You are on page 1of 10

ASUHAN KEPERAWATAN DIABTES MILITUS

Discovery Learning
Disusun untuk Memenuhi Tugas Discovery Learning (DL) pada Mata Kuliah Blok
Sistem Endokrin yang Dikoordinator oleh Ns. Chanif, S.Kep, MNS.

Disusun oleh :

AGSTRI DWI MARSELA (G2A016088)

PROGRAM STUDI SI- ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2018/2019
ASUHAN KEPERAWATAN DIABETES MILITUS
A. Pengkajian (Rumahrobo, 1999)
Klien dengan diabetes harus dikaji dengan ketat terhadap tingkat pengetahuan dan
kemampuan untuk melakukan perawatan diri.Tipe diabetes kondisi klien, dan rencana
pengobatan adalah pengkajian penting yang harus dilakukan. Pengkajian secara detail
adalah sebagai berikut :
1. Identitas Klien
2. Riwayat atau adanya faktor resiko:
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
- Riwayat penyakit pankreas, hipertensi, MCI, ISK berulang
b. Obesitas
c. Riwayat Pankreatis Kronis
d. Riwayat melahirkan anak lebih dari 4kg
e. Riwayat Glukosuria selama stress (kehamilan, pembedahan, trauma infeksi,
penyakit) atau terapi obat (glukokortikosteroid diuretik tiazid, kontrasepsi
oral)
f. Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat keluarga dengan DM
3. Kaji terhadap Manifestasi DM:
a. Poliuria (akibat dari diuresis osmotik bila ambang ginjal terhadap absorpsi
glukosa dicapai dan kelebihan glukosa keluar melalui ginjal)
b. Polidipsia (disebabkan oleh dehidrasi dari poliuria)
c. Polifaghia (disebabkan oleh peningkatan kebutuhan energi dari perubahan
sintesis protein dan lemak)
d. Penurunan berat badan (akibat dari katabolisme protein dan lemak)
e. Pruritas vulvular, kelelahan , gangguan penglihatan, peka rangsang dan kram
otot. Temuan ini menunjukkan gangguan elektrolit dan terjadinya komplikasi
aterosklerosis
4. Pemeriksaan Diagnostik
a. Tes toleransi glukosa (TTG) memanjang (lebih besar dari 200mg/dL).
Biasanya tes ini dianjurkan untuk pasien yang menunjukkan kadar glukosa
darah meningkat dibawah kondisi stres
b. Gula darah puasa (FBS) normal atau diatas normal
c. Essei Hemoglobin glikolisat diatas rentan normal. Tes ini mengukur
presentase glukosa yang melekat pada hemoglobin . Glukosa tetep melekat
pada hemoglobin selama hidup sel darah merah. Rentan normal adalh 5-6%
d. Urinalisis Positif terhadap glukosa dan keton. Pada respons terhadap defisiensi
intraseluler, protein dan lemak diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis)
untuk energi. Selama proses pengubahan ini, asam lemak bebas dipecah
menjadi badan keton oleh hepar. Ketosis terjadi ditunjukkan oleh ketonuria.
Glukosuria menunjukkan bahwa ambang ginjal terhadap reabsorpsi glukosa
dicapai. Ketonuria menandakan ketoasidosis
e. Kolestrol dan kadar trigliserida serum dapat meningkat menandakan
ketidakadekuatan kontrol glikemik dan peningkatan propensitas pada
terjadinya aterosklerosis.
f. Kadar Glukosa
- Gula darah sewaktu/random >200mg/dl
- Gula darah puasa/nuchter >140mg/dl
- Gula darah 2 jam PP (post prandial) > 200mg/dl
g. Osmolaritas serum (>330 osm/l)
Diagnosis DM pasien menunjukkan gejala-gejala DM (poliuria, polidipsia,
polifagia, penurunan berat badan, ketonuria, dan kelelahan)
5. Kaji pemahaman pasien tentang kondisi , tindakan, pemeriksaaan diagnostik, dan
tindakan perawatan diri untuk mencegah komplikasi
6. Kaji perasaan pasien tentang kondisi

B. Pemeriksaan Fisik (Soegondo,dkk. 2009)


a. Status kesehatan umum : keadaan penderita, kesadaran, suara bicara, tinggi badan,
brat badan dan tanda-tanda vital.
b. ROS (Review Of System)
a) Breathing :sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada
b) Blood :perfusi jaringan menurun, nadi perifer lemah atau berkurang, takikardi
atau bradikardi, hipertensi atau hipotensi.
c) Brain :terjadi penurunan sensoris, parastesia, anastesia, letargi, mengantuk.
Reflek lambat, kacau mental,disorientasi.
d) Bladder : poliuri, dehidrasi
e) Bowel :terdapat polifagia, polidipsi, mual, muntah, diare, konstipasi, perubahan
berat badan.
f) Bone : cepat lelah, lemah dan nyeri, adanya ganggren di ekstremitas.
g) System integument : turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman
bekas luka. Kelembaban dan suhu kulit di daerah sekitar
ulkus dan ganggren, kemerahan pada kulit sekitar luka,
tekstur rambut dan kuku.
C. Diagnosa Keperawatan (Wijaya & Putri, 2013)
1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan diuresis osmotik.
2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
3. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
4. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.
5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif yang
tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.
6. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi
informasi.

D. Intervensi dan Rasional (Nurarif & Kusuma, 2015)


1. Kekurangan volume cairan tubuh berhubungan dengan dieresis osmotic.
Tujuan : kebutuhan cairan atau hidrasi pasien terpenuhi
Criteria hasil : hidrasi adekuat : TTV stabil (S : 36-37,5oC, N: 60-80 x /menit,
T : 100-130 mmHg, RR : 18 – 20 x /menit), nadi perifer dapat diraba,
turgor kulit baik, haluaran urine normal (0,5-1 cc/kg BB/jam), dan
kadar albumin normal (3,4-5,0 g/dl).

Intervensi Rasional
Kolaborasi :
a. Berikan terapi cairan sesuai dengan a. Tipe dan jumlah dari cairan
indikasi: Normal salin atau setengah tergantung pada derajat
normal salin dengan atau tanpa kekurangan cairan dan
dextras Albumin, plasma atau dextran respon pasien secara
b. Plasma ekspander (pengganti kadang individual.
dibutuhkan jika kekurangan b. Memberikan pengukuran
mengancam kehidupan atau tekanan yang tepat atau akurat
darah). Pasang atau pertahankan terhadap pengukuran
kateter urine tetap terpasang keluaran urine terutama jika
c. Berikan kalium atau elektrolit yang neuropati otonom
lain melalui intravena dan atau menimbulkan gangguan
melalui sesuai indikasi. kantong kemih (retensi urine
atau inkontinensia).
c. Kalium harus ditambahkan
pada intravena (segera aliran
adekuat) untuk mencegah
hipokalemia
Keperawatan : a. Hypovolemia dapat
a. Pemantauan tanda-tanda vital. dimanifestasikan oleh hipotensi
b. Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, dan takikardia.
turgor kulit, dan membran mukosa. b. Merupakan indikator dari
c. Pemantauan masukan dan keluaran, catat tingkat dehidrasi, atau volume
berat jenis urine. sirkulasi yang adekuat.
d. Timbang berat badan setiap hari. c. Memberikan perkiraan
kebutuhan akan cairan
pengganti, fungsi ginjal, dan
keefektifan dari terapi yang
diberikan.
d. Memberikan hasil pengkajian
yang terbaik dari status cairan
yang sedang berlangsung dan
selanjutnya dalam memberikan
cairan

2. Perubahan status nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral.
Tujuan : Nutrisi adekuat
Kriteria hasil : - Mencerna jumlah kalori/nutrien yang tepat (kurang dari 2100 kal)
- Menunjukkan tingkat energi biasanya (sesuai kemampuan pasien)
- Berat badan stabil atau bertambah
Intervensi Rasional
Kolaborasi : a. Analisa keadaan di tempat tidur
a. Lakukan pemeriksaan gula darah terhadap gula darah lebih akurat
dengan menggunakan “finger stiek” (menunjukkan keadaan saat
b. Berikan larutan glukosa, misalnya dilakukan pemeriksaan)
dekstrosa dan setengah salin normal.
daripada memantau gula dalam
c. Lakukan konsultasi dengan ahli diit
urine (reduksi urine yang tidak
cukup akurat untuk mendeteksi
fluktuasi kadar gula darah.
b. Larutan glukosa ditambahkan
setelah insulin dan cairan
membawa gula darah kira-kira
250 mg/dl.
c. Sangat bermanfaat dalam
perhitungan dan penyesuaian
diit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi pasien.

Keperawatan : a. Mengidentifikasi kekurangan


a. Tentukan program diet dan pola dan penyimpangan dari
makan pasien dan bandingkan dengan kebutuhan terapeutik.
b. Mengkaji pemasukan
makanan yang dapat dihabiskan oleh
makanan yang adekuat
pasien. (termasuk regular dan
b. Timbang berat badan setiap hari atau utilisasinya).
sesuai indikasi c. Jika makanan yang disukai
c. Identifikasi makanan yang pasien dapat dimasukkan
disukai/dikehendaki termasuk dalam perencanaan makan,
kebutuhan etnik/reguler. kerjasama ini dapat
d. Libatkan keluarga pasien pada diupayakan setelah pulang.
perencanaan makan sesuai indikasi. d. Meningkatkan rasa
e. Berikan pengobatan insulin secara keterlibatannya; memberikan
informasi pada keluarga
teratur sesuai indikasi.
untuk memahami nutrisi
pasien.
e. Insulin regular memiliki
awitan cepat dan karenanya
dengan cepat pula dapat
membantu memindahkan
glukosa ke dalam sel.

3. Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.


Tujuan : mencegah/menurunkan resiko infeksi.
Criteria hasil : - Mengidentifikasi intervensi untuk mencegah/menurunkan resiko
infeksi.
- Mendemonstrasikan teknik, perubahan gaya hidup untuk
mencegah terjadinya infeksi.
Intervensi Rasional
Kolaborasi :
a. Lakukan pemeriksaan kultur dan a. Untuk mengidentifikasi
ssensitifitas sesuai dengan indikasi. organisme sehingga dapat
b. Berikan anti biotik yang memilih / memberikan terapi
sesuai anti biotik yang terbaik.
b. penanganan awal dapat
membantu mencegah
timbulnya sepsis.
Keperawatan : a. Pasien mungkin masuk
a. Kaji tanda-tanda infeksi dan dengan infeksi yang biasanya
peradangan. telah mencetuskan keadaan
b. Tingkatkan upaya untuk pencegahan ketoasidosis atau dapat
dengan melakukan cuci tangan yang mengalami infeksi
baik pada semua. nosokomial.
c. Pertahankan teknik aseptik pada b. Mencegah timbulnya infeksi
prosedur invasif. silang.
d. Berikan perawatan kulit dengan c. Kadar glukosa yang tinggi
teratur dan sungguh- sungguh dalam darah akan menjadi
e. Lakukan perubahan posisi, anjurkan media terbaik bagi
batuk efektif dan nafas dalam. pertumbuhan kuman.
d. Sirkulasi perifer bisa
terganggu yang
menempatkan pasien pada
peningkatan resiko terjadinya
kerusakan pada kulit/iritasi
kulit dan infeksi.
e. Membantu dalam
memventilasi semua daerah
paru dan memobilisasi
sekret.

4. Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik.


Tujuan : peningkatan tingkat energy dan perbaikan kemampuan untuk
berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan.
Criteria hasil : - Mengungkapkan peningkatan tingkat energi.
- Menunjukkan perbaikan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
aktivitas yang diinginkan.
Intervensi Rasional
a. Diskusikan dengan pasien kebutuhan a. Pendidikan dapat
akan aktivitas. memberikan motivasi untuk
b. Berikan aktivitas alternatif dengan meningkatkan tingkat
periode istirahat yang cukup. aktivitas meskipun pasien
c. Pantau nadi, frekuensi pernafasan dan mungkin sangat lemah.
tekanan darah sebelum/sesudah b. Mencegah kelelahan yang
melakukan aktivitas. berlebihan.
d. Tingkatkan partisipasi pasien dalam c. Mengindikasikan tingkat
melakukan aktivitas sehari-hari sesuai aktivitas yang dapat
toleransi. ditoleransi secara fisiologis.
d. Meningkatkan kepercayaan
diri/harga diri yang positif
sesuai tingkat aktivitas yang
dapat ditoleransi.

5. Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang/progresif


yang tidak dapat diobati, ketergantungan pada orang lain.
Tujuan : Mengakui perasaan putus asa
Criteria hasil : - Mengakui perasaan putus asa
- Mengidentifikasi cara-cara sehat untuk menghadapi perasaan.
- Membantu dalam merencanakan perawatannya sendiri dan secara
mandiri mengambil tanggung jawab untuk aktivitas perawatan diri.

Intervensi Rasional
a. Anjurkan pasien/keluarga untuk a. Mengidentifikasi area
mengekspresikan perasaannya tentang perhatiannya dan
perawatan di rumah sakit dan memudahkan cara
penyakitnya secara keseluruhan. pemecahan masalah.
b. Tentukan tujuan/harapan dari pasien b. Harapan yang tidak realistis
atau keluarga. atau adanya tekanan dari
c. Berikan dukungan pada pasien untuk orang lain atau diri sendiri
ikut berperan serta dalam perawatan dapat mengakibatkan
diri sendiri dan berikan umpan balik perasaan frustasi.kehilangan
positif sesuai dengan usaha yang kontrol diri dan mungkin
dilakukannya. mengganggu kemampuan
d. Berikan dukungan pada pasien untuk koping.
ikut berperan serta dalam perawatan c. Meningkatkan perasaan
diri sendiri. kontrol terhadap situasi.
d. Meningkatkan perasaan
kontrol terhadap situasi.

6. Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan


berhubungan dengan kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi.
Tujuan : Pemahaman tentang penyakit
Criteria hasil : - Mengungkapkan pemahaman tentang penyakit.
- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala dengan proses penyakit

Intervensi Rasional
a. Ciptakan lingkungan saling percaya. a. Menanggapai dan
b. Diskusikan dengan klien tentang memperhatikan perlu
penyakitnya. diciptakan sebelum pasien
c. Diskusikan tentang rencana diet, bersedia mengambil bagian
penggunaan makanan tinggi serat. dalam proses belajar.
d. Diskusikan pentingnya untuk b. Memberikan pengetahuan
melakukan evaluasi secara teratur dan dasar dimana pasien dapat
jawab pertanyaan pasien/orang membuat pertimbangan
terdekat. dalam memilih gaya hidup.
c. Kesadaran tentang
pentingnya kontrol diet akan
membantu pasien dalam
merencanakan
makan/mentaati program.
d. Membantu untuk mengontrol
proses penyakit dengan lebih
ketat.

DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC (Revisi Jil). Yogyakarta: MediAction.
Rumahrobo, H. (1999). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Endokrin.
(EGC, Ed.). Jakarta.
Soegondo,dkk. 2009. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta; Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Wijaya, A. S., & Putri, Y. M. (2013). Keperawatan Medikal Bedah KMB 2 (1st ed.).
Yogyakarta: Nuha Medika.

You might also like