kehilangan panas melalui konduksi meliputi transfer panas dari
suatu benda yang lebih hangat ke benda yang lebih dingin melalui kontak langsung. Melalui
konveksi transfer panas adalah dari tubuh ke udara sekelilingnya. Suhu bayi baru lahir
dipengaruhi oleh aliran udara dilingkungan, seperti yang dibebaskan oleh terpasangnya alat
pedingin ruangan. Radiasi terjadi ketika panas ditrasfer dari benda yang hangat kebenda yang
lebih dingin saat benda tersebut tidak kontak secara langsung.
4. Sistem neurologi
Pada saat lahir system persarafan belum terintegrasi dengan sempurna namun sudah cukup
berkembang untuk bertahan dalam kehidupan ekstrauerin. Kebanyakan fungsi neurologis
berupa ferleks primitive. System saraf otonom sangat penting selama transisi, karena saraf ini
merangsang respirasi awal, membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa, dan
membantu mengatur seimbangan control suhu. (Bobak, 2005)
5. Sistem gastrointestinal
Bayi baru lahir cukup bulan mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan mengabsorbsi
protein dan karbohidrat sederhana, serta mengemulsi lemak. Kecuali amylase pancreas,
krakteristik enzim dan cairan pencernaan bahkan sudah ditemukan pada bayi yang berat
badan lahirnya rendah. Adapun beberapa perubahan fisiologis pada system cerna antara lain:
A. Pada pencernaan
Keasaman lambung bayi pada saat lahir pada umumnya sama dengan keasaman lambung
orang dewasa, tetapi akan menurun dalam satu minggu dan tetap rendah selama dua sampai
tiga bulan. Penurunan keasaman lambung ini dapat menimbulkan “kolik”. Bayi yang
mengalami kolik kidak dapat tidur, menangis dan tampak distress di antara waktu makan,
gejala ini akan hilang setelah bayi berusia 3 bulan.

Kapasitas lambung bayi baru lahir kurang lebih 30cc. waktu pengosongan lambung pun juga
bervariasi antara 2-3 jam. Beberapa factor seperti waktu pemberian makan dan volume
makan, jenis dan suhu makanan serta stress psikis dapat mempengaruhi waktu pengosongan
lambung (Bobak, 2005).
B. Pada eliminasi BAB
Bayi lahir dengan bagian bawah yang penuh meconium. Meconium dibentuk selama janin
dalam kandungan berasal dari cairan amnion dan unsur-unsurnya, dari sekresi usus dan dari
sel-sel mukosa. Meconium berwarna hijau kehitaman konsistensinya kental, dan mengandung
darah samar. Meconium pertama keluar steril, tetapi setelah beberapa jam mengandung
bakteri. Sekitar 69%bayi normal yang cukup bulan mengeluarkan meconium dalam 12 jam
pertama kehidupannya(Bobak, 2005).
6. Fungsi ginjal dan sekresi urine
Dalam 24 jam kelahiran, 92% bayi baru lahir yang sehat berkemih, tetapi berkemih pertama
dapat terjadi setelah dilahirkan dan tidak bias diamati. Seiring dengan asupan cairan
meningkat, frekuensi berkemih meningkat dari 2-6x pada hari pertama dan ke dua 5-20x per
24 jam pada hari berikutnya (Reeder S. J., 2011)hlm : 78.
7. Fungsi hati.
Selama kehidupan janin hati memiliki peran penting dalam pembentukan darah. Di
perkirakan bahwa fungsi ini berlanjut sampai derajat tertentu setelah lahir. Selanjutnya pada
periode neonatus hati memproduksi zat-zat penting untuk koagulasi darah. Jika asupan wanita
adekuat selama kehamilan maka kadar besi yang cukup di simpan pada bayi baru lahir untuk
memasok kebutuhan pada bulan-bulan pertama kehidupan. (Reeder, 2011)hlm : 78.

D. Tanda dan gejala


1. Mata (Berkedip atau reflek corneal)
Bayi berkedip pada pemunculan sinar terang yang tiba – tiba atau pada pandel atau
obyek kearah kornea, harus menetapkan sepanjang hidup, jika tidak ada maka menunjukkan
adanya kerusakan pada saraf cranial.
2. Pupil
Pupil kontriksi bila sinar terang diarahkan padanya, reflek ini harus sepanjang hidup.
3. Glabela
Ketukan halus pada glabela (bagian dahi antara 2 alis mata) menyebabkan mata menutup
dengan rapat.

Mulut dan tenggorokan


1. Menghisap
Bayi harus memulai gerakan menghisap kuat pada area sirkumoral sebagai respon terhadap
rangsangan, reflek ini harus tetap ada selama masa bayi, bahkan tanpa rangsangan sekalipun,
seperti pada saat tidur.
2. Menguap
Respon spontan terhadap panurunan oksigen dengan maningkatkan jumlah udara inspirasi,
harus menetap sepanjang hidup.

E. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.Saat ini
bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya sendiri yang
baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit.Periode adaptasi terhadap kehidupan di luar rahim
disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah kelahiran
untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah pada sistem
pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan mengambil
menggunakan glukosa.

F. Faktor Bayi Baru Lahir Resiko Tinggi


A. Asfiksia neonatorum
Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas secara
spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan
hipoksia ini berhubungan dengan faktor-faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau
segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan
bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan
mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-gejala lanjut yang mungkin
timbul ( llyasjumiarni, 1994 ) hlm : 77.
B. Infeksi neonatorum
Inkfesi Neonatorum atau Sepsis adalah infeksi bakteri umum generalisata yang
biasanya terjadi pada bulan pertama kehidupan. yang menyebar ke seluruh tubuh bayi baru
lahir.Sepsis adalah sindrom yang dikarakteristikan oleh tanda-tanda klinis dan gejala-gejala
infeksi yang parah yang dapat berkembang ke arah septisemia dan syok septik. (Doenges,
Marylyn E. 2000,). Septisemia menunjukkan munculnya infeksi sistemik pada darah yang
disebabkan oleh penggandaan mikroorganisme secara cepat dan zat-zat racunnya yang dapat
mengakibatkan perubahan psikologis yang sangat besar. Sepsis merupakan respon tubuh
terhadap infeksi yang menyebar melalui darah dan jaringan lain. Sepsis terjadi pada kurang
dari 1% bayi baru lahir tetapi merupakan penyebab dari 30% kematian pada bayi baru lahir.
Infeksi bakteri 5 kali lebih sering terjadi pada bayi baru lahir yang berat badannya kurang
dari 2,75 kg dan 2 kali lebih sering menyerang bayi laki-laki. Pada lebih dari 50% kasus,
sepsis mulai timbul dalam waktu 6 jam setelah bayi lahir, tetapi kebanyakan muncul dalam
waktu 72 jam setelah lahir.Sepsis yang baru timbul dalam waktu 4 hari atau lebih
kemungkinan disebabkan oleh infeksi nosokomial (infeksi yang didapat di rumah sakit).
C. Hipoglikemia
Istilah hipoglikemia merujuk pada kadar glukosa yang rendah. Hipoglikemia sesaat
pada awal kehidupan neonates cukup bulan merupakan hal yang wajar, sering didapatkan dan
terjadi pada hamper seluruh bayi baru lahir. Hal ini akan normal dengan sendirinya dan
bukanlah sesuatu yang patologis karena kadar glukosa darah meningkat secara spontan dalam
2-3 jam. Dalam situasi dimana kadarglukosa darah yang rendah karena belum mendapat
asupan makanan (ASI belum ada) terjadi respon ketogenik yaitu metabolism dari asam lemak
menjadi badan keton. Otak bayi dengan kemampuannya akan memanfaatkan badan keton
untuk menghemat glukosa bagi otak dan melindungi fungsi neurologis bayi.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Biodata
Nama pasien : supaya membedakan dengan bayi lainya
Umur : dalam hari setelah kelahiran
Nama ibu :mengetahui nama ibu bayi
Umur :antara 17-35 tahun
<17 tahun alat reproduksi belum sempurna/matang
>35 tahun banyak terjadi resiko saat melahirkan
Suku/bangsa : Di Jawa Tengah, ada kepercayaan bahwa ibu hamil pantang
makan telur karena akan mempersulit persalinan dan pantang makan daging karena
akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Sementara di salah satu daerah di
Jawa Barat, ibu yang kehamilannya memasuki 8-9 bulan sengaja harus mengurangi
makannya agar bayi yang dikandungnya kecil dan mudah dilahirkan. Di
masyarakat Betawi berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan
kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya
kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat
mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
Kebiasaan-kebiasaan adat istiadat dan perilaku masyarakat sering kali merupakan penghalang
atau penghambat terciptanya pola hidup sehat di masyarakat. Perilaku, kebiasaan, dan adat
istiadat yang merugikan seperti misalnya:
o Ibu hamil dilarang tidur siang karena takut bayinya besar dan akan sulit
melahirkan
o Ibu menyusui dilarang makan makanan yang asin, misalnya: ikan asin, telur asin
karena bisa membuat ASI jadi asin
o Ibu habis melahirkan dilarang tidur siang
o Bayi berusia 1 minggu sudah boleh diberikan nasi atau pisang agar mekoniumnya
cepat keluar
o Ibu post partum harus tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk karena takut
darah kotor naik ke mata
o Ibu yang mengalami kesulitan dalam melahirkan, rambutnya harus diuraikan dan
persalinan yang dilakukan di lantai, diharapkan ibu dapat dengan mudah melahirkan
o Bayi baru lahir yang sedang tidur harus ditemani dengan benda-benda tajam

Pekerjaan : kantoran seringnya makan makanan cepat saji, kurangnya istirahat,


menyebabkan ibu kelelahan dan beresiko tinggi terhadap kehamilanya misalnya
prematur.
Alamat :ke adaan lingkungan yang seperti apa misalnya bersih apa tidak,
kumuh apa tidak dan lain-lain

2. Pengakjian fisik pada bayi


Pemeriksaan pertama pada bayi baru lahir harus dilakukan di kamar bersalin. Perlu
mengetahui riwayat keluarga, riwayat kehamilan sekarang dan sebelumnya dan riwayat
persalinan. Pemeriksaan dilakukan bayi dalam keadaan telanjang dan dibawah lampu
yang terang. Tangan serta alat yang digunakan harus bersih dan hangat.
Tujuan pemeriksaan ini adalah :
1. Menilai gangguan adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke luar
uterus yang memerlukan resusitasi.
2. Untuk menemukan kelainan seperti cacat bawaan yang perlu tindakan segera.
3.Menentukan apakah bayi baru lahir dapat dirawat bersama ibu (rawat gabung).
Pemeriksaan yang dilakukanyaitu :

Tanda Skore 0 Skore 1 Skore 2


A Badan Tubuh kemerahan, Merah seluruh
Appearance /warna kulit biru/pucat ektremitas biru tubuh
P Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari100
Pulse rate/frekuensi nadi
G Tidak ada Sedikit gerakan Batuk/bersin
Grimance/reaksi rangsangan mimik (grimace)
A Lunglai/lemas Ektremitas dalam Bergerak aktif
Activity/tonus otot sedikit fleksi
R Tidak ada Menangis lemah, Baik atau
Respiration/pernapasan tidak teratur Menangis kuat

Keterangan :

Keadaan umum bayi di nilai satu menit setelah lahir dengan penggunaan nilai apgar.
Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita asfiksia ataua tidak. Yang dinilai
ialah frekuensi jantung (heart rate), usaha napas (respiratory effort), tonus otot (muscle tone)
,warna kulit (colour) dan reaksi terhadap rangsangan (response tostimuli) yaitu dengan
memasukkan kateter ke lubang hidung setelah jalan napas dibersihkan. Setiap penilaian diberi
angka 0,1,dan 2. Dari hasil penilaian tersebut dapat diketahui apakah bayi normal (vigorous
baby = nilai Apgar 7-10), asfiksia sedang-ringan (nialai Apgar 4-6) atau bayi menderita
asfiksia berat (nilai 0-3 ). Bila nilai Apgar dalam 2 menit tidak mencapai nilai 7, maka harus
dilakukan tindakan resusitasi lebih lanjut oleh karena bila bayi menderita asfiksia lebih dari 5
menit, kemungkinan terjadinya grjala-gejala neurologik-lanjutan di kemudian hari lebih
besar. Berhubung dengan itu,penilaian menurut Apgar dilakukan selain pada umur 1 menit
juga pada umur 5 menit.

3. Pemeriksaan fisik bayi baru lahir


Pemeriksaan ini harus dilakukan dalam 24 jam dan dilakukan setelah bayi berada di ruang
perawatan. Tujuan pemeriksaan untuk mendeteksi kelainan yang mungkin terabaikan pada
pemeriksaan di kamar bersalin.
1. Aktivitas
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat
tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan mata cepat
(REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.
2. Pemeriksaan suhu
Suhu diukur di aksila dengan nilai normal 36,5 0C– 37 0C
3. Kulit
Inspeksi : Warna tubuh kemerahan dan tidak ikterus.
Palpasi : Lembab, hangat dan tidak ada pengelupasan.
4. Kepala
Inspeksi : Distribusi rambut di puncak kepala.
Palpasi : ü Tidak ada massa atau area lunak di tulang tengkorak.
ü Fontanel anterior dengan ukuran 5 x 4 cm sepanjang sutura korona dan sutura
segital.
ü Fortanel posterior dengan ukuran 1 x 1 cm sepanjang sutura lambdoidalis dan
sagitalis.
5. Wajah
Inspeksi : Mata segaris dengan telinga, hidung di garis tengah, mulut garis tengah
wajah dan simetris.
6. Mata
Inspeksi :Kelompak mata tanpa petosis atau udem., Skelera tidak ikterik,
cunjungtiva tidak anemis, iris berwarna merata dan bilateral. Pupil beraksi bila ada
cahaya, reflek mengedip ada.
7. Telinga
Inspeksi :Posisi telinga berada garis lurus dengan mata, kulit tidak kendur,
pembentukkan tulang rawan yaitu pinna terbentuk dengan baik kokoh.
8. Hidung
Inspeksi :Posisi di garis tengah, nares utuh dan bilateral, bernafas melalui hidung.
9. Mulut
Inspeksi :Bentuk dan ukuran proporsional dengan wajah, bibir berbentuk penuh
berwarna merah muda dan lembab, membran mukosa lembab dan berwarna merah
muda, palatom utuh, lidah dan uvula di garis tengah, reflek menghisap serta reflek
rooting ada.
10. Leher
Inspeksi :Rentang pergerakan sendi bebas, bentuk simestris dan pendek.
Palpasi :Triorid di garis tengah, nodus limfe dan massa tidak ada.
11. Dada
Inspeksi : Bentuk seperti tong, gerakan dinding dada semetris, Frekuensi
nafas 40 – 60 x permenit, pola nafas normal.
Palpasi : Ictus cordis teraba di mid klavikula sinistra ruang interkosa
keempat atau kelima tanpa kardiomegali.
Auskultasi : frekuensi jantung 120- 160x/menit dan lebih cepat saat menanggis lebih
dari 180x/menit.
Perkusi : Tidak ada peningkatan timpani pada lapang paru.

12. Abdomen
Inspeksi : Abdomen bundar dan simetris pada tali pusat terdapat dua
arteri dan satu vena berwarna putih kebiruan.
Auskultasi : Bising usus ada 3-5 x / menit.
Palpasi : Abdomen Lunak tidak nyeri tekan dan tanpa massa hati teraba
2 - 3 cm, di bawah arkus kosta kanan limfa teraba 1 cm di bawah arkus kosta kiri.
Ginjal dapat di raba dengan posisi bayi terlentang dan tungkai bayi terlipat teraba
sekitar 2 - 3 cm, setinggi umbilicus di antara garis tengah dan tepi perut.
Perkusi : Timpanni kecuali redup pada hati, limfa dan ginjal.
13. Genitalia
Genitalia wanita : Labia mayora menutupi labia minora; verniks pada lipatan vagina
agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen dapat terlihat, rabas lendir, dan
kemungkinan rabas berdarah
Genitalia pria :kulup uretra testis melekat pada glans penis, lubang pada ujung penis,
dapat diraba di tiap kantong skrotum.
14. Anus
Inspeksi :Posisi di tengah dan paten (uji dengan menginsersi jari kelingking),
pengeluaran mekonium terjadi dalam 24 jam.
15. Tulang belakang
Bayi di letakkan dalam posisi terkurap, tangan pemeriksa sepanjang tulang belakang
untuk mencari terdapat skoliosis meningokel atau spina bifilda.
Inspeksi : Kolumna spinalis lurus tidak ada defek atau penyimpang yang
terlihat.Palpasi : Tulang belakang ada tanpa pembesaran atau nyeri.

16. Ekstremitas
Ekstremitas atas
Inspeksi : Rentang pergerakan sendi bahu, klavikula, siku normal pada tangan reflek
genggam ada, kuat bilateral, terdapat sepuluh jari dan tanpa berselaput, jarak antar jari
sama, karpal dan metacarpal ada dan sama di kedua sisi dan kuku panjang melebihi
bantalan kuku.
Palpasi : Humerus radius dan ulna ada, klavikula tanpa fraktur tanpa nyeri simetris
bantalan kuku merah muda sama kedua sisi.

Ekstremitas bawah
Panjang sama kedua sisi dan sepuluh jari kaki tanpa selaput, jarak antar jari
samabantalan kuku merah muda, panjang kuku melewati bantalan kuku rentang
pergerakansendi penuh : tungkai, lutut, pergelangan, kaki, tumit dan jari kaki tarsal
dan metatarsalada dan sama kedua sisi reflek plantar ada dan sismetris (reeder,2011
hal: 82-83.
17. Pemeriksaan reflek
a. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Grasping Reflex adalah bila
telapak tangan memberi rangsangan akan memberi reaksi seperti
menggenggam.
b. Refleks leher (tonic neck reflex) pada bayi jatuh tertidur atau keadaan tertidur
menunjukan reflek dengan cepat putar kearah satu sisi repon yang khas jika
bayi mengahadap kekiri lengan dan kaki pada sisi itu sedangkan lengan dan
tungkainya akan berada dalamposisi fleksi (putar kepala kearah kanan dan
ektermitas akan mengambil postur yang berlawanan.
c. Refleks menghisap dan membuka mulut (rooting reflex) menimbulkan reflek
sentuh bibir, pipi, atau sudut mulut bayi dengan puting. Respon yang khas
bayi menoleh kearah stimulus, membuka mulut, memasukan puting dan
menghisap.
d. Refleks moro (moro reflex) Releks Moro adalah bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi reflek lengan dan tangan terbuka serta kemudian
diakhiri dengan aduksi lengan (Bobak,2004 hal:397-399)
18. Pengukuran atropometrik
a. Penimbang berat badan
Alat timbangan yang telah diterakan serta di beri alas kain di atasnya, tangan
bidan menjaga di atas bayi sebagai tindakan keselamatan .
BBL normal 2500 – 4000gram.
b. Panjang badan
Letakkan bayi datar dengan posisi lurus sebisa mungkin. Pegang kepala agar
tetap pada ujung atas kita ukur dan dengan lembut renggangkan kaki ke bawah
menuju bawah kita. PB normal : 48-50cm.
c. Lingkar kepala
Letakakan pita melewati bagian oksiput yang paling menonjol dan tarik pita
mengelilingi bagian atas alis LK normal : 32 - 34 cm.
d. Lingkar dada
Letakan pita ukur pada tepi terrendah scapula dan tarik pita mengelilingi
kearah depan dan garis putih. LD normal : 32 – 34 cm ( llyasjumiarni ) hlm :
56.

B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko tinggi pola nafas tidak efektif berhubungan dengan gangguan jalan
nafas.
2. Resiko tinggi hypotermi berhubungan dengan usia ekstrem.
3. Resiko tinggi infeksi tali pusat berhubungan dengan terputusnya kontinuitas
jaringan
C. Intervensi keperawatan

No Tan Diagnosa Tujuan Intervensi Keperawatan


ggal Keperawat Intervensi Rasionalisasi
an
1 07 Resiko Setelah -.Observasi adanya -.pernafasan cuping hidung dan
Juni tinggi pola dilakukan pernafasan cuping hidung, retraksi dada dapat memicu gagal
2017 nafas tidak tindakan retraksi dada. nafas
efektif keperawatan -.Observasi pernafasan -. Bayi dapat mendengkur apabila
berhubung 1x24 jam, mendengkur. posisi tidur berada pada posisi yang
an dengan diharapkan pola -.Auskultasi bunyi tidak tepat
gangguan nafas bayi Krekels/Ronchi. -. Krekels / ronchi merupakan bunyi
jalan nafas kembali efektif. -.Bersihkan jalan nafas (hisap nafas tidak normal
naso faring secara perlahan). -. Jalan nafas yang tersumbat dapat
-.Observasi warna kulit menyebabkan gagal nafas
terhadap sianosis. -. Bayi yang kekurangan O2 akan
-.Tempatkan bayi pada posisi menimbulkan warna kebiru- biruan
Trendelemburg yang pada tubuh bayi
dimodifikasi pada sudut 10
derajat.
2 07 Resiko Setelah -. Ukur suhu inti neonatus. -. Suhu tubuh bayi normal (36- 37ºc)
Juni tinggi dilakukan -. Pantau suhu kulit secara -. Menggunakan pakaian hangat/
2017 hypotermi tindakan continue. selimut dapat mempertahankan suhu
brhubunga keperawatan -. Atur suhu ruangan. tubuh
n dengan 2x24 jam, -. Keringkan kepala bayi dan -. Dekapan ibu membuat bayi merasa
usia diharapkan suhu tubuh kemudian pakaikan lebih nyaman
ekstrem. tubuh baju dan popok serta -. Baby oil dapat memberikan rasa
bayi dapat dibedong dengan selimut hangat tehadap tubuh bayi
dipertahankan hangat.
dalam batas -. Anjurkan kepada Ibu untuk
normal dengan sering mendekap bayinya.
lingkungan -. Kaji suhu tubuh bayi.
termonetral. -. Berikan baby oil/minyak
kayu putih kepada bayi (perut
dan punggung) setelah bayi
dimandikan.
3 07 Resiko Setelah -. Pantau tanda – tanda -. Tanda- tanda infeksi (tumor.
juni tinggi dilakukan infeksi pada tali pusat. Rubor, kalor, dolor, fungsialesa)
2017 infeksi tali tindakan -. Balut tali pusat dengan -. Kassa kering menyerap cairan dan
pusat keperawatan kassa kering. mempermudah proses pengeringan
berhubung 1x24 jam, -. Pertahankan penutup tali tali pusat
an dengan diharapkan pusat tetap kering. -. Memcuci tangan akan mengurangi
terputusny infeksi tidak -. Observasi kulit dan tali kontaminasi bakteri
a terjadi. pusat setiap hari untuk tanda -. Membantu untuk meminimalisasi
kontinuita – tanda kemerahan, adanya kotaminasi bakteri
s jaringan. cairan.
-. Cuci tangan sebelum dan
sesudah merawat bayi.
-. Ajarkan tekhnik mencuci
tangan yang tepat pada Ibu
sebelum memegang/merawat
bayi.

D. Implementasi Keperawatan
No Tanggal Implementasi Evaluasi
1 07 Juni Pukul 08.30 wib pukul 09. 15 wib
2017 · Mengobservasi adanya S:
pernafasan cuping hidung, Ny. N.S mengatakan bayi tidak sesak dan dapat menyusu dengan
retraksi dada dan pernafasan baik.
mendengkur. O:
Pukul 08.40 wib Bayi tampak tenang, tidak sesak, RR=36x/menit.
· Mengauskultasi suara paru. Tidak ada tanda – tanda hypoksia.
Pukul 09.00 wib Kulit hangat dan kemerahan.
· Membersihkan jalan nafas A:
dan lendir sedikit – sedikit. - Masalah teratasi sebagian.
· Mengobservasi warna kulit P:
terhadap sianosis. - Lanjutkan tindakan keperawatan :

2 07 Juni Pukul 09.20 wib Pukul 09.45 wib


2017 · Mengukur suhu inti S:-
neonatus. O:
· Memantau suhu kulit Suhu tubuh bayi 36,4 C.
secara continue. Kulit hangat dan kemerahan.
Pukul 09.35 wib Suhu ruangan netral.
· Mengeringkan tubuh bayi A:
dan kepala, pakaian, kaos Masalah teratasi.
kaki, dan sarung tangan, baju P:
dan popok kemudian Hentikan tindakan keperawatan.
dibedong.

3 07 Juni Pukul 09.50 wib Pukul 10.35 wib


2017 · Mencuci tangan sebelum S:-
dan sesudah merawat bayi. O:
· Mencegah penyebaran dan Tali pusat bersih dan sedikit mengering.
kontaminasi terhadap infeksi. A:
Pukul 10.00 wib Masalah teratarsi sebagian
· Mengajarkan tekhnik cuci P:
tangan yang tepat pada Ibu Lanjutkan tindakan keperawatan.
sebelum memegang dan
merawat bayi.
Pukul 10. 30
· Mengobservasi kulit dan
tali pusat terhadap tanda –
tanda infeksi.

BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan atau beberapa hari setelah dilahirkan, perubahan
fisiologis yang hebat yang penting bagi kesehatan dan ketahanan hidup, terjadi pada bayi
baru lahir. Selain perubahan fisiologis bayi tersebut, bayi baru lahir harus beradaptasi dengan
bermacam-macam cara yang berbeda terhadap lingkungan yang benar-benar baru meliputi :
Pernapasan, Sirkulasi darah , Sistem imun, Pengaturan suhu-metabolisme, Sistem neurologis,
Sistem gastrointestinal, Fungsi ginjal dan sekresi urine. Masalah- masalah bayi baru lahir
seperti asfiksia, icterus neonatorum, infeksi neonatorum, hipertermi adalah masalah masalah
yang sering terjadi.
Oleh karena itu dibutuhkan peran perawat untuk memberikan penjelasan kepada keluarga
utamanya pada keluarga kelahiran anak pertama sehingga ibu dan ayah tidak akan cemas
dengan kondisi bayinya.

2. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangn dan kesalahan,kami mohon maaf.
Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat
membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak, Buku Ajar Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC. 2004
Doengoes, Marilynn, E. Rencana Perawatan Maternal / Bayi. Edisi 2. Jakarta : EGC. 2001
Manuaba, Ida Bagus Gde, Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan, KB untuk Pendidikan
Bidan. Jakarta : EGC. 1998
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri. Jilid I. Jakarta : EGC. 1998
Prawirohardjo, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Edisi I,
Jilid Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006.
Saifudin Abdul Bahri. 2002. Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal
neonatal.YBP_SP.Jakarta

You might also like