You are on page 1of 9

A.

JUDUL PERCOBAAN
uji benedict
B. TUJUAN PERCOBAAN
untuk megetahi kandungan gula pereduksi dan menenukan adanya
monosakarida
Prinsip percobaan
Prinsip uji benedict berdasarkan pada gula yang mengandung
aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam suasana alkalis,
menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O (tembaga oksida) berwarna
merah bata,
C. LATAR BELAKANG
Uji benedict adalah uji kimia untuk mengatahui kandungan gula
(karbohidrat) pereduksi. Gula pereduksi meliputi semua jenis
monosakarida dan beberapa disakarida serti laktosa dan maltosa.
Golongan monosakaroda dan disakarida memiliki rasa yang manis,
oleh sebab itu golongan ini disebut gula (sugar), glukosa (gula anggur) dan
fruktosa (gula buah) adalah contoh monosakarida yang banyak dijumpai
dialam. Rasa manis dari gula-gula ini disebabkan oleh gugus hidroksilnya.
Trisakarida (gliserol) dan polihidroksi lain juga berasa manis. Namun
demikian masih banyak senyawa lain yang strukturnya bukan polihidroksi
dan tidak mirip struktur gula, guja terasa anis. Sendangkan polisakarida
tidak tersa manis karena molekulnya sedemikian besarnya sehingga tidak
dapat masuk kedalam sel-sel kuncup rasa (taste bud) yang terdapat pada
permukaan lidah (sudarmadja, 2010).
Monosakarida dan beberapa disakarida (gula) mempunyai sifat
mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini dapat
digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat maupun analisis
kuantitatif. Sifat mereduksi ini akibat adanya gugus aldehida atau keton
bebas dalam molekul karbohidrat. Sifat ini tampak pada reaksi reduksi
ion-ion logam misalnya CU2+ dan Ag+ yang terdapat pada pereaksi tertentu
(poedjadi, 2011).
D. TINJAUAN PUSTAKA
Uji bnedict adalah uji untuk membuktikan adanya gula pereduksi.
Gula pereduksi adalah gula yang mengalami reaksi hidrolisis dan bisa
diurai menjdi sedikitnya dua buah monsakarida. Karakteridtiknya bisa
larut atau bereaksi secara langsung dengan benedidct, contohnya semua
golongan monosakarida,sedangkan gula non pereduksi struktur gulanya
membentuk siklik yang berarti bahwa hemiasetal dan hemiketalnya tidak
berada dalam kesetimbangannya, contohnya fruktosa dan sukrosa dengan
prinsip berdasarkan reduksi Cu2+ menjadi Cu+ yang mengendap sebagai
Cu2O berwarna merah bata. Untuk menghindari pengendapan CuCO3
pada larutan natrium karbonat (reagen benedidct), maka ditambahkan
asam sitrat, laritan tembaga alkalis dapat direduksi oleh karbohidrat yang
mempunyai gugus aldehil atau monoketon bebas, sehingga sukrosa yang
tidak mengandung aldehid atau keton bebas tidak dapat mereduksi
larutan(Razuna, 2010).
Pada uji larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas dengan membentuk
kuproksida yang berwarna. Gula pereduksi bereaksi dengan pereaksi
menghasilkan endapan merah bata (Cu2O). Ada gula pereduksi terdapat
gugus aldehid dan OH laktol adalah OH yang terikat pada atom C pertama
yang menentukan karbohidrat sebagai gula pereduksi atau bukan. Sekaliun
aldosa atau ketosa berada dalam bentuk sikliknya, namun bentuk ini
berada dalam kesetimbagannyadengan sejumlah kecil aldehida atau keton
rantai terbuka, sehigga gugus aldehida atau keton ini dapat mereduksi
berbagai macam reduktor (Razuna, 2010).
Dalam proses pengujian sempel dipanaskan dengan tujuan
mempercepat terjadinya hidrolisis pada maltosa maupun laktosa,
sendangkan natrium sulfat dan natrium karbonat yang terdapat dalam
reagen benedidct akan merupakan modifikasi dari reagen fehling terlihat
dari reaksinya yang hampir sama pada proses reduksi dan oksidasi. Pada
uji ini terjadi reduksi Cu2+ menjasi Cu+, proses reduksi dilakukan oleh
karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas kepada
larutan-larutan tembaga yang berkeadaan alkalis, reduksi ini menghasilkan
suatu endapan kupro oksida (Cu2O) yang memiliki warna merah bata
sehingga dapat dengan mudah diindetifikasi, pengamatan yang dilakukan
dengan uji benedidct ini dapat dilakukan dalam uji benedidct ini dapat
dilakukan dengan mengamati perubahan warna dan terjadinya endapan.
Warna larutan dapat terlihat bermacam-macam tergantung dari konsentrasi
karbohidrat yang dipakai, larutan dapat merah bata dan hijau kebiruan.
Pada uji benedidct terdapat glukosa dan fruktosa larutan berwarna hijau
kebiruan dan terdapat endapan merah bata didalamnya yang menandakan
pengujian positif, sendangkan pada maltosa dan laktosa larutan memiliki
warna hijau kebiruan tanpa endapan merah bata hal ini menunjukan bahwa
pengujian positif terdapat gula didalamnya, tetapi pada engujian tehadap
sukrosa dan pati warna yang terlihat adalah biru menandakan bahwa hasil
negatif mengindikasikan bahwa sukrosa dan pati tidak memiliki gula
pereduksi yang dapat mereduksi reagen benedidct (yuli, 2012).
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. neraca analitik
b. tabung reaksi
c. labu ukur
d. pipe tetes
e. ras tabung
f. spirtus
g. penangas kaki tiga
h. gelas kimia.
2. Bahan
a. glukosa 1%
b. fruktosa 1%
c. laktosa 1%
d. amilum 1%
e. pati 1% (nasi)
f. reagen benedict 1%
g. sukrosa 1%
h. deksrin 1%
i. aquades.
F. CARA KERJA
1. Pembuatan bahan
a. Pembuaan reagen benedict
1) Diambil larutan benedid yang telah jadi dari botolnya
2) Dimasukan kedalam gelas ukur dengan ukuran 100 ml
Setelah itu dimasukan kedalam botol berwarna coklat untuk
disimpan
b. Pembuatan larutan amilum 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk amilum sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk amilum kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 mlsampai batas miniskus atas
(larutan berwarna) kemudian dimasukan kedalam labu ukur
kemudian dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan amilum kedalam botol kosong yang elah
disiapkan dan beri label.
c. Pembuaan larutan laktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk lakotosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk laktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 mlsampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan lakosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label.
d. Pembuatan larutan glukosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk glukosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk glukosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 mlsampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan glukosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label
e. Pembuaan larutan Fruktosa 1%
1) Disiapkan alat dan bahan
2) Ditimbang bubuk Fruktosa sebnayak 0,5 gram dengan neraca
analiik dengan mengunakan aluminium foil
3) Dimasukan bubuk Fruktosa kedalam gelas kimia kemudian
dilarukan dengan sediki aquades hingga larut.
4) Ditambahkan aquades sebanyak 50 mlsampai batas miniskus
bawah kemudian dimasukan kedalam labu ukur kemudian
dihomogenkan
5) Dipindahkan larutan fruktosa kedalam botol kosong yang telah
disiapkan dan beri label
2. Cara kerja uji benedict
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Disiapakan 6 tabung reaksi dan diberi label
c. Dimasukan 1 ml larutan sampel kedalam tabung reaksi
d. Dimasukan 3 ml larutan pereaksi benedidct, dihomogenkan
e. Dipanaskan dalam air mendidih
f. Diamati perubahan warna yang terjadi
G. HASIL PENGAMATAN
1. Tabel
No Sempel Sebelum Sesudah Ket

1 Amilum 1% Biru Merah bata Posiif (+)


(endapan)

2 laktosa 1% Biru Biru negat if (-


)

3 Fruktosa 1% Biru Biru negatif (-)

4 Glukosa 1% Biru Merah bata Posiif ( +)


(endapan)

5 Sukrosa 1% Biru biru negaif (-)

6 Pati 1% Putih Merah bata Posiif ( +)


(endapan
2. Gambar
Sebelum pemanasan Sesudah pemanasan

H. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, kami melakukan percobaan uji karbohidrat
mengunakan meode uji benedict, dengan mengunakan sempel latutan
Amilum 1%, laktosa 1%, fruktosa 1%, glukosa 1%, sukrosa 1%, dan pati
1%. Dengan tujuan untuk mengetahui kandungan gula pereduksi dan
menentukan adanya monsakarida pada sampel.
Pada percobaan larutan amilum, gukosa, dan pati (nasi). yang
ditambahkan dengan reagen benedidct, yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan gula pereduksi setelah itu dilakukan pemanasan yang
bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga perubahan warna cepat
terbentuk dan warna larutan setelah dipanaskan membentuk endapan
merah bata, menunjukan hasil yang positif. Hasil yang didapatkan sesuai
dengan teori. Karena terbentuknya endapan merah bata ini sebagai hasil
reduksi ion CU2+ menjadi ion Cu+ oleh suatu gugus aldehid atau keton
bebas yang terkandung dalam gula reduksi yang berlangsung dalam
suasana alkalis (basa).
Pada percobaan larutan laktosa, fruktosa dan sukrosa yang
ditambahkan reagen benedidct, yang bertujuan untuk mengetahui
kandungan gula pereduksi setelah itu dilakukan pemanasan yang
bertujuan untuk mempercepat reaksi sehingga perubahan warna cepat
terbentuk dan warna larutan setelah dipanaskan tetap berwarna biru.
Menunjukan hasil negatif. Hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan teori
karena tidak terbentuk endapan merah bata hal ini dikarenakan ion CU2+
tidak terjadi reduksi menjadi ion CU+ oleh suatu gugus aldehid atau keton
bebas yang terkandung gula pereduksi yang berlangsung dalm suasana
alalis (basa). Hal ini membuktikan laktosa, fruktosa, dan sukrosa tidak
mengandung gula pereduksi.
kesalahan yang mungkin terjadi pada percobaan ini disebabkan
dari pengambilan sampel, memipet terlalu banyak atau sedikit dari batas
yang ditentukan dan pada saat pada saat pemanasan tidak terlalu lama
sehingga mempegaruhi hasil yang didapatkan.
I. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sampel
laktosa, fruktosa, dan sukrosa tidak mengandung gula pereduksi karena
menghasilkan negatif, sendangkan pada sampel amilum, glukosa dan pati
mengandung gula pereduksi, Karena menghasilkan positif.
J. SARAN
pada praktikum ini hal yang harus diperhatikan sebaiknya lebih
teliti dan lebih hati-hati dalam melakukan percobaan agar hasil yang
didapatkan sesuai dengan yang diinginkan
DAFTAR PUSAKA

priyadi, adi, dkk, 2015. Biokimia dalam kehidupan. Gramedia : Jakarta

Razuna, 2010. Biokimia jilid II. EGC : Jakarta

yuli, 2012. Dasar-daear biokimia. Universitas indonesia. jakarta

Zulfikar, A. 2010. PengantarBiokimia. Bayumedia. Malang

Dawn,B. 2009. Biokimia Kedokteran Dasar. EGC : Jakarta

You might also like