You are on page 1of 19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S
DENGAN MASALAH UTAMA ISOLASI SOSIAL
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Panum Stase Keperawatan Jiwa

Disusun Oleh:

1. Ridwan Wahyudi 12. Wahyu Handayani


2. Santa Monica Jesica 13. Wakhid Arifin
3. Siti Suprapti 14. Yetty
4. Sri Handayani 15. Elza Mega Pamela
5. Sri Harti 16. Feni Oktavianingsih
6. Susi Bina Wati 17. Gisti Indah M
7. Tatik Sulistyowati 18. Hana Nur R
8. Tri Indah Puji Astuti 19. Lucky Widya V
9. Triyani Wahyu Astuti 20. Sisilia Setyo R
10. Tutik Hidayati 21. Juwita
11. Unzila

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA

SEMARANG
2018
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA : ISOLASI SOSIAL PADA

KLIEN S DI RUANG ISOLASI

A. Tinjauan Kasus

Identitas Klien

Nama : Tn. S

Jenis kelamin : laki-laki

Umur : 34 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Suku/bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Alamat : Kaligangsa Brebes

No CM : 678635

Dx.Medis : schizophrenia paranoid

Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn. A

Umur : 39 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Hub. Dg klien : Kakak

Alamat : Kaligangsa Brebes

B. Alasan Masuk

10 hari yang lalu mengisolasi diri,diam tanpa alasan, 8 hari tidak mandi, semedi

dirumah, bicara sendiri. ± 3 hari yang lalu pasien sulit tidur, mondar-mandir,

berbicara sendiri, nangis dan ketawa tanpa sebab, tidak mau makan,
C. Faktor Predisposisi

1. Riwayat Gangguan Jiwa


Klien mengatakan ia sudah dua kali masuk RSJ dan ini yang ketiga kalinya.
Pertama kali pada tahun 2009 karena klien sering marah dan membanting
barang-barang dirumah. Kedua kalinya klien masuk ke RSJ pada tahun 2014
karena klien berdiam diri dan tidak mau bersosialisasi dan yang ketiga masuk
RSJ tahun 2017 karena klien 10 hari yang lalu mengisolasi diri, diam tanpa
alasan, 8 hari tidak mandi, semedi dirumah, bicara sendiri. ± 3 hari yang lalu
pasien sulit tidur, mondar-mandir, berbicara sendiri, nangis dan ketawa tanpa
sebab, tidak mau makan,
2. Riwayat Pengobatan
Keluarga klien mengatakan bahwa klien pernah dibawa ke RSJ dua kali,
namun setelah pulang dari RSJ klien hanya berdiam diri didalam rumah
3. Riwayat Penganiayaan
Klien mengatakan pernah dikeroyok warga karena mabuk - mabukan
4. Riwayat anggota keluarga yang gangguan jiwa
Anggota keluarga klien ada yang memiliki gangguan jiwa yaitu kakak dan
adik klien
Masalah keperawatan : koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan dari masa sekolah hingga sekarang ie tiidak pernah
mengalami kejadian yang tidak menyenangkan

D. Pemeriksaan Fisik

1. Tanda-tanda vital

TD : 120/80 mmHg N : 96 x/mnt RR : 20x/mnt S : 36 0 C

2. Ukur Tinggi badan : 170 cm Berat badan : 70 Kg

3. Keluhan fisik: tidak ada


4. Head To Toe
a. Kepala : Mesochepal
b. Rambut : Hitam, sedikit beruban, kulit kepala bersih
c. Mata : Sklera tidak ikterik, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, ,
mata dapat melihat dengan baik
d. Hidung : Bersih, tidak ada sekret, penciuman baik
e. Telinga : Pendengaran baik, simetris, tidak ada serumen
f. Mulut : Gigi cukup bersih dan lengkap, tidak ada stomatitis, bibir
kering
g. Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h. Dada : Bentuk pengembangan dada simetris, tidak ada nyeri tekan
i. Abdomen : Tidak ada nyeri tekan
j. Ekstremitas : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah dapat
berfungsi baik, dapat bergerak dengan bebas
k. Kulit : kering, Sawo matang, turgor kulit baik < 3 detik

l. Kuku : bersih, panjang

E. Psikososial

1. Genogram

Keterangan :

: Laki - laki

: Perempuan

: pasien

: Garis perkawinan

: Garis keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

Klien tinggal satu rumah dengan kedua orang tuanya . adik dan kakak
klien mempunyai riwayat dengan gangguan jiwa selain klien.
Pengambilan keputusan adalah kakak klien yang sehat. Saat ini keluarga
mengetahui jika Tn. A di rawat di RSJ.
Masalah keperawatan : kopineg keluarga tidak efektif:
ketidakmampuan
2. Konsep diri

a. Gambaran diri

Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya karena merupakan

ciptaan tuhan. Bentuk tubuh pasien tinggi dan, semua bagian tubuh klien

bisa berfungsi dengan baik.

b. Identitas diri.

Klien adalah seorang laki-laki dengan usia 34 tahun

c. Peran diri

Pasien memiliki peran sebagai seorang laki-laki belum menikah. Klien

saat dirumah bisa melakukan perannya sebagai seorang laki-laki bekerja

wiraswasta dan pegurus mushola, saat di RSJ juga klien dapat melakukan

perannya.

d. Ideal diri

Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya karena merupakan

ciptaan tuhan. Bentuk tubuh pasien tinggi dan prosporsional semua bagian

tubuh klien bisa berfungsi dengan baik. Klien adalah seorang laki-laki

dengan usia 34 tahun. Pasien memiliki peran sebagai seorang anak laki-

laki. Klien saat dirumah bisa melakukan perannya, saat di RSJ klien tidak

dapat melakukan perannya. Harapan klien terhadap penyakitnya ingin bisa

sembuh dan berkumpul lagi dengan keluarga.

e. Harga diri

diam tanpa alasan, sering semedi di rumah, dan malu bertemu dengan

orang lain

Masalah Keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah


f. Hubungan Sosial
Orang yang berarti bagi pasien adalah orang tua dan saudara-saudara
kandungnya. Pasien jarang bersosialisasi keluar dengan tetangga, pasien
lebih banyak diam dirumah.
Masalah keperawatan: isolasi sosial
g. Spiritual ( nilai dan keyakinan )
Pasien beragama islam, rajin melakukan ibadah,
Masalah keperawatan: tidak ada

F. Status Mental
1. Penampilan

Tidak rapi, dibuktikan dengan rambut acak-acakan tidak disisir, terdapat


ketombe, kancing baju tidak dipasang, berjalan kaku.
Masalah Keperawatan : Defisit Perawatan Diri
2. Pembicaraan

Saat diajak bicara klien hanya diam, berbicara sendiri, nangis dan ketawa

tanpa sebab

. Masalah keperawatan : isolasi sosial


3. Aktvitas motorik

Pasien melakuakan aktifitas sehari-hari di RSJ dengan baik, pasien terlihat aktif

saat melakukan kegiatan di RSJ.

Masalah keperawatan : tidak ada

4. Alam perasaan

Klien marah tanpa sebab

5. Afek

Afek labil

Masalah keperawatan: tidak ada

6. Interaksi selama wawancara

Pasien tampak diam saat diajak bicara, terkadang mau diajak bicara setelah itu

klien langsung diam, tidak kooperatif,

Masalah keperawatan : Isolasi Sosial

7. Persepsi

Klien mengatakan terkadang mendengar suara gaduh seperti suara anak-anak.

Pasien mengatakan suara jarang muncul, muncul saat pasien sendirian atau saat

sedang dikamar mandi.

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi Proses pikir


Klien sering terlihat melamun, tidak suka memulai pembicaraan, lebih suka

menyendiri

8. Isi pikir

Sulit dikaji

Masalah keperawatan :tidak ada

9. Tingkat kesadaran

Pasien sadar penuh, tampak bingung. Terkadang mau menjawab pertanyaan,

kadang sesuai dengan pertanyaan, terkadang tidak, tidak mengalami disorientasi

waktu maupun tempat.

Masalah keperawatan : tidak ada

10. Memori

Klien mempu mengingat apa yang baru saja dilakukan. Mampu mengenal

perawat satelah dilakukan wawancara, namun besok sudah lupa lagi. Klien

mampu mengingat memori jangka panjangnya seperti waktu bekerja, dan hal

yang disukainya.

Masalah keperawatan : tidak ada

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung

Pasien masih mampu berhitung dari angka 1 sampai 10

Masalah keperawatan : tidak ada

12. Kemampuan penilaian

Pasien tidak mampu mengambil keputusan, meskipun yang sederhana. Seperti

ketika ditanya tentang pilihan kontrak waktu dan tempat yang disepakati untuk

berbincang-bincang, Pasien tidak menjawab.

Masalah keperawatan : tidak ada

13. Daya tilik diri

Pasien menyadari bahwa pasien mengalami gangguan jiwa, Pasien mengatakan

dirinya ingin pulang untuk melakukan kegiatan sehari-hari di rumah dan

berkumpul dengan keluarga,

Masalah keperawatan : tidak ada


G. Kebutuhan Persiapan Pulang

1. Makan

Pasien makan sesuai dengan menu yang disediakan RSJ, nafsu makan pasien

baik, bahkan jika ada sisa pasien yang memakannya. makan 3 kali sehari

habis 1 porsi.

2. Eliminasi

Pasien belum mampu melakukan BAB dan BAK sendiri, karena pasien di

infus tangannya. Pasien biasanya mampu membersihkan diri maupun kamar

mandi setelah BAB atau BAK

3. Mandi

Pasien mandi untuk menjaga kebersihan tubuhnya 2 kali sehari pagi dan sore

dan tidak harus disuruh.

4. Berpakaian dan berhias

Pasien mampu berbakaian dengan baik, mengenakan pakaian sesuai dengan

yang ditentukan

5. Istirahat dan tidur

Pasien mengatakan bisa tidur ketika malam hari dan harus bangun pagi.

Ketika sore hari pasien tidur siang.

6. Pemeliharaan kesehatan

Klien mengatakan setelah pulang dari rumah sakit akan selalu control dan

minum obat secara teratur agar penyakitnya tidak kambuh lagi. Sistem

pendukungnya adalah keluarga yang selalu memperhatikan saat kapan

diaharus control dan minumoba

7. Kegiatan didalam rumah

Klien mengatakan jika dirumah bekerja dan mengurus mushola

8. Kegiatan diluar rumah

Kegiatan diluar ruangan hanya saat pasien bekerja


H. Mekanisme Koping

Pasien jarang bicara dengan orang lain, dan tidak mampu menyelesaikan masalah.

Masalah keperawatan : mekanisme maladaptif

I. Masalah Psikologis dan lingkungan

Klien saat dilakukan kurang wawancara kooperatif., terkadang klien malu untuk

berinteraksi dengan orang lain,

J. Pengetahuan Tentang Koping

Klien kurang begitu mengerti tentang koping mekanisme yang baik, sistem

pendukung, penyakit fisik dan obat-obatan

Masalah Keperawatan : kurang pengetahuan tentang : penyakit jiwa

K. Aspek Medis

Diagnosa medik : schizophrenia paranoid

Haloperidol : 5mg 3x1

Trihexilpenidil : 2mg 3 x 1

Chlorprmazin : 100 mg 1x1


L. Analisa Data
Tgl/jam No.Dx Data Masalah Keperawatan
Senin, 5 1 DS : -
Maret – Pasien mengatakan selalu mengisolasi Isolasi sosial
2018
diri dan selalu didalam rumah.
09.30
DO :
WIB
- Pasien tidak kooperatif
- Pasien selalu diam dan menjauh saat
diajak bicara

2 DS :
pasien mengatakan malu bertemu dengan Gangguan konsep diri
orang lain : harga diri rendah
DO:
Klien mengungkapkan perasaanya kepada
perawat jika dirinya merasa sedih

DS:
3
Pasien terkadang mendengar suara anak Resiko perubahan
kecil
DO : persepsi sensori:
Pasien tampak bicara sendiri, tertawa dan halusinasi
menangis saat mendengar suara tersebut.
M. Daftar Masalah Keperawatan

1) Isolasi sosial

2) Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3) Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi

N. Pohon Masalah

Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi Akibat

Isolasi Sosial Core problem

` Gangguan konsep diri: harga diri rendah Causa

O. Diagnosa Keperawatan

1. Isolasi sosial

2. Gangguan konsep diri : harga diri rendah

3. Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi


INTERVENSI

Nama Klien :S Nama Mahasiswa : Kelompok


Ruang : Isolasi NIM : 16729
No RM : 144436

NO Diagnosa dan Terapi Keperawatan Diagnosa dan Terapi Medis


Dx Dx Medis
Isolasi Sosial Schizophrenia paranoid
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Resiko perubahan persepsi sensori: halusinasi
Terapi Keperawatan Terapi Medis
SPI Isolasi Sosial Haloperidol : 5mg 3x1
1. Bina hubungan saling percaya
Trihexilpenidil : 2mg 3 x 1
2. Diskusikan dengan klien keuntungan punya teman dan bercaka-cakap
Chlorprmazin : 100 mg 1x1
3. Dskusikan dengan klien cara berkenalan dengan anggota keluarga
4. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan

SP2 Isolasi Sosial


1. Evaluasi kegiatan berkenalan (beberapa orang) berikan pujian
2. Latih klien cara berbicara saat melakukan kegiatan harian
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 2-3 orang tetangga atau tamu, berbicara
saat melakukan kegiiatan harian

SP3 Isolasi Sosial


1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan (beberapa orang) & bicara saat melakukan dua kegiatan
harian. Berikan pujian
2. Latih cara berbicara saat melakukan kegiatan harian (2 kegiatan baru)
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan 4-5 orang , berbicara saat melakukan 4
kegiatan harian

SP4 Isolasi Sosial


1. Evaluasi kegiatan latihan berkenalan bicara saat melakukan empat kegiatan harian. Berikan pujian
2. Latih cara berbicara social: belanja ke warung, meminta sesuatu, manjawab pertanyaan
3. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan berkenalan >5 orang , berbicara saat melakukan 4
kegiatan harian dan sosialisasi

SP 1 Harga Diri Rendah


1. Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)
2. Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini (pilih dari daftar kegiatan): buat
daftar kegiatan yangdapat dilakukan saat ini
3. Bantu pasien memilih salah satu kegiatan yang dapat dilakukan saat ini untuk dilatih
4. Latih kegiatan yang dipilh (alat dan cara melakukannya)
5. Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan dua kali per minggu

Sp 2 harga diri rendah


1. Evaluasi kegiatan pertama yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan kedua yang akan dilatih
3. Latih kegiatan kedua kedua (alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : dua kegiatan masing2 dua kali per hari

Sp 3 harga diri rendah


1. Evaluasi kegiatan pertama dan kedua yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien memilih kegiatan ketiga yang akan di latih
3. Latih kegiatan ketiga ( alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : tiga kegiatan masing2 dua kali per hari
Sp 4 harga diri rendah
1. Evaluasi kegiatan pertama, kedua dan ketiga yang telah dilatih dan berikan pujian
2. Bantu pasien untuk memilih kegiatan ke empat yang akan dilatih
3. Latih kegiatan ke empat (alat dan cara)
Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan : empat kegiatan masing2 dua kali per hari
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari dan Implementasi Evaluasi


Tanggal
1 Senin, 5 DS: S:
Maret  Pasien mengatakan selalu
- Pasien mengatakan “ mau
2018, Jam mengisolasi diri dan selalu didalam
ingin berkenal dengan yang
09.30 WIB rumah.
lain. Pasien memperkenalakan
DO :
diri nama Tn. S”
 Pasien tidak kooperatif
- Pasien mengatakan dulu sering
 Pasien selalu diam dan menjauh
didalam rumah jaramg keluar
saat diajak bicara
rumah.
Diagnosa Keperawatan
- “Saya akan mencoba membuat
- Isolasi Sosial
daftar buat kegatan sehari-
Tindakan Keperawatan
hari”
1. Membina Hubungan Saling
O:
Percaya
- Pasien tampak kurang
- Memperkenalkan nama
kooperatif , klien masih
perawat
tampak sering berdiam diri
- Panggilan perawat
- Pasien tampak mau berkenalan
- Asal institusi
dengan 1-2 orang saja
2. Mengingatkan kontrak yang telah
A:
disepakati
3. Identifikasi penyebab Isolasi - Pasien mampu mengontrol
Sosial : siapa yang serumah, siapa mengontrol Isolasi Sosial
yang dekat, dengan bercakap-cakap
5. Diskusikan dengan klien P:
keuntungan punya teman dan - Optimalkan SP 1 : Latihan
bercaka-cakap mengontrol Isolasi Sosial
6. Diskusikan dengan klien cara dengan bercakap-cakap
berkenalan dengan anggota - Melakukan Kontrak waktu
keluarga dengan mengajarkan SP 2 :
7. Masukkan pada jadwal kegiatan buat daftar : Latih klien cara
untuk latihan berkenalan berbicara saat melakukan
Rencana Tindak Lanjut : kegiatan harian
- Mengoptimalkan SP 1 : cara
mengontrol Isolasi Sosial dengan
bercakap-cakap
- Mengajarkan dan memasukkan
jadwal SP 2: Latih klien cara
berbicara saat melakukan
kegiatan harian
- Masukkan pada jadwal kegiatan
untuk latihan berkenalan 2-3
orang tetangga atau tamu,
berbicara saat melakukan
kegiiatan harian

2 Selasa, 6 DS: S
Maret 2018 - Klien mengatakan sudah mau - Pasien mengatakan tadi makan
berkenal dengan yang lain habis, kegiatannya duduk-
- Klien mengatakan kadang cerita duduk, kadang bantuin
dengan teman yang lain perawat
- Klien mengatakan kegiatannya - Pasien mengatakan sudah mau
makan, mandi, tidur dan kumpul- berkenalan
kumpul - pasien mengatakan lingkungan
DO: masih mendukung dia
- Klien tampak kooperatif - pasien mengatakan tadi
- Klien tampak masih sedikit kegiatan menata piring dimeja
bercakap-cakap dengan orang lain makan
Diagnosa Keperawatan O:
Isolasi Diri
Tindakan Keperawatan - pasien tampak focus, kontak
1. Membina Hubungan Saling mata dengan lawan bicara baik
Percaya - pasien mampu melakukan
- Memperkenalkan nama latihan cara mengontrol Isolasi
perawat Diri dengan bercakap-cakap
- Panggilan perawat dan kegiatan harian
- Asal institusi A:
2. Mengingatkan kontrak yang telah pasien mampu melakukan latihan
disepakati cara mengontrol Isolasi Sosial
3. Mengulangi mengontrol Isolasi dengan bercakap-cakap dan
Diri dengan bercakap-cakap kegiatan harian
4. Latih cara mengendalikan diri dari P:
Isolasi Diri: bercakap-cakap dan
- Mengoptimalkan SP 1 dan SP
membuat daftar harian
2
5. Masukkan pada jadwal latihan
- Mengajarkan latihan cara
daftar harian kegiatan
mengontrol Isolasi Sosial
6. Menciptakan lingkungan yang
dengan Bercakap-cakap dan
tenang untuk istirahat klien
kegiatan harian dan berkenalan
7. Membuat kontrak waktu yang
lebih 4-5 orang
akan datang (SP 3)
Rencana Tindak Lanjut :
- Mengptimalkan SP 1 : cara
mengontrol Isolasi Diri dengan
bercakap-cakap
- Mengoptimalkan SP 2 : Cara
mengontrol Isolasi Diri dengan
bercakap-cakap dan daftar kegiatan
harian
- Mengajarkan dan memasukkan
jadwal SP 3: Cara mengontrol
Isolasi diri dengan berkenalan
dengan 4-5 orang, berbicara saat
melakukan kegiatan harian

You might also like