Professional Documents
Culture Documents
METODE PENELITIAN
Data yang diperlukan untuk menganalisis kelembagaan pengembanganasuransi lingkungan berupa data
primer dan data sekunder. Data primerdiperoleh dari hasil kuisioner melalui wawancara terstruktur dan
pengisiankuisioner oleh
stakeholders
yang berkaitan pengendalian lingkungan akibatpertambangan (emas). Kuisioner penelitian memuat data
tentang : identitasumum responden, persepsi responden terhadap perlunya pengendalianlingkungan,
hak dan kewajiban (
rights
), tanggung-jawab (
responsibility
revenue
relation
16
Analisis Data
stakeholder
stakeholders
rights
responsibility
revenue
relationship
STAKEHOLDERSROLESRESPONSIBILITIESREVENUESRIGHTSRELATIONSHIP
issues
) kritisterkait keterlibatan
pemangku kepentingans
dan juga mengidentifikasi poin-poinpengaruhnya terhadap suatu program atau kebijakan (Dubois,
1998). Tabel 10
Relationship
antar
pemangku kepentingan
pemangku kepentingan
Relationship
diantara
pemangku kepentingan
yang terlibat dalam penanggulangan dampakpertambangan emas di Provinsi Lampung yang terbagi ke
dalam tiga kategori,
17
yaitu
dan
Buruk.
Penilaian
relationship
convergence
Relationship
antar
pemangku kepentingan
services
(pelayanan/jasa)
, legal/contractual
(hukum/kontraktual)
, market
(dinyatakan dengan
information exchange
(pertukaran informasi),
interpersonal
(hubunganantar pribadi)
dan
power
12345678
Tabel 2.
Relationship Stakeholders
Kebijakan pengendalian lingkungan di Provinsi Lampung selama ini dianggapbelum efektif sebagaimana
disajikan pada Gambar 12. Hampir 78% responden
18
melihat bahwa kebijakan yang ada di Provinsi Lampung belum secara efektifmampu mengendalikan
lingkungan hidup akibat kegiatan usaha pertambanganemas. Aspek lingkungan belum diinternalisasikan
dalam kebijakanpembangunan dan kegiatan usaha yang beresiko lingkungan, sehingga potensiresiko
lingkungan masih tinggi. Namun demikian semua pemangkukepentingan memandang bahwa upaya
pengendalian lingkungan pentinguntuk dilakukan.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa isu pengendalian lingkungan akibatpertambangan (emas) telah
menjadi isu penting di Provinsi Lampung, tetapiinstrumen pengendaliannya yang paling efektif untuk
diterapkan masih belumdapat ditentukan. Selama ini instrumen kebijakan dalam
pengendalianlingkungan lebih bersifat pengaturan (
regeling
renumerative
berupa insentif merupakanpilihan yang harus diterapkan. Pasal 42 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009yang mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk menerapkaninstrumen ekonomi
lingkungan dalam pengendalian lingkungan merupakantantangan bagi semua pemangku kepentingan,
terutama pemerintah daerahsetempat untuk mengembangkannya. Instrumen kebijakan ekonomi
lingkunganyang perlu dikembangkan dalam pengendalian lingkungan ini adalah asuransi
19
rights,responsibilities, revenues,
dan
relationships
sebagaimana disajikan pada Tabel 3sampai dengan Tabel 4.Tabel 3 menunjukkan bahwa dalam
pengendalian resiko lingkungan akibatpertambangan emas terkait dengan penataan kawasan tambang
yang sesuaidengan rencana tata ruang wilayah, sehingga monitoring dan evaluasikesesuaian antara
lokasi pertambangan dengan rencana tata ruang wilayahharus dilakukan. Ketidaksesuaian antara lokasi
pertambangan dengan rencanatata ruang menjadi titik awal permasalahan lingkungan. Instansi
yangmengurus masalah ekonomi (keuangan, industri, dan perdagangan) dapatmemainkan
perananannya untuk mengawasi sampai sejaumana ijin usaha(pertambangan) yang dimiliki sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan.Bagi instansi yang mengurus masalah kehutanan dan
lingkungan akanmenerapkan kegiatan rehabilitasi dan reklamasi lahan eks pertambangan.Masyarakat
memiliki kepentingan terhadap keberadaan pertambangan,terutama mereka yang berada di sekitar
areal pertambangan. Di sampingkeinginan untuk mendapatkan kompensasi nilai finansial, masyarakat
jugamemiliki hak untuk melakukan pengawasan terhadap kegiatan pertambanganagar kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi tidak semakin parah. Olehkarena itu pelaku usaha yang bergerak di
kegiatan pertambangan wajibmembayarkan sejumlah dana untuk disetorkan dalam
pengendalianlingkungan. Dengan adanya resiko lingkungan yang berpeluang menimbulkankerugian
ekonomi terhadap masyarakat akibat pencemaran, perusahaanasuransi memiliki kewajiban untuk
mengembangkan asuransi lingkunganhidup. Asuransi lingkungan hidup ini merupakan jaminan yang
ditanggungoleh pihak ketiga (asuransi) atas resiko lingkungan yang timbul akibat kegiatanpertambangan
emas. Instrumen ekonomi lingkungan berupa asuransi inimerupakan jawaban atas resiko lingkungan
yang bersifat
uncertainity
20
lingkungan harus didukung oleh riset dari lembaga pendidikan tinggi ataulembaga riset lainnya.
Tabel 3. Hak dan Kewajiban (Rights) Parapihak dalam Pengendalian ResikoLingkungan Pertambangan
Emas
No Kategori Responden
Rights
1 BAPPEDA
Dokumen Lengkap
Tanggung jawab dari para pihak dalam pengendalian resiko lingkunganpertambangan emas disajikan
pada Tabel 4, yang meliputi perencanaan danpengendalian ruang, konservasi dan rehabilitasi,
pemantauan kinerjalingkungan hidup perusahaan, penyadartahuan kepada masyarakat, penelitian,dan
pengembangan tanggung-jawab sosial perusahaan (
corporate socialresponsibility
, CSR).
Academia © 2015