Professional Documents
Culture Documents
Pori-pori tanah dapat dibedakan menjadi pori-pori kasar (macro pore) dan pori-pori halus
(micro pore). Pori-pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena
gaya gravitasi), sedangkan pori-pori halus berisi air kapiler atau udara. Tanah-tanah pasir
mempunyai pori-pori kasar lebih banyak dari tanah liat. Tanah dengan banyak pori-pori kasar
sulit menahan air sehingga tanaman mudah kekeringan. Tanah-tanah liat mempunyai pori-
pori total (jumlah pori-pori makro + mikro), lebih tinggi dari tanah pasi.
Latar Belakang
Pori-pori tanah adalah bagian yang tidak terisi bahan padat (terisi oleh air dan udara). Pori-
pori tanah dapat dibedakan menjadi dua yaitu pori-pori kasar (makro pori) dan pori-pori halus
(mikro pori). Pori-pori kasar terisi oleh udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena
gaya gravitasi, sedangkan pori-pori halus (mikro pori) berisi udara dan air kapiler. Tanah
dengan pori-pori kasar yang banyak sulit menahan air sehingga tanaman mudah mengalami
kekeringan. Dengan kata lain semakin liat suatu tanah maka porositasnya semakin halus dan
density. Apabila kita telah mengetahui nilai bulk density dan particle density suatu tanah
maka akan memudahkan kita untuk mengetahui kadar dan udara yang terdapat dalam pori
tanah sehingga kita dapat menentukan kapan suatu tanah itu perlu untuk diberikan air atau
udara yang terdapat dalam pori tanah agar keadaannya tetap gembur. Apabila suatu tanah
memiliki ruang pori yang kecil maka tanaman yang tumbuh di atasnya akan kekurangan
oksigen, diakibatkan oleh sulitnya pertukaran gas atau udara dengan pori yang terlalu kecil.
Porositas tanah tinggi kalau bahan organik tanah tinggi. Tanah-tanah dengan struktur
granular atau remah, mempunyai porositas yang tinggi dari pada tanah-tanah dengan struktur
massiv. Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori sehingga sulit untuk
menahan air. Adapun hubungan antara bulk density dan porositas adalah terbalik, dimana
makin tinggi nilai bulk densitynya makin rendah nilai porositasnya. Sedangkan porositas
sebanding dengan partikel density, dimana makin tinggi nilai partikel density maka makin
Berdasarkan uraian diatas, maka pengamatan tentang penentuan porositas tanah ini
perlu dilakukan, untuk mengatahui seberapa besar jumlah porositas tanah alfisol
Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk menentukan nilai porositas dan mengetahui
Kegunaan dari praktikum ini adalah sebagai bahan informasi dan pengetahuan tentang
porositas tanah dan sebagai bahan informasi untuk mengetahui nilai porositas pada tanah
alfisol.
2.1. Porositas
Ruang pori merupakan ruang yang dapat dikuasi oleh air dan udara. Struktur tanah sangat
menentukan besarnya ruang tersebut. Hubungan antara massa tanah dan ruang yang dapat
dibentuk dan ditentukan olehnya. Apabila ruang pori terlalu kecil, tanaman akan kekurangan
oksigen. Jika tingkat kekurangan oksigen itu semakin besar, maka defisiensi oksigen akan
diderita, dalam hal ini sama saja dengan memancing adanya defisiensi air. (Anonim, 2006)
Berdasarkan diameter ruangnya, pori-pori tanah dibedakan menjadi tiga kelas, yaitu
makropori (pori-pori makro) apabila diameternya lebih besar dari 90 µm, mesopori apabila
diameternya 30 µm sampai 90 µm dan mikropori apabila diameternya lebih kecil dari 30 µm.
Sedangkan berdasarkan pengaruhnya terhadap air, pori-pori tanah dibagi menjadi lima kelas
yaitu pori pengikat jika berdiameter kurang dari 0,005 µm, pori residual jika berdiameter 0,
005 – 0,1 µm, pori penyimpan jika berdiameter 0,1 – 50 µm, pori transmisi jika berdiameter
50 – 500 µm dan celah jika berdiameter lebih besar dari 500 µm. (Hanafiah, 2005)
Ruang pori total adalah volume dari tanah yang ditempati oleh udara dan air. Persentase
volume ruang pori total disebut porositas. Untuk menetukan porositas “cores” tanah
ditempatkan pada tempat berisi air sehingga jenuh dan kemudian ”cores” ditimbang.
Perbedaan berat antara keadaan jenuh dan cores kering oven merupakan volume ruang pori
Porositas tanah tinggi jika bahan organik tinggi. Tanah-tanah dengan struktur granuler
atau remah, mempunyai porositas yang lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan struktur
massive (pejal). Tanah dengan tekstur pasir banyak mempunyai pori-pori makro sehingga
sulit menahan air. Sebaliknya, pada top-top soil bertekstur halus, memiliki lebih banyak
ruang pori total yang sebagian besar terdiri pori-pori kecil. Hasilnya adalah tanah dengan
Porositas tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor, yang salah satu diantaranya adalah keadaan
tekstur tanah. Tanah yang bertekstur ganuler atau remah memiliki tingkat porositas yang
lebih tinggi daripada tanah yang bertekstur massive (pejal) dengan tingkat porositas tanah
yang kecil. Kedua tipe tekstur tanah tersebut memiliki perbedaan dalam hal ruang/ pori yang
didalamnya terdapat air dan udara. Tanah yang bertekstur ganuler memiliki ruang/pori tanah
yang besar berisi udara dan kadar air yang lebih sehingga menunjung tanaman dalam
perkembangannya, sedangkan tanah bertekstur massive dengan tingkat pori yang lebih kecil
serta kandungan air yang sedikit dan sangat mudah untuk hilang sehingga tanaman mudah
Praktikum Porositas dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2012 pada pukul 14.00 WITA –
selesai, di Laboratorium Kimia Tanah, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Alat-alat yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah timbangan, desikator,
Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum Bulk Density ini adalah sampel tanah
Porositas = x 100 %
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, maka diperoleh data dalam bentuk tabel sebagai
berikut :
Tanah alfisol 64 %
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, pada tanah alfisol memiliki porositas 60%. Hal ini disebabkan
karena pori-pori pada tanah alfisol ini lebih besar. Hal ini sesuai dengan pendapat Forth
(1995) yang menyatakan bahwa porositas tergantung berhubungan denga tekstur tanah.
Persentase volume yang dapat terisi oleh pori-pori kecil pada tanah yang mengandung pasir
pengolahan tanah minimum sehingga terdapat perbedaan antara lapisan pada tanah. Bahan
rendah karena lapisan ini terjadi proses pencucian bahan-bahan organik sehingga bahan
organiknya semakin besar turun ke lapisan bawahnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Foth
(1988), bahwa lapisan kandungan bahan organik suatu lapisan rendah maka nilai porositasnya
rendah.
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan Bulk Density pada tanah alfisol dapat disimpulkan bahwa:
1. Tanah alfisol memiliki partikel density sebesar 64%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tanah jenis ini memilliki banyak mineral kecil seperti mineral kwarsa, feldspart
5.2. Saran
Porositas termasuk termasuk sifat tanah yang penting. Nilai porositas yang tinggi
menunjukkan adanya aerasi dan drainase yang tinggi maka perlu dilakukan penambahan
bahan organic yang seimbang sehingga mempercepat proses granulasi atau pembentukan
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2006. Ruang Pori. http://tanimuda.wordpress.com. Diakses pada 27 April 2012: Makassar
Hanafiah, A. 2005. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta
Pairunan, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPTN Indonesia Bagian Timur. Makassar
Permeabilitas Tanah
Permeabilitas Tanah
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran kasar dan memiliki koefisien
permeabilitas yang tinggi.
Rumus :
Q = k.A.i.t
k = (Q.L) / (h.A.t)
Dengan :
Q = Debit (cm3)
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
A = Luas Penampang (cm2)
i = Koefisien Hidrolik = h/L
t = Waktu (detik)
Uji ini digunakan untuk tanah yang memiliki butiran halus dan memiliki koefisien
permeabilitas yang rendah.
Rumus :
k = 2,303.(a.L / A.L).log (h1/h2)
Dengan :
k = Koefisien Permeabilitas (cm/detik)
a = Luas Penampang Pipa (cm2)
L = Panjang/Tinggi Sampel (cm)
A = Luas Penampang Sampel Tanah (cm2)
t = Waktu Pengamatan (detik)
h1 = Tinggi Head Mula-mula (cm)
h2 = Tinggi Head Akhir (cm)
1. Permeabilitas (KHJ) adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu
sendiri yang menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui
pori- porinya
2. Permeabilitas tanah, merupakan pengaruh pada lapisan yang kedap, serta mempengaruhi
ketebalan dan nisbah bentotit, itu semua yang sangat menentukan permeabilitas tanah.
1. Tekstur tanah
Tekstur tanah adalah perbandingan antara pasir, liat, dan debu yang menyusun suatu
tanah. Tekstur sangat berppengaruh pada permeabilitas. Apabila teksturnya pasir maka
permeabilitas tinggi, karena pasir mempunyai pori-pori makro. Sehingga pergerakan air dan
zat-zat tertentu bergerak dengan cepat.
2. Struktur tanah
Struktur tanah adalah agregasi butiran primer menjadi butiran sekunder yang
dipisahkan oleh bidang belah alami. Tanah yang mempunyai struktur mantap maka
permeabilitasnya rendah, karena mempunyai pori-pori yang kecil. Sedangkan tanah yang
berstruktur lemah, mempunyai pori besar sehingga permeabilitanya tinggi.(Semakin kekanan
semakin rendah)
3. Porositas
Permeabilitas tergantung pada ukuran pori-pori yang dipengaruhi oleh ukuran partikel,
bentuk partikel, dan struktur tanah. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin rendah
permeabilitas.
4. Viskositas cairan
5. Gravitas
Gaya gravitasi berpengaruh pada kemampuan tanah untuk mengikat air. Semakin kuat gaya
gravitasinya, maka semakin tinggi permeabilitanya.
6. BI dan BJ
Jika BI tinggi, maka kepadatan tanah juga tinggi, sehingga permeabilitasnya lambat atau
rendah.
1. Infiltrasi
2. Erosi
3. Drainase
Drainase adalah proses menghilangnya air yang berkelebihan secepat mungkin dari
profil tanah. Mudah atau tidaknya r hilang dari tanah menentukan kelas drainase tersebut. Air
dapat menghilang dari permukaan tanah melalui peresapan ke dalam tanah. Pada tanah yang
berpori makro proses kehilangann airnya cepat, karena air dapat bergerak dengan lancer.
Dengan demikian, apabila drainase tinggi, maka permeabilitas juga tinggi.
4. Konduktifitas
Konduktifitas ias didapat saat kita menghitung kejenuhan tanah dalam air (satuan
nilai), untuk membuktikan permeabilitas itu cepata atau tidak. Konduktifitas tinggi maka
permeabilitas tinggi.
5. Run off
Run off merupakan air yang mengalir di atas permukaan tanah. Sehingga, apabila run
off tinggi maka permeabilitas rendah.
6. Perkolasi
Perkolasi merupakan pergerakan air di dalam tanah. Pada tanah yang kandungan
litany tinggi, maka perkolasi rendah. Sehingga, apabila perkolasi rendah maka
permeabilitasnya pun rendah.
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas
berkisar antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan
di lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).
PERMEABILITAS TANAH
Semua jenis tanah bersifat lolos air (permeable) dimana air bebas mengalir
melalui ruang-ruang kosong (pori-pori) yang ada di antara butiran-butiran
tanah. Tekanan pori diukur relatif terhadap tekanan atmosfer dan permukaan
lapisan tanah yang tekanannya sama dengan tekanan atmosfer dinamakan muka
air tanah atau permukaan freasik, di bawah muka air tanah. Tanah
diasumsikan jenuh walaupun sebenarnya tidak demikian karena ada rongga-
rongga udara.
Permeabilitas tanah menunjukkan kemampuan tanah dalam meloloskan air.
Struktur dan tekstur serta unsur organik lainnya ikut ambil bagian dalam
menaikkan laju permeabilitas tanah. Tanah dengan permeabilitas tinggi
menaikkan laju infiltrasi dan dengan demikian, menurunkan laju air larian.
Tinggi muka air tanah berubah-ubah sesuai dengan keadaan iklim tetapi dapat
juga berubah karena pengaruh dari adanya kegiatan konstruksi. Di tempat itu
dapat juga terjadi muka air tanah dangkal, di atas muka air tanah biasa,
sedangkan kondisi dapat terjadi bila tanah dengan permeabilitas tinggi di
permukaan atasnya dibatasi oleh lapisan muka air tanah setempat, tetapi
berdasarkan tinggi muka air tanah pada suatu tempat lain yang lapisan
atasnya tidak dibatasi oleh lapisan rapat air.
Koefisien permeabilitas terutama tergantung pada ukuran rata-rata pori yang
dipengaruhi oleh distribusi ukuran partikel, bentuk partikel dan struktur
tanah. Secara garis besar, makin kecil ukuran partikel, makin kecil pula
ukuran pori dan makin rendah koefisien permeabilitasnya. Berarti suatu
lapisan tanah berbutir kasar yang mengandung butiran-butiran halus memiliki
harga k yang lebih rendah dan pada tanah ini koefisien permeabilitas
merupakan fungsi angka pori. Kalau tanahnya berlapis-lapis permeabilitas
untuk aliran sejajar lebih besar dari pada permeabilitas untuk aliran tegak
lurus. Lapisan permeabilitas lempung yang bercelah lebih besar dari pada
lempung yang tidak bercelah (unfissured).
Permeabilitas ini merupakan suatu ukuran kemudahan aliran melalui suatu
media poreus. Secara kuantitatif permeabilitas diberi batasan dengan
koefisien permeabilitas. Banyak peneliti telah mengkaji problema
permeabilitas dan mengembangkan beberapa rumus. (Rumus Fair dan Hatch 1933)
dapat dipandang sebagai sumbangan yang khas.
Permeabilitas intrinsik suatu akifer bergantung pada porositas efektif
batuan dan bahan tak terkonsolidasi, dan ruang bebas yang diciptakan oleh
patahan dan larutan. Porositas efektif ditentukan oleh distribusi ukuran
butiran, bentuk dan kekasaran masing-masing partikel dan susunan
gabungannya, tetapi karena sifat-sifat ini jarang seragam, konduktivitas
hidrolik suatu akifer yang berkembang dibatasi oleh permeabilitas lapisan-
lapisan atau masing-maisng zone, dan mungkin bervariasi cukup besar
tergantung pada arah gerakan air.
A. Pengertian Permeabilitas
Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui infiltrasi tanah dan
bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah.(Dede rohmat, 2009).
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar
antara lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di
lapisan bawah tergolong agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1).(
N.Suharta dan B. H Prasetyo.2008). Beberapa pendapat tentang
permeabilitas tanah adalah sebagai berikut :
1. permeabilitas tanah adalah kemudahan media sarang mengalirkan
air atau fluida lainya melalaui pori – pori tanah. ( Anonymous,2010
2. permeabilitas tanah adalah tingkat kesarangan tanah yang
dilalui aliran massa air atau kecepatan aliran air untuk melewati masa
tanah. ( Hanafiah, 2005 )
3. permeabilitas tanah adalah kecepatan bergeraknya suatu cairan
pada media berpori dalam keadaan jenuh. ( Anonymous, 2010 )
4. permeabilitas tanah adalah kemampuan untuk mentransfer air
atau udara. Biasanya diukur dengan istilah jumlah air yang mengalir melalui
tanah dalam waktu yang tertentu dan ditetapkan sebagai inci/jam. ( wanihadi
utomo, 1985 )
Hukum Darcy
Hukum Darcy menjelaskan tentang kemampuan air mengalir pada rongga-rongga
(pori) dalam tanah dan sifat-sifat yang memengaruhinya. Ada dua asumsi
utama yang digunakan dalam penetapan hukum Darcy ini. Asumsi pertama
menyatakan bahwa aliran fluida/cairan dalam tanah bersifat laminar.
Sedangkan asumsi kedua menyatakan bahwa tanah berada dalam keadaan jenuh.
ν = k.i
dengan v = kecepatan aliran (m/s atau cm/s)
k = koefisien permeabilitas
i = gradien hidrolik
Lalu telah diketahui bahwa:
v = Q /At dan i=∆h/L ,
sehingga hukum Darcy bisa dinyatakan dengan persamaan:
Q= (k.A.t.∆h)/L
Dengan A = luas penampang aliran (m2 atau cm2)
t = waktu tempuh fluida sepanjang L (detik)
Δh = selisih ketinggian (m atau cm)
L = panjang daerah yang dilewati aliran (m atau cm)
Koefisien Permeabilitas
Hukum Darcy menunjukkan bahwa permeabilitas tanah ditentukan oleh koefisien
permeabilitasnya. Koefisein permeabilitas tanah bergantung pada berbagai
faktor. Setidaknya, ada enam faktor utama yang memengaruhi permeabilitas
tanah, yaitu:
1. Viskositas cairan, semakin tinggi viskositasnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin kecil.
2. Distribusi ukuran pori, semakin merata distribusi ukuran porinya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
3. Distibusi ukuran butiran, semakin merata distribusi ukuran butirannya,
koefesien permeabilitasnya cenderung semakin kecil.
4. Rasio kekosongan (void), semakin besar rasio kekosongannya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin besar.
5. Kekasaran partikel mineral, semakin kasar partikel mineralnya, koefisien
permeabilitas tanahnya akan semakin tinggi.
6. Derajat kejenuhan tanah, semakin jenuh tanahnya, koefisien permeabilitas
tanahnya akan semakin tinggi.
h= p/ λw + v2/ 2g + z
Dengan :
h = tinggi energi total (total head)(m)
p/ γ w = tinggi energi tekanan (pressure head) (m)
p = tekanan air (t/m2,kN/m2)
v2 / 2g= tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)
v = kecepatan air (m/det)
γ w = berat volume air (t/m3,kN/m3)
g = percepatan gravitasi (m/dt2)
z = tinggi energi elavasi (m)
Karena kecepatan rembesan didalam tanah sangat kecil, maka tinggi energi
kecepatan dalam suku persamaan Bernoulli dapat
diabaikan.Sehingga persamaan tinggi energi total menjadi :
h = p/λw + z
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu,di tinjau
kondisi tanah.
Dengan :
V = Kecepatan aliran (m/det)
A = Luas aliran (m2)
i = dy/dx = gradient hidrolik
dy = ordinat kurva penurunan
dx = absis kurva penurunan
c. Pengolahan
Apa bila drainase dalam tanah tersebut baik, maka pengolahan dalam tanah
akan semakin mudah
d. Perkolasi
Pergerakan air dalam tanah akan baik bila drainase dalam tanah juga baik
e. Erosi
Pengikisan juga dipengaruhi oleh permebilitas, semakin baik permeabilitas
dalam tanah, maka erosi akan minimum
f. Evaporasi
Evaporasi akan semakin maksimal jika permeabilitas tanah tersebut baik.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Permeabilitas adalah tanah yang dapat menunjukkan kemampuan tanah meloloskan air.
Tanah dengan permeabilitas tinggi dapat menaikkan laju infiltrasi sehingga menurunkan laju
air larian. Pada ilmu tanah, permeabilitas didefenisikan secara kualitatif sebagai pengurangan
gas-gas, cairan-cairan atau penetrasi akar tanaman atau lewat.
Kurangnya perhatian kita pada tanah, mungkin disebabkan karena pengertian dan
pandangan kita yang berlainan tentang hasil utama ala mini. Misalnya, bagi seorang insinyur
tambang, tanah adalah suatu bahan rombak yang menutupi batuan – batuan atau mineral –
mineral yang harus di gali. Orang yang memiliki perumahan mempunyai pengertian lain
tentang tanah, adalah suatu hal yang menyenangkan, jika ia berkata tanahnya baik dan lunak.
Petani sama halnya dengan pemilik perumahan tersebut, memandang tanah sebagai tempat
untuk kehidupan tumbuhan. Bagi petani tanah itu adalah tempatnya menggantungkan hidup
(Buckman dan Brady, 1982).
Pada mulanya, tanah dipandang sebagai lapisan permukaan bumi yang telah mengalami
serangkaian pelapukan oleh gaya – gaya alam, sehingga membentuk regolith (Lapisan
berpartikel halus). Konsep ini dikembangkan oleh Dokuchaev di Rusia pada sekitar tahun
1870 (Hanafiah, 2007).
Selain itu permeabilitas juga merupakan pengukuran hantaran hidraulik tanah. Hantaran
hidraulik tanah timbul adanya pori kapiler yang saling bersambungan dengan satu dengan
yang lain. Secara kuantitatif hantaran hidraulik jenuh dapat di artikan sebagai kecepatan
bergeraknya suatu cairan pada media berpori dalam keadaan jenuh. Dalam hal ini sebagai
cairan adalah air dan sebagai media pori adalah tanah. Penetapan hantaran hidraulik
didasarkan pada hukum Darcy.
Dalam hukum ini tanah dianggap sebagai kelompok tabung kapiler halus dan lurus
dengan jari-jari yang seragam. Sehingga gerakan air dalam tabung tersebut di anggap
mempunyai kecepatan yang sama. Permeabilitas tanah adalah suatu kesatuan yang melipui
infiltrasi tanah dan bermanfaat sebagai permudahan dalam pengolahan tanah (Rohmat, 2009).
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara
lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong
agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1) (N.Suharta dan B. H Prasetyo, 2008).
Permeabilitas adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu sendiri yang
menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya.
Secara umum, tanah juga berarti bagian terpisah dari bumi dan bulan sebagaimana
dibedakan dari batuan yang padat. Pengertian seperti ini lebih umum, karena defenisi seperti
ini mencakup tidak saja tanah dalam arti biasa, tetapi juga batuan, air salju dan bahan udara
yang semuanya mampu mendukung kehidupan. Pendeknya, kata tanah mempunyai banyak
arti dan akan digunakan dalam berbagai cara (Foth, 1994).
Dari uraian sebelumnya maka di perlukan penetapan laju permeabilitas di desa
Akekolano Kec. Oba Utara, Kota Tidore Kepulauan.
2. Tujuan praktikum
Tujuan dari Praktikum ini untuk menetapkan kemampuan tanah meloloskan air dengan
satuan cm/jam (permebilitas).
II. TINJUAN PUSTAKA
Permeabilitas menujukan kemampuan tanah untuk meloloskan air struktur, sturktur dan
tekstur serta unsur organik lainya juga ikut ambil bagian dalam menaikan laju inflasi dan
menurukan laju air. Tekstur tanah merupakan salah satu sifat fisik tanah, begitu juga dengan
permeabilitas (Rohmat, 2009).
Faktor – faktor yang mempengaruhi permebilitas menurut Hanafiah, (2007). antara lain
sebagai berikut:
a. Tekstur
b. Struktur
Struktur juga mempengaruhi permebilitas. Semakin banyak ruang antar struktur, maka
semakin cepat juga permeabilitas dalam tanah tersebut. Misalnya tanah yang berstruktur
lempeng akan sulit di tembus oleh air dari pada berstruktur remah.
c. Porositas
Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang biasanya diisi air atau udara.
Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah, semakin besar pori dalam tanah
tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah tersebut.
d. Viskositas
Viskositas sama juga dengan kekentalan air, semakin kental air tersebut, maka semakin
sulit juga air untuk menembuas tanah tersebut.
e. Gravitasi
Gaya gravitasi atau gaya tarik bumi juga sangat menentukan permeabilitas tanah, karena
permeabilitas adalah gaya yang masuk ke tanah menrut gaya gravitasi.
a. Infiltrasi
Infiltrasi yaitu kecepatan air auk melalui tanah. Pada tekstur tanah pasir yang memiliki
ruang pori besar, akan akan memiliki daya infiltrasi yang cepat dan permeabilitasnya sangat
tinggi. Namun pada tekstur pada tekstur liat akan berbeda, tekstur liat memiliki kemampuan
yang baik menyimpan air, maka akan mengakibatkan daya infiltrasi menjadi lambat, yang
menyebabkan permeabilitas akan juga lambat.
b. Aliran Drainas
Drainase merupakan aliran air, drainase pada masing – masing tekstur tanah tidak sama.
Pada tekstur tanah pasir yang memiliki ruang pori yang besar maka drainasenya akan tinggi
sehingga permeabilitasnya pun akan semakin cepat namun tekstur tanah liat memiliki aliran
drainase yang kurang baik, yang menyebabkan permeabilitasnya melambat.
c. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses penguapan. Pada tanah jenuh, akan memiliki kadar air
yang tinggi atau banyak maka evaporasinya akan tinggi sehingga permebilitasnya pun akan
tinggi. Namun tidak akan tanah tak jenuh yang memiiki kadar air yang rendah sehingga
evaporasi pun akan rendah dan permebilitasnya rendah pula
d. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan lapisan tanah di permukaan sebagai akibat dari
tumbukan buturan hujan dan aliran air dipermukaan. Pada umumnya dikenal 3 tipe erosi pada
taanah yaitu erosi permukaan, erosi alir dan erosi parit. Erosi akan berpengaru pada
permeabilitas tanah, apabila erosi besar maka permeabilitas tanah akan rendah begitu juga
sebaliknya apabila erosi rendah maka permebilitasnya akan tinggi.
III. BAHAN DAN METODE
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum antara lain permeabelmeter,
sampel tanah lapisan 1, 2 dan 3,air, buku panduan, gelas ukur 100 ml, mistar atau penggaris,
stopwacth, ember dan alat tulis.
3. Metode Praktikum
Metode praktikum yang di gunakan untuk mengamati permebilitas tanah yanitu metode
permeabelmeter.
4. Pelaksanaan
Teknik analisa data yang di gunakan adalah teknik analisis data deskriptif.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil
Data deskriptif hasil praktikum pengamatan permeabilitas, diperoleh pada tabel 1 dan
gambar 1 sebagai berikut:
No. Sampel Tanah Volume air (ml) Tinggi air (cm) Kriteria
1 I 13 2.4 Sedang
2 II 24.5 4 Sedang
3 III 31 5.1 Sedang
Sumber: data primer setelah diolah, Tahun 2011 dan kriteria dikutip dari penuntun
praktikum Dasar-Dasar Ilmu Tanah, Rachman( 2011)
Gambar 1. Grafik Hasil Hubungan Tinggi air Dengan Berbagai Lapisan Tanah
Permeabilitas tanah memiliki lapisan atas dan bawah. Lapisan atas berkisar antara
lambat sampai agak cepat (0,20 – 9,46 cm jam-1), sedangkan di lapisan bawah tergolong
agak lambat sampai sedang (1,10 -3,62 cm jam-1) (N.Suharta dan B. H Prasetyo, 2008).
Permeabilitas adalah suatu sifat khas media sarang dan sifat geometri tanah itu sendiri yang
menunjukkan kemampuan tanah didalam menghantarkan zat tertentu melalui pori-porinya.
Dari hasil yang didapat pada gambar 1 menujukah bahwa laju permeabilitas pada
sampel tanah lapisan III berbeda dengan laju permeabilitas sampel tanah lapisan I dan sampel
tanah lapisan II. Meskipun perbedaan terlihat pada tinggi air, ketiga sampel tanah tersebut
memiliki kriteria yang sama yaitu dikategorikan dalam kriteria sedang.
Pada sampel tanah lapisan I, laju permeabilitas lebih rendah dikarenakan pada sampel
tanah lapisan I kandungan bahan organik lebih meningkat atau lebih tersedia yang
menyebabkan ukuran pori – pori tanah semakin kecil sehingga tanah memiliki kemampuan
untuk menahan dan tidak meloloskan air.
Menurut Hanafiah (2007), Porositas atau ruang pori adalah rongga antar tanah yang
biasanya diisi air atau udara. Pori sangat menentukan sekali dalam permeabilitas tanah,
semakin besar pori dalam tanah tersebut, maka semakin cepat pula permeabilitas tanah
tersebut.
Pada sampel tanah lapisan II dan III kandungan humus tanah sudah sedikit berkurang
dan partikel pasir yang berada pada sampel tanah lapisan II dan III menjadi naik sehingga
laju permeabilitas meningkat. Selain kandungan humus yang semakin berkurang, dapat
diasumsikan juga bahwa laju permeabilitas yang semakin meningkat juga bisa dipengaruhi
oleh tekstur tanah. Dimana keadaan tekstur yang lebih berpasir dan kasar lebih cenderung
meloloskan air dibandingkan dengan keadaan tekstur tanah yang tidak berpasir.
Menurut Suripin, (2001) permeabilitas tanah ialah sifat tanah yang menyatakan cepat
lambatanya jenuh, yang dapat diukur dengan peresapan air melalui masa tanah per waktu
tertentu. Laju permeabilitas di kelompokkan mejadi beberapa kriteria yaitu untuk kategori
lambat (kurang dari 0.5 cm/jam), agak lambat (0.5 – 2.0 cm/jam), sedang (2.0 – 6.25
cm/jam), agak cepat ( 6.25 – 12.5 cm/jam), cepat ( lebih dari 12.5 cm/jam).
V. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini, antara lain :
2. Saran
Dari kesimpulan diatas maka dapat disarankan jika dalam melakukan praktikum
berikutnya janganlah dilakukan pada satu tempat saja akan tetapi dilakukan pada tempat
yaang lainnya sehingga kami bisa mendapatkan data yang berfariasi.
DAFTAR PUSTAKA
Buckman and Brady. 1982. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Penerbit Bhatara Karya Aksara.
Jakarta.
Foth.H. D. 1994. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Hanafiah. 2005. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
________. 2007. Dasar – Dasar ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Prasetyo dan Suharta, 2008. Dasar-dasar Ilmu Tanah. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Rachman, A. I. 2011. Penuntun Praktikum Di laboratorium dan Pedoman Pangamatan
Tanah di Lapangan. Universitas Khairun. Ternate.
Rohmat, 2009. Dasar – Dasar Ilmu Tanah. Erlangga. Jakarta
Soepardi, G. 1975. Sifat Dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian IPB.
Suripin. 2001. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. ANDI. Yogyakarta
http://www.anneahira.com/permeabilitas-tanah.htm
http://www.scribd.com/doc/51642788/PERMEABILITAS-RIFA
http://blog.ub.ac.id/yurike/2011/05/01/permeabilitas-tanah/
Pengamatan pada permeabilitas tanah sangat tinggi. Karena setiap jenis tanah
mempunyai permaebilitas yang berbeda. Selain itu pengukuran permeabilitas amat
sangat penting untuk pengukuran beberapa aspek pertanian, masuknya air ke dalam
tanah, alir air drainase, evaporasi air dari permukaan tanah dan penentuan besarnya
erosi tanah dengan factor permeabilitas tanah merupakan beberapa keadaan yang
nyata dimana hantaran hidro memainkan perannya.
Pengertian Permeabilitas
a.Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk mengalirkan air atau udara
dinyatakan dalam cm/jam. (Handayanto,2009)
b.Kualitas tanah untuk meloloskan air atau udara yang diukur berdasarkan besarnya
aliran melalui satuan tanah yang telah dijenuhi terlebih dahulu persatuan waktu
tertentu. (Susanto,1994)
Cepat / permeabel merupakan dominasi fraksi pasir akan menyebabkan sedikit pori-
pori makro, sehingga luas permukaan yang disentuh bahan menjadi sangat sempit,
sehingga daya pegang tergadap air sangat lemah. Kondisi ini menyebabkan air dan
udara mudah masuk keluar tanah, hanya sedikit air yang tertahan. Sebagian besar
ruang pori terisi oleh udara sehingga pori-pori makro disebut juda pori drainase
tinggi karena proses kehilangan airnya sangat cepat. (Hanafiah,2007)
DAFTAR PUSTAKA
Hanafiah, Ali Kemas. 2007. Dasar – dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada.Jakarta
Susanto. 1994. Sifat dan Ciri Tanah. Akademik Pressindo : Jakarta.
Sari Lubis. 2007. Keterhantaran Hidraulik dan Permeabilitas. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatra Utara : Sumatra Utara.