Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
Gangguan dan penyulit pada kehamilan umumnya ditemukan pada
kehamilan resiko tinggi. Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan
menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik terhadap
ibu maupun terhadap janin yang dikandungnya selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan persalinan dan
nifas normal. Secara garis besar, kelangsungan suatu kehamilan sangat bergantung
pada keadaan dan kesehatan ibu, plasenta dan keadaan janin. Jika ibu sehat dan di
dalam darahnya terdapat zat-zat makanan dan bahan-bahan organis dalam jumlah
yang cukup, maka pertumbuhan dan perkembangan bayi dalam kandungan akan
berjalan baik.4
AKI salah satunya dapat disebabkan karena anemia. Anemia pada populasi
ibu hamil menurut kriteria anemia yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes
1999, adalah sebesar 37,1 persen dan prevalensinya hampir sama antara bumil di
perkotaan (36,4%) dan perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut
mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem)
dengan batas prevalensi anemia ≥40 persen.4 Anemia defisiensi besi merupakan
anemia yang sering terjadi pada ibu hamil. Angka kejadiannya dapat mencapai
sebesar 18,9-41,3% ibu hamil.8
Selain pemeriksaan rutin yang wajib dilaksanakan oleh ibu hamil, perlu
dilaksanakan pendekatan keluarga atau yang disebut dengan pendekatan
kedokteran keluarga agar setiap penatalaksanaan pasien dalam hal ini ibu hamil
dapat lebih komprehensif dan berkesinambungan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui
penatalaksanaan pada ibu hamil 39 minggu dengan kehamilan pertama usia 29
tahun (multigravida).
1.3 Manfaat
Penyusunan laporan kasus ini diharapkan dapat menjadi media belajar bagi
mahasiswa agar dapat melaksanakan praktek kedokteran keluarga secara langsung
kepada pasien ibu hamil.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Berdasarkan jumlah skor, ada 3 kelompok risiko:
1. Kelompok Non risiko tinggi (KRR) – jumlah skor 2, selama hamil
tanpa faktor risiko (FR).
2. Kelompok Risiko Tinggi (KRT) – jumlah skor 6 – 10, dapat
dengan FR tunggal dari kelompok FR I, II, atau III, dan dengan FR
ganda 2 dari kelompok FR I dan II.
3. Kelompok Risiko Sangat Tinggi (KRST)–jumlah skor ≥ 12, ibu
hamil dengan FR ganda dua atau tiga dan lebih.
Tabel 1. Kartu Skor Poedji Rochjati
I II III IV
Triwulan
KEL Masalah / Faktor Resiko SKOR
NO. I II III.1 III.2
F.R
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I ≤16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I ≥19 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin ≥4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi ≥10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi ≤ 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur ≥ 19 Tahun 4
7 Terlalu pendek ≥145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9
b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
Kurang Darah b. Malaria,
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
Kencing Manis (Diabetes) 4
Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 18 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
b. Cara Kriteria6
4
Apabila dalam anamnesis dan pemeriksaan ibu hamil didapatkan satu
atau lebih faktor risiko (kriteria) maka dapat digolongkan sebagai ibu
hamil dengan risiko tinggi.Sedangkan apabila tidak terdapat faktor
risiko digolongkan sebagai faktor risiko rendah. Faktor-faktor risiko
atau kriteria ibu hamil risiko tinggi adalah:
1. Kondisi ibu, yaitu :
- Primigravida usia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 19 tahun
- Usia kehamilan lebih dari 42 minggu
- Berat badan ibu tergolong obesitas
- Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil kurang dari 19,5 cm
- Tekanan darah systole lebih dari 130 mmHg dan diastole antara
lebih dari 95 mmHg
- Jumlah kelahiran anak lebih dari 5
- Jarak antar kelahiran kurang dari 2 tahun
2. Penyakit, yaitu :
- Terdapat riwayat asma
- Terdapat riwayat hipertensi
- Terdapat riwayat diabetes melitus
- Terdapat riwayat sakit kronik lainnya
3. Riwayat persalinan, yaitu :
- Riwayat persalinan prematur
- Riwayat perdarahan
- Riwayat operasi
- Riwayat penyulit persalinan
5
Anemia adalah suatu kondisi dimana terdapat kekurangan sel darah merah atau
hemoglobin.7-8
Dalam kehamilan, kadar hemoglobin yang dapat dikategorikan anemia
adalah apabila kadarnya <11 g/dl atau kadar hematokrit <19% pada trimester I
dan III. Sedangkan pada trimester II, apabila kadar hemoglobin di bawah
10,5g/dl.8,9
Pada saat sedang hamil, seorang calon ibu sering mengalami anemia. Ketika
ia mengalami anemia, darah sang ibu tidak memiliki cukup sel darah merah yang
sehat untuk membawa oksigen ke jaringan.Selama kehamilan, tubuh
memproduksi lebih banyak darah untuk menopang pertumbuhan bayi. Jika tidak
mendapatkan cukup zat besi atau zat gizi lain tertentu, tubuh mungkin tidak
mampu menghasilkan jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat
tambahan darah.Anemia dapat membuat sang ibu merasa lelah dan lemah. Jika
anemia terjadi secara signifikan dan tidak diobati, ia dapat meningkatkan risiko
komplikasi serius, seperti kelahiran prematur atau berat lahir rendah.8
Penyebab anemia pada kehamilan dan jumlahnya tergantung pada beberapa
faktir seperti geografi, etnis, status nutrisi, status zat besi dan suplemen besi
prenatal. tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi.Penyebab mendasar anemia
nutrisional meliputi asupan yang tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat,
bertambahnya zat gizi yang hilang, dan kebutuhan yang berlebihan. Anemia
dalam kehamilan kebanyakan disebabkan oleh defisiensi besi, selanjutnya
penyebab tersering yang pertama adalah anemia megaloblastik yang dapat
disebabkan oleh defisiensi asam folat dan defisiensi vitamin B12.9
II.2.1 Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang sering terjadi pada ibu
hamil. Angka kejadiannya dapat mencapai sebesar 18,9-41,3% ibu hamil.Anemia
ini ditandai dengan penurunan cadangan besi, konsentrasi besi serum, saturasi
transferrin yang rendah, dan konsentrasi hemoglobin atau nilai hematokrit yang
turun.8
Pencegahan terhadap anemia ini dapat dilakukan dengan pemberian 60 mg
tablet besi selama 6 bulan sesuai rekomendasi WHO. Pemberian suplementasi
besi setiap hari pada ibu hamil hingga minggu ke-28 kehamilan pada ibu yang
belum pernah mendapat suplementasi dan pada ibu non-anemia dapat menurunkan
6
prevalensi anemia pada kehamilan dan BBLR.8 Namun, perlu diwaspadai pula,
pemberian suplementasi besi yang mengakibatkan kadar Hb meningkat dapat
meningkatkan komplikasi seperti kecil masa kehamilan, SGA (small-for-
gestasional age), BBLR, sindrom hipertensi akibat kehamilan, persalinan
prematur, dan kematian perinatal.9,10
II.2.3 Komplikasi
Kondisi anemia pada kehamilan merupakan kondisi serius yang harus
segera ditangani. Hal ini dapat mengakibatkan beberapa komplikasi seperti
abortus spontan, kematian janin dalam uterus, retardasi pertumbuhan intrauterin
(IUGR-Intrauterin growth retardation), dan persalinan prematur.10
II.3 Ante Natal Care (ANC)
Semua ibu hamil diharapkan mendapatkan perawatan kehamilan oleh tenaga
kesehatan. Untuk deteksi dini faktor risiko maka pada semua ibu hamil perlu
dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan
4 kali selama kehamilan Satu kali pada Triwulan I (K1), satu kali pada Triwulan
II, dua kali dalam Triwulan III (K4)11
Perawatan antenatal mempunyai tujuan agar kehamilan dan persalinan
berakhir dengan:
a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas
tanpa trauma fisik meupun mental yang merugikan.
b. Bayi dilahirkan sehat, baik fisik maupun mental
c. Ibu sanggup merawat dan memberi ASI kepada bayinya
d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti
keluarga berencana setelah kelahiran bayinya.
Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil; dalam strategi pendekatan risiko,
kegiatan skrining merupakan komponen penting dalam pelayanan kehamilan,
yang harus diikuti dengan komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada
ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk perencanaan persalinan aman dilakukan
persiapan rujukan terencana bila diperlukan.11
Melalui kegiatan ini beberapa faktor risiko yang ada pada ibu hamil
telahdapat dilakukan prediksi / perkiraan kemungkinan macam komplikasi
yang akan terjadi. Oleh karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang
7
kali sehingga dapat ditemukan secara dini faktor risiko yang berkembang pada
umur kehamilan lebih lanjut.11
8
Proses dinamika dalam keluarga
Potensi keluarga
Kualitas hidup yang dipengaruhi oleh budaya positif
Pendidikan dan lingkungannya
d. Hakikat ekologik
Ekologi dalam kedokteran keluarga membahas manusia seutuhnya dalam
interaksinya dengan sesamanya dan spesies lainnnya juga hubungannya
dengan lingkungan fisik dalam rumah tangganya.
e. Hakikat medik
Temuan-tmuan di bidang teknologi kedokteran akan juga mempengaruhi
ilmu kedokteran keluarga. Pergeseran pola perilaku dan pola penyakit, akan
mempengaruhi pola pelayanan kedokteran. Karena itu, kedokteran keluarga
sebagai ilmu akan berkembanga dalam bidang yang mempengaruhi
kesehatan, kesejahteraan, dan kebahagiaan keluarga.
9
BAB III
HASIL KUNJUNGAN RUMAH
10
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 14 Oktober 2017
pukul 14.00 - pukul 15.00 WIB di rumah pasien di Dusun Ngadiwinatan 1,
Desa Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.
a. Keluhan Utama: lemas sejak 2 hari yang lalu
b. Keluhan Tambahan: pusing sejak 2 hari yang lalu.
c. Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien mengeluh pusing dan lemas sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
diawali lemas terlebih dahulu dirasakan saat pagi hari, lalu siang hari
merasakan pusing. Pasien merasa sedikit terganggu jika melakukan
aktifitas harian seperti menyapu, mengepel, masak, mencuci dan
aktifitas lainnya. Sebelum pasien menikah pasien juga terkadang
merasakan hal serupa sejak usia 20 tahun tetapi tidak pernah
memeriksakan dirinya ke dokter karena pasien merasa masih dapat
melakukan aktifitas harian walaupun sedikit terbatas. Saat hamil anak
pertama dan anak kedua, pasien juga mengaku mengalami gejala
serupa. Pasien menyangkal memiliki riwayat sakit kurang darah,
kanker darah, thalasemia maupun hemophilia, pasien menyangkal
adanya mimisan, muntah darah, perdarahan dari jalan lahir, pasien
tidak merasakan kenceng-kenceng, keluar air dari jalan lahir (-), gerak
janin (+). Suntik TT (+).
Riwayat Haid : Menarche pertama usia 14 tahun. Lama: haid 5 hari,
ganti pembalut 2-3 kali dalam 1 hari. Siklus 28 hari, teratur. HPHT :
12/01/2017. TP : 19/10/2017. UK: 39 minggu.
Riwayat Perkawinan :Pasien menikah satu kali selama 7 tahun.
Riwayat Obsetri:G3P2A0 :
1. An pertama, laki-laki, 7 tahun, BBL : 2700 gram,
2. An Kedua, Perempuan, 4 tahun, BBL : 3200 gram,
3. An Ketiga, Hamil Ini
Riwayat ANC : Baru melakukan ANC sebanyak 8 kali selama
kehamilan /TT (+).
Riwayat KB : Pasien belum pernah menggunakan KB sebelumnya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat penyakit jantung(-), Riwayat alergi disangkal, Riwayat
hipertensi disangkal, Riwayat kencing manis disangkal, Riwayat asma
disangkal.
e. Riwayat Penyakit Keluarga :
11
Riwayat penyakit darah seperti anemia, thalasemia dan kelainan darah
lainnya disangkal. Riwayat alergi disangkal, Riwayat hipertensi
disangkal, Riwayat kencing manis disangkal, Riwayat penyakit jantung
disangkal.
f. Riwayat Sosial Ekonomi : Pasien seorang ibu rumah tangga. Pasien
memiliki 1 orang suami yang bekerja sebagai buruh. Pasien memiliki
rumah pribadi, tinggal bersama suaminya. Penghasilan suami Rp
2.000.000,00. Pembiayaan kesehatan dengan BPJS. Kesan sosial
ekonomi cukup.
B. Pemeriksaan Fisik
Tanggal 14 Oktober 2017 pukul 14.15 di rumah pasien
Keadaan umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital:
Tekanan darah : 129/97mmHg
Nadi : 102x/menit
Suhu : 36,7 oC
Pernapasan : 21x/menit,reguler
TB : 155 cm
BB : BB Sebelum hamil : 80,3 kg ; BB sekarang : 87 kg
LILA : cm
Status Generalis:
Kepala : normocephal
Mata : Conjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-
Telinga : Normotia, serumen -/-, sekret -/-
Hidung : Sekret (-)
Mulut : mukosa lembab, sianosis (-), stomatitis angularis
(-), atrofi papil lidah (-)
Tenggorok : T1-1, faring hiperemis (-), nyeri telan (-)
Leher : Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)
Thorax : Simetris, retraksi otot pernafasan (-), sela iga
melebar (-), venektasi dinding dada (-)
Cor
I : Iktus Cordis tak tampak
12
Pa : Iktus Cordis teraba di SIC V 2 cm lateral LMCS, kuat
angkat, tidak melebar.
Pe : konfigurasi jantung dalam batas normal
Aus : SJ I – II normal, bising tidak ada, gallop (-)
Pulmo
I : Simetris, statis, dinamis
Pa : Vocal fremitus kanan = kiri
Pe : Sonor seluruh lapangan paru
Aus : Suara dasar vesikuler, suara tambahan (-)
Abdomen :
I : cembung, venektasi (-)
Au : Bising usus dalam batas normal
Pe : tympani, pekak sisi (+) normal, pekak alih (-)
Pa : supel, hepar dan lien tak teraba, nyeri tekan (-), nyeri alih (-) ,
Ekstremitas Superior Inferior
Oedema -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
Cappilary Refill <2”/<2” <2”/<2”
Koilonychia -/-
Status Obstetrik:
Abdomen :
TFU : 30 cm diatas simfisis pubis
DJJ : - (tidak dilakukan)
His :-
Leopold : Janin 1 hidup intrauterine, letak mobile
Pemeriksaan dalam
Vaginal toucher : tidak dilakukan
Hasil Laboratorium dan Pemeriksaan Penunjang :
Hb : 9,5 mg/dL
Protein urine : -
13
G3P2A0, 29 tahun, hamil 39 minggu, janin tunggal intrauterine dengan
Anemia pada kehamilan dan pre eklapmsia ringan
14
pentingnya minum tablet Fe keluarga
(tablet besi) agar teratur
konsumsi obat.
8m
15
11m
Gambar 1. Denah Rumah T
U S
B
16
Tabel 3. Indikator Rumah Sehat
17
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 38
m 1977 m 1971
Tn. UK 32
Ny. HM 29
m 2009 Nn G 24 Nn. J 20
Tn. B 25 Tn. E 23 Tn. D 21
An.AA 7 An.FK 4
18
Gambar 2. Genogram Keluarga Pasien
Sumber: Pasien, tanggal 14 Oktober 2017
Keterangan :
: Laki – laki
: Perempuan
Pasien
:
Tinggal serumah
:
Bayi yang di kandung
Anak
Ayah ke 1
pasien
Keterangan :
: Fungsional
Anak ke 2 (Hubungan dekat)
: Disfungsional
: Acuh tak acuh
Komponen APGAR
Tabel 5. Skoring APGAR
Skor
Komponen Indikator
0 1 2
Adaptation Saya puas dengan keluarga saya karena suami sudah menjalankan V
kewajiban sesuai dengan seharusnya
Partnership Saya puas dengan suami saya karena dapat membantu
V
memberikan solusi terhadap permasalahan yang saya hadapi
Growth Saya puas dengan kebebasan yang diberikan suami saya untuk V
mengembangkan kemampuan yang saya miliki
Affection Saya puas dengan kasih sayang yang diberikan suami saya V
19
Resolve Saya puas dengan waktu yang disediakan suami saya untuk V
menjalin kebersamaan V
Klasifikasi :
Skor 8-10 : Fungsi keluarga sehat
Skor 4-7 : Fungsi keluarga kurang sehat
Skor 0-3 : Fungsi keluarga tidak sehat
Kesimpulan : fungsi keluarga sehat
20
dan keluhan membaik.
21
15 Anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JAMKESMAS (peserta JKN/BPJS)?
Interpretasi
Skor 0-5 : Sehat Pratama
Skor 6-10 : Sehat Madya
Skor 11-15 : Sehat Utama
Skor 16 : Sehat Paripurna
Pada keluarga ini mendapat skor 12
Kesimpulan : Perilaku Rumah Tangga Utama
22
kepada suami dan keluarga untuk meberikan dukungan dan membantu
pasien mempersiapkan mental dan jasmani dalam mengurus anak di usia
muda serta mengembalikan kondisi pasien sehingga dapat beraktivitas
seperti sebelumnya.
23
7. Fungsi Penguasaan Masalah dan Kemampuan Beradaptasi
Pasien menerima kehamilan di usianya yang sekarang dan
mengharapkan anaknya dapat lahir sehat dan selamat. Pasien berencana
melahirkan di bidan puskesmas.
24
keluarga sudah menjadi peserta BPJS. Pasien aktif dalam ikut serta
kegiatan Posyandu dan aktivitas sosial seperti arisan maupun pertemuan
RT.
2. Faktor Lingkungan
Tinggal dalam lingkungan yang tidak terlalu padat penduduk. Atap
rumah belum memiliki langit-langit, dinding terbuat dari batu bata yang
sudah diplester dan dicat. Lantai rumah sudah diberi ubin. Kebersihan di
dalam rumah cukup baik. Pencahayaan dan sirkulasi di dalam rumah
baik. Sumber air minum berasal dari mata air yang kemudian dimasak.
Rumah memiliki kamar mandi dan jamban sendiri. Pasien mandi dan
buang air besar menggunakan kamar mandi dan jamban sendiri. Sampah
dibuang ke kebun lalu dibakar dan terkadang dibuang ke sungai, tidak
tersedianya tempat pembuangan sampah di luar rumah.
3. Faktor sarana pelayanan kesehatan
Terdapat Puskesmas Borobudur yang berjarak ±10 km, waktu
perjalanan yang ditempuh dengan kendaraan sekitar 20 menit. Bidan desa
terdekat berjarak sekitar 1 km dari rumah.
4. Faktor keturunan
Keluarga pasien tidak mempunyai riwayat alergi, riwayat diabetes
mellitus, hipertensi, dan sakit jantung.
25
III.23 Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Tabel 4. Pembinaan dan Hasil Kegiatan
Keluarga
Tanggal Kegiatan yang dilakukan Hasil Kegiatan
yang terlibat
Melakukan anamnesis dan
14 Oktober Mendapatkan diagnosis kerja
pemeriksaan fisik kepada pasien Pasien
2017 pasien dan penyebab
di rumah pasien
Memberikan penjelasan
Pasien dan keluarga suami
kepada pasien dan keluarga
pasien dapat memahami
pasien mengenai pentingnya
penjelasan yang diberikan,
ANC dan rencana persalinan
dan setuju untuk dilakukan
di tenaga kesehatan (RS atau
ANC (K4) dan persalinan
spesialis kandungan)
di tenaga kesehatan (RS
atau spesialis kandungan)
Menganjurkan agar
Pasien dan keluarga
mengkonsumsi makanan yang
menyetujui mengkonsumsi
bergizi untuk membantu
makanan yang bergizi
memenuhi kebutuhan gizi ibu
untuk membantu
dan bayi
memenuhi kebutuhan gizi
ibu dan bayi
Menganjurkan kepada pasien
Pasien dan keluarga
agar menjaga higiene sanitasi Pasien dan
14 Oktober memahami dan setuju
dan kesehatan pribadi keluarga
2017 untuk menjaga higiene
sanitasi dan kesehatan
Menganjurkan kepada pasien pribadi
dan keluarga agar rajin
Pasien dan keluarga
membuka jendela rumah
memahami dan setuju
minimal 1 jam setiap pagi dan
untuk membuka jendela
sore
rumah minimal 1 jam
setiap pagi dan sore
Edukasi pasien agar teratur
Pasien memahami tentang
minum tablet Fe dan asam
pentingnya minum tablet
folat
Fe dan asam folat teratur
Pasien dan keluarga
memahami tentang
Edukasi pasien tentang
kehamilan resiko tinggi,
kehamilan resiko tinggi,
persalinan, perawatan
persalinan, perawatan nifas,
nifas, dan perawatan bayi
dan perawatan bayi
26
- Penderita dan keluarga mau menerima informasi yang diberikan, merasa
ingin tahu, dapat memahami dan menangkap penjelasan yang diberikan
tentang antenatal care dan pola hidup sehat untuk ibu hamil.
- Keluarga yang kooperatif dan adanya keinginan untuk hidup sehat.
c. Faktor penyulit : -
d. Indikator keberhasilan : pasien mengetahui risiko bila tidak dilakukan
ANC dan persalinan di tenaga kesehatan (RS atau spesialis kandungan)
pada kehamilan yang sekarang.
27
BAB IV
ANALISIS KASUS
28
4. Collaborative and coordinative care
Dalam penanganan pasien yang dilibatkan adalah dokter dan bidan.
Namun bagian dari promosi kesehatan juga dapat turut serta ikut
melakukan promosi kesehatan untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu
hamil.
5. Patient advocacy
Pasien telah dijelaskan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
penjelasan tentang penyakitnya sesuai kebutuhan pasien
29
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Penatalaksanaan pasien ibu hamil 29 tahun G3P2A0 hamil 39 minggu
multigravida dan anemia yang termasuk kehamilan resiko tinggi dilakukan
pendekatan kedokteran keluarga adalah sebagai berikut:
R/Fe tab no. XXX
1 dd tab 1
Terapi edukasi :
o Pasien dianjurkan mengkonsumsi tablet besi dan asam folat secara
teratur
o Pasien dianjurkan memperbanyak konsumsi makanan yang bergizi
agar kebutuhan nutrisi ibu dan bayi terpenuhi
o Pasien dianjurkan untuk memperbanyak istirahat
o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care
secara teratur ke puskesmas atau rumah sakit terdekat, untuk
mengontrol kehamilan dan merencanakan persalinan.
o Pasien dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan protein urin,
golongan darah dan kadar hemoglobin untuk mendeteksi risiko
yang mungkin dimiliki.
o Apabila timbul keluhan (mual muntah berlebihan, kenceng-
kenceng, keluar air atau darah dari jalan lahir) segera
memeriksakan diri puskesmas atau rumah sakit.
o Pasien dianjurkan melakukan knee-chest position 2 kali sehari
masing-masing 15 menit hingga menjelang kelahiran.
o Memberikan edukasi kepada pasien untuk mendaftarkan BPJS dan
melakukan persalinan kepada tenaga kesehatan yang terlatih
(dianjurkan dokter spesialis kandungan).
o Menganjurkan ibu memasang KB setelah melahirkan untuk
mencegah kehamilan.
30
Pembinaan terhadap pasien dan keluarga
1. Menjelaskan kepada penderita dan keluarga tentang kehamilannya, meliputi
faktor risiko yang ada pada pasien dan penatalaksanaannya.
2. Memotivasi pasien dan keluarga untuk bersama-sama memperhatikan
kehamilan pasien
3. Memotivasi pasien untuk mempersiapkan persalinan pasien baik dari
psikologis maupun finansial, salah satunya dengan mengikuti program BPJS
V.2 Saran
Untuk menurunkan angka kematian ibu terutama akibat kehamilan
risiko tinggi diperlukan pendekatan keluarga dalam menatalaksana pasien
secara komprehensif. Tenaga kesehatan perlu berupaya lebih keras dalam
mengubah sikap terhadap pemahaman penggunaan kontrasepsi.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
33
Lampiran 1. Kartu Skor Poedji Rochyati
34
35
36