Professional Documents
Culture Documents
BAB VI
PENGENDALIAN KOROSI DENGAN PENAMBAHAN INHIBITOR
EKSTRAK BAHAN ALAMI
6.1 Tujuan
1. 1.Mengetahui dan memahami pengaruh penambahan ekstrak bahan alam terhadap proses
korosi
2. Mengetahui dan memahami mekanisme pengendalian korosi dengan penambahan
inhibitor ekstrak bahan alam
"Back to Nature (kembali ke alam)" merupakan istilah yang digunakan oleh banyak
orang, agar masyarakat kembali memanfaatkan bahan-bahan kimia yang telah disediakan oleh
alam dan bukan bahan sintetis.Trend back to natureini didasarkan oleh berbagai kekurangan,
keamanan, dan bahaya kesehatan dari penggunaan yang terus menerus dari bahan kimia
sintetis.Contoh sederhananya adalah dalam bidang pertanian, dimana banyak petani dan
konsumen lebih memilih hasil pertanian yang dipupuk dengan mengunakan pupuk alami
(kompos/kotoran ternak) dibandingkan dengan pupuk sintetis. Contoh-contoh lainnya adalah
penggunaan plastik, dimana sekarang sedang digalakkan pencarian bahan baku plastik alami
(biopolimer) yang diharapkan dapat menggantikan peranan plastik sintetis yang bersifat
nonbiodegradable dan tidak ramah lingkungan.
Istilah back to nature juga berlaku dalam aplikasinya dibidang kimia korosi.
Tetapi sebelum meninjau lebih jauh aplikasinya, mungkin penulis akan menjelaskan terlebih
dahulu apa itu korosi dan inhibitor.
Korosi atau secara awam dikenal sebagai pengkaratan merupakan suatu peristiwa
kerusakan atau penurunan kualitas suatu bahan logam yang disebabkan oleh terjadi reaksi dengan
lingkungan. Biasanya proses korosi logam berlangsung secara elektrokimia yang terjadi secara
simultan pada daerah anoda dan katoda yang membentuk rangkaian arus listrik tertutup. Proses
pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan logam,
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM KOROSI DAN PERLINDUNGAN LOGAM 2014
KELOMPOK 2 89
BAB VI pengendalian korosi dengan penambahan inhibitor ekstrak bahan alami
perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi.
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam
jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap
logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang
mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan elektron bebas, seperti nitrit, kromat, fospat,
urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya
bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan
mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering industri-industri kecil dan menengah jarang
menggunakan inhibitor pada sistem pendingin, sistem pemipaan, dan sistem pengolahan air
produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan
inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah
lingkungan sangatlah diperlukan.
Salah satu alternatifnya adalah ekstrak bahan alam khususnya senyawa yang mengandung
atom N, O, P, S, dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas. Unsur-unsur yang
mengandung pasangan elektron bebas ini nantinya dapat berfungsi sebagai ligan yang akan
membentuk senyawa kompleks dengan logam. Dari beberapa hasil penelitian seperti Fraunhofer
(1996), diketahui bahwa ekstrak daun tembakau, teh dan kopi dapat efektif sebagai inhibitor pada
sampel logam besi, tembaga, dan alumunium dalam medium larutan garam.Keefektifan ini
diduga karena ekstrak daun tembakau, teh, dan kopi memiliki unsur nitrogen yang berfungsi
sebagai pendonor elektron terhadap logam Fe2+ untuk membentuk senyawa kompleks.
Sudrajat dan Ilim (2006) juga mengemukakan bahwa ekstrak daun tembakau, lidah buaya, daun
pepaya, daun teh, dan kopi dapat efektif menurunkan laju korosi mild steel dalam medium air laut
buatan yang jenuh CO2. Efektivitas ekstrak bahan alam sebagai inhibitor korosi tidak terlepas
dari kandungan nitrogen yang terdapat dalam senyawaan kimianya seperti daun tembakau yang
mengandung senyawa-senyawa kimia antara lain nikotin, hidrazin, alanin, quinolin, anilin,
piridin, amina, dan lain-lain (Reynolds, 1994).Lidah buaya mengandung aloin, aloenin, aloesin
dan asam amino.Daun pepaya mengandung N-asetil-glukosaminida, benzil isotiosianat, asam
amino (Andrade et al., 1943).Sedangkan daun teh dan kopi banyak mengandung senyawa kafein
dimana kafein dari daun teh lebih banyak dibandingkan kopi.
Mekanisme Proteksi
Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi
diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi yang terjadi
antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti CO2 diperkirakan menghasilkan FeCO3,
oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3 dan reaksi antara Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan
alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen
mendonorkan sepasang elektronnya pada permukaan logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke
dalam larutan elektrolit, reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -
> Fe (menerima elektron).
Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan dalam
jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap
logam. (Trethewey,KR& Chamberlain, J. 1991).
Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa 92elativ dan anorganik yang
mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan 92elative bebas, seperti nitrit, kromat, fospat,
urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun demikian, pada kenyataannya
bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang berbahaya, harganya lumayan
mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering 92elative-industri kecil dan menengah jarang
menggunakan inhibitor pada 92elati pendingin, 92elati pemipaan, dan 92elati pengolahan air
produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk itu penggunaan
inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan ramah
lingkungan sangatlah diperlukan.
Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan
logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya
yang 92elative murah dan prosesnya yang sederhana. (Sudrajat dan Ilim. 2006)
Nikotin
Nikotin adalah sebuah senyawa kimia 92elativ, sebuah alkaloid yang ditemukan secara
alami di berbagai macam tumbuhan seperti tembakau.Nikotin merupakan komponen psikoaktif di
dalam daun tembakau dan bersifat adiktif.Inhibitor korosi sendiri didefinisikan sebagai suatu zat
yang apabila ditambahkan dalam jumlah sedikit ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan
korosi lingkungan terhadap logam.Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa
92elativ dan anorganik yang mengandung gugus-gugus yang memiliki pasangan 92elative bebas,
seperti nitrit, kromat, fospat, urea, fenilalanin, imidazolin, dan senyawa-senyawa amina. Namun
demikian, pada kenyataannya bahwa bahan kimia sintesis ini merupakan bahan kimia yang
berbahaya, harganya lumayan mahal, dan tidak ramah lingkungan, maka sering 92elative-industri
kecil dan menengah jarang menggunakan inhibitor pada 92elati pendingin, 92elati pemipaan, dan
92elati pengolahan air produksi mereka, untuk melindungi besi/baja dari serangan korosi. Untuk
itu penggunaan inhibitor yang aman, mudah didapatkan, bersifat biodegradable, biaya murah, dan
ramah lingkungan sangatlah diperlukan.
Proses pencegahan korosi dapat dilakukan, diantaranya dengan pelapisan pada permukaan
logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor korosi dan lain-lain. Sejauh ini, penggunaan
inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi, karena biayanya
yang 93elative murah dan prosesnya yang sederhana.
Beberapa 93elati lingkungan yang dapat mempengaruhi proses korosi antara lain, yaitu :
1. Suhu
Kenaikan suhu akan menyebabkan bertambahnya kecepatan reaksi korosi. Hal ini terjadi karena
makin tinggi suhu maka 93elati 93elativ dari partikel-partikel yang bereaksi akan meningkat
sehingga melampaui besarnya harga 93elati aktivasi dan akibatnya laju kecepatan reaksi (korosi)
juga akan makin cepat, begitu juga sebaliknya. (Fogler, 1992)2.
Laju korosi cenderung bertambah jika laju atau kecepatan aliran fluida bertambah besar. Hal ini
karena kontak antara zat pereaksi dan logam akan semakin besar sehingga ion-ion logam akan
makin banyak yang lepas sehingga logam akan mengalami kerapuhan (korosi). (Kirk Othmer,
1965)
Hal ini berhubungan dengan pH atau keasaman dan kebasaan suatu larutan. Larutan yang bersifat
asam sangat korosif terhadap logam dimana logam yang berada didalam media larutan asam akan
lebih cepat terkorosi karena karena merupakan reaksi anoda. Sedangkan larutan yang bersifat
basa dapat menyebabkan korosi pada reaksi katodanya karena reaksi katoda selalu serentak
dengan reaksi anoda (Djaprie, 1995)
6.. Oksigen
Adanya oksigen yang terdapat di dalam udara dapat bersentuhan dengan permukaan logam yang
lembab.Sehingga kemungkinan menjadi korosi lebih besar. Di dalam air (lingkungan terbuka),
adanya oksigen menyebabkan korosi (Djaprie,1995)
5. Waktu kontak
Aksi inhibitor diharapkan dapat membuat ketahanan logam terhadap korosi lebih besar. Dengan
adanya penambahan inhibitor kedalam larutan, maka akan menyebabkan laju reaksi menjadi
lebih rendah, sehingga waktu kerja inhibitor untuk melindungi logam menjadi lebih lama.
Kemampuan inhibitor untuk melindungi logam dari korosi akan hilang atau habis pada waktu
tertentu, hal itu dikarenakan semakin lama waktunya maka inhibitor akan semakin habis
terserang oleh larutan. (Uhlig , 1958)
6.. Pencegahan Korosi
Pencegahan korosi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
6.. Pelapisan
Dilakukan dengan memberikan suatu lapisan yang dapat mengurangi kontak antara logam
dengan lingkungannya.Lapisan pelindung yang sering dipakai adalah bahan metalik, anoganik
ataupuun 94elativ yang 94elative tipis.
b. Aliasi logam
Dengan cara mencampurkan logam satu dengan logam yang lain. Aliasi logam ini bertujuan agar
mutu suatu logam akan meningkat.
c. Penambahan inhibitor
Inhibitor adalah senyawa tertentu yang ditambahkan pada elektrolit untuk membatasi korosi
bejana logam. Inhibitor terdiri dari anion atom-ganda yang dapat masuk kepermukaan logam,
dengan demikian dapat menghasilkan selaput lapisan tunggal yang kaya oksigen
Kesimpulan
Alat
Pemanas
Neraca digital
Elenmeyer
Gelas kimia
Pengaduk
pH meter
Potensiometer
Jangka sorong
Bahan
Aqua dm
Tembakau
Kopi
Teh
St-37
Amplas 150,800,1000 mesh
Kertas saring
Nacl 3%
6.4Data pengamatan
Ket :
Ket :
Ket :
6.4.3 perhitungan
=3339,44 mm2
=3304,17 mm2
=3188,81 mm2
=3226,18 mm2
=3290,06 mm2
=3404,63mm2
Tembakau
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 20
=
7,8 x 5,12 x 120
= 2,22 mpy
Teh
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 10
=
7,8 x 5 x 120
= 1,14 mpy
Kopi
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 20
=
7,8 x 5,27 x 120
= 6,14 mpy
bahwa laju korosi melambat tapi tidak sampai pada pasif hanya kopi saja dalam diagram
pourbaix yang sampai pada daerah pasif.
Inhibitor tembakau mempunyai pH yang naik dari 5,78 sampai ke 7,10 dan pada potensialnya
terjadi penurunan dan kenaikan yang sangat tajam ini bias juga karena kesalahan pada
pengukuran di hari ke 2 bisa mencapai -449 dan hari ke 3 -253 sedangkan hari ke 1,4 dan 5
potensial di atas -100 tetapi di lihat dari perhitungan laju korosi 2,22 mpy dan hanya kehilangan
dimensi 35,27 mm2dalam 5 hari.
6.6 Kesimpulan
o Media Inhibitor bisa menggunakan bahan-bahan alami berkadar antioksidan tinggi
o Penggunaan larutan tersebut diatas kurang efektif
o Antara perhitungan dan diagram tidak sinkron
o Menurut perhitungan laju korosi the yang lambat
o Menurut diagram kopi yang mampu membawa ke dalam zona pasif sehingga dapat
menghalangi korosi
o Semua inhibitor bersifat basa sehingga dapat menghalangi terjadinya korosi
6.7 Tugas
1. Laju korosi
Tembakau
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 20
=
7,8 x 5,12 x 120
= 2,22 mpy
Teh
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 10
=
7,8 x 5 x 120
= 1,14 mpy
Kopi
534.w
Laju korosi =
ρ.A.T
534 x 20
=
7,8 x 5,27 x 120
= 6,14 mpy
Vko− Vki
2. Efisiensi inhibitor= x 100%
Vko
Vko− Vki
Teh = x 100%
Vko
11,24− 1,14
= x 100%
1,14
= 81,45%
Vko− Vki
Tembakau = x 100%
Vko
11,24− 2,22
= x 100%
2,22
= 40,63%
Vko− Vki
Kopi = x 100%
Vko
11,24− 6,64
= x 100%
6,64
= 6,92 %
3. Mekanisme proteksi ekstrak bahan alam terhadap besi/baja dari serangan korosi
diperkirakan hampir sama dengan mekanisme proteksi oleh inhibitor organik. Reaksi
yang terjadi antara logam Fe2+ dengan medium korosif seperti CO2 diperkirakan
menghasilkan FeCO3, oksidasi lanjutan menghasilkan Fe2(CO3)3 dan reaksi antara
Fe2+ dengan inhibitor ekstrak bahan alam menghasilkan senyawa kompleks. Inhibitor
ekstrak bahan alam yang mengandung nitrogen mendonorkan sepasang elektronnya pada
permukaan logam mild steel ketika ion Fe2+ terdifusi ke dalam larutan elektrolit,
reaksinya adalah Fe -> Fe2+ + 2e- (melepaskan elektron) dan Fe2+ + 2e- -> Fe (menerima
elektron).