You are on page 1of 6

Motion:

1. Pendidikan homeschooling dianggap lebih efektif dari pada pendidikan formal


disekolah
 Goverment
Parameter : Keefektifan dari segi waktu, tenaga, dan pendekatan materi pembelajaran
homescholling dibanding pendidikan formal disekolah
Definisi:
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mengembangkan sumber daya
manusia. Melalui proses pendidikan diharapkan peserta didik mampu meningkatkan
pengetahuan, keterampilan, dam memiliki sikap yang baik. Pendidikan dapat dilakukan
melalui tiga cara, yaitu melalui pendidikan formal, pendidikan informal, dan
pendidikan nonformal.
Menurut Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional,
“Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar
dan proses pembelajaran agar secara efektif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendaian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
Negara”.
Dalam undang-undang tersebut juga disebutkan bahwa pendidikan di Indonesia
dibagi menjadi tiga kelompok yang menyelenggarakan layanan pendidikan, yaitu
pendidikan formal, pendidikan informal, dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan
dasar, menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan informal adalah pendidikan jalur
keluarga dan lingkungan. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar
pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang dilakukan oleh suatu lembaga
pendidikan resmi yang dalam operasionalnya lembaga tersebut harus memiliki legalitas
dan formalitas serta berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Pendidikan formal
merupakan pendidikan yang terorganisasi, yang terdiri atas pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yang termasuk kedalam pendidikan
dasar adalah sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, dan lembaga lain yang sederjat.
Pendidikan menengah meliputi sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah
sederajat, sekolah menengah atas/sekolah menengah kejuruan sederajat. Sedangkan
yang termasuk kedalam pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi, sederajat.
Seiring bertambah majunya teknologi dan tingkat kependudukan di Indonesia,
mewujudkan inovasi baru di bidang pendidikan yaitu dengan adanya sekolah mandiri
atau biasa disebut dengan homeschooling

- Homescholling :
Dalam bahasa umum, homeschooling adalah model belajar yang digunakan
orang dewasa untuk mendapatkan informasi atau keterampilan sesuai dengan
kebutuhannya. Sedangkan secara etmiologis, homeschooling adalah sekolah yang
diadakan di rumah, namun secara hakiki ia adalah sebuah sekolah alternatif yang
menempatkan anak secara subjek dengan pendekatan pendidikan di rumah.
Menurut Achmad Maulidi mengenai pengertian homeschooling yaitu Pengertian
homeschooling adalah proses belajar yang diadakan di rumah bukan di tempat
pendidikan formal seperti sekolah. Dalam pengertian luas homeschooling
merupakan pembelajaran yang dapat dilakukan di mana dan kapan saja asal situasi
dan kondisi tempat belajar benar-benar nyaman dan menyenangkan seperti berada
di rumah.

Homeschooling mulai marak dilakukan di negara Amerika Serikat sekitar tahun


1960-an dimana kebebasan dalam memberikan pendidikan kepada anak mulai
dikembangkan oleh John Caldwell Holt seorang pendidik dan penulis yang prihatin atas
sistem pendidikan di tempat dia mengajar. Dasar pemikiran Holt mengandung misi
pembebasan cara berpikir instruktif seperti yang dikembangkan melalui sekolah.
Holt berkeyakinan bahwa anak-anak yang dilengkapi dengan lingkungan belajar
yang luas dan menarik akan membuat anak siap untuk belajar. Selain itu, anak-anak
tidak perlu dipaksa belajar karena anak akan melakukannya secara alami jika diberi
kebebasan untuk mengikuti kepentingan mereka sendiri dengan berbagai macam sarana
dan sumber belajar. Sejak itu konsep homeschooling terus berkembang ke negara-
negara eropa dengan konsep yang juga berkembang dari waktu ke waktu. Masyarakat
pun mulai ikut mengikuti karena sebagian menganggap pendidikan formal di sekolah
cenderung stagnant.
Di Indonesia, homeschooling diperkirakan mulai muncul sekitar tahun 1996 dan
mulai marak dijadikan alternatif pendidikan pada tahun 2005. Banyak orang tua yang
akhirnya berminat menyekolahkan anaknya di homeschooling, terutama yang tinggal
di kota-kota besar. Setidak-tidaknya keberadaan homeschooling akan memenuhi
sekitar 10% dari total jumlah anak di Indonesia.
Dasar legalitas homeschooling atau program sekolah rumah tinggal dan majemuk
dapat dimasukkan sebagai model pendidikan yang diklasifikasikan sebagai satuan
pendidikan informal sesuai dengan:
1. PP Nomor 73 tentang Pendidikan Luar Sekolah;
2. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 0131/U/1991 tentang
paket A dan B;
3. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional nomor 132/U/2004 tentang Paket C.

ARGUMEN
Berikut merupakan beberapa alasan yang sering melatarbelakangi sebuah keluarga
melakukan homeschooling:
1. Tidak puas dengan sistem pendidikan di sekolah
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika
dibandingkan dengan negara-negara lain bahkan sesama anggota negara
ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia masuk dalam peringkat yang
paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum dapat
berfungsi secara maksimal. Bukti bahwa pendidikan di Indonesia belum
maksimal karena adanya masalah-masalah seperti masalah mutu, masalah
pemerataan, masalah motivasi, dan masalah keterbatasan sumber daya dan
sumber dana pendidikan. Selain itu pendidikan disekolah juga hanya tertuju
pada kurikulum yang ada bukan untuk mengembangkan dan memberikan
pemahaman secara komplit kepada siswanya.
2. Terlindungi dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang
Seperti yang kita ketahui bahwa pengaruh besar kepribadiaan seseorang yang
sudah mengenal dunia pertemanan dan dunia luar pastinya beraneka ragam
orang-orang yang ditemui, ada yang baik mapun yang buruk. Jika kita
mengikuti sekolah sebagai pendidikan formal maka akan menemui orang-
orang yang dan sifat pendidikannya bebas
3. Supaya anak bisa memperoleh materi akademis yang lebih baik
Dengan adanya homescholling tentunya materi yang didapatkan oleh siswa
tersebut lebih depat dimengerti secara utuh. Homeschooling disesuaikan
dengan kondisi keluarga dan kehidupan sehari-hari agar SDM siap untuk
menghadapi kehidupan nyata, kalau pendidikan formal sesuai kurikulum
4. Melatih terjalaninnya komunikasi dua arah yang baik
Karena sasaran berbicara kita adalah fokus tertuju pada pengajar maupun siswa
yang diajar otomatis akan menghasilkan komunikasi dua arah yang baik.
5. Anak-anak yang memiliki karir (artis, atlit, dan lain-lain)
Anak- anak yang mempunyai kegiatan diluar, otomatis mempunyai waktu yang
lebih sedikit untuk mengikuti pendidikan formal di sekolah yang sudah
terstruktur, sementara homescholling masih bisa mendapatkan pendidikan
formal dan masih dapat terus berkarya.
6. Anak- anak berkebutuhan khusus
7. Anak-anak yang terkena penyakit parah
Kalau di intrupsi:
Oleh karena itu, di sarankan pada orang tua yang memutuskan homeschooling
untuk putra dan putrinya yaitu, pertama, hendaknya peserta homeschooling
mengadakan pertemuan secara berkala sehingga anak yang ikut homeschooling dapat
berinteraksi dengan sesama peserta homeschooling atau bahkan bersosialisasi dengan
“dunia lain” seperti mengunjungi perpustakaan umum, museum, lembaga pendidikan
formal maupun informal ataupun tempat-tempat rekreasi yang didatangi oleh berbagai
lapisan msyarakat. Hal ini dimaksudkan, selain sebagai sarana belajar mandiri, yang
lebih penting adalah dapat menjalin komunikasi dengan masyarakat ataupun orang lain.
Sehingga tidak ada tidak ada “jarak” antara dirinya dengan orang lain akibat perbedaan
pemahaman terhadap simbol-simbol yang dikeluarkan baik secara verbal maupun non-
verbal. Ke-dua, para orang tua juga secara intensif mengadakan pertemuan secara
berkala agar mendapat informasi yang lengkap dan beragam tentang homeschooling
termasuk didalamnya pengetahuan psikologi perkembangan anak agar dapat
meminimalisir danpak-danpak psikologis akibat pengambilan keputusan tentang
homeschooling. Ke-tiga, diharapkan komunitas homeschooling dapat didaftarkan
kepada otoritas pendidikan setempat agar dapat di data sehingga mendapat kesempatan
mengikuti ujian dan sertifikat telah mengikuti ujian dari pemerintah. Harapan terakhir
semoga homeschooling menjadi alternative dari kegamangan sebagian orang tua
terhadap kondisi dunia pendidikan kita sekarang ini.
Contohnya homescholling ka seto yang sudah memberi

Oposisi
Secara hakiki ia adalah sebuah sekolah alternarif yang menempatkan anak
sebagai subjek dengan pendekatan pendidikan secara athome. Dengan pendekatan ini,
anak merasa nyaman. Mereka bisa belajar sesuai dengan keinginan dan gaya belajar
masing-masing, kapan saja dan di mana saja, sebagaimana ia tengah berada di
rumahnya sendiri.[6]
Dalam Sistem Pendidikan Nasional,
penyelenggaraan homeschooling didasarkan pada Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1, ayat 1, dalam
undang-undang tersebut berisi “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya.” Hal ini berarti bahwa tidak ada pembatasan bahwa proses
pendidikan hanya boleh dilaksanakan melalui pendidikan formal di dalam kelas,
berkelompok, dan harus dengan satu atau dua guru yang berdiri di depan kelas.
Pemerintah, dalam hal ini Direktorat Pendidikan Luar Sekolah, Departemen Pendidikan
Nasional telah mengatur pelaksanaan homeschooling dengan mengeluarkan buku
panduan yang berjudul “Komunitas Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan”[7]
Komunitas homeschooling sendiri merupakan satuan pendidikan jalur pendidikan
nonformal.Acuan mengenai eksistensi komunitas homeschooling terdapat dalam
Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26
ayat 4.Ayat tersebut berisi “Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus,
lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis
taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis”.Dalam homeschooling itu sendiri, orang
tua bertanggung jawab penuh terhadap pendidikan homeschooler.Karena itu, orang tua
juga berperan sebagai pengemban kurikulum.
Pengembangan Kurikulum Homeschooling
Hadirnya homescooling beberapa tahun belakangan ini turut meramaikan dunia
pendidikan Indonesia.Sebagai salah satu alternatif pendidikan yang relatif baru, tentu
saja masih banyak kalangan yang meragukan homeschooling. Pernyataan
seputarhomeschooling pun muncul seperti tentang siapa gurunya, di mana tempat
belajarnya, apa yang dipelajari, bagaimana proses
belajar homeschooler (pelaku homeschooling), bagaimana evaluasinya dan lain
sebagainya. Perntanyaan-pertanyaan tersebut sebenarnya adalah pertanyaan mengenai
bagaimana kurikulum homeschooling itu sendiri. Berbeda dengan jalur Pendidikan
Non formal seperti Paket A, Paket B, dan Paket C, sampai saat ini belum ada kurikulum
baku yang ditetapkan oleh pemerintah untuk homeschooling. Dalam pelaksanaannya,
setiap homeschooling memiliki kurikulum yang berbeda-beda.
Meskipun menjadi sebuah alternatif, Model Homeschooling tentu tidak serta
merta menjadi suatu model pendidikan yang sempurna, tentu ada kelebihan pun
kekurangan di dalamnya.Kelebihan homeschooling, antara lain: Adaptable , artinya
sesuai dengan kebutuhan anak dan kondisi keluarga; Mandiri artinya lebihmemberikan
peluang kemandirian dan kreativitas individual yang tidak didapatkan di sekolah
umum; Potensi yang maksimal, dapat memaksimalkan potensi anak, tanpa harus
mengikutistandar waktu yang ditetapkan sekolah;siap terjun pada dunia nyata. Output sekolah
rumah lebih siap terjun pada dunia nyata karena proses pembelajarannya berdasarkan
kegiatansehari-hari yang ada di sekitarnyaterlindung dari pergaulan menyimpang. Ada
kesesuaian pertumbuhan anak dengan keluarga.
Di sisi lain, homeschooling mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat
disebutkan berikut ini: membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang
tua; memiliki kompleksitas yang lebih tinggi karena orangtua harus bertanggung jawab
atas keseluruhan proses pendidikan anak; keterampilan dan dinamika bersosialisasi
dengan teman sebaya relatif rendah; ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam
tim (team work).
Organisasi dan kepemimpinan; proteksi berlebihan dari orang tua dapat
memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi dan masalah sosial
yang kompleks yang tidak terprediksi.
Dampak Negatifnya :
- Moral dan karakter atau sikap anak tidak terbentuk sempurna
- Bagi orang tua tunggal yang anaknya menjalani homeschooling, mungkin
agak sulit untuk mengatur waktu. Karena kesibukan di kantor, seringkali
Anda tak punya waktu untuk melibatkan dan berinteraksi dengan si kecil saat
belajar. Padahal salah satu keberhasilan metode ini adalah dukungan dari
orangtua.Akan sia-sia jika mengunakan sistem homeschooling pada anak
anda
- * Bersama Anak selama 24 / 7. Tidak perlu disangkal jika Anda memilih
homeschooling unutk anak-anak berarti Anda harus siap menghabiskan
waktu dengan mereka lebih banyak. Kalau Anda tidak menikmati
kebersamaan dengan mereka, maka homeschooling bukanlah pilihan yang
tepat.
- * Biaya pendidikan yang mahal. Bagi orangtua yang baru saja membina
karier, finansial adalah salah satu masalah yang dihadapi. Dapat dipastikan
biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan home schooling lebih besar
dibanding dengan pendidikan formil disekolah umum.
- * Tidak ada kompetisi atau persaingan. Anak tidak bisa membandingkan
sampai dimana kemampuannya dibanding anak-anak lain seusia dia. Selain
itu anak belum tentu merasa cocok jika diajar oleh orang tua sendiri, apalagi
jika memang mereka tidak punya pengalaman mengajar sebelumnya.
- * Lingkup interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial terbatas.
Padahal hal inilah yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk
belajar hidup di masyarakat.
-
Meskipun homeschooling dapat dikatakan lebih efektif dibanding dengan sekolah
formal, bukan berarti homeschooling tidak mengalami kendala atau masalah dalam
pelaksanaannya ataupun tidak memiliki kekurangan. Pelaksanaan homeschooling juga
memiliki kekurangan, diantaranya yaitu: (a) butuh keterlibatan yang tinggi dari orang
tua, (b) sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah, (c) ada risiko
kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan
(nasional.sindonews.com, 2012); dan (d) perlindungan orang tua memberikan efek
samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks
yang tidak terprediksi (m-edukasi.web, 2013).

You might also like