You are on page 1of 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan pada kanker
secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk mengatasi kanker stadium
lanjut, local maupun metastatis. Kemoterapi sangat penting dan dirasakan
besar manfaatnya karena bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel
kanker dengan cara pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan
metode efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut local
(Desen, 2008).
Teknik pemberian kemoterapi ditentukan dari jenis keganasan dan jenis
obat yang diperlukan (Adiwijono, 2006). Obat kemoterapi umumnya berupa
kombinasi dari beberapa obat yang diberikan secara bersamaan dengan
jadwal yang telah ditentukan .Selain membunuh sel kanker, obat kemoterapi
juga berefek pada sel-sel sehat yang normal, terutama yang cepat membelah
atau cepat tumbuh seperti rambut, lapisan mukosa usus dan sumsum tulang.
Beberapa efek samping yang terjadi pada kemoterapi, gangguan mual dan
muntah adalah efek samping frekuensi terbesar (Yusuf, 2007).
Adapun upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi keluhan mual
muntah setelah kemoterapi diantaranya adalah dengan terapi farmakologik,
yaitu dengan obat anti mual dan muntah sebelum dan sesudah kemoterapi
(premedikasi) dan non farmakologik yaitu berupa lingkungan yang kondusif
untuk tenang dan nyaman, pengaturan pemberian nutrisi dan relaksasi
(Abdulmuthalib, 2006).

1
2

1.2. Rumusan masalah


1. Apa definisi Kemoterapi ?
2. Bagaimana klasifikasi Kemoterapi ?
3. Apasaja tujuan pemberian Kemoterapi ?
4. Apa manfaat pemberian Kemoterapi ?
5. Bagaimana cara kerja Kemoterapi ?
6. Bagaimana cara penatalaksanaan Kemoterapi ?
7. Apasaja macam-macam obat Kemoterapi ?
8. Apa indikasi pemberian Kemoterapi ?
9. Apa kontra indikasi pemberian Kemoterapi ?
10. Bagaimana efek samping Kemoterapi ?

1.2.Tujuan penulisan
1. Untuk mengetahui definisi Kemoterapi
2. Untuk mengetahui klasifikasi Kemoterapi
3. Untuk mengetahui tujuan pemberian Kemoter
4. Untuk mengetahui pemberian Kemoterapi
5. Untuk mengetahui cara kerja Kemoterapi
6. Untuk mengetahui cara penatalaksanaan Kemoterapi
7. Untuk mengetahui macam-macam obat Kemoterapi
8. Untuk mengetahui indikasi pemberian Kemoterapi
9. Untuk mengetahui kontra indikasi pemberian Kemoterapi
10. Untuk mengetahui efek samping Kemoterapi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pengobatan dengan menggunakan obat-obatan
yang bertujuan untuk membunuh atau memperlambat pertumbuhan sel-sel
Kanker. Banyak obat yang digunakan dalam Kemoterapi. Kemoterapi adalah
upaya untuk membunuh sel-sel kanker dengan mengganggu fungsi reproduksi
sel. Kemoterapi merupakan cara pengobatan kanker dengan jalan
memberikan zat /obat yang mempunyai khasiat membunuh sel
kanker. Kemoterapi bermanfaat untuk menurunkan ukuran kanker sebelum
operasi, merusak semua sel-sel kanker yang tertinggal setelah operasi, dan
mengobati beberapa macam kanker darah.
Stiller C. WHO ENHIS: incindence of childhood leukemis. Desember
2009.
Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan
menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat menghambat
proliferasi sel-sel kanker.
(Tramer MR, Carroll D, Campbell FA, Reynolds DJ, Moore RA,
McQuay HJ. ''Cannabinoids for control of chemotherapy induced nausea and
vomiting: quantitative systematic review.'')
2.2. Klasifikasi Tipe-Tipe Kemoterapi :
a). Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau
jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar (Bulky
Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia atau limfoma,
disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
b). Kemoterapi adjuvant
ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi. Kemoterapi adjuvant:
Setelah menjalani operasi untuk mengangkat organ atau bagian tubuh yang
terdapat sel kanker, mungkin masih ada beberapa sisa sel kanker yang
tertinggal yang tidak terlihat. Ketika obat-obatan kemoterapi digunakan
untuk membunuh sisa sel-sel kanker yang tak terlihat, hal ini disebut

3
4

sebagai pengobatan kemoterapi adjuvant. Pengobatan adjuvant juga dapat


diberikan setelah menjalani radiasi. Manfaatnya mengurangi kekambuhan
local dan mengurangi penyebaran yang akan timbul.
c) . Kemoterapi neo adjuvant
ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi. Kemoterapi dapat
diberikan sebelum pengobatan utama dilakukan, seperti operasi atau
radiasi. Pemberian kemoterapi pertama ditujukan untuk mengecilkan
besarnya ukuran tumor dari sel-sel kanker, sehingga lebih mudah untuk
diangkat ketika menjalani operasi. Menyusutnya ukuran tumor juga
memungkinkan untuk dilakukan sebelum radiasi.
Kemoterapi neoadjuvant juga dapat membunuh deposit kecil dari sel-sel
kanker yang tidak dapat dilihat saat dilakukan scan. Manfaatnya adalah
mengurangi ukuran tumor sehingga mudah dioperasi.
d) Kemoterapi paliatif
diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini
karena atau lokasinya menggangu pasien karena nyeri ataupun sulit
bernafas.
Simon, Sumanto, dr. Sp.PK (2003). Neoplasma Sistem Hematopoietik:
Leukemia. Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya Jakarta.

2.3.Tujuan Pengobatan Dengan Kemoterapi :


a. Mengobati (Cure)
Jika memungkinkan, kemoterapi digunakan untuk mengobati
kanker, yang berarti bahwa penyakit kanker dapat dihilangkan dan tidak
kembali . Namun, kebanyakan dokter tidak menggunakan kata
“menyembuhkan “, kecuali sebagai kemungkinan atau niat. Ketika
memberikan pengobatan pada seseorang yang memiliki kesempatan untuk
sembuh, dokter mungkin menggambarkannya sebagai pengobatan dengan
tujuan kuratif (mengobati).
b. Mengendalikan (Control)
Jika tujuan mengobati tidak mungkin, tujuannya lainnya adalah
untuk mengendalikan – untuk mengecilkan ukuran tumor dan / atau
menghentikan pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Hal ini dapat
5

membantu seorang penderita merasa lebih baik dan mungkin memiliki


harapan hidup yang lebih lama. Dalam banyak kasus, penyakit kanker
tidak sepenuhnya hilang tetapi dikendalikan dan dikelola sebagai penyakit
kronis, sama seperti penyakit jantung atau diabetes. Dalam kasus lain,
penyakit kanker mungkin tampaknya sudah pergi untuk sementara waktu,
tetapi dapat muncul kembali.
c. Paliatif
Bila penyakit kanker berada pada stadium lanjut, obat kemoterapi
dapat digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh penyakit .
Ketika satu-satunya tujuan dari pengobatan tertentu adalah untuk
meningkatkan kualitas hidup seorang penderita, pengobatan itu disebut
sebagai pengobatan paliatif.
d. Mencegah penyebaran kanker
e. Menyembuhkan penyakit kanker dengan menyeluruh
f. Memperlambat pertumbuhan dari sel kanker
g. Mengurangi atau meredakan gejala karena kanker
h. Membunuh sel kanker di mana kemungkinan sel kanker tersebut telah
menyebar menuju bagian yang lain.
Anky TR, Aisyi M, Sari Y, Edi ST. pengobatan leukemia limfoblastik.akut
2000-2008.
2.4. Manfaat Kemoterapi.
Adapun manfaat kemoterapi adalah sebagai berikut:
1. Pengobatan
Beberapa jenis kanker dapat disembuhkan secara tuntas dengan
satu jenis Kemoterapi atau beberapa jenis Kemoterapi.
2. Kontrol
Kemoterapi ada yang bertujuan untuk menghambat perkembangan
Kanker agar tidak bertambah besar atau menyebar ke jaringan lain.
3. Mengurangi Gejala
Bila kemotarapi tidak dapat menghilangkan Kanker, maka
Kemoterapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi gejala
yang timbul pada penderita, seperti meringankan rasa sakit dan
6

memberi perasaan lebih baik serta memperkecil ukuran Kanker


pada daerah yang diserang.
Fawcett, Don W. 2002. Buku Ajar imunology. Jakarta: EGC Hal
234-235.

2.5. Cara Kerja Kemoterapi


Terdapat tiga fungsi berbeda dalam kemoterapi, dimana
kemampuannya untuk berfungsi cenderung berbeda pada setiap
pasien tergantung dari tingkat dan beratnya kanker. Kemo, seperti
pada umumnya dikenal, diharapkan dapat:
a) Menyembuhkan kanker
Kemoterapi dapat menghancurkan sel kanker secara lengkap
hingga tidak dapat lagi terlihat. Prosedur kemoterapi dikatakan
berhasil menyembuhkan penyakit jika sel kanker tidak dapat
tumbuh lagi.
W. 2002. Buku Ajar imunology. Jakarta: EGC Hal 423-501.
b) Merawat kanker
Kemo dapat menghambat penyebaran lebih jauh dari sel kanker
dengan cara mengecilkan pertumbuhannya. Bagaimanapun, pada
beberapa kasus, tindakan ini hanya bekerja selama pasien tersebut
melakukannya secara berkelanjutan. Saat perawatan berhenti, sel-
sel kanker dapat tumbuh lagi.
Junqueira, L. dkk. 2007. Imunology dasar. Edisi ke-8. Jakarta:
EGC. Hal 419-432.
c) Meringankan gejala kanker
Kemo dapat digunakan secara khusus untuk menargetkan tumor
tertentu yang menyebabkan tekanan atau nyeri pada bagian tubuh
yang terkena.
ebookfkunsyiah. wordpress. com. 2008.09.04. Cara Kerja Sitostati
ka dan EfekSampingnya. Hal:35.
7

2.6. Cara Pemberian Obat Kemoterapi


a. Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini, dapat berupa
bolus IV pelan-pelan sekitar 2 menit, dapat pula per drip IV sekitar
30 – 120 menit, atau dengan continous drip sekitar 24 jam dengan
infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.
b. Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk memusnahkan
tumor dalam cairan otak (liquor cerebrospinalis) antara lain MTX,
Ara.C.
c. Radiosensitizer
Yaitu jenis kemoterapi yang diberikan sebelum radiasi, tujuannya
untuk memperkuat efek radiasi, jenis obat untukl kemoterapi ini
antara lain Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
d. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran, Alkeran,
Myleran, Natulan, Puri-netol, hydrea, Tegafur, Xeloda, Gleevec.
e. Subkutan dan intramuskular
Pemberian sub kutan sudah sangat jarang dilakukan, biasanya
adalah L-Asparaginase, hal ini sering dihindari karena resiko syok
anafilaksis. Pemberian per IM juga sudah jarang dilakukan,
biasanya pemberian Bleomycin.
f. Topikal
g. Intra arterial
h. Intracavity
i. Intraperitoneal/Intrapleural
Intraperitoneal diberikan bila produksi cairan acites hemoragis
yang banyak pada kanker ganas intra-abdomen, antara lain
Cisplastin. Pemberian intrapleural yaitu diberikan kedalam cavum
pleuralis untuk memusnahkan sel-sel kanker dalam cairan pleura
atau untuk mengehntikan produksi efusi pleura hemoragis yang
amat banyak , contohnya Bleocin.
8

Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada


University Press, Yogyakarta 2000
Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG.
Jakarta 2001
2.7. Macam-Macam Obat Kemoterapi
Menurut mekanisme kerjanya,maka obat kemoterapi dapat
diklasifikasikan menjadi:
1) Alkylating Agent Obat ini bekenja dengan cara:
a. Menghambat sintesa DNA dengan menukar gugus alkali sehingga
membentuk ikatan silang DNA.
b. Mengganggu fungsi sel dengan melakukan transfer gugus alkali
pada gugus amino, karboksil, sulfhidril, atau fosfat.
c. Merupakan golongan sel spesifik non fase spesifik. Yang termasuk
golongan ini adalah:
1. Amsacrine
2. Cisplatin
3. Busulfan
4. Carboplati
5. Chlorambucil
6. Dacarbazine
7. Cyclophospamid
8. Procarbazin
9. Ifosphamid
10.Streptozocin
11.Thiotepa
12. Mephalan
2) Antibiotik
Golongan anti tumor antibiotik umumnya obat yang dihasilkan
oleh suatu mikroorganisme, yang umumnya bersifat sel non spesifik,
terutama berguna untuk tumor yang tumbuh lambat. Mekanisme kerja
terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA dan RNA. Yang
termasuk golongan ini:
9

1. Actinomicin D
2. Mithramicin
3. Bleomicin
4. Mitomicyn
5. Daunorubicin
6. Mitoxantron
7. Doxorubicin
8. Epirubicin
9. Idarubicin
3) Antimetabolit
Golongan ini menghambat sintesa asam nukleat. Beberapa
antimetabolit memiliki struktur analog dengan molekul normal sel yang
diperlukan untuk pembelahan sel, beberapa yang lain menghambat enzym
yang penting untuk pembelahan.Secara umum aktifitasnya meningkat pada
sel yang membelah cepat. Yang termasuk golongan ini:
1. Azacytidine
2. Cytarabin
3. Capecitabine
4. Fludarabin
5. Mercaptopurin
6. Fluorouracil
7. Metotrexate
8. Luekovorin
9. Mitoguazon
10. Capecitabine
4) Mitotic Spindle
Golongan obat ini berikatan dengan protein mikrotubuler sehingga
menyebabkan disolusi struktur mitotic spindle pada fase mitosis. Antara
lain:
1. Plakitaxel
2. Vinorelbin
3. Docetaxel
10

4. Vindesine
5. Vinblastin
6. Vincristin
5) Topoisomerase Inhibitor
Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat
proses transkripsi dan replikasi. Macam-macamnya antara lain:
1. Irinotecan
2. Topotecan
3. Etoposit
6) Hormonal
Beberapa hormonal yang dapat digunakan dalam kemoterapi antara lain:
1. Adrenokortikosteroid
a. Prednison
b. Metilprednisolon
c. Dexametason
2. Adrenal inhibitor
a. Aminoglutethimide
b. Anastrozole
c. Letrozole
d. Mitotane
3. Androgen
4. Antiandrogen
5. LHRH
6. Progestin
7) Cytoprotektive Agents
Macam- macamnya antara lain:
1. Amifostin
2. Dexrazoxan
8) Monocronal Antibodies
Obat ini memiliki selektifitas relatif untuk jaringan tumor dan
toksisitasnya relatif rendah. Obat ini dapat menyerang sel tertentu secara
11

langsung, dan dapat pula digabungkan dengan zat radioaktif atau


kemoterapi tertentu. Macam - macamnya antara lain:
1. Rituximab
2. Trastuzumab
9) Hematopoietic Growth Factors
Obat-obat ini sering digunakan dalam kemoterapi tetapi tidak satupun
yang menunjukan peningkatan survival secara nyata. Macam-macamnya
antara lain:
1. Eritropoitin
2. Coloni stimulating factors (CSFs)
3. Platelet growth Factors
Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta 2000.
Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta:
FK UI
2.8. Indikasi pemberian kemoterapi
Tidak semua kanker memerlukan obat sitostatika. Pemberian
sitostatikaharus dengan hati-hati dan atas indikasi. Menurut Brule,
(WHO,1973), ada 7 indikasi pemberian kemoterapi, yaitu:
a. Untuk menyembuhkan kanker
b. Memperpanjang hidup dan remisi
c. Memperpanjang interval bebas kanker
d. Menghentikan progesi sel kanker
e. Paliasi symptom
f. Mengecilkan volume kanker
g. Menghilangkan gejala para neoplasma
Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta
2001
2.9. Kontraindikasi Pemberian Kemoterapi
Bagi kebanyakan pasien, kemoterapi merupakan bagian penting dari
pengobatan kanker dan telah meningkatkan angka kelangsungan hidup
dari sejumlah besar kanker. Karena obat kemoterapi memiliki
12

beberapa efek samping jangka pendek dan panjang, maka


dokter harus memastikan bahwa kondisi pasien tidak membuat
kemoterapi menjadi berbahaya atau bahkan mengancam jiwa. Adapun
kontraindikasi pemberian kemoterapi terdiri dari kontraindikasi absolute
dan relatif. Kontraindikasi pemberian kemoterapi absolute yaitu:
a. Trimester pertama kehamilan
Karena adanya potensi tinggi terhadap
bayi lahir cacat, dan efek samping lainnya. Secara umum, trimester
pertama kehamilan merupakan kontraindikasi terhadap obat-obat
kemoterapi. Namun, terdapat beberapa jenis obat kemoterapi yang aman
diberikan pada trimester kedua dan
ketiga kehamilan. Sehingga jika pasien tidak ingin mengakhiri
kehamilan, pada
umumnya, dokter akan menunggu sampai trimester kedua kehamilan
untuk memulai kemoterapi.
b. Septikemia (infeksi)
Infeksi yang sedang berlangsung juga merupakan salah satu
kontraindikasi pemberian kemoterapi karena kemoterapi dapat
menurunkan jumlah sel darah sehingga pertahanan tubuh lemah dan
tubuh akan sulit melawan infeksi. Setelah infeksi ditangani, pemberian
kemoterapi dapat dimulai.
c. Penyakit stadium akhir
d. Koma
Kontraindikasi pemberian kemoterapi relatif yaitu:
1. Usia lanjut terutama untuk tumor yang tumbuhnya lambat dan
sensitivitasnya rendah
2. Keadaan umum yang buruk
3. Gangguan fungsi organ vital yang berat seperti kerusakan hati , ginjal
dan jantung
4. Penderita yang tidak kooperatif
5. Dimensia
6. Metastasis otak yang tidak dapat diobati dengan radioterapi
13

7. Pasca pembedahan atau operasi


8. Tumor yang resisten terhadap obat
9. Tidak ada fasilitas penunjang yang memadai

2.10. Efek Samping Kemoterapi Terbagi Atas :


1) Efek amping segera terjadi (Immediate Side Effects) yang timbul
dalam 24 jam pertama pemberian, misalnya mual dan muntah.
2) Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects) yang timbul
dalam beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian, misalnya
netripenia dan stomatitis.
3) Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side Effects) yang
timbul dalam beberapa hari sampai beberapa bulan, misalnya
neuropati perifer, neuropati.
4) Effek samping yang terjadi kemudian ( Late Side Effects) yang
timbul dalam beberapa bulan sampai tahun, misalnya keganasan
sekunder. Intensitas efek samping tergantung dari karakteristik
obat, dosis padasetiap pemberian, maupun dosis kumulatif, selain
itu efek samping yang timbul pada setiap penderita berbeda
walaupun dengan dosis dan obat yang sama, faktor nutrisi dan
psikologis juga mempunyai pengaruh bermakna.
1. Efek samping
yang selalu hampir dijumpai adalah gejala gastrointestinal, supresi
sumsum tulang, kerontokan rambut. Gejala gastrointestinal yang
paling utama adalah mual, muntah, diare, konstipasi, faringitis,
esophagitis dan mukositis, mual dan muntah biasanya timbul
selang beberapa lama setelah pemberian sitostatika dab
berlangsung tidak melebihi 24 jam.
2. Gejala supresi
sumsum tulang terutama terjadinya penurunan jumlah sel darah
putih (leukopenia), sel trombosit (trombositopenia), dan sel darah
merah (anemia), supresi sumsum tulang belakang akibat pemberian
sitistatika dapat terjadi segera atau kemudian, pada supresi sumsum
14

tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit mencapai nilai


terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu diperlukan
waktu sekitar 2 hari untuk menaikan kadar laukositnya kembali.
Pada supresi sumsum tulang yang terjadi kemudian penurunan
kadar leukosit terjadi dua kali yaitu pertama-tama pada minggu
kedua dan pada sekitar minggu ke empat dan kelima. Kadar
leukosit kemudian naik lagi dan akan mencapai nilai mendekati
normal pada minggu keenam. Leukopenia dapat menurunkan daya
tubuh, trombositopenia dapat mengakibatkan perdarahan yang
terus-menerus/ berlabihan bila terjadi erosi pada traktus
gastrointestinal.
3. Kerontokan rambut
dapat bervariasi dari kerontokan ringan dampai pada kebotakan.
efek samping yang jarang terjadi tetapi tidak kalah penting adalah
kerusakan otot jantung, sterilitas, fibrosis paru, kerusakan ginjal,
kerusakan hati, sklerosis kulit, reaksi anafilaksis, gangguan syaraf,
gangguan hormonal, dan perubahan genetik yang dapat
mengakibatkan terjadinya kanker baru.
4. Kardiomiopati
akibat doksorubin dan daunorubisin umumnya sulit diatasi,
sebagian besar penderita meninggal karena “pump failure”, fibrosis
paru umumnya iireversibel, kelainan hati terjadi biasanya
menyulitkan pemberian sitistatika selanjutnya karena banyak
diantaranya yang dimetabolisir dalam hati, efek samping pada
kulit, saraf, uterus dan saluran kencing relatif kecil dan lebih
mudah diatasi.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Kemoterapi merupakan salah satu modalitas pengobatan
pada kanker secara sistemik yang sering dipilih terutama untuk
mengatasi kanker stadium lanjut, local maupun metastatis.
Kemoterapi sangat penting dan dirasakan besar manfaatnya karena
bersifat sistemik mematikan/membunuh sel-sel kanker dengan cara
pemberian melalui infuse, dan sering menjadi pilihan metode
efektif dalam mengatasi kanker terutama kanker stadium lanjut
local. Kemoterapi Merupakan bentuk pengobatan kanker dengan
menggunakan obat sitostatika yaitu suatu zat-zat yang dapat
menghambat proliferasi sel-sel kanker.
3.2. SARAN
Kemoterai adalah salah satu pengobatan untuk penyakit
kanker, tetapi kemoterapi tidak bisa menghilangkan sel – sel
kanker semuanya. Kemoterapi dalam pengobatan kanker hanya
sebagai penghilang sel – sel kanker saja, tetapi tidak menutup
kemungkinan akan terkena dan sel kanker akan meyebar ke
jaringan yang lainnya. Jangan terlalu dalam menggunakan terapi
kemoterapi karena ada efek negative dari sinar yang digunakan
untuk kemoterapi.

15
16

DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi
8 volume 2, EGC, Jakarta.
Gunawan, Rianto Gan. 2008. Farmakologi dan Terapi (Edisi 5). Jakarta:
FK UI
Rasjidi, I (2007). Kemoterapi Kanker Ginekologi dalam praktik sehari-
hari, Sagung-seto.Jakarta
Ignatavicius, D.D et al. (2006), Medical Surgical Nursing, A Nursing
Process Approach, 2nd Edition, W.B Saundres Company, Philadelphia
Subagian Onkologi Ginekologi, 1998, Penuntun Pelayanan-Pendidikan-
Penelitian, Bagian obstetriginekologi, FKUI, Jakarta.
Katsung, B.G. Farmakologi Dasar Dan Klinik. Ed. ke-6 ECG. Jakarta 2001
Firmansyah, M.A. Penatalaksanaan Mual Muntah yang Diinduksi
Kemoterapi.Cermin Dunia Kedokteran.2010. 37 : 249-50
Moh. Anief , Prinsip Umum dan Dasar Farmakologi, Gajah Mada
University Press, Yogyakarta 2000
17

Latihan soal piihan ganda


1. Adapun upaya yang dapat dilakuka nuntuk mengatasi keluhan mual
muntah setelah kemoterapi diantaranya adalah dengan ?
a. Terapifarmakologik
b. Terapi non farmakologik
c. Terapifarmasetik
d. Terapifarmakologik danTerapi non farmakologik
e. Terapifarmako dinamik
(Jawaban : D)
2. Diberikan hanya untuk mengurangi besarnya tumor yang dalam hal ini
Karen aatau lokasinya menggangupasien karena nyeri atau pun sulit
bernafas.Pengertian diatas termasuk pengertian dari kemotrapi ?
a. Kemoterapi paliatif
b. Kemoterapi induksi
c. Kemoterapi adjuvant
d. Kemoterapi kanker
e. Kemoterapi neo adjuvant
(Jawaban : A)
3. Pengobatan kemoterapi adjuvant juga dapat diberikan setelah menjalani
radiasi, adapun manfaatnya yaitu untuk ?
a. Mencegah adanya pembengkakan pada tubuh
b. Mengurangi kerusakan sel-sel pada tubuh
c. Mengurangi kekambuhan local dan mengurangi penyebaran yang
akan timbul
d. Mencegah kerusakan jaringan pada otak
e. Membunuh sisa sel-sel kanker
(Jawaban : C)
4. Yang tidak termasuk tujuan pengobatan dengan kemoterapi dibawahini
adalah ?
a. Mengobati (cure)
b. Mengendalikan (control)
c. Mencegah penyebara nkanker
18

d. Memperlambat pertumbuhan dari sel kanker


e. Mempercepat pertumbuhan sel-sel kanker
(Jawaban : E)
5. Topoisomerase Inhibitor obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase
sehingga menghambat proses transkripsi dan replikasi. Macam-macam
nya antara lain kecuali ?
a. Irinotecan
b. Andorgen
c. Etoposit
d. Hormonal
e. Topotecan
(Jawaban : B)
6. Pada supresi sumsum tulang yang terjadi segera, penurunan kadar leukosit
mencapai nilai terendah pada hari ke-8 sampai hari ke-14, setelah itu
diperlukan waktu berapa hari untuk menaikan kada rlaukositnya kembali ?
a. Di perlukan waktu sekitar 4 hari
b. Di perlukan waktu sekitar 3 hari
c. Di perlukan waktu sekitar 2 hari
d. Di perlukan waktusekitar 5 hari
e. D iperlukan waktu sekitar 1 hari
(Jawaban : C)
7. Obat ini mengganggu fungsi enzim topoisomerase sehingga menghambat
proses transkripsi dan replikasi. Macam-macam nyaantara lain adalah ?
a. Irinotecan, Topotecan, dan Etoposit
b. Topotecan, Mitotane, dan Etoposit
c. Etoposit, Irinotecan, dan Andorgen
d. Etoposit, Topotecan,dan Antiandorgen
e. Etoposit, Andorgen, danTopotecan
(Jawaban : A)
19

8. Tidak semuakan memerlukan obat sitostatika. Pemberian sitostatika harus


dengan hati-hati dan atas indikasi. Menurut Brule ada beberapa indikasi
pemberian kemoterapi, yaitu:
a. 4 indiksai
b. 5 indikasi
c. 6 indikasi
d. 7 indikasi
e. 8 indikasi
(Jawaban : D)
9. Manfaat dari kemoterapi yaitu adalah ?
a. Mengurangi gejala
b. Menimbulkan sel-sel
c. Mempercepat pertumbuhanjaringan sel
d. Mempemudah pembekakan pada tubuh
e. Mempercepat perkembangan kanker
(Jawaban : A)
10. Mekanisme kerja terutama dengan jalan menghambat sintesa DNA dan
RNA. Yang tidak termasuk golongan ini yaitu ?
a. Idarubicin
b. Antimetabolot
c. Mitoxantron
d. Cytarabin
e. Epirubicin
(Jawaban : D)
20

Latihan soal esaiy


1. Sebutkan dan jelaskan tipe-tipe kemoterapi !
Jawab:
a).Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan massa tumor atau
jumlah sel kanker, contoh pada tomur ganas yang berukuran besar
(Bulky Mass Tumor) atau pada keganasan darah seperti leukemia
atau limfoma, disebut juga dengan pengobatan penyelamatan.
b). Kemoterapi adjuvant
ialah kemoterapi yang diberikan sesudah operasi.
Kemoterapi adjuvant: Setelah menjalani operasi untuk mengangkat
organ atau bagian tubuh yang terdapat sel kanker, mungkin masih
ada beberapa sisa sel kanker yang tertinggal yang tidak terlihat.
Ketika obat-obatan kemoterapi digunakan untuk membunuh sisa
sel-sel kanker yang tak terlihat, hal ini disebut sebagai pengobatan
kemoterapi adjuvant.
c) . Kemoterapi neo adjuvant
ialah kemoterapi yang diberikan sebelum operasi.Kemoterapi dapat
diberikan sebelum pengobatan utama dilakukan, seperti operasi
atau radiasi.
2. Bagaimanakah bentuk sediaan dan dosis dari obat kemoterapi?
Jawab:
-Sediaan
Kemoterapi dapat diberikan secara infus,suntikan langsung
dan cara diminum(tablet/kapsul).
-Dosis
Dihitung berdasrkan luas permukaan tubuh (LPB),
Sedangkan LPB dihitung dengan tablet berdasarkan tinggi badan
dan berat badan. Apa bila tubuh pasien makin kurus selama
pemberian seri I dan II Maka untuk pemberian seri selanjutnya
harus diukur lagi LPBnya, misal BB=56 kg,TB=150cm,LPT=
1,5m2. Dosis obat X:50mg/m2, berarti penderita harus dapat obat
50x 1,5 mg= 75 mg.
21

3. Apa perbedaan kanker dengan tumor?


Jawab:
a. Tumor
Pertumbuhan sel yang tidak normal,sehingga menimbulkan
benjolan pada tubuh (bisa di luar dan bisa di dalam tubuh) cara
mengobatinya yaitu dengan cara oprasi pemotongan tumor.
b. Kanker
Pertumbuhan sel yang tidak normal dan tidak terkontrol sehingga
dapat menyebar dan menyerang seluruh tubuh. Cara mengobatinya
yaitu dengan cara oprasi, kemoterapi dan radioterapi.
4. Bagaimana memulai strategi pengobatan pada pasien kanker?
Jawab:
Strategi pengobatan kanker ini ada 3 yaitu:
1. Sesuatu yang berbau bedah
2. Sesuatu yang bersifat terapi(kemoterapi).
3. yang berbau radiasi yaitu menggunakan sinar pengionan.
Kapan menggunakan 1,2 dan 3 tergantung stadiumnya,tergantung
jenis kankernya.
5. Bagaimana cara mengetasi efek samping kemoterapi?
Jawab:
a. Rambut rontok
Hindari terlalu sering menyisir rambut,hindari menggunakan
minyak atau krim rambut.
b. Mual muntah
Makan dengan porsi sedikit namun sering,usahakan mengonsumsi
makanan dengan bersuhu dingin, jangan terlalu banyak minum
ketika makan.
c. Anemia dan kelelahan
Istirahat yang cukup, melakukan olahraga ringan, kelola setres
dengan baik.
d. Sariawan pada mulut

You might also like