You are on page 1of 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kemiskinan adalah suatu kondisi ketidakmampuan secara ekonomi untuk memenuhi standar
hidup rata-rata masyarakat di suatu daerah. Kondisi ketidakmampuan ini ditandai dengan rendahnya
kemampuan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan pokok baik berupa pangan, sandang, maupun
papan. Kemampuan pendapatan yang rendah ini juga akan berdampak berkurangnya kemampuan
untuk memenuhi standar hidup rata-rata seperti standar kesehatan masyarakat dan standar
pendidikan. Kondisi masyarakat yang disebut miskin dapat diketahui berdasarkan kemampuan
pendapatan dalam memenuhi standar hidup (Nugroho, 1995). Pada prinsipnya, standar hidup di suatu
masyarakat tidak sekedar tercukupinya kebutuhan akan pangan, akan tetapi juga tercukupinya
kebutuhan akan kesehatan maupun pendidikan. Tempat tinggal ataupun pemukiman yang layak
merupakan salah satu dari standar hidup atau standar kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.
Berdasarkan kondisi ini, suatu masyarakat disebut miskin apabila memiliki pendapatan jauh lebih
rendah dari rata-rata pendapatan sehingga tidak banyak memiliki kesempatan untuk
mensejahterakan dirinya (Suryawati, 2004).
Fakta menunjukkan bahwa pembangunan telah dilakukan, namun belum mampu menekan
meningkatnya jumlah penduduk miskin di dunia, khususnya negara-negara berkembang. Selama ini
kemiskinan lebih cenderung dikaitkan dengan dimensi ekonomi karena dimensi ini lebih mudah
diamati, diukur, dan diperbandingkan. Menurut World Development Report (2008), selain dilihat dari
dimensi pendapatan, kemiskinan juga perlu dilihat dari dimensi lain seperti dimensi sosial, dimensi
kesehatan, dimensi pendidikan, dimensi akses terhadap air bersih, dan perumahan. Kemiskinan
merupakan masalah kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara
lain: tingkat pendapatan, pendidikan, akses tehadap barang dan jasa, lokasi geografis, gender dan
kondisi lingkungan. Badan Pusat Statistik (BPS) kota Balikpapan tahun 2013 yang menyatakan bahwa
Kelurahan Baru Tengah masih banyak terdapat keluarga miskin. Jumlah keluarga miskin di Kelurahan
Baru Tengah yaitu sebanyak 1463 kepala keluarga. Dibandingkan dengan kelurahan lain di Kecamatan
Balikpapan Barat, Kelurahan Baru Tengah memilki jumlah keluarga miskin paling banyak sehingga
pemilihan lokasi studi berada di daerah tersebut.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui analisis tugas ini yaitu :

1. Menganalisis kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga di RT 4 Kampung Apung


Kelurahan Baru Tengah
2. Mengetahui faktor penentu kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga di RT 4 Kampung
Apung Kelurahan Baru Tengah

1.3 Rumusan Masalah


Adapaun rumusan masalah pada laporan ini sebagai berikut:

1. Bagaimana menganalisis kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga di RT 4 Kampung


Apung Kelurahan Baru Tengah?
2. Apa saja faktor penentu kemiskinan berdasarkan karakteristik rumah tangga di RT 4 Kampung
Apung Kelurahan Baru Tengah menggunakan analisis faktor?

1.4 Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup penelitian adalah rumah tangga RT 4 Kampung Apung Kelurahan Baru
Tengah, berikut merupakan peta wilayah studi

Gambar 1.1 Wilayah Studi


Sumber :BAPPEDA Balikpapan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tingkat Kemiskinan
Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dasar pangan dan non pangan yang diukur dari garis kemiskinan (Pratama, 2014). Pengukuran tingkat
kemiskinan dilakukan dengan cara menghitung konsumsi/pengeluaran rumah tangga setara nilai tukar
beras/orang/tahun untuk menentukan garis kemiskinan. Berdasarkan konsep garis kemiskinan
Sajogyo agar rumah tangga didaerah penelitian dapat dikatakan “tidak miskin” maka rumah tangga
harus memiliki rata-rata pendapatan sebesar Rp 11.529.036/tahun. Nilai tersebut didapatkan dengan
mengalikan tiga faktor yang mempengaruhi tingkat kemiskinan berdasarkan konsep garis kemiskinan
Sajogyo, yaitu batas minimal konsumsi/pengeluaran diatas garis kemiskinan (≥321 kg), rata-rata
jumlah anggota keluarga (4 orang) dan rata-rata harga/nilai beras setempat pada saat penelitian (Rp
8.979).
Penyebab kemiskinan dapat terbagi menjadi dua yaitu kemiskinan disebabkan oleh faktor
eksternal (diluar jangkauan individu) dan kemiskinan faktor internal (berasal dari dalam diri seseorang
atau lingkungannya). Faktor pertama lebih bersifat hambatan kelembagaan atau struktur yang dapat
menghambat seseorang untuk meraih kesempatan-kesempatannya. Adanya kemiskinan jenis ini
bukan karena seseorang itu malas atau tidak mampu bekerja, tetapi lebih dikarenakan sumber sumber
pendapatan yang tersedia tidak dapat diakses. Kemiskinan ini meliputi kekurangan fasilitas
pemukiman yang sehat, kekurangan pendidikan, dan komunikasi dengan daerah sekitarnya.
Kemiskinan yang disebabkan faktor internal terjadi akibat dari nilai-nilai dan kebudayaan yang dianut
sekelompok masyarakat. (Sumodiningrat dkk,1999) faktor internal dapat dilihat dari karakteristik
rumah tangga yang terdiri dari jumlah anggota rumah tangga, jumlah keluarga yang bekerja,
pendapatan, usia, pendidikan dan jumlah jam kerja serta kesehatan, dan untuk faktor eksternal dapat
dilihat dari kondisi tempat tinggal.
2.2 Usia
Usia kepala keluarga dapat menjadi faktor penentu kemiskinan. Rumah tangga yang dikepalai
seseorang berusia non produktif akan cenderung menjadi miskin jika dibandingkan dengan KRT
berusia produktif, hal ini karena yang berusia non produktif memiliki keterbatasan dalam memenuhi
kebutuhan hidup, sehingga pendapatan yang diperoleh akan minim.
2.3 Tingkat Pendidikan
Menurut Keplale (2012) pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi pola pokir kepala
keluarga, semakin tinggi jenjang pendidikan yang pernah dilalui maka semakin tinggi pula motivasi
yang terlihat pada perilaku untuk mencapai suatu tingkat pendapatan tertentu. Selain itu menurut
penelitian lain menyatakan tingkat pendidikan mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memilih
jenis pekerjaan guna memenuhi kebutuhan hidup.
2.4 Jumlah jam kerja dan Pendapatan
Secara umum jam kerja dapat diartikan sebagai waktu yang dicurahkan untuk bekerja. Di samping
itu juga, jam kerja adalah jangka waktu yang dinyatakan dalam jam yang digunakan untuk bekerja
(Mantra, 2003:225).
Dapat diasumsikan bahwa semakin banyak jam kerja yang digunakan berarti pekerjaan yang
dilakukan semakin produktif. Dalam hal ini, apabila jam kerja seseorang semakin cepat dalam
menyelesaikan tugasnya, maka semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk bekerja, dengan
sedikitnya waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugasnya berarti dapat mengambil pekerjaan
lain atau menyelesaikan tugas yang lain, sehingga apabila waktu yang dicurahkan untuk bekerja
semakin banyak, maka penghasilan yang diperoleh pun semakin banyak. (Nyoman Tri Arya Nugraha
dkk, 2012). Pendapatan merupakan jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang
disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perorangan dalam rumah tangga.
Sehingga pendapatan berpengaruh pada kemampuan rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan.
dapat diasumsikan keluarga pdengan pendapatan rendah mengalami kesulitan dalam memenuhi
kebutuhan.
2.5 Kesehatan
Menurut Undang-Undang No 23 Tahun 1992 Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan,
jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sealin
itu menurut. Faktor Kesehatan dapat berpengaruh pada kemampuan seseorang dalam bekerja dan
memperoleh pendapatan.

2.6 Kondisi Rumah dan Fasilitas Rumah


Klasifikasi daerah dimana rumah tangga terdiri dari Kondisi dan fasilitas rumah yang merupakan
pengaruh eksternal dari perekonomian suatu rumah tangga. Fasilitas rumah dalam penelitian ini
dilihat dari beberapa tolak ukur seperti pekarangan (RTH), penerangan, sumber air dan Mandi Cuci
Kakus (MCK). Sedangkan kondisi rumah dapat dilihat dari kontruksi rumah semi permanen dan
permanen.

2.9 Jumlah Anggota Keluarga yang Bekerja dan Jumlah ART (anggota rumah tangga)
Menurut Agunggunanto (2011) anggota keluarga yang bekerja memilik peran yang sangat
membantu dalam meningkatkan pendapatan atau perekonomian keluarga. Sedangkan untuk ART
menentukan besar tanggungan kepala keluarga, sehingga berpengaruh pada pemenuhan, semakin
tinggi jumlah anggota keluarga semakin besar yang harus dipenuhi.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
Didapatkan delapan variabel yang dapat menentukan karakteristik Rumah Tangga terhadap
intesitas tingkat kemiskinan di RT. 04 Kampung Apung Kelurahan Baru Tengah. Dimana dalam
penentuan variabel yang mempengaruhi terjadinya intensitas tingkat kemiskinan, didapatkan
berdasarkan jurnal mengenai Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Tingkat Kemiskinan
Masyarakat Sekitar Mangrove oleh Avrian Andianto (2016) dan jurnal Analisis Karakteristik Rumah
Tangga Miskin dengan Metode Regresi Logistik Terbaik (Miftahuddin,2016). Kemudian akan dijadikan
suatu variabel yang nantinya akan dijadikan variabel pokok pertanyaan pada lokasi studi sebagai
berikut:
Tabel 1 Variabel Penentu Intensitas Tingkat Kemiskinan di RT. 04 Kampung Apung Kelurahan Baru
Tengah

No. Variabel Bebas Skala Pengukuran Keterangan


1 Usia Rasio Digunakan untuk
menentukan berapa usia
rata-rata kepala keluarga dan
menjadi suatu parameter
untuk mengetahui kepala
keluarga tergolong usia
produktif atau tidak
2 Tingkat Pendidikan Nominal Mengetahui Tingkat
1. <= SMA pendidikan , dimana dalam
2. >= SMA hal ini bentuk data dalam
bentuk jenjang sekolah yaitu
meliputi lulus SMA atau tidak
lulus SMA.
3 Jumlah Anggota Keluarga Rasio Satuannya Angka, digunakan
yang bekerja untuk mengetahui jumlah
tiap anggota keluarga yang
bekerja pada tiap KK di
wilayah studi.
4 Jumlah Anggota Rumah Rasio jumlah semua orang yang
Tangga (ART) bertempat tinggal di suatu
No. Variabel Bebas Skala Pengukuran Keterangan
rumah tangga (jumlah
tanggungan kepala keluarga
5 Kesehatan Rasio Satuan angka.Untuk
mengetahui sejauh mana
keadaan dan kondisi
kesehatan masyarakat di
wilayah studi melalui
frekuensi responden
terjangkit penyakit.
6 Kondisi Rumah Nominal Pada kondisi Rumah akan
1. Semi Permanen disajikan mengenai data
2. Permanen berupa rumah semi
permanen, rumah permanen
dan rumah Non-Permanen.
7 Fasilitas Rumah Nominal Pada fasilitas rumah akan
1. Tidak Lengkap terdapat pilihan data berupa
2. Lengkap semi lengkap dan lengkap.
Dimana, dalam semi lengkap,
masih belum terdapat MCK,
penerangan, RTH, dan
penerangan yang tidak
mendukung
8 Pendapatan Rasio Pendapatan yang diperoleh
oleh rumah tangga per bulan.
9 Jumlah Jam Kerja Rasio Lamanya waktu digunakan
untuk bekerja yang dilakukan
selama seminggu
Sumber : Analisis Penulis,2018 dan jurnal Pengaruh Karakteristik Rumah Tangga Terhadap Tingkat
Kemiskinan Masyarakat Sekitar Mangrove oleh Avrian Andianto,2016.

Tabel 2 Variabel Terikat pada Penelitian


No Variabel Terikat Skala pengukuran Keterangan
1 Tingkat Kemiskinan Nominal Masyarakat dengan
1. <= 321 kg konsumsi beras <321
2. >= 321 kg kg/orang/tahun
dikategorikan masyarakat
miskin
Sumber : Sugyono,2006

3.2 Teknik mendapatkan Data


Adapun dalam mendapatkan data dalam penelitian ini digunakan teknik yaitu dalam
menentukan populasi dan sampel digunakan teknik random sampling serta menggunakan metode
solvin.

3.2.1 Populasi dan Sampel.


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2008), menyatakan bahwa populasi merupaka wilayah
generalisasi yang terdiri dari objek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi pada wilayah studi
adalah seluruh rumah yang terdapat pada 1 RT di RT 4 Kampung Apung Kelurahan Baru
Tengah sebanyak 120 Rumah.

2. Sampel
Menurut Murgono (2004) Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diambil
dengan menggunakan cara-cara tertentu. Sampel pada wilayah studi ini diambil dengan
menggunakan beberapa tahapan sebagai berikut:
A.) Metode Slovin
Dalam menentukan responden secara sampel maka yang akan digunakan adalah
metode solvins dengan rumus sebagai berikut :
𝑁
𝑛= 1+𝑁𝑒 2
……………………………………………………………….. (1)’

Keterangan :
n = banyaknya sampel yang diperlukan

N= Jumlah populasi total

e= nilai ketelitian yang ingin digunakan (5%)

maka didapatkan sampel sebanyak :

120
𝑛= 1+(5%)2
= 34 sampel
B.) Sampel Acak (Random Sampling)
Setelah menggunakan metode slovin maka dalam pengambilan sampel menggunakan
teknik random sampling yaitu dengan memberi nomor setiap rumah yang menjadi cakupan
wilayah studi. Kemudian, dilakukan pemilihan rumah secara random sebanyak 34 unit.
Berikut merupakan persebaran responden RT 4 Kampung Apung Kelurahan Baru Tengah :

Gambar 3.1 Peta Persebaran Responden


Sumber : Bappeda Kota Balikpapan

3.3 Teknik Analisis Data


Dalam penelitian yang akan diamati mengenai Faktor yang mempengaruhi Intensitas
Tingkat Kemiskinan di RT. 04 Kampung Apung Kelurahan Baru Tengah, maka akan dilakukan
analisis dengan menggunakan 2 metode yaitu meliputi :
a. Analisis Regresi Logistik
Analisis ini akan digunakan untuk menganalisis variabel dependen yang bersifat non
metrik dan variabel independent merupakan campuran antara data metrik dan non-
metrik. adapun variabel yang digunakan dalam analisis ini meliputi variabel bebas yang
terdiri dari Usia,Tingkat Pendidikan, Jumlah Anggota Keluarga, Kesehatan, Kondisi
Rumah, Fasilitas Rumah Dan Sanitasi. kemudian, untuk variabel terikatnya yaitu
Karakteristik Intensitas Tingkat Kemiskinan.
b. Analisis Regresi Berganda
Jika pada analisis ini telah diketahui bahwa masyarakat RT 4 Kampung Apung Kelurahan
Baru Tengah, maka akan dilakukan analisis hubungan data tiap variabel terhadap
tingkat kemiskinan.
Referensi

Sajogyo. 2006. Ekososiologi Deideologisasi Teori, Restrukturisasi Aksi. Buku. Cindelaras Pustaka Rakyat
Cerdas. Yogyakarta. 516 p.

Sumodiningrat, S. dan Maiwan, 1999. Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan. IMPAC, Jakarta

Mantra, I.B. 2003. Demografi Umum. Edisi Kedua Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mantra, I.B.
1987.Metode Penelitian Survai. Edisi Revisi. Yogyakarta: LP3ES.

Nyoman Tri Arya Nugraha.2012.Pengaruh jam kerja, pengalaman kerja dan pendidikan terhadap
pendapatan karyawan industri bordir di Kota Denpasar. Denpasar: Universitas Udayana

Adiana, Pande Putu Erwin. 200. PENGARUH PENDAPATAN, JUMLAH ANGGOTA KELUARGA,DAN
PENDIDIKAN TERHADAP POLA KONSUMSI RUMAH TANGGA MISKIN DI KECAMATAN GIANYAR.
Denpasar: Universitas Udayana

You might also like