Professional Documents
Culture Documents
GMIM MANADO”
DISUSUN OLEH :
KELAS A1/KELOMPOK 1
SEMESTER VI/REGULER
MANADO
2018
1|E M E R G E N C Y C A S E
LAPORAN PENDAHULUAN
“CEDERA KEPALA”
1. Definisi
kepala atau yang sinonim dengan brain injuri/ head injuri/ traumatic brain injuri,
adalah cedera yang mengenai kepala atau otak (atau keduanya) yang terjadi
of America, cedera kepala adalah suatu kerusakan pada kepala, bukan bersifat
fisik dari luar, yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana
2006).
yaitu :
2|E M E R G E N C Y C A S E
perubahan hemodinamika serebral, iskemia serebral, hipotensi
GCS 14-15
GCS 9-13
dari 24 jam
intrakranial
GCS 3-8
3|E M E R G E N C Y C A S E
Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari
24 jam
intrakranial.
2. Etiologi
yang diam
4|E M E R G E N C Y C A S E
Cedera Rotasional, terjadi jika pukulan/benturan menyebabkan otak
3. Patofisiologi
cedera otak primer dan cedera otak sekunder. Cedera otak primer adalah cedera
yang terjadi saat atau bersamaan dengan kejadian trauma, dan merupakan suatu
bisa kita lakukan kecuali membuat fungsi stabil, sehingga sel-sel yang sedang
sakit bisa mengalami proses penyembuhan yang optimal. Cedera primer, yang
terjadi pada waktu benturan, mungkin karena memar pada permukaan otak,
laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi karena terjatuh, dipukul,
kecelakaan dan trauma saat lahir yang bisa mengakibatkan terjadinya gangguan
pada seluruh sistem dalam tubuh. Sedangkan cedera otak sekunder merupakan
hasil dari proses yang berkelanjutan sesudah atau berkaitan dengan cedera primer
dan lebih merupakan fenomena metabolik sebagai akibat, cedera sekunder dapat
terjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral dikurangi atau tak ada pada area
cedera. Cidera kepala terjadi karena beberapa hal diantaranya, bila trauma ekstra
kranial akan dapat menyebabkan adanya leserasi pada kulit kepala selanjutnya
5|E M E R G E N C Y C A S E
Namun bila trauma mengenai tulang kepala akan menyebabkan robekan dan
terjadi perdarahan juga. Cidera kepala intra kranial dapat mengakibatkan laserasi,
perdarahan dan kerusakan jaringan otak bahkan bisa terjadi kerusakan susunan
4. Manifestasi klinik
Komosio serebri
Kontusio serebri
Laserasi serebri
otak, yakni :
setelah cedera.
cemas.
tingkah laku
6|E M E R G E N C Y C A S E
Gejala-gejala ini dapat menetap selama beberapa hari, beberapa
minggu atau lebih lama setelah konkusio cedera otak akibat trauma
ringan.
keluar dari telinga dan hidung, & laserasi atau kontusio otak
5. Pemeriksaan diagnostik
7|E M E R G E N C Y C A S E
CT Scan, Memeperlihatkan secara spesifik letak oedema, posisi
hematoma, adanya jaringan otak yang infark atau iskemia serta posisinya
secara pasti.
otak.
6. Penatalakanaan
Farmakologi :
˗ Pemberian analgetik.
˗ Makanan atau caioran infus dextrose 5%, aminousin, aminofel (18 jam
makanan lunak.
Nonfarmakologi :
˗ Pembedahan.
8|E M E R G E N C Y C A S E
˗ Semua cedera kepala berat memerlukan tindakan intubasi pada
kesempatan pertama
7. Komplikasi
Perdarahan
mmHg, dan herniasi dapat terjadi pada tekanan diatas 25 mmHg. Tekanan
darah yang mengalir dalam otak disebut sebagai tekan perfusi serebral.
Edema pulmonal
keotak, bila keadaan semakin kritis, denyut nadi menurun bradikardi dan
9|E M E R G E N C Y C A S E
cairan ke alveolus. Kerusakan difusi oksigen akan karbondioksida dari
Kejang
Kejang terjadi kira-kira 10% dari klien cedera otak akut selama fase
akut.
Infeksi
1) Pengkajian Fokus
Identitas klien
Waktu kejadian
Penyebab trauma
Pemeriksaan fisik
10 | E M E R G E N C Y C A S E
Mata
Perlu diperiksa besar dan reaksi dari pupil. Perdarahan retina sering
Kepala
basis kranil.
Abdomen
Pemeriksaan neurologis
prognosis pasien (Jennet, 1976). Salah satu peranan GCS yang sangat
11 | E M E R G E N C Y C A S E
˗ Cedera kepala ringan : GCS 14-15
12 | E M E R G E N C Y C A S E
2) Penyimpangan KDM
Head Injury
Perubahan Ggn
Iskemia Kerusak Bersihan
sirkulasi CSS neurologis
an jalan napas,
vokal
memori obstruksi
Hipoksi
Resiko Defisit jalan napas,
Peningkatan a
ketidakefekti neurologis dispnea,
TIK
fan perfusi henti nafas,
Ggn
jar otak &
persepsi
Gilus Mual muntah perupahan
sensori
medialis Papilodema Resiko pola nafas
lobus Pandangan kekurangan
kabur Ketidakefektif
temporalis volume
tergeser Penurunan cairan;
an bersihan
Herniasi fungsi jalan napas
Resiko syok
unkus Pendengara
n
Nyeri kepala
Mesenfalon Tonsil Kompresi
tertekan serebrum medula
bergeser oblongata
Ggn Resiko
kesadaran cedera
Hambatan
Imobilitas
mobilitas
fisik
Ansietas
13 | E M E R G E N C Y C A S E
3) Diagnosa keperawatan
˗ Diagnosa Prioritas
napas
jaringan tulang)
4) Intervensi
14 | E M E R G E N C Y C A S E
Tujuan Intervensi
untuk mengetahui
penanganan nyeri
(farmakologi, non
personal)
non farmakologi
mengurangi nyeri
15 | E M E R G E N C Y C A S E
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan
berhasil
napas
Tujuan Intervensi
16 | E M E R G E N C Y C A S E
nafas, frekuensi - Gunakan alat yang steril
nafas pasien
- Ajarkan keluarga
bagaimana cara
melakukan suksion
pasien menunjukkan
bradikardi
jaringan tulang)
Tujuan Intervensi
17 | E M E R G E N C Y C A S E
mencari bantuan) faktor presipitasi
nyeri
masa lampau
tentang ketidakeektifan
menemukan dukungan
pencahayaan dan
kebisingan
18 | E M E R G E N C Y C A S E
- Kurangi faktor presipitasi
nyeri
penanganan nyeri
(farmakologi, non
personal)
untuk menentukan
intervensi
non farmakologi
mengurangi nyeri
- Evaluasi keefektifan
kontrol nyeri
- Tingkatkan istirahat
- Kolaborasikan dengan
berhasil
- Monitor penerimaan
nyeri
19 | E M E R G E N C Y C A S E
Analgesic adminis tration
- Tentukan lokasi,
pemberian obat
dan frekuensi
beratnya nyeri
- Tentukan analgesik
teratur
20 | E M E R G E N C Y C A S E
analgesik pertama kali
hebat
- Evaluasi efektivitas
5) Implementasi
6) Evaluasi
keperawatan tercapai atau tidak atau bahkan timbul masalah baru, serta untuk
21 | E M E R G E N C Y C A S E