Professional Documents
Culture Documents
b. Administrasi Pendapatan
Tahap ini sangat penting dalam siklus manajemen pendapatan karena tahap ini akan
menjadi dasar untuk melakukan koleksi pendapatan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi:
• Penetapan wajib pajak dan retribusi
• Penentuan jumlah pajak dan retribusi
• Penetapan nomor NPWP Daerah dan NPWRetribusi
• Penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi
c. Koleksi Pendapatan
Tahap koleksi pendapatan meliputi penarikan, pemungutan, penagihan dan
pengumpulan pendapatan baik yang berasal dari wajib pajak daerah dan retribusi daerah,
dana perimbangan dari pemerintah pusat maupun sumber lainnya. Khsusus untuk
pemungutan pajak daerah dan retribusi daerah dapat digunakan beberapa sistem.
Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah, tata cara pemungutan pajak dilakukan dengan :
1) Self assessment system
Self assessment system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dihitung,
dilaporkan, dan dibayarkan sendiri oleh wajib pajak daerah. Dengan sistem ini, wajib
pajak mengisi Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD) dan membayarkan pajak
terutangnya ke Kantor Pelayanan Pajak Daerah (KPPD) atau unit kerja yang ditetapkan
pemda.
2) Official assessment system
Official assessment system adalah sistem pemungutan pajak yang nilai pajaknya
ditetapkan oleh pemerintah, dalam hal ini ditetapkan oleh gubernur/bupati/walikota
melalui penerbitan Surat Ketetapan Pajak Daerah dan Surat Ketetapan Retribusi yang
menunjukkanjumlah pajak atau retribusi daerah terutang. Wajib Pajak atau Retribusi
Daerah selanjutnya berdasarkan SKP-Daerah dan SKR tersebut membayarkan
pajak/retribusi terutangnya melalui bendahara penerimaan atau bendahara penerimaan
pembantu pada masing-masing instansi pemungut atau pembayaran melalui bank,
kantor pos atau lembaga lain yang ditunjuk pemda.
3) Joint collection
Joint collection system adalah sistem pemungutan pajak daerah yang dipungut oleh
pemungut pajak yang ditunjuk pemda. Contoh joint collection system adalah
pemungutan pajak penerangan jalan oleh PLN, pajak bahan bakar kendaraan bermotor
oleh Pertamina, dsb.
d. Akuntansi Pendapatan
Pada prinsipnya, setiap penerimaan pendapatan harus segera disetor ke rekening
kas umum daerah pada hari itu juga atau paling lambat sehari setelah diterimanya
pendapatan tersebut. Untuk menampung seluruh sumber pendapatan perlu dibuat satu
rekening tunggal (treasury single account), dalam hal ini rekening kas umum daerah.
Tujuan pembuatan satu pintu untuk pemasukan pendapatan adalah untuk
memudahkan pengendalian dan pengawasan pendapatan. Selanjutnya, penerimaan
pendapatan tersebut dibukukan dalam buku akuntansi. Pembukuan tersebut berupa jurnal
penerimaan kas, buku pembantu, buku besar kas dan buku besar penerimaan per rincian
objek pendapatan. Kemudian, buku catatan akuntansi tersebut akan diringkas dan
dilaporkan dalam laporan keuangan pemerintah daerah, yaitu Laporan Realisasi Anggaran,
Neraca, dan Laporan Arus Kas.
Pemda harus memastikan bahwa sistem akuntansi pendapatan telah dibangun
dengan baik, sehingga tidak ada pendapatan daerah yang tidak dicatat dalam sistem
akuntansi pemda. Untuk itu, dengan sistem akuntansi pendapatan yang baik maka tidak
perlu lagi terdapat dana non budgeter yang dipermasalahkan transparansi dan
akuntabilitasnya.
e. Alokasi Pendapatan
Tahap terakhir siklus manajemen pendapatan adalah alokasi pendapatan, yaitu
pembuatan keputusan untuk menggunakan dana yang ada untuk membiayai pengeluaran
daerah. Pengeluaran daerah meliputi pengeluaran belanja, yaitu belanja operasi dan belanja
modal maupun untuk pembiayaan pengeluaran yang meliputi pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal daerah, pembayaran utang, dan pemberian pinjaman daerah.
8.
9.
10. a. Bukti audit terdiri dari 9 jenis, dan dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu:
1. Bukti Akuntansi
Bukti Akuntansi terdiri dari 2 jenis, antara lain:
a. Catatan Akuntansi
Catatan akuntansi merupakan sumber data sebagai dasar pembuatan laporan keuangan, seperti
jurnal, dan sebagainya. Oleh karena itu, catatan akuntansi dipergunakan oleh auditor sebagai bukti
untuk mendukung laporan keuangan yang diperiksa.
b. Bukti Pengendalian Internal
Pengendalian internal merupakan bukti yang paling kuat di dalam melaksanakan audit. Sebab, dari
kuat atau lemahnya pengendalian internal lah seorang auditor mendapatkan indikator seberapa
banyak bukti yang harus dikumpulkan. Misalnya, apabila risiko pengendalian internal tinggi, itu
artinya risiko audit yang direncanakan harusnya rendah.
2. Bukti Pendukung / Bukti Informasi Penguat
Bukti Pendukung terdiri dari 6 jenis, antara lain:
a. Bukti Dokumenter
Bukti dokumenter terbagi menjadi beberapa bagian:
· Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim langsung kepada auditor
· Bukti yang dibuat pihak luar dan dikirim kepada auditor melalui klien
· Bukti yang dibuat dan disimpan klien
Bukti yang pertama memiliki kredibilitas lebih tinggi dari bukti kedua dan begitu juga dengan bukti
kedua terhadap bukti ketiga.
b. Bukti Fisik
Bukti fisik merupakan bukti yang diperoleh auditor secara langsung melalui pemeriksaan fisik di
dalam proses audit. Contohnya pemeriksaan fisik persediaan secara langsung oleh auditor. Bukti ini
merupakan salah satu bukti yang paling akurat di dalam audit.
c. Bukti Matematis
Bukti matematis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui perhitungan langsung, misalnya
footing untuk penjumlahan vertikal, dan cross footing untuk penjumlahan secara horizontal.
d. Bukti Rasio/Perbandingan
Bukti rasio merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui penggunaan rasio seperti rasio likuiditas,
profitabilitas, solvabilitas, quick ratio, dan sebagainya.
e. Bukti Spesialis/Surat Pernyataan Tertulis
Bukti surat pernyataan tertulis merupakan bukti yang diperoleh auditor melalui sumber eksternal.
Surat pernyataan tertulis ini misalnya surat teknisi, ahli bangunan yang berhubungan dengan klien.
f. Bukti Lisan/Wawancara
Bukti lisan merupakan bukti yang dikumpulkan oleh auditor secara langsung kepada objek yang ingin
dimintai bukti, misalnya wawancara dan sebagainya.