Professional Documents
Culture Documents
DI
PT. MARTINA BERTO, Tbk. ,
PT. KIMIA FARMA, Tbk. ,
NEWater SINGAPORE, dan NASUHA HERBS and
SPICES
DISUSUN OLEH :
13.11.4101.48401.0.0017
i
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia
dan petunjuknya penulis dapat Laporan Kunjungan Kerja Lapangan (KKL)
tentangIndustriFarmasi.
LaporanKunjunganKerjaLapanganinidikerjakansetelahselesainyakegiatan
KunjunganKerjaLapanganIndustri yang penyusun laksanakan mulai tanggal 28
September – 03 Oktober 2015 di PT. Matina Berto, Tbk., PT. Kimia Farma, Tbk.,
NEWater Singapore, dan Nasuha Herbs and Spices.
Penyelesaian Laporan Kunjungan Kerja Praktek Kerja Lapangan ini tidak
lepas dari bantuan dan doa dari keluarga, relasi dan teman yang telah mendukung
dan meluangkan waktu untuk ikut berpartisipasi. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini tidak lupa penyusun megucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt. Selaku Direktur Akademi Farmasi ISFI
Banjarmasin.
2. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan PT. Martina Berto, Tbk.
3. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan PT. Kimia Farma, Tbk.
4. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan NEWater Singapore.
5. Pimpinan beserta seluruh staff dan karyawan Nasuha Herbs and Species.
6. Seluruh dosen, staff dan karyawan Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin.
7. Orang tua dan teman-teman serta orang terdekat penyusun yang telah
membantu menyelesaikan Laporan Kunjungan Kerja Lapangan ini.
8. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu per satu yang telah
banyak membantu penulis dalam hal material dan spiritual dalam
pelaksanaan KKL dan dalam menyelesaikan penyusunan laporaran ini.
iii
Penyusun berharap Kunjungan Kerja Lapangan ini dapat bermanfaat dan
menjadi panduan dalam menghadapi persaingan di dunia kerja yang semakin
penuh tantangan di masa yang akan datang. Penyusun menyadari bahwa dalam
penyusunan Laporan KKL ini masih banyak terdapat kekurangan dan ketidak
sempurnaan, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk perbaikan selanjutnya. Semoga Laporan KKL ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak.
Akhir kata, penyusun mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penyusunan laporan ini terdapat kekurangan dan kesalahn semoga
laporan ini dapat berguna bagi para pembaca.
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
v
2.3 Visi, Misi, dan Budaya Perusahaan .................................................. 25
2.4 Struktur Organisasi ....................................................................... 26
2.5 Proses Produksi ............................................................................ 26
2.6 Proses Pembuatan 26
C. NEWater SINGAPORE...................................................................... 40
Gambaran Umum 40
2.3 Sejarah ..................................................................................... 40
1. Slogan PUB .................................................................................... 41
2. Lembaga Pengolahan dan Pendistribusian Air ............................... 42
3. Sumber Air Bersih di Singapura .................................................... 42
4. Proses Produksi .............................................................................. 44
4.1 Pengumpulan ........................................................................... 44
4.2 Produksi ................................................................................... 45
5. Pemantauan Kebersihan Air ........................................................... 47
5.1 Parameter Pengganti Secara Online......................................... 47
5.2 Biosensor ................................................................................. 47
5.3 Sampling Rutin ........................................................................ 47
6. Menjaga Kualitas Air di Konsumen ............................................... 51
7. Distribusi ........................................................................................ 51
8. Sistem Manajemen ......................................................................... 53
D. NASUHA HERBS AND SPICES ..................................................... 54
1. Gambaran Umum ........................................................................... 54
2.4 Sejarah ..................................................................................... 54
2.5 Proses Produksi ........................................................................ 54
2.6 Produk ...................................................................................... 55
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 59
B. Saran ................................................................................................... 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Pengertian-Pengertian
1. Industri Farmasi
Menurut PERMENKES RI NO.1799/MENKES/PER/XII2010 tentang
Industri Farmasi.
Industri Farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri
Kesehatan untuk melakukan k
egiatan pembuatan obat atau bahan obat.
2. Pedagang Besar Farmasi (PBF)
Menurut PERMENKES No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian.
Pedagang Besar Farmasi adalah perusahaan berbebtuk badan hukum yang
memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan
farmasi dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.
3. Perbekalan Farmasi
Menurut PERMENKES No. 922 / Menkes / PER / 1993 Perbekalan
farmasi adalah perbekalan yang meliputi obat, bahan obat, obat asli
Indonesia, alat kesehatan, kosmetika dan sebagainya.
4. Bahan Baku
SK. Menkes No. 245 / Menkes /SK /V / 1990 Bahan baku adalah semua
bahan, baik berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam
pengolahan obat dengan standar mutu bahan baku farmasi.
5. Bahan Obat
Menurut PERMENKES RI No. 1799 / MENKES / PER / XII / 2010
tentang Industri Farmasi. Bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat
maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan
standar dan mutu sebagai bahan baku farmasi.
6. Karantina
Karantina adalah status bahan atau produk yang dispisahkan secara fisik
dengan sistem tertentu menunggu keputusan apakah bahan atau produksi
3
6
7
b. Misi
1. Mengembangkan, memproduksi dan memasarkan produk perawatan
kecantikan dan spa yang bernuansa ketimuran dan alami dengan standar
mutu internasional guna memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai
segmen pasar dari premium, menengah atas, menengah dan menengah-
bawah dalam suatu portofolio yang sehat dan setiap merek mampu
mencapai posisi 3 besar di Indonesia di setiap segmen pasar yang
dimasukinya.
2. Menyediakan layanan yang prima kepada semua pelanggan dalam porsi
yang seimbang, termasuk konsumen dan para penyalur produk.
3. Mempertahankan kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan bisnis.
4. Merekrut, melatih dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
produktif sebagai bagian dari aset Perusahaan.
5. Memanfaatkan metode operasi, sistem dan teknologi yang efisien dan
efektif di seluruh unit dan fungsi usaha.
6. Menerapkan ‘Good Corporate Governance’ secara konsisten demi
kepentingan para pemangku kepentingan (stakeholders).
7. Memberikan tingkat keuntungan yang wajar kepada para pemegang
saham.
8. Mengembangkan pasar kosmetika dan jamu internasional dengan fokus
jangka menengah di kawasan Asia Pasifik dengan produk dan merek
pilihan, dan fokus jangka panjang di pasar global.
Bahan baku berupa simplisia yang berasal dari supplier dan bahan baku
berupa herba ekstrak diolah mandiri dari kebun yang dikelola di gunung
Putri. Bahan baku berupa minyak yang diambil sarinya dengan kadar
tertentu diperoleh dari supplier dalam bentuk sediaan yang sudah jadi.
Sebelum bahan baku diproses, bahan baku terlebih dahulu ditimbang, diuji
fisik, lalu dibersihkan kemudian disortir dengankadar air 5%. Bila
memenuhi persyaratan maka bahan baku dapat diproses.
- Bedak Tabur
Cara Pembuatan : Bahan dihaluskan dengan mesin penghalus
kemudian di tambahkan talk dan bahan
tambahan dan siap untuk dikemas.
9
- Bedak Padat
Cara Pembuatan : Bahan dihaluskan dengan mesin penghalus
di tambah zat pengikat dan zat pelicin lalu
di cetak langsung pada wadahnya pada
tekanan tertentu.
- Pemulas Mata dan Pipi
Cara Pembuatan : Bahan dihaluskan dengan mesin penghalus
di tambah zat pengikat, zat pelicin dan zat
pewarna lalu dicetak langsung pada
wadahnya dengan tekanan tertentu.
- Lipstik
Cara Pembuatan : Basis minyak tengkawang, dicampur
carbowa, paraffin, zat pewarna dan minyak
zaitun. Dilumerkan pada suhu tertentu
sehingga diperoleh lipstik cair, dituang
kedalam cetakan dinginkan. Setelah lipstik
memadat, masukan kedalam kemasan
khusus lalu dilewatkan diatas api khusus
untuk mengkilapkan dan membuat batang
lipstik menjadi lebih rata dan warnanya
cerah.
Pembuatan lipstik berdasarkan area :
Lipstik
- Pemeriksaan kekuatan lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap kekuatan lipstik dengan
cara lipstik diletakkan horizontal. Pada jarak kira-kira ½ inci dari
tepi lipstik, digantungkan beban yang berfungsi sebagai penekan.
Tiap 30 detik berat penekan ditambah (10 gram). Penambahan
berat sebagai penekanan dilakukan terus menerus sampai lipstik
patah, pada saat lipstik patah merupakan nilai kekuatan lipstiknya.
13
- Penentuan pH sediaan
Alat pH meter terlebih dahulu dikalibrasi dengan
menggunakan larutan dapar standar netral (pH 7,01) dan larutan
dapar pH asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan harga pH
tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan air suling, lalu
dikeringkan dengan tissu. Sampel dibuat dalamkonsentrasi 1%
yaitu ditimbang 1 g sediaan dan dilebur dalam beker glass dengan
100 ml air suling di atas penangas air. Setelah dingin kemudian
elektroda dicelupkan dalam larutan tersebut. Dibiarkan alat
menunjukkan harga pH sampai konstan. Angka yang ditunjukkan
pH meter merupakan pH sediaan. Penentuan pH dilakukan tiga kali
pada tiga lipstik terhadap masing-masing konsentrasi.
- Pemeriksaan stabilitas sediaan
Pemeriksaan stabilitas sediaan dilakukan terhadap adanya
perubahan bentuk, warna dan bau dari sediaan lipstik dilakukan
terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu
kamar pada hari ke 1, 5, 10 dan selanjutnya setiap 5 hari hingga
hari ke-30. Pada perubahan bentuk diperhatikan apakah lipstik
terjadi perubahan bentuk dari bentuk awal pencetakan atau tidak,
pada perubahan warna diperhatikan apakah lipstik terjadi
perubahan warna dari warna awal pembuatan lipstik atau tidak,
pada perubahan bau diperhatikan apakah lipstik masih berbau khas
dari parfum yang digunakan atau tidak.
- Pemeriksaan titik lebur lipstik
Pengamatan dilakukan terhadap titik lebur lipstik dengan
cara melebur lipstik. Sediaan lipstik yang baik adalah sediaan
lipstik dengan titik lebur dengan suhu di atas 50ºC. Lipstik
dimasukkan dalam oven dengan suhu awal 50ºC selama 15 menit,
diamati apakah lipstik meleleh atau tidak, setelah itu suhu
dinaikkan 1ºC setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa lipstik
mulai meleleh.
14
- Uji oles
Uji oles dilakukan secara visual dengan cara mengoleskan
lipstik pada kulit punggung tangan kemudian mengamati
banyaknya warna yang menempel dengan perlakuan 5 kali
pengolesan. Sediaan lipstik dikatakan mempunyai daya oles yang
baik jika warna yang menempel pada kulit punggung tangan
banyak dan merata dengan beberapa kali pengolesan pada tekanan
tertentu. Sedangkan sediaan dikatakan mempunyai daya oles yang
tidak baik jika warna yang menempel sedikit dan tidak merata.
Pemeriksaan dilakukan terhadap masing-masing sediaan yang
dibuat dan dioleskan pada kulit punggung tangan dengan 5 kali
pengolesan.
- Pemeriksaan homogenitas
Masing-masing sediaan lipstik diperiksa homogenitasnya
dengan cara mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca yang
transparan. Sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen
dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar.
- Uji iritasi
Uji iritasi dilakukan dengan maksud untuk mengetahui
bahwa lipstik yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada kulit
atau tidak. Iritasi dapat dibagi menjadi 2 kategori, yaitu iritasi
primer yang akan segera timbul sesaat setelah terjadi pelekatan
atau penyentuhan pada kulit, dan iritasi sekunder yang reaksinya
baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan atau pelekatan pada
kulit.
Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel
terbuka (Patch Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10
orang panelis. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengoleskan
sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x
2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini
dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama tiga hari berturut-turut
15
yang tidak sensitif dan 6 bulan untuk bahan yang senstif. Sedangkan
bahan baku parfum mempunyai masa periksa ulang 1 tahun sekali dan
zat warna 2 tahun.
2. Pemeriksaan Packaging Material
Packaging material terdiri dari wadah kemas dan kemas cetak.
Pemeriksaan wadah kemas meliputi pemeriksaan warna, bentuk,
dimensi, uji kebocoran, berat, daya cengkram, uji printing, body text,
dan uji fungsi.
Uji kebocoran wadah yang dilakukan ada 3 macam yaitu
Uji kebocoran positif,
Uji kebocoran negatif, dan
Uji kebocoran dengan air pressure.
Ketiga metode tersebut dilakukan tergantung dari jenis wadah
kemas, Pemeriksaan kemas cetak meliputi warna, bentuk, dimensi, uji
printing, body text, jenis material, berat jenis, daya rekat, dan uji fungsi
terhadap wadah. Bahan kemas cetak yang datang dari supplier ,
dibuatkan BPPB (Bon Penerimaan Pembelian Barang) oleh petugas
gudang dan masuk ke dalam ruang karantina. Apabila dari hasil
pemeriksaan ditemukan banyak ketidaksesuaian, maka akan dilakukan
sampling ulang dan diperiksa kembali untuk memastikan hasil
pemeriksaan.
3. Pemeriksaan Bulk Work in Process
Pemeriksaan bulk WIP dilakukan terhadap bulk, bulk ruahan, dan
produk antara baik liquid dan dry. Parameter pemeriksaan untuk
bulk liquid berdasarkan SPR (Standar Produk Ruahan) Parameter
pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemerian, viskositas, pH,
densitas, warna, titik leleh, dan homogenitas. Berbeda dengan bulk
liquid, pemeriksaan terhadap bulk dry dilakukan terhadap produk antara
dan ruahan. Parameter untuk pemeriksaan bulk dry antara lain
homogenitas, warna, densitas, moisture content, dan titik leleh (standar
ditetapkan oleh R&D).
20
4. Pemeriksaan mikrobiologi
Pemeriksaan mikrobiologi menjadi perhatian penting bagi produk
kosmetik karena resiko kontaminasi dapat berasal dari berbagai sumber
meskipun dalam produk sudah mengandung bahan antimikroba.
Parameter pemeriksaan yang dilakukan antara lain Angka Lempeng
Total (ALT), angka kapang dan khamir, serta bakteri patogen.
Standar pemeriksaan mikrobiologi mengacu pada standar BPOM. Air
yang dipakai untuk produksi juga dilakukan pemeriksaan mikrobiologi.
Biasanya dilakukan satu bulan sekali untuk parameter mikrobiologi dan
satu minggu sekali untuk pemeriksaan pH (pH 6.5 – 7.5). Pemeriksaan
mikrobiologi juga dilakukan pada ruang produksi, air untuk mencuci,
dinding, dan lantai serta mesin produksi.
5. Pemeriksaan in Process Control dan Outgoing Product
Pemeriksaan IPC dilakukan pada tahap awal, tengah, dan
akhir pengemasan. Parameter yang diperiksa oleh IPC antara lain :
Kelengkapan lampiran pada PCO ( packing order) dan LPK (lembar
petunjuk kemas),
Kesesuain pada produk dan kemasan,
Hasil penimbangan,
Kesesuaian kemasan,
Penampilan produk,
Fungsi kemasan,
Kelengkapan kemasan,
Tahap akhir pengemasan meliputi pengecekan nama dan isi
produk, nomor bets , nomor regestrasi/notifikasi, segel, pengambilan
retained sample, periksa PSP penimbangan, inner box. Untuk produk
dry seperti make up base, lipstik, dan dekoratif dilakukan pemeriksaan
outgoing product . Pemeriksaan ini dilakukan terhadap produk yang
telah dimasukkan dalam inner/master box. Pada pemeriksaannya
disesuaikan nama produk dan nama pada inner box, nomor bets, nomor
21
b. Sediaan Cair
Sediaan cair dimasukkan pada botol atau tube dengan ukuran tertentu
sesuai ke praktisan dan mek produk masing-masing.
2.11 Distribusi
Pemasaran produk dilakukan dengan dua cara :
Pemasaran Langsung
Yaitu hasil produksi langsung dipasarkan oleh perusahaan kepada
konsumen.
Pemasaran Tidak Langsung
Yaitu pendistribusian dilakukan oleh yang menyalurkan produk kepada
konsumen. Produk-produk PT. Marthita Berto juga dipasarkan diluar
negeri seperti Malaysia, Brunnei Darusalam dan Eropa.
2.12 Hasil Produksi (Brand)
- Belia
- Berto Tea
- Biokos
- Caring Colours
- Cempaka Cosmetics
- Dewi Sri Spa
- Jamu Garden
22
- Mirabella Cosmetics
- PAC
- Rudy Hadisuwarno
- Sariayu
Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan
kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama
puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan
pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian
diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.
PT. Kimia Farma, Tbk. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet,
tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim,
antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di
Indonesia yang mendapat tugas dari pemerintah untuk memproduksi obat
golongan narkotika. Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO:9001.
Granulasi Basah
Pada metode granulasi basah diawali dengan membuat
larutan pengikat. Proses pencampuran awal yaitu bahan aktif,
bahan pengisi, sebagian penghancur dan larutan pengikat
dicampur menggunakan mikser Diosna. Bahan yang telah
tercampur kemudian dikeringkan dalam ruang Dehumidifier.
Dilakukan pemeriksaan LOD (Loss On Drying), jika memenuhi
syarat dilakukan pengayakan dengan Communiting
Fitzmill/Oscilating Granulator agar distribusi partikelnya lebih
seragam. Tahap akhir adalah pencampuran akhir dengan fase luar
atau lubrikan, biasanya digunakan Magnesium Stearat atau Talk,
menggunakan alat V-mikser sehingga menjadi massa cetak.
Selanjutnya, massa cetak tersebut akan dikirim ke Karantine In
Process (KIP) untuk dilakukan pemeriksaan oleh bagian In
Process Control (IPC).
Granulasi Kering
Pada granulasi kering, proses pencampuran awal dilakukan
dengan mengayak semua bahan, kemudian dilakukan
28
2.10Pengolahan Limbah
Limbah yang dihasilkan industri dibagi 4 macam, yaitu limbah
padat, limbah cair, cemaran debu/gas (Betalaktam dan non Betalaktam) serta
limbah bakteri. Pengolahan limbah Industri dilakukan sebagai berikut :
2.10.1 Limbah Padat
Limbah padat industri farmasi dapat bersumber dari :
1) Obat-obat kadaluarsa
2) Kegiatan produksi, meliputi: Kegagalan produksi, debu bahan
formulasi yang terkumpul dari dust collector dan vacuum cleaner,
36
bekas kemasan bahan baku dan bahan pembantu serta kemasan yang
rusak.
3) Kegiatan laboratorium, contohnya agar dari sampel kadaluarsa
4) Kegiatan kantin karyawan, terdiri dari kotoran/sampah dapur
5) Kegiatan administrasi perkantoran, terdiri dari arsip-arsip kadaluarsa
6) Sampah kebun/halaman
Adapun penanganan untuk limbah padat ini antara lain :
2) Kegiatan produksi : Debu yang berasal dari kegiatan proses, antara lain
dari proses granulasi, proses pencetakan tablet, proses coating dan
proses massa kapsul.
Upaya pengelolaan limbah debu atau gas antara lain :
a. Limbah asap dan gas yang keluar dari boiler.
b. Limbah debu yang terjadi dalam proses produksi dikurangi dengan
pemasangan dust collector pada ruang-ruangan yang banyak
menghasikan debu.
c. Pembersihan debu-debu dengan menggunakan vacuum cleaner,
kemudian ditampung dan dikumpulkan, untuk selanjutnya di tangani
seperti limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
2.10.4 Sistem Pengolahan Limbah
Limbah kantin diolah dengan cara pemisahan lemak pada instalasi
penyaringan khusus untuk lemak, dimana padatannya diambil secara
berkala untuk mencegah terjadinya penyumbatan pada pipa
penyaluran limbah dan alat penyaringan.
Limbah domestik ditampung pada bak khusus, cairannya dialirkan ke
Instalasi Pengolahan Limbah Sentral, sedangkan padatannya
diendapkan dan dilakukan penyedotan setiap sekali setahun.
Limbah B3 dari sisa produksi dan debu dust colector disimpan di
gudang khusus limbah B3, untuk penanganannya, industri bekerja
sama dengan pihak ketiga.
Limbah sisa produksi Betalaktam ditampung pada kolam khusus,
untuk selanjutnya dilakukan treatment pemecahan cincin betalaktam
dengan menambahkan larutan NaOH Teknis, kemudian dialirkan ke
Instalasi Pengolahan Limbah Sentral.
Limbah Non-Betalaktam dialirkan ke Instalasi Pengolahan Limbah
Sentral ditampung pada bak utama, disatukan dengan limbah lainnya,
untuk kemudian dialirkan ke bak 2 dan 3 yang berisi bakteri anaerob,
kemudian dialirkan ke bak 4 untuk di aerasi dan penguraian oleh
38
C. NEWater SINGAPORE
1. Gambaran Umum
2.3 Sejarah
Singapura, dengan luas wilayah 700 km2 mampu menyediakan
kebutuhan air bersih bagi penduduknya melalui manajemen pengelolaan
yang baik.
Singapura mengolah kembali air limbah, melakukan desalinasi
(menghilangkan garam dan mineral dari air laut), memperluas area
tangkapan air, dan mengefisiensikan penggunaan air serta manajemen
pengelolaannya. Saat ini, dua per tiga lahan Singapura digunakan sebagai
lokasi penyimpanan air untuk memenuhi kebutuhan 1,4 juta m3 air bersih
di negeri itu.
Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Singapura bekerja
keras memproduksi air bersih bagi penduduknya. Negara dengan
penduduk lebih dari 5 juta jiwa ini mengupayakan manajemen
pengelolaan air bersih yang baik. Selain mengimpor, kebutuhan air bersih
Singapura diperoleh dari reservoir dan daerah tangkapan air lainnya
(20% dari total kebutuhan), penyulingan air laut (10%), dan pengolahan
air limbah menjadi air bersih (30%).
Singapura mengalokasikan dua per tiga dari luas daratannya
sebagai daerah tangkapan air. Area ini dilindungi dari alih fungsi dan
penggunaan lahan lainnya dengan tujuan untuk menangkap setiap tetes
air hujan di Singapura. Melalui drainase permukaan, sungai dan
reservoir, air hujan kemudian masuk ke instalasi pengolahan untuk diolah
menjadi air bersih.
Singapura telah memulai upaya pengolahan air limbah menjadi
air bersih sejak pertengahan tahun 1970-an. Menjelang peralihan abad
40
Conserve : menghemat
Value : hasil / menghasilkan
Enjoy : menikmati
Diharapkan agar semua rakyat Singapura bisa bekerja sama dalam
program menghemat air, menghasilkan cukup air, sehingga semua rakyat
Singapura dapat menikmati hasil yang telah didapat.
2. Lembaga Pengolahan dan Pendistribusian Air Bersih
Pekerja pipa yang memiliki sertifikat dari PUB berlisensi. Pekerja pipa
bertugas untuk memastikan aspek keamanan pasokan air minum tidak
terganggu.
Peralatan Air di Rumah
Memenuhi standar dan persyaratan teknis serta pekerja pipa memastikan
kesesuaian instalasi.
Penegakan Hukum
Pengaturan melalui UU utilitas publik.
7. Distribusi
Setelah diolah, air disimpan di reservoir tertutup sebelum kemudian
didistribusikan kepada para konsumen.
Penggabungan data
Menganalisis dan pelaporan
Sdn Bhd. Produk tersebut antara lain adalah Teh dan Sup Noni, Gora,
Allspice, Kayu manis, Serico, Scaphium, Garcinia, dan Centella.
Mengkudu atau Noni
Nama Latin : Morinda citrifolia
Buah noni mengandung proxeronia yang tinggi yang berfungsi
sebagai enzim yang bisa memulihkan sistem tubuh di samping menjaga
imuntias tubuh. Mengkudu mampu merangsang sistem imun tubuh dan
mengandung selenium untuk mencegah sakit. Penduduk Hawai yang
terkenal dengan tumbuhan mengkudu atau noni, menggunakannya
untuk mengobati kencing manis, sakit jantung, darah tinggi serta
masalah pinggang dan kencing batu. Mengkudu mempunyai sifat
antioksidan di samping bisa mengatasi sakit sendi dan baik untuk
penyakit gout.
Gora atau Cola, Kola.
Nama Latin : Cola nitida
Keluarga : Sterculiaceae
Tanaman yang berasal dari Afrika ini berfungsi untuk
meningkatkan stamina. Mengandung cafein, polifenol, kolin, betaine,
starch, dan gula. Gora dikenal sebagai tonikum yang telah terbukti dan
diakui di seluruh dunia dan mempunyai berbagai khasiat serta fungsi
utuk meningkatkan kesehatan. Berdasarkan penelitian di Australia,
kandungan dalam buah gora aktif untuk mempertahankan kekuatan
mental dan fisik. Gora juga mengatasi neuralgia kronik dan sakit saraf,
lemah otot, kelelahan, dan migrain. Dalam penelitian gora juga bisa
menambah tenaga, menambah selera makan, dan mengatasi mencret.
Renek Serico atau Keji Beling
Nama Latin : Strobilantes crispus Bl
Mempunyai kandungan kalium, natrium, dan silikat. Keji beling
bisa mengobati penyakit kencing manis, hepatitis, sembelit, penyakit
kulit, dan keracunan makanan. Kalium dengan kadar yang tinggi dan
54
pekat pada daunnya bersifat diuretik yang dapat melarutkan batu yang
terbentuk sekaligus melancarkan air kencing.
Allspice
Nama Latin : Pimenta dioica
Digunakan untuk mengobati perut kembung, mencret, dan
masalah saraf. Allspice juga mengatasi sakit dada, sakit sendi,
melegakan sistem pernafasan dan berguna sebagai pembersih darah.
Penelitian juga menyebutkan, pati minyak dari daun allspice sagat baik
untuk ramuan kosmetik dan untuk menghilangkan bau badan di
samping mengobati sakit perut.
Gingko
Nama Latin : Gingko biloba
Terbukti meningkatkan daya ingat, menjaga mental dan
psikologi serta kesehatan mental. Gingko berfungsi memperbaiki
peredaran darah di serabrum dan memperbaiki sel-sel otak, sekaligus
mampu mengobati penyakit pusing. Menurut penelitian, Gingko juga
mengatasi lelah, sakit kepala, lupa, sembelit, dan masalah sakit
pinggang serta jantung.
Asam Gelugur
Nama Latin : Garcinia atroviridis
Mengandung asam hidroksicitris untuk mengurangi kolesterol.
Juga mengurangi asam lemak, menigkatkan pengeluaran glicogen di
hati, mengurangi selera makan, dan menghangatkan badan.
Pegagan
Nama Latin : Centella Asiatica
Pegagan menjaga sistem urat saraf, luka, masalah kulit, selesma,
sakit tengkuk, gatal-gatal, dan memperbaiki fugsi otak untuk
meningkatkan daya ingatan. Penelitian juga mendapatkan bahwa
pegagan membantu dalam mengobati sakit kusta, komplikasi sifilis,
kerusakan hati, radang sendi, sembelit, wasir, membuang lemak,
menggigil, dan masalh pernafasan.
55
Kembang Semangkuk
Nama Latin : Scaphium macropodium
Dapat mengobati penyakit batuk dan lelah, mengurangi demam,
dan melegakan sistem penafasan.
Kayu Manis
Nama Latin : Cinnamomun verum
Mempunyai khasiat mengobati sakit perut,mencret, masalah
haid, dan sakit pinggang.
Kayu putih
Nama Latin : Melaleuca leucadendron Linn
Mengatasi perut kembung, sakit kepala, kejang otot, kurang
selera makan, batuk, mencret, lelah, dan masuk angin.
Eucaliptus
Nama Latin : Eucalyptus globulus
Selain batangnya yang dapat dijadikan kertas, dau dan pati
minyaknya juga dapat mengobati tuberkulosis, paru-paru, radang
tenggorokan, sakit tengkuk, pegal linu, sakit sendi, dan dapat digunakan
sebagai antiseptik.
Royal Stevia
Nama Latin : Stevia rebaudiana
Benihnya diimpor dari Jepang yang lebih dikenal sebagai
campuran atau bahan pemanis dalam makanan.
A. Kesimpulan
Dari hasil kunjungan kerja lapangan diperoleh kesimpulan :
1. PT. Martina Berto adalah perusahaan kosmetika dengan keinginan
mempercantik wanita Indonesia lahir dan bathin dengan memanfaatkan
sumber daya alam Indonesia.
Proses produksi telah berstandar internasional, yaitu ISO 9001, ISO 4001,
Cara Pembuatan Kosmetik yang Benar (CPKB), dan Good Manufacturing
Practices (GMP).
2. PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. adalah salah satu perusahaan obat
terkemuka di Indonesia. PT. Kimi Farma, Tbk Plant Jakarta memproduksi
sediaan tablet, tabletsalut, kapsul, granul, sirop kering, suspensi/ sirop,
tetes mata, krim, antibiotika, dan injeksi. Perusahaan ini juga menjadi satu-
satunya perusahaan yang memiliki hak khusus untuk mengimpor,
memproduksi, dan mendistribusikan obat-obatan golongan narkotika di
Indonesia. Sehingga sudah pasti Industri farmasi ini telah memperoleh
sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan ISO 9001.
3. NEWater Singapore adalah perusahaan yang bergerak di bawah lembaga
PUB ( Public Utilities Board ) yang megelola secara terpadu pasokan air
untuk Singapura, penampungan air, dan air bekas pemakaian. Hingga saat
ini, dapat dikatakan 100% air limbah di Singapura dikumpulkan melalui
jaringan dan diproses untuk kemudian didistribusikan kembali sebagai air
bersih oleh perusahaan NEWater.
4. Nasuha Enterprise Sdn Bhd. adalah perusahaan milik keluarga yang
didirikan oleh Tuan Haji Nasuha Binti Kasian, sebagai perintis dan
pemimpin dalam industri berbasis herbal dan rempah dengan 108 jenis
produk yang diedarkan. Dan perusahaan ini juga meluncurkan 16 jenis teh
56
57
Badan POM. 2003. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. BPOM.
Jakarta
Mathatilaar, 2015, Kunjungan Kerja Lapangan PT. Martina Berto, Tbk. Diaambil
dari https://lehanyai.wordpress.com/farmasi/pkl-industri/. Diakses pada
tanggal 21 Oktober 2015
Nasuha Herbs and Species, 2015, Nasuha Herbs and Spices Paradise. Diambil dari
http://nasuhaherbspices.com/pages/page12.html. Diakses pada tanggal 21
Oktober 2015
58
59