You are on page 1of 19

BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

BAB VI
PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR
EKSTRAK BAHAN ALAMI

6.1 Tujuan

1. 1.Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam terhadap proses
korosi
2. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ekstrak bahan alam

6.2 Teori dasar

"Back to Nature (kembali ke alam)" merupakan istilah yang digunakan oleh banyak
orang, agar masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang telah disediakan oleh
alam dan bukan bahan sintetis.Trend back to natureini didasarkan oleh berbagai kekurangan,
keamanan, dan bahaya kesehatan dari penggunaan yang terus menerus dari bahan kimia
sintetis.Contoh sederhananya adalah dalam bidang pertanian, dimana banyak petani dan
konsumen lebih memilih hasil pertanian yang dipupuk dengan mengunakan pupuk alami
(kompos/kotoran ternak) dibandingkan dengan pupuk sintetis. Contoh-contoh lainnya adalah
penggunaan plastik, dimana sekarang sedang digalakkan pencarian bahan baku plastik alami
(biopolimer) yang diharapkan dapat menggantikan peranan plastik sintetis yang bersifat
nonbiodegradable dan tidak ramah lingkungan.
Istilah back to nature juga berlaku dalam aplikasinya dibidang kimia korosi.
Tetapi sebelum meninjau lebih jauh aplikasinya, mungkin penulis akan menjelaskan terlebih
dahulu apa itu korosi dan inhibitor.
Korosi atau secara awam dikenal sebagai pengkaratan merupakan suatu peristiwa
kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh terjadi reaksi dengan
lingkungan. Biasanya proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang terjadi secara
simultan pada daerah anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup. Proses
pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam,
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014
KELOMPOK 2 89
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam
jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap
logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang
mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat,
urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya
bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan
mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering industri-industri kecil dan menengah jarang
menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem pemipaan, dan sistem pengolahan air
produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan
inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah
lingkungan sangatlah diperlukan.

Bahan Alam sebagai Alternatif Inhibitor

Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung
atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang
mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan
membentuk senyawa kompleks dengan logam. Dari beberapa hasil penelitian seperti Fraunhofer
(1996), diketahui bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada
sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan garam.Keefektifan ini
diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur nitrogen yang berfungsi
sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks.
Sudrajat dan Ilim (2006) juga mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau, lidah buaya, daun
pepaya, daun teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam medium air laut
buatan yang jenuh CO2. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas
dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun tembakau yang
mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin, hidrazin, alanin, quinolin, anilin,
piridin, amina, dan lain-lain (Reynolds, 1994).Lidah buaya mengandung aloin, aloenin, aloesin
dan asam amino.Daun pepaya mengandung N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 90
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

amino (Andrade et al., 1943).Sedangkan daun teh dan kopi banyak mengandung senyawa kafein
dimana kafein dari daun teh lebih banyak dibandingkan kopi.

Mekanisme Proteksi

Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi
diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi yang terjadi
antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti CO2 diperkirakan menghasilkan FeCO3,
oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3 dan reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan
alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen
mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke
dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -
> Fe (menerima elektron).

Gambar 6.1. mekanisme proteksi

Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam
jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap
logam. (Trethewey,KR& Chamberlain, J. 1991).

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 91
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa 92elativ dan anorganik yang
mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan 92elative bebas, seperti nitrit, kromat, fospat,
urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya
bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan
mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering 92elative-industri kecil dan menengah jarang
menggunakan inhibitor pada 92elati pendingin, 92elati pemipaan, dan 92elati pengolahan air
produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan
inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah
lingkungan sangatlah diperlukan.

Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan
logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya
yang 92elative murah dan prosesnya yang sederhana. (Sudrajat dan Ilim. 2006)

Nikotin

Nikotin adalah sebuah senyawa kimia 92elativ, sebuah alkaloid yang ditemukan secara
alami di berbagai macam tumbuhan seperti tembakau.Nikotin merupakan komponen psikoaktif di
dalam daun tembakau dan bersifat adiktif.Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat
yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan
korosi lingkungan terhadap logam.Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa
92elativ dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan 92elative bebas,
seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun
demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang
berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering 92elative-industri
kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada 92elati pendingin, 92elati pemipaan, dan
92elati pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk
itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan
ramah lingkungan sangatlah diperlukan.

Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan
logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 92
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya
yang 93elative murah dan prosesnya yang sederhana.

Beberapa 93elati lingkungan yang dapat mempengaruhi proses korosi antara lain, yaitu :

1. Suhu

Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal ini terjadi karena
makin tinggi suhu maka 93elati 93elativ dari partikel-partikel yang bereaksi akan meningkat
sehingga melampaui besarnya harga 93elati aktivasi dan akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi)
juga akan makin cepat, begitu juga sebaliknya. (Fogler, 1992)2.

6.. Kecepatan alir fluida atau kecepatan pengadukan

Laju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida bertambah besar. Hal ini
karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan semakin besar sehingga ion-ion logam akan
makin banyak yang lepas sehingga logam akan mengalami kerapuhan (korosi). (Kirk Othmer,
1965)

6.. Konsentrasi bahan korosif

Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan. Larutan yang bersifat
asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang berada didalam media larutan asam akan
lebih cepat terkorosi karena karena merupakan reaksi anoda. Sedangkan larutan yang bersifat
basa dapat menyebabkan korosi pada reaksi katodanya karena reaksi katoda selalu serentak
dengan reaksi anoda (Djaprie, 1995)

6.. Oksigen

Adanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam yang
lembab.Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Di dalam air (lingkungan terbuka),
adanya oksigen menyebabkan korosi (Djaprie,1995)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 93
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

5. Waktu kontak

Aksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi lebih besar. Dengan
adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan menyebabkan laju reaksi menjadi
lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor untuk melindungi logam menjadi lebih lama.
Kemampuan inhibitor untuk melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu
tertentu, hal itu dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis
terserang oleh larutan. (Uhlig , 1958)
6.. Pencegahan Korosi
Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

6.. Pelapisan

Dilakukan dengan memberikan suatu lapisan yang dapat mengurangi kontak antara logam
dengan lingkungannya.Lapisan pelindung yang sering dipakai adalah bahan metalik, anoganik
ataupuun 94elativ yang 94elative tipis.

b. Aliasi logam

Dengan cara mencampurkan logam satu dengan logam yang lain. Aliasi logam ini bertujuan agar
mutu suatu logam akan meningkat.

c. Penambahan inhibitor

Inhibitor adalah senyawa tertentu yang ditambahkan pada elektrolit untuk membatasi korosi
bejana logam. Inhibitor terdiri dari anion atom-ganda yang dapat masuk kepermukaan logam,
dengan demikian dapat menghasilkan selaput lapisan tunggal yang kaya oksigen

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 94
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

6.3 Metodologi penelitian

6.3.1 Skema proses

Siapkan alat dan bahan

Pengektrakan ke tiga bahan inhibitor Pengampelasa st37 perhitungan dimensi


teh, tembakau, kopi dan penimbangan berat

Masukan spesimen st37 ke dalam gelas


kimia berisi 3 larutan : the,tembakau,kopi

Amati perubahan yang terjadi hitung besar


potensial dan pH selama 5 hari berturut
turut

Analisa dan pembahasan

Kesimpulan

Gambar 6.2. skema proses bab VI

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 95
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

6.3.2 Penjelasan skema proses

 Siapkan alat dan bahan untuk percobaan


 Buat ekstrak teh, tembakau dan kopi dengan cara dipanaskan dan saring dengan kertas
saring serta pengampelasan dan perhitungan dimensi spesimen serta penimbangan
beratnya.
 Masukan ke 3 spesimen baja st-37 ke dalam gelas kimia yang berisi 3 ekstrak bahan alami
teh, tembakau dan kopi
 Amati perubahan spesimen yang terjadi dalam 5 hari dan hitung potensial dan phnya
 Analisa dan bahas hasil tersebut
 Lalu simpulkan hasil nya

6.3.3 Gambar proses

6.3.4 Alat dan Bahan

Alat

 Pemanas
 Neraca digital

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 96
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

 Elenmeyer
 Gelas kimia
 Pengaduk
 pH meter
 Potensiometer
 Jangka sorong

Bahan

 Aqua dm
 Tembakau
 Kopi
 Teh
 St-37
 Amplas 150,800,1000 mesh
 Kertas saring
 Nacl 3%

6.4Data pengamatan

6.4.1 Data pengamatan secara visual dan potenisal-pH

Tabel 6.1.Larutan teh

No Hari/tanggal Gambar intensitas korosi dalam Potensial pH Pengamatan


pengecekan larutan mV secara visual
1 Hari ke 0 Tidak terjadi apa
Data awal apa
Sabtu, 25-01-2014

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 97
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

2 Hari ke 1 -126 4,89 -warna larutan


Minggu,26-01- hitam pekat
2014 -ada gelambung
-ada endapan
3 Hari ke 2 -409 5,15 -warna hitam
Senin,27-01-2014 pekat
-ada bau

4 Hari ke 3 -422 5,41 -warna menjadi


Selasa,28-01-2014 hitam
kecoklatan
-ada bau
5 Hari ke 4 -107 4,3 -warna abu abu
Rabu,29-01-2014 -ada bau
-ada endapan

6 Hari ke 5 -83 5,55 -ada bau


Kamis,30-01-2014 -warna hitam
-ada endapan

Tabel 6.2. Larutan kopi

No Hari/tanggal Gambar intensitas korosi dalam Potensial pH Pengamatan


pengecekan larutan mV secara visual
1 Hari ke 0 Tidak terjadi apa
Data awal apa
Sabtu, 25-01-2014

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 98
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

2 Hari ke 1 -50 5,92 -pada spesimen


Minggu,26-01- sedikit
2014 perubahan
warna menjadi
gelap

3 Hari ke 2 -52 6,60 -warna hitam


Senin,27-01-2014 pekat
-ada bau

4 Hari ke 3 -437 7,20 -warna menjadi


Selasa,28-01-2014 hitam
-ada bau

5 Hari ke 4 -16 7,25 -warna abu abu


Rabu,29-01-2014 -ada bau
-ada endapan

6 Hari ke 5 -72 7,25 -ada bau


Kamis,30-01-2014 -warna abu abu
-ada endapan

Tabel 6.3. Larutan tembakau

No Hari/tanggal Gambar intensitas korosi dalam Potensial pH Pengamatan


pengecekan larutan mV secara visual

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 99
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

1 Hari ke 0 Tidak terjadi apa


Data awal apa
Sabtu, 25-01-2014

2 Hari ke 1 -81 5,78 -warna menjadi


Minggu,26-01- hitam mengkilap
2014

3 Hari ke 2 -449 5,80 -warna hitam


Senin,27-01-2014 mengkilap
-ada bau

4 Hari ke 3 -253 6,89 -warna hitam


Selasa,28-01-2014 mengkilap
-ada bau

5 Hari ke 4 -22 7,10 -warna hitam


Rabu,29-01-2014 mengkilap
-ada bau
-ada endapan

6 Hari ke 5 -49 7,08 -ada bau


Kamis,30-01-2014 -warna hitam
pekat
-ada endapan

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 100
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

6.4.2 Diagram pourbaix

Gambar 6.3. Diagram pourbaix teh

Ket :

 hari ke 1 garis warna biru (potensial -0,126 pH 4,89)


 hari ke 2 garis warna merah (potensial -0,409 pH 5,15)
 hari ke 3 garis warna hijau (potensial -0,422 pH 5,41)
 hari ke 4 garis warna kuning (potensial -0,107 pH 4,43)
 hari ke 5 garis warna ungu (potensial -0,083 pH 5,50)

Gambar 6.4. Diagram porbaix kopi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 101
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

Ket :

 hari ke 1 garis warna biru (potensial -0,050 pH 5,92)


 hari ke 2 garis warna merah (potensial -0,052 pH 6,60)
 hari ke 3 garis warna hijau (potensial -0,437 pH 7,20)
 hari ke 4 garis warna kuning (potensial -0,016 pH 7,20)
 hari ke 5 garis warna ungu (potensial -0,072 pH 7,20)

Gambar 6.5. Diagram pourbaix tembakau

Ket :

 hari ke 1 garis warna biru


 hari ke 2 garis warna merah
 hari ke 3 garis warna hijau
 hari ke 4 garis warna kuning

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 102
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

 hari ke 5 garis warna ungu

6.4.3 perhitungan

6.4.3.1 perhitungan penampang

Luas permukaan tembakau

 Aawal = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)

=2(50,84 x 31,26)+2(50,84 x 0,98)+2(31,26 x 0,98)

=3339,44 mm2

 Aakhir = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)


=2(50,84 x 31,18)+2(50,88 x 0,8)+2(31,18 x 0,8)

=3304,17 mm2

Luas permukaan teh

 Aawal = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)

=2(50,92 x 30,04)+2(50,92 x 0,80)+2(30,04 x 0,80)

=3188,81 mm2

 Aakhir = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)

=2(50,90 x 30,10)+2(50,92 x 1)+2(30,10 x 1)

=3226,18 mm2

Luas permukaan kopi

 Aawal = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 103
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

=2(51,08 x 30,10)+2(51,08 x 0,94)+2(30,70 x 0,94)

=3290,06 mm2

 Aakhir = 2(Pak x lak)+2(Paw x Aaw)+2(law + Aaw)

=2(51,08 x 31,82)+2(51x 0,96)+2(31,82 x 0,96)

=3404,63mm2

6.4.3.2 perhitungan laju korosi

Tembakau

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

534 x 20
=
7,8 x 5,12 x 120

= 2,22 mpy

Teh

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

534 x 10
=
7,8 x 5 x 120

= 1,14 mpy

Kopi

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 104
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

534 x 20
=
7,8 x 5,27 x 120

= 6,14 mpy

6.5 Analisa dan kesimpulan

Untuk perbandingan laju korosi diatas,setelah dibandingkan,ternyata larutan tehteh lebih


sedikit dari larutan kopi dan larutan tembakau.itu membuktikan bahwa larutan teh mengandung
anti oksidan yang tinggi dibanding larutan kopi dan larutan tembakau.

bahwa laju korosi melambat tapi tidak sampai pada pasif hanya kopi saja dalam diagram
pourbaix yang sampai pada daerah pasif.

Inhibitor tembakau mempunyai pH yang naik dari 5,78 sampai ke 7,10 dan pada potensialnya
terjadi penurunan dan kenaikan yang sangat tajam ini bias juga karena kesalahan pada
pengukuran di hari ke 2 bisa mencapai -449 dan hari ke 3 -253 sedangkan hari ke 1,4 dan 5
potensial di atas -100 tetapi di lihat dari perhitungan laju korosi 2,22 mpy dan hanya kehilangan
dimensi 35,27 mm2dalam 5 hari.

6.6 Kesimpulan
o Media Inhibitor bisa menggunakan bahan-bahan alami berkadar antioksidan tinggi
o Penggunaan larutan tersebut diatas kurang efektif
o Antara perhitungan dan diagram tidak sinkron
o Menurut perhitungan laju korosi the yang lambat
o Menurut diagram kopi yang mampu membawa ke dalam zona pasif sehingga dapat
menghalangi korosi
o Semua inhibitor bersifat basa sehingga dapat menghalangi terjadinya korosi

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 105
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

6.7 Tugas

1. Laju korosi

Tembakau

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

534 x 20
=
7,8 x 5,12 x 120

= 2,22 mpy

Teh

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

534 x 10
=
7,8 x 5 x 120

= 1,14 mpy

Kopi

534.w
Laju korosi =
ρ.A.T

534 x 20
=
7,8 x 5,27 x 120

= 6,14 mpy

Vko− Vki
2. Efisiensi inhibitor= x 100%
Vko

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 106
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami

Vko− Vki
Teh = x 100%
Vko

11,24− 1,14
= x 100%
1,14

= 81,45%

Vko− Vki
Tembakau = x 100%
Vko

11,24− 2,22
= x 100%
2,22

= 40,63%

Vko− Vki
Kopi = x 100%
Vko

11,24− 6,64
= x 100%
6,64

= 6,92 %

3. Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi
diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi
yang terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti CO2 diperkirakan
menghasilkan FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3 dan reaksi antara
Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor
ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada
permukaan logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit,
reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -> Fe (menerima
elektron).

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014


KELOMPOK 2 107

You might also like