You are on page 1of 7

LAPORAN PRAKTIKUM

Proses Pembuatan Media Agar untuk Kapang

Proses Penanaman Kapang dari Ragi Tape Singkong dan Aspergillus niger

Pengamatan Morfologi Aspergillus niger

Paper ini bertujuan untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan


Instrumentasi Industri
Pengampu : Ni Putu Suwariani, STP., M. Biotech

Disusun oleh :

Yolan Duwi Sismon 1610521012

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

BALI

2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan
rahmat yang dilimpahkan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Proses Penanaman Kapang dari Ragi Tape dan Aspergillus Niger”. Penulisan paper ini
dimaksudkan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mata kuliah mikrobiologi industri.
Keberhasilan penulis tidak hanya didasarkan atas kerja keras penulis, tetapi juga berkat
dukungan serta bantuan yang penulis terima. Untuk itu, penulis mengucapkan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:
Ni Putu Suwariani, STP., M. Biotech selaku pengampu mata kuliah mikrobiologi
industri, serta teman-teman yang mendukung penulis dalam pembuatan paper ini.
Penulis berharap, semoga laporan praktikum ini dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya sehingga dapat bermanfaat bagi banyak orang. Penulis menyadari bahwa penulisan paper
ini jauh dari kata sempurna, sehingga penulis berharap kritikan serta saran dari para pembaca yang
bersifat membangun.
Bukit Jimbaran, 26 Desember 2017

Yolan Duwi Sismon


DAFTAR ISI

Cover ................................................................................................................................... i
Kata Pengantar .................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan......................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 2
2.1 Proses pembuatan media PDA agar ........................................................................... 3
2.1.1 Pembahasan ............................................................................................................. 4
2.2 Penanaman kapang ragi ( Saccharomyces Cerevisiae ) dari tape singkong .............. 4
2.2.1 Pembahasan ............................................................................................................. 5
2.3 Penanaman Aspergllus Niger dari slide culture yang disediakan .............................. 6
2.3.1 Pembahasan ............................................................................................................. 7
2.4 Mengamati morfologi Aspergillus Niger ................................................................... 6
2.4.1 Pembahasan ............................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 15
3.1 Kesimpulan................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16
Bab.1 PENDAHULUAN

Kebutuhan dasar nutrisi mikroba baik itu kapang atau jamur sangat penting dalam
proses penanaman. Mikroba sama dengan makhluk hidup lainnya, memerlukan suplai
nutrisi sebagai sumber energi dan pertumbuhan selnya. Unsur-unsur dasar tersebut adalah
: karbon, nitrogen, hidrogen, oksigen, sulfur, fosfor, zat besi dan sejumlah kecil logam
lainnya. Ketiadaan atau kekurangan sumber-sumber nutrisi ini dapat mempengaruhi
pertumbuhan mikroba hingga pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. (Anonymous,
2006).
Untuk dapat meneliti mikroorganisme di laboratorium kita harus dapat menumbuhkan
mikroorganisme tersebut . Mikroorganisme dapat berkembang secara alami ataupun buatan.
Substrat yang digunakan manusia dalam dalam mengembangkan dan menumbuhkan
mikroorganisme disebut media . Untuk itu harus dipahami jenis – jenis nutrien yang diisyaratkan
oleh bakteri dan lingkungan fisik yang menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhannya. Alat
– alat yang digunakan dalam perkembangbiakan ini harus disterilkan terlebih dulu , supaya
mikroorganisme yang tidak diinginkan tidak tumbuh , sehingga menghambat pertumbuhan
mikroorganisme .
Dalam teknik biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan
yang murni, tetapi juga bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Inokulasi
dimaksudkan untuk menumbuhkan, meremajakan mikroba dan mendapatkan populasi mikroba
yang murni . Inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama dengan
tingkat ketelitian yang sangat tinggi . Agar biakan bakteri dapat dibuat , maka alat – alat harus
disterilisasi sebelum inokulasi .

Bab.2 PEMBAHASAN
2.1 Proses pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA).

a. Bahan :

1. Kentang. 3. Gula pasir.


2. Aquades. 4. Agar.
b. Alat :

1. Gelas beker. 6. Hot plate.


2. Erlemeyer. 7. Batang pengaduk.
3. Corong. 8. Laminar air flow.
4. Kapas.
5. Autoclave.
c. Proses pembuatan PDA :
1. Kentang dikupas lalu dicuci bersih.
2. Kentang dipotong dadu 1x1 cm.
3. Kentang ditimbang sebanyak 100 gr.
4. Suspensikan kentang dengan 250 ml aquades, lalu dipanaskan.
5. Angkat dari kompor setelah 15 menit dari suspense mendidih.
6. Dinginkan, lalu disaring ke gelas beker menggunakan corong dan kapas.
7. Tambahkan 500 ml aquades.
8. Tambahkan 20 gr gula pasir dan 10 gr agar, lalu distirer.
9. Dimasukkan autoclave.
Proses penuangan :
10. Sterilkan tangan dengan menyemprotkan alkohol.
11. Sebelum dituang pastikan agar belum memadat dengan digoyang-goyang.
12. Persiapkan agar dan cawan petri steril dalam laminar air flow.
13. Agar dituang dalam cawan petri ± 5 ml sampai merata.
2.1.1 Pembahasan
Agar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121°C
selama 15 menit. Kemudian siapkan wadah sesuai yang dibutuhkan.
Dalam percobaan warna NA sebelum dilarutkan dalam aquades adalah coklat, dan setelah
dilarutkan dalam aquades berubah menjadi kekuning-kuningan dan terdapat endapan. Jadi untuk
menghilangkan endapan tersebut maka dipanaskan dalam penangas air dengan tabung
Erlenmeyer disumbat dengan alat penyumbat. Setelah sterilisasi warna medium menjadi agak
coklat
PDA digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang. Dapat
juga digunakan untuk enumerasi yeast dan kapang dalam suatu sampel atau produk makanan.
PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak
kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang
baik untuk pertumbuhan bakteri.

Fungsi dari Komposisi Media PDA (Potato Dextrose Agar)


 Potato extract: Potato extract atau ekstrak kentang merupakan sumber karbohidrat atau
makanan bagi biakan pada media PDA (Potato Dextrose Agar).
 Dextrose: Dextrose atau gugusan gula baik itu monosakarida maupun polisakarida
merupakan penambah nutrisi bagi biakan pada media PDA (Potato Dextrose Agar).
 Agar: Agar merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air.

2.3 Pengamatan Morfologi Aspergillus Niger dari Slide Culture.


a. Alat dan bahan
Alat :
1. Cawan petri.
2. Jarum ose.
3. Pinset.
4. Mikroskop.
5. Preparat.

Aspergilus niger merupakan fungi dari filum ascomycetes yang berfilamen,


mempunyai hifa berseptat, dan dapat ditemukan melimpahdi alam.[1] Fungi ini
biasanya diisolasi dari tanah, sisa tumbuhan, dan udara di
dalam ruangan. Koloninya berwarna putih pada Agar Dekstrosa Kentang (PDA)
25 °C dan berubah menjadi hitam
ketika konidia dibentuk.[2][3] Kepala konidia dari A. niger berwarna hitam,
bulat, cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar seiring
dengan bertambahnya umur.[

Senyawa-senyawa tersebut

adalah glukosa sebagai sumber karbon dan sumber

energi, juga ekstrak kecambah sebagai sumber

nitrogen, karbon serta unsur-unsur kelumit seperti

garam-garam mineral. Kemudian jamur

Aspergillus niger hasil peremajaan dipindahkan

pada media pertumbuhannya (Czapek cair) yang

telah disterilisasi terlebih dahulu. Sterilisasi media

dilakukan dengan menggunakan autoklaf klinis

tekanan 2 atm pada suhu 121

C selama 15 menit.

Suhu dan tekanan tinggi akan memperbesar

penetrasi uap air ke dalam sel-sel mikrobia yang

menyebabkan koagulasi protein-protein

protoplasma dan mempercepat kematian mikrobia,

sehingga diharapkan didapatkan media yang steril,

bebas dari mikroorganisme lain.

Klasifikasi Aspergilus niger (www.wikipedia.com)


Domain : Eukaryota
Phylum : Ascomycota
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger

Morfologi Mikroba
Aspergillus niger merupakan salah satu spesies yang paling umum dan mudah diidentifikasi
dari genus Aspergillus, famili Moniliaceae, ordo Monoliales dan kelas Fungi imperfecti.
Aspergillus niger dapat tumbuh dengan cepat, diantaranya digunakan secara komersial dalam
produksi asam sitrat, asam glukonat dan pembuatan berapa enzim seperti amilase, pektinase,
amiloglukosidase dan sellulase. Aspergillus niger dapat tumbuh pada suhu 35ºC-37ºC
(optimum), 6ºC-8ºC (minimum), 45ºC-47ºC (maksimum) dan memerlukan oksigen yang cukup
(aerobik). Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan lapisan
konidiospora tebal berwarna coklat gelap sampai hitam. Kepala konidia berwarna hitam, bulat,
cenderung memisah menjadi bagian-bagian yang lebih longgar dengan bertambahnya umur.
Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin tetapi juga berwarna coklat. Aspergillus niger,
mempunyai koloni pada medium Cxapek’s Dox mencapai diameter 4-5 cm dalam 7 hari, dan
terdiri dari suatu lapisan basal yang kompak berwarna putih hingga kuning dan suatu lapisan
konidofor yang lebat yang berwarna coklat tua hingga hitam. Stipe dari konidiofor berdinding
halus, berwarna hitam, tetapi dapat juga kecoklatan. Vesikula berbentuk bulat hingga semibulat,
dan berdiameter 50-100 m. Fialid terbentuk pada metula dan berukuran (7,0-9,5) x (3-4) m.
Metula berwarna hialin hingga coklat, seringkali bersepta, dan berukuran (15-25) x (4,5-6,0) .
Konidia berbentuk bulat hingga semibulat, berukuran 3,50-5,0, berwarna coklat, memiliki
ornamentasi berupa tonjolan dan duri-duri yang tidak beraturan. Koloni pada medim MEA lebih
tipis tetapi bersporulasi lebat.

You might also like