You are on page 1of 23

LAPORAN USAHA KESEHATAN MASYARAKAT (UKM)

F.1. PROMOSI KESEHATAN

NAPZA (NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF LAINNYA)

Disusun oleh:

Dr. Selvi Destaria

DOKTER INTERNSHIP ANGKATAN XIII

PERIODE 16 AGUSTUS – 15 DESEMBER 2014

PUSKESMAS DHARMA RINI KABUPATEN TEMANGGUNG

1
BAB I
PENDAHULUAN

Seiring dengan berkembangnya zaman, pola berpikir manusia juga


mengalami perkembangan dan kehidupan manusia saat ini telah banyak
mengalami perubahan. Berkembangnya bidang pendidikan, perekonomian,
teknologi, komunikasi, sosial, kesehatan dan segala aspek bidang kehidupan
lainnya memberikan dampak positif bagi suatu bangsa sekaligus dampak negatif.
Salah satu dampak negatif dari perkembangan zaman adalah semakin maraknya
penggunaan dan penyalahgunaan narkoba.
Narkoba juga dikenal dengan NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika,
dan Zat Adiktif lainnya). Zat atau obat ini bila dikonsumsi dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa dan dapat menimbulkan
ketergantungan obat. Bahan ini bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan
kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan (UU RI Nomor 22, Tahun 1997).
Dalam peraturan perundang-undangan tersebut dijelaskan tentang pemanfaatan
narkoba, yaitu hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan kesehatan dan
ilmu pengetahuan, termasuk kepentingan lembaga penelitian/pendidikan,
sedangkan pengadaaan impor/ekspor, peredaran dan pemakaiannya diatur oleh
Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan.
Dalam perkembangannya, keberadaan zat ini telah banyak disalahgunakan
di masyarakat. Penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba merupakan
permasalahan yang semakin marak, komplek, dan rumit yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia akhir-akhir ini, karena dapat menimbulkan berbagai dampak
negatif, terutama di kalangan generasi muda seperti masalah kesehatan, masalah
sosial dan ekonomi, dan juga politik. Bahaya narkoba sudah merasuk dalam
kehidupan kita, bahkan telah membahayakan bangsa. Ini memang bukan
persoalan ringan karena perdagangan narkoba telah memiliki jaringan
internasional. Pemakainya berasal dari berbagai tingkat usia, dengan berbagai
latar belakang dan profesi bahkan tidak mengenal tingkat sosial ekonomi rendah
atau tinggi, baik yang terpelajar maupun tidak.

2
Meningkatnya jumlah penyalahgunaan narkoba dari tahun ke tahun
tentunya tidak dapatdianggap masalah yang ringan, tetapi sebaliknya hal ini dapat
menjadi masalah besar bangsa, karena korban penyalahgunaan narkoba sebagian
adalah generasi penerus bangsa. Untuk mengurangi kemungkinan siswa menjadi
korban penyalahgunaan narkoba, sangat diperlukan peran dari semua pihak
terutama dari pihak keluarga dan sekolah.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya kegiatan penyuluhan tentang
narkoba ini dapat mengantisipasi meluasnya penyalahgunaan dan peredaran
narkoba. Para siswa ini perlu diberikan pembekalan tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba yang dapat merusak kesehatan dan masa depan mereka,
memberikan pemahaman pentingnya kesadaran mereka dalam melakukan
pencegahan diri terhadap pengaruh narkoba yang dapat datang dari mana saja.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Narkoba atau NAPZA adalah bahan / zat yang dapat mempengaruhi
kondisi kejiwaan / psikologi seseorang ( pikiran, perasaan dan perilaku ) serta
dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi. Yang termasuk dalam
NAPZA adalah : Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya.

NARKOTIKA
Menurut UU RI No 22 / 1997, narkotika adalah zat atau obat yang berasal
dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi
sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Narkotika terdiri dari 3 golongan :
1. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta
mempunyai potensi sangat tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Heroin, Kokain, Ganja.
2. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai
pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan
pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
3. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan
dalam terapi dan / atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh :
Codein.

PSIKOTROPIKA:
Menurut UU RI No 5 / 1997, psikotropika adalah zat atau obat, baik
alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas
pada aktifitas mental dan perilaku.

4
Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
1. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi
kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh : Ekstasi.
2. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan
dalan terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan. Contoh :
Amphetamine.
3. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Phenobarbital.
4. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Diazepam, Nitrazepam ( BK, DUM ).

ZAT ADIKTIF LAINNYA :


Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh
psikoaktif diluar Narkotika dan Psikotropika, meliputi :
1. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh
menekan susunan saraf pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia
sehari – hari dalam kebudayaan tertentu. Jika digunakan bersamaan dengan
Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat / zat itu dalam tubuh
manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
a. Golongan A : kadar etanol 1 – 5 % ( Bir ).
b. Golongan B : kadar etanol 5 – 20 % ( Berbagai minuman anggur )
c. Golongan C : kadar etanol 20 – 45 % ( Whisky, Vodca, Manson House, Johny
Walker ).
2. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga,

5
kantor, dan sebagai pelumas mesin. Yang sering disalahgunakan adalah : Lem,
Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
3. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di
masyarakat.
Dalam upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok
dan alkohol terutama pada remaja, harus menjadi bagian dari upaya pencegahan,
karena rokok dan alkohol sering menjadi pintu masuk penyalahgunaan NAPZA
lain yang berbahaya.
Berdasarkan efeknya terhadap perilaku yang ditimbulkan dari NAPZA
dapat digolongkan menjadi 3 golongan :
1. Golongan Depresan ( Downer ). Adalah jenis NAPZA yang berfungsi
mengurangi aktifitas fungsional tubuh. Jenis ini membuat pemakainya
menjadi tenang dan bahkan membuat tertidur bahkan tak sadarkan diri.
Contohnya: Opioda ( Morfin, Heroin, Codein ), sedative ( penenang ),
Hipnotik (obat tidur) dan Tranquilizer (anti cemas ).
2. Golongan Stimulan ( Upper ). Adalah jenis NAPZA yang merangsang
fungsi tubuh dan meningkatkan kegairahan kerja. Jenis ini menbuat
pemakainnya menjadi aktif, segar dan bersemangat. Contoh:
Amphetamine (Shabu, Ekstasi), Kokain.
3. Golongan Halusinogen. Adalah jenis NAPZA yang dapat menimbulkan
efek halusinasi yang bersifat merubah perasaan, pikiran dan seringkali
menciptakan daya pandang yang berbeda sehingga seluruh persaan dapat
terganggu. Contoh: Kanabis ( ganja ).

B. PENYALAHGUNAAN NAPZA :
Di dalam masyarakat NAPZA / NARKOBA yang sering disalahgunakan
adalah :
1. Opiada, terdapat 3 golongan besar :
a. Opioda alamiah ( Opiat ) : Morfin, Opium, Codein.
b. Opioda semisintetik : Heroin / putauw, Hidromorfin.
c. Opioda sintetik : Metadon.
− Nama jalanan dari Putauw : ptw, black heroin, brown sugar.

6
− Heroin yang murni berbentuk bubuk putih, sedangkan yang tidak
murni berwarna putih keabuan. Dihasilkan dari getah Opium poppy
diolah menjadi morfin dengan proses tertentu dihasilkan putauw, yang
kekuatannya 10 kali melebihi morfin. Sedangkan opioda sintetik
mempunyai kekuatan 400 kali lebih kuat dari morfin. Morfin, Codein,
Methadon adalah zat yang digunakan oleh dokter sebagai penghilang
sakit yang sangat kuat, misalnya pada opreasi, penderita cancer.
− Reaksi dari pemakaian ini sangat cepat yang kemudian menimbulkan
perasaan ingin menyendiri untuk menikmati efek rasanya dan pada
taraf kecanduan pemakai akan kehilangan percaya diri hingga tak
mempunyai keinginan untuk bersosialisasi. Pemakai akan membentuk
dunianya sendiri, mereka merasa bahwa lingkungannya menjadi
musuh.

2. Kokain :
− Kokain berupa kristal putih, rasanya sedikit pahit dan lebih mudah larut
− Nama jalanan : koka, coke, happy dust, chalie, srepet, snow / salju.
− Cara pemakainnya : membagi setumpuk kokain menjadi beberapa bagian
berbaris lurus diatas permukaan kaca atau alas yang permukaannya datar
kemudian dihirup dengan menggunakan penyedot seperti sedotan atau
dengan cara dibakar bersama dengan tembakau. Penggunaan dengan cara
dihirup akan beresiko kering dan luka pada sekitar lubang hidung bagian
dalam.
− Efek pemakain kokain : pemakai akan merasa segar, kehilangan nafsu
makan, menambah percaya diri, dan dapat menghilangkan rasa sakit dan
lelah.

3. Kanabis :
− Nama jalanan : cimeng, ganja, gelek, hasish, marijuana, grass, bhang.
− Berasal dari tanaman kanabis sativa atau kanabis indica.
− Cara penggunaan : dihisap dengan cara dipadatkan menyerupai rokok atau
dengan menggunakan pipa rokok.

7
− Efek rasa dari kanabis tergolong cepat, pemakai cenderung merasa lebih
santai, rasa gembira berlebihan ( euphoria ), sering berfantasi / menghayal,
aktif berkomunikasi, selera makan tinggi, sensitive, kering pada mulut dan
tenggorokan.

4. Amphetamine :
− Nama jalanan : seed, meth, crystal, whiz.
− Bentuknya ada yang berbentuk bubuk warna putih dan keabuan dan juga
tablet.
− Cara penggunaan : dengan cara dihirup. Sedangkan yang berbentuk tablet
diminum dengan air.
Ada 2 jenis Amphetamine :
a. MDMA ( methylene dioxy methamphetamine )
− Nama jalanan : Inex, xtc.
− Dikemas dalam bentuk tablet dan capsul.
b. Metamphetamine ice
− Nama jalanan : SHABU, SS, ice.
− Cara pengunaan dibakar dengan mengunakan alumunium foil dan asapnya
dihisap atau dibakar dengan menggunakan botol kaca yang dirancang
khusus ( boong ).

5. LSD ( Lysergic Acid )


− Termasuk dalam golongan halusinogen.
− Nama jalanan : acid, trips, tabs, kertas.
− Bentuk : biasa didapatkan dalam bentuk kertas berukuran kotak kecil
sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar. Ada juga
yang berbentuk pil dan kapsul.
− Cara penggunaan : meletakan LSD pada permukaan lidah, dan bereaksi
setelah 30 – 60 menit kemudian, menghilang setelah 8 – 12 jam.
− Efek rasa : terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga timbul
obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lama – lama
menjadikan penggunaanya paranoid.

8
6. Sedatif – Hipnotik ( Benzodiazepin ) :
− Termasuk golongan zat sedative ( obat penenang ) dan hipnotika ( obat
tidur).
− Nama jalanan : Benzodiazepin : BK, Dum, Lexo, MG, Rohyp.
− Cara pemakaian : dengan diminum, disuntikan, atau dimasukan lewat
anus. Digunakan di bidang medis untuk pengobatan pada pasien yang
mengalami kecemasan, kejang, stress, serta sebagai obat tidur.

7. Solvent / Inhalasi :
− Adalah uap gas yang digunakan dengan cara dihirup.
− Contohnya : Aerosol, Lem, Isi korek api gas, Tiner, Cairan untuk dry
cleaning, Uap bensin. Biasanya digunakan dengan cara coba – coba oleh
anak di bawah umur, pada golongan yang kurang mampu.
− Efek yang ditimbulkan : pusing, kepala berputar, halusinasi ringan, mual,
muntah gangguan fungsi paru, jantung dan hati.

8. Alkohol :
− Merupakan zat psikoaktif yang sering digunakan manusia
Diperoleh dari proses fermentasi madu, gula, sari buah dan umbi – umbian
yang mengahasilkan kadar alkohol tidak lebih dari 15 %, setelah itu
dilakukan proses penyulingan sehingga dihasilkan kadar alkohol yang
lebih tinggi, bahkan 100 %.
− Nama jalanan : booze, drink.
− Efek yang ditimbulkan : euphoria, bahkan penurunan kesadaran

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYALAHGUNAAN


NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)
Penyalahgunaan NAPZA sangat kompleks akibat interaksi antara faktor
yang terkait dengan individu, faktor lingkungan dan faktor tersedianya zat
(NAPZA). Tidak terdapat adanya penyebab tunggal (single cause). Faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya penyalagunaan NAPZA adalah sebagian berikut :

9
1. Faktor individu :
Kebanyakan penyalahgunaan NAPZA dimulai atau terdapat pada
masa remaja, sebab remaja yang sedang mengalami perubahan biologi,
psikologi maupun sosial yang pesat merupakan individu yang rentan
untuk menyalahgunakan NAPZA. Anak atau remaja dengan ciri-ciri
tertentu mempunyai risiko lebih besar untuk menjadi penyalahguna
NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara lain :
- Cenderung memberontak dan menolak otoritas.
- Cenderung memiliki gangguan jiwa lain (komorbiditas) seperti depresi,
cemas, psikotik, keperibadian sosial.
- Perilaku menyimpang dari aturan atau norma yang berlaku.
- Rasa kurang percaya diri (low selw-confidence), rendah diri dan
memiliki citra diri negative (low self-esteem).
- Sifat mudah kecewa, cenderung agresif dan destruktif.
- Mudah murung, pemalu, pendiam.
- Mudah mertsa bosan dan jenuh.
- Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran.
- Keinginan untuk bersenang-senang (just for fun).
- Keinginan untuk mengikuti mode, karena dianggap sebagai lambang
keperkasaan dan kehidupan modern.
- Keinginan untuk diterima dalam pergaulan.
- Identitas diri yang kabur, sehingga merasa diri kurang “jantan”.
- Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit
mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas
- Kemampuan komunikasi rendah.
- Melarikan diri sesuatu (kebosanan, kegagalan, kekecewaan,
ketidakmampuan, kesepian dan kegetiran hidup,malu dan lain-lain).
- Putus sekolah.
- Kurang menghayati iman kepercayaannya.

2. Faktor Lingkungan :

10
Faktor lingkungan meliputi faktor keluarga dan lingkungan
pergaulan baik disekitar rumah, sekolah, teman sebaya maupun
masyarakat. Faktor keluarga, terutama faktor orang tua yang ikut
menjadi penyebab seorang anak atau remaja menjadi penyalahguna
NAPZA antara lain adalah :
a. Lingkungan Keluarga
- Kominikasi orang tua-anak kurang baik/efektif.
- Hubungan dalam keluarga kurang harmonis/disfungsi dalam keluarga.
- Orang tua bercerai, berselingkuh atau kawin lagi.
- Orang tua terlalu sibuk atau tidak acuh.
- Orang tua otoriter atau serba melarang.
- Orang tua yang serba membolehkan (permisif).
- Kurangnya orang yang dapat dijadikan model atau teladan.
- Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA.
- Tata tertib atau disiplin keluarga yang selalu berubah (kurang konsisten).
- Kurangnya kehidupan beragama atau menjalankan ibadah dalam
keluarga.
- Orang tua atau anggota keluarga yang menjadi penyalahduna NAPZA.
b. Lingkungan Sekolah
- Sekolah yang kurang disiplin.
- Sekolah yang terletak dekat tempat hiburan dan penjual NAPZA.
- Sekolah yang kurang memberi kesempatan pada siswa untuk
mengembangkan diri secara kreatif dan positif.
- Adanya murid pengguna NAPZA.
c. Lingkungan Teman Sebaya
- Berteman dengan penyalahguna.
- Tekanan atau ancaman teman kelompok atau pengedar.
d. Lingkungan masyarakat/sosial
- Lemahnya penegakan hukum.
- Situasi politik, sosial dan ekonomi yang kurang mendukung.

3. Faktor Napza

11
- Mudahnya NAPZA didapat dimana-mana dengan harga “terjangkau”.
- Banyaknya iklan minuman beralkohol dan rokok yang menarik untuk
dicoba.
- Khasiat farmakologik NAPZA yang menenangkan, menghilangkan
nyeri, menidurkan, membuat euforia/fly/stone/high/teler dan lain-lain.
Faktor-faktor tersebut diatas memang tidak selau membuat seseorang
kelak menjadi penyalahguna NAPZA. Akan tetapi makin banyak faktor-
faktor diatas, semakin besar kemungkinan seseorang menjadi
penyalahguna NAPZA. Penyalahguna NAPZA harus dipelajari kasus
demi kasus. Faktor individu, faktor lingkungan keluarga dan teman
sebaya/pergaulan tidak selalu sama besar perannya dalam menyebabkan
seseorang menyalahgunakan NAPZA. Karena faktor pergaulan, bisa saja
seorang anak yang berasal dari keluarga yang harmonis dan cukup
kominikatif menjadi penyalahguna NAPZA.

D. DETEKSI DINI PENYALAHGUNAAN NARKOBA DAN


PSIKOTROPIKA (NAPZA/NARKOBA)
Deteksi dini penyalahgunaan NAPZA bukanlah hal yang mudah, tapi
sangat penting artinya untuk mencegah berlanjutnya masalah tersebut. Beberapa
keadaan yang patut dikenali atau diwaspadai adalah :
1. Kelompok Risiko Tinggi
Kelompok Risiko Tinggi adalah orang yang belum menjadi pemakai atau
terlibat dalam penggunaan NAPZA tetapi mempunyai risiko untuk terlibat hal
tersebut, mereka disebut juga Potential User (calon pemakai, golongan rentan).
Sekalipun tidak mudah untuk mengenalinya, namun seseorang dengan ciri tertentu
(kelompok risiko tinggi) mempunyai potensi lebih besar untuk menjadi
penyalahguna NAPZA dibandingkan dengan yang tidak mempunyai ciri
kelompok risiko tinggi. Mereka mempunyai karakteristik sebagai berikut :
Anak :
Ciri-ciri pada anak yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan
NAPZA antara lain :

12
- Anak yang sulit memusatkan perhatian pada suatu kegiatan (tidak
tekun).
- Anak yang sering sakit.
- Anak yang mudah kecewa.
- Anak yang mudah murung.
- Anak yang sudah merokok sejak Sekolah Dasar.
- Anak yang sering berbohong,mencari atau melawan tata tertib.
- Anak dengan IQ taraf perbatasan (IQ 70-90).
Remaja :
Ciri-ciri remaja yang mempunyai risiko tinggi menyalahgunakan NAPZA :
- Remaja yang mempunyai rasa rendah diri, kurang percaya diri dan
mempunyai citra diri negatif.
- Remaja yang mempunyai sifat sangat tidak sabar.
- Remaja yang diliputi rasa sedih (depresi) atau cemas (ansietas).
- Remaja yang cenderung melakukan sesuatu yang mengandung risiko
tinggi/bahaya.
- Remaja yang cenderung memberontak.
- Remaja yang tidak mau mengikutu peraturan/tata nilai yang berlaku.
- Remaja yang kurang taat beragama.
- Remaja yang berkawan dengan penyalahguna NAPZA.
- Remaja dengan motivasi belajar rendah.
- Remaja yang tidak suka kegiatan ekstrakurikuler
- Remaja dengan hambatan atau penyimpangan dalam perkembangan
psikoseksual (pemalu, sulit bergaul, sering masturbasi, suka menyendiri,
kurang bergaul dengan lawan jenis).
- Remaja yang mudah menjadi bosan, jenuh, murung.
- Remaja yang cenderung merusak diri sendiri.
Keluarga :
Ciri-ciri keluarga yang mempunyai risiko tinggi, antara lain :
- Orang tua kurang komunikatif dengan anak
- Orang tua yang terlalu mengatur anak

13
- Orang tua yang terlalu menuntut anaknya secara berlebihan agar
berprestasi diluar kemampuannya.
- Orang tua yang kurang memberi perhatian pada anak karena terlalu
sibuk.
- Orang tua yang kurang harmonis, sering bertengkar, orang tua
berselingkuh atau ayah menikah lagi.
- Orang tua yang tidak memiliki standar norma baik-buruk atau benar-
salah yang jelas.
- Orang tua yang todak dapat menjadikan dirinya teladan.
- Orang tua menjadi penyalahgunaan NAPZA.
2. Gejala Klinis Penyalahgunaan Narkoba dan Psikotropika
(NAPZA/Narkoba)
Perubahan Fisik
Gejala fisik yang terjadi tergantung jenis zat yang digunakan, tapi secara
umum dapat digolongkan sebagai berikut :
- Pada saat menggunakan NAPZA : jalan sempoyongan, bicara pelo
(cadel), apatis (acuh tak acuh), mengantuk, agresif, curiga
- Bila kelebihan disis (overdosis) : nafas sesak, denyut jantung dan nadi
lambat, kulit teraba dingin, nafas lambat/berhenti, meninggal.
- Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan hidung berair,
menguap terus menerus, diare, rasa sakit diseluruh tubuh, takut air
sehingga malas mandi, kejang, kesadaran menurun.
- Pengaruh jangka panjang, penampilan tidak sehat, tidak peduli
terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak terawat dan kropos,
terhadap bekas suntikan pada lengan atau bagian tubuh lain (pada
pengguna dengan jarum suntik).
Perubahan Sikap dan Perilaku
- Prestasi sekolah menurun, sering tidak mengerjakan tugas sekolah,
sering membolos, pemalas, kurang bertanggung jawab.
- Pola tidur berubah, begadang, sulit dibangunkan pagi hari, mengantuk
dikelas atau tempat kerja.

14
- Sering berpergian sampai larut malam, kadang tidak pulang tanpa
memberi tahu lebih dulu.
- Sering mengurung diri, berlama-lama dikamar mandi, menghindar
bertemu dengan anggota keluarga lain dirumah.
- Sering mendapat telepon dan didatangi orang tidak dikenal oleh
keluarga, kemudian menghilang.
- Sering berbohong dan minta banyak uang dengan berbagai alasan tapi
tak jelas penggunaannya, mengambil dan menjual barang berharga milik
sendiri atau milik keluarga, mencuri, mengomengompas terlibat tindak
kekerasan atau berurusan dengan polisi.
- Sering bersikap emosional, mudah tersinggung, marah, kasar sikap
bermusuhan, pencuriga, tertutup dan penuh rahasia.

E. PENGARUH, AKIBAT, DAN DAMPAK PENYALAHGUNAAN


NARKOBA DAN PSIKOTROPIKA
Pengaruh umum pada tubuh manusia dan lingkungannya :
1. Komplikasi Medik : biasanya digunakan dalam jumlah yang banyak dan
cukup lama. Pengaruhnya pada :
a. Otak dan susunan saraf pusat :
- Gangguan daya ingat.
- Gangguan perhatian / konsentrasi.
- Gangguan bertindak rasional.
- Gagguan perserpsi sehingga menimbulkan halusinasi.
- Gangguan motivasi, sehingga malas sekolah atau bekerja.
- Gangguan pengendalian diri, sehingga sulit membedakan baik /
buruk.
b. Pada saluran napas : dapat terjadi radang paru (Bronchopnemonia)
pembengkakan paru ( Oedema Paru ).
c. Jantung : peradangan otot jantung, penyempitan pembuluh darah
jantung.
d. Hati : terjadi Hepatitis B dan C yang menular melalui jarum suntik,
hubungan seksual.

15
e. Penyakit Menular Seksual ( PMS ) dan HIV / AIDS.
Para pengguna NAPZA dikenal dengan perilaku seks resiko tinggi,
mereka mau melakukan hubungan seksual demi mendapatkan zat atau
uang untuk membeli zat. Penyakit Menular Seksual yang terjadi adalah :
kencing nanah ( GO ), raja singa ( Siphilis ) dll. Dan juga pengguna
NAPZA yang mengunakan jarum suntik secara bersama – sama
membuat angka penularan HIV / AIDS semakin meningkat. Penyakit
HIV / AIDS menular melalui jarum suntik dan hubungan seksual, selain
melalui tranfusi darah dan penularan dari ibu ke janin.
f. Sistem Reproduksi : sering terjadi kemandulan.
g. Kulit : terdapat bekas suntikan bagi pengguna yang menggunakan jarum
suntik, sehingga mereka sering menggunakan baju lengan panjang.
h. Komplikasi pada kehamilan :
- Ibu : anemia, infeksi vagina, hepatitis, AIDS.
- Kandungan : abortus, keracunan kehamilan, bayi lahir mati.
- Janin : pertumbuhan terhambat, premature, berat bayi rendah.
2. Dampak Sosial :
a. Di Lingkungan Keluarga :
- Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, sering
terjadi pertengkaran, mudah tersinggung.
- Orang tua resah karena barang berharga sering hilang.
- Perilaku menyimpang / asosial anak (berbohong, mencuri, tidak
tertib, hidup bebas) dan menjadi aib keluarga.
- Putus sekolah atau menganggur, karena dikeluarkan dari sekolah atau
pekerjaan, sehingga merusak kehidupan keluarga, kesulitan
keuangan.
- Orang tua menjadi putus asa karena pengeluaran uang meningkat
untuk biaya pengobatan dan rehabilitasi.
b. Di Lingkungan Sekolah :
- Merusak disiplin dan motivasi belajar.
- Meningkatnya tindak kenakalan, membolos, tawuran pelajar.

16
- Mempengaruhi peningkatan penyalahguanaan diantara sesama teman
sebaya.
c. Di Lingkungan Masyarakat :
- Tercipta pasar gelap antara pengedar dan bandar yang mencari
pengguna/mangsanya.
- Pengedar atau bandar menggunakan perantara remaja atau siswa
yang telah menjadi ketergantungan.
- Meningkatnya kejahatan di masyarakat : perampokan, pencurian,
pembunuhan sehingga masyarkat menjadi resah.
- Meningkatnya kecelakaan.

F. PENGATURAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA DALAM


PERUNDANG-UNDANGAN
1. Landasan Hukum
Landasan hokum yang berupa peraturan perundang-undangan dan konvensi
yang sudah diratifikasi cukup banyak, di antaranya adalah :
a. UU Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika.
b. UU Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika.
c. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
d. PP Nomor 1 Tahun 1980 tentang ketentuan Penanaman Papaver, Koka
dan Ganja.
e. Keputusan Presiden Nomor 3 tahun 1997 tentang Pengawasan dan
Pengendalian Minuman Beralkohol.
f. UU Nomor 8 Tahun 1976 tentang Pengesahan Konvensi Tunggal
Narkotika 1961.
g. Konvensi Pemberantasan Peredaran Gelap Narkotika dan Psikotropika
1988
h. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 196/Men.Kes./SK?VIII/1997
tentang Penetapan Alat-alat dan Bahan-bahan sebagai barang di Bawah
Pengawasan.

17
G. SANKSI-SANKSI PIDANA TERHADAP TINDAK PIDANA
NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
Penyalahgunaan narkotika dan psikotropika termasuk kualifikasi perbuatan
pidana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagaimana disebutkan
diatas. Hukum pidana menganut asas legalitas, sebagaimana dinyatakan dalam
Pasal 1 ayat (1) KUHP yang menegaskan : “Tiada suatu perbuatan dapat
dipidanakan kecuali atas kekuatan aturan pidana dalam perundang-undangan yang
telah ada, sebelum perbuatan”. Perkara narkoba termasuk perkara yang
didahulukan dari perkara lain untuk diajukan ke pengadilan guna penyelesaian
secepatnya.
Tentang Ketentuan Pidana Narkotika diatur dalam UU No. 22 Tahun 1997,
Bab XII, Pasal 78 s/d 100. Bagi pelaku delik narkotika dapat dikenakan pidana
penjara sampai dengan 20 tahun atau maksimal dengan pidana mati dan denda
sampai Rp. 25 Milyar.
Demikian juga bagi pelaku delik psikotropika, dalam UU No. 5 Tahun
1997, Bab XIV tentang Ketentuan Pidana, Pasal 59-72, dapat dikenai hukuman
pidana penjara sampai 20 tahun dan denda sampai Rp. 750 juta. Berat ringannya
hukuma tergantung pada tingkat penyalahgunaan narkoba, apakah sebagai
pemakai, pengedar, penyalur, pengimpor atau pengekspor, produsen illegal,
sindikat, membuat korporasi dan sebagainya.

H. UPAYA DALAM PENAGGULANGAN PENYALAHGUNAAN


NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
Upaya penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat
dilakukan melalui beberapa cara, sebagai berikut ini :
a. Preventif (pencegahan), yaitu untuk membentuk masyarakat yang
mempunyai ketahanan dan kekebalan terhadap narkoba. Pencegahan adalah
lebih baik dari pada pemberantasan. Pencegahan penyalahgunaan Narkoba
dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti pembinaan dan pengawasan
dalam keluarga, penyuluhan oleh pihak yang kompeten baik di sekolah dan
masyarakat, pengajian oleh para ulama, pengawasan tempat-tempat hiburan
malam oleh pihak keamanan, pengawasan obat-obatan illegal dan

18
melakukan tindakan-tindakan lain yang bertujuan untuk mengurangi atau
meniadakan kesempatan terjadinya penyalahgunaan Narkoba.
b. Represif (penindakan), yaitu menindak dan memberantas penyalahgunaan
narkoba melalui jalur hokum, yang dilakukan oleh para penegak hukum atau
aparat kemananan yang dibantu oleh masyarakat. Jika masyarakat
mengetahui harus segera melaporkan kepada pihak berwajib dan tidak boleh
main hakim sendiri.
c. Kuratif (pengobatan), bertujuan penyembuhan para korban baik secara
medis maupun dengan media lain. Di Indonesia sudah banyak didirikan
tempat-tempat penyembuhan dan rehabilitas pecandu narkoba seperti
Yayasan Titihan Respati, pesantren-pesantren, yayasan Pondok Bina Kasih
dll.
d. Rehabilitatif (rehabilitasi), dilakukan agar setelah pengobatan selesai para
korban tidak kambuh kembali “ketagihan” Narkoba. Rehabilitasi berupaya
menyantuni dan memperlakukan secara wajar para korban narkoba agar
dapat kembali ke masyarakat dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Kita
tidak boleh mengasingkan para korban Narkoba yang sudah sadar dan
bertobat, supaya mereka tidak terjerumus kembali sebagai pecandu narkoba.
Upaya pencegahan penyalahgunaan napza :
Upaya pencegahan meliputi 3 hal :
1. Pencegahan primer : mengenali remaja resiko tinggi penyalahgunaan
NAPZA dan melakukan intervensi.
Upaya ini terutama dilakukan untuk mengenali remaja yang mempunyai
resiko tinggi untuk menyalahgunakan NAPZA, setelah itu melakukan
intervensi terhadap mereka agar tidak menggunakan NAPZA.
Upaya pencegahan ini dilakukan sejak anak berusia dini, agar faktor
yang dapat menghabat proses tumbuh kembang anak dapat diatasi
dengan baik.
2. Pencegahan Sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi
menggunakan NAPZA.
3. Pencegahan Tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.

19
Yang dapat dilakukan di lingkungan keluarga untuk mencegah
penyalahgunaan NAPZA :
1. Mengasuh anak dengan baik.
- penuh kasih sayang
- penanaman disiplin yang baik
- ajarkan membedakan yang baik dan buruk
- mengembangkan kemandirian, memberi kebebasan bertanggung
jawab
- mengembangkan harga diri anak, menghargai jika berbuat baik atau
mencapai prestasi tertentu.
2. Ciptakan suasana yang hangat dan bersahabat
Hal ini membuat anak rindu untuk pulang ke rumah.
3. Meluangkan waktu untuk kebersamaan.
4. Orang tua menjadi contoh yang baik.
Orang tua yang merokok akan menjadi contoh yang tidak baik bagi
anak.
5. Kembangkan komunikasi yang baik
Komunikasi dua arah, bersikap terbuka dan jujur, mendengarkan dan
menghormati pendapat anak.
6. Memperkuat kehidupan beragama.
Yang diutamakan bukan hanya ritual keagamaan, melainkan
memperkuat nilai moral yang terkandung dalam agama dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari – hari.
7. Orang tua memahami masalah penyalahgunaan NAPZA agar dapat
berdiskusi dengan anak.

Yang dilakukan di lingkungan sekolah untuk pencegahan


penyalahgunaan NAPZA :
1. Upaya terhadap siswa :
- Memberikan pendidikan kepada siswa tentang bahaya dan akibat
penyalahgunaan NAPZA.

20
- Melibatkan siswa dalam perencanaan pencegahan dan
penanggulangan penyalahgunaan NAPZA di sekolah.
- Membentuk citra diri yang positif dan mengembangkan ketrampilan
yang positif untuk tetap menghidari dari pemakaian NAPZA dan
merokok.
- Menyediakan pilihan kegiatan yang bermakna bagi siswa
( ekstrakurikuler ).
- Meningkatkan kegiatan bimbingan konseling.Membantu siswa yang
telah menyalahgunakan NAPZA untuk bisa menghentikannya.
- Penerapan kehidupan beragama dalam kegiatan sehari – hari.
2. Upaya untuk mencegah peredaran NAPZA di sekolah :
- Razia dengan cara sidak.
- Melarang orang yang tidak berkepentingan untuk masuk lingkungan
sekolah.
- Melarang siswa ke luar sekolah pada jam pelajaran tanpa ijin guru.
- Membina kerjasama yang baik dengan berbagai pihak.
- Meningkatkan pengawasan sejak anak itu datang sampai dengan
pulang sekolah.
3. Upaya untuk membina lingkungan sekolah :
- Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang sehat dengan
membina hubungan yang harmonis antara pendidik dan anak didik.
- Mengupayakan kehadiran guru secara teratur di sekolah.
- Sikap keteladanan guru amat penting.
- Meningkatkan pengawasan anak sejak masuk sampai pulang
sekolah.
Yang dilakukan di lingkungan masyarakat untuk mencegah
penyalahguanaan NAPZA:
1. Menumbuhkan perasaan kebersamaan di daerah tempat tinggal, sehingga
masalah yang terjadi di lingkungan dapat diselesaikan secara bersama-
sama.
2. Memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang penyalahguanaan
NAPZA sehingga masyarakat dapat menyadarinya.

21
3. Memberikan penyuluhan tentang hukum yang berkaitan dengan
NAPZA.
4. Melibatkan semua unsur dalam masyarakat dalam melaksanakan
pencegahan dan penanggulangan penyalahguanaan NAPZA.

22
DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia. 2007. Pencegahan


Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. Badan Narkotika Nasional
2007.

Brata PM. 2007. Penyalahgunaan, Pencegahan, Pemberantasan, dan Peredaran


Gelap Narkoba (P4GN), Kendala dan Implementasinya. SADAR. 1 (V)
Maret 2007.

Das Salirawati, Dkk. 2009. Upaya Penyelamatan Generasi Muda Melalui


Penyuluhan Pengetahuan Bahaya Dan Cara Penanggulangan
Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta: Lembaga Pengabdian Kepada
Masyarakat Universitas Negeri Yogyakarta

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Panduan bagi Orangtua


dan Guru dalamMemahami Anak Usia SD, SMP, dan SMA. Bandung:
Rosda.

Joewana, Satya. Lusi Margiyani, dkk. 2001. NARKOBA Petunjuk Praktis Bagi
Keluarga Untuk Mencegah Penyalahgunaan Narkoba. Yogyakarta : Media
Pressindo.

Rasul, Djuharis. 2013. Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Kurikulum


Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan,
Balitbang Kemendikbud

Sudarianto. 2012. Penyalahgunaan Narkoba.


http://bnnpsulsel.com/penyalahguna-narkoba/akibatdampak-langsung-dan-
tidak-langsung-penyalahgunaan-narkoba-pada-kehidupan-kesehatan-
manusia/. Diakses tanggal 18 September 2014

23

You might also like