Professional Documents
Culture Documents
KEPULAUAN SANTORINI
Kepulauan Santorini terletak di sebelah timur laut mediterrania sekitar 110 km di utara Crete.
Tidak seperti pulau di Yunani lainnya yang terdiri dari batu gamping putih dan marmer,
Santorini berwarna gelap dan brooding.
Pulau palaea kameni (old burnt island) dan nea kameni (new burnt island) di dalam kaldera,
keduanya terbentuk pasca vulkanisme Zaman Bronze. NamaThera selain merupakan nama
pulau terbesar di Santorini, juga merupakan nama gunungapi raksasa yang menjadi asal
kepulauan ini. Sebagian besar geologist sepakat bahwa saat kaldera terbentuk, air laut masuk
ke dalamnya dan menghasilkan tsunami besar ke segala arah di daerah tersebut.
SETTING TEKTONIK
Gunungapi di Yunani terletak di sepanjang jalur ring of fire laut pasifik yang terbentuk karena
adanya tumbukan antar lempeng (Gambar 2). Lempeng afrika bergerak ke timur dan secara
bersamaan berotasi berlawanan arah jarum jam, sehingga bagian timur laut afrika bertumbukan
dengan lempeng Eurasia dan tersubduksi di bawah Laut Aegean. Tatanan tektonik daerah
Aegean cukup kompleks akibat gerakan arabian platelet ke utara sehingga mendorong
Anatolian platelet ke barat menuju Yunani. Gerakan lempeng afrika ke timur laut dan lempeng
Anatolian ke barat menyebabkan terangkatnya lempeng di bawah laut Aegean, menyebabkan
munculnya Cycladic Islands.
SEJARAH LETUSAN
Gunung Thera diperkirakan pertama kali erupsi sekitar 100 000 tahun lalu. Hasilnya
meninggalkan deposit batu apung dengan tebal 30 meter lalu ledakan kedua menghasilkan
endapan serupa hingga 60 meter di bagian tengah hingga selatan gunung.
Pada Zaman Perunggu, terjadi empat fase letusan yang diperkirakan menjadi aktivitas vulkanik
yang memiliki kontribusi banyakpada pembentukan Santorini:
FASE 1: Letusan pertama, abu dan batu apung dimuntahkan hinga ke atmosfer dan jatuh
kembali ke Thera dengan ketebalan 6 meter serta ke laut di sekitarnya. Kolom letusan runtuh
menyebabkan timbulnya awan panas dan ledakan material fragmental.
FASE 2: Terjadi erupsi uap, air laut masuk ke bagian kawah melalui patahan yang
menghubungkan laut dengan magma panas di bawah gunung api. Terjadilah ledakan yang
sangat kuat diikuti aliran lumpur dengan pergerakan yang cepat dan menghasilkan endapan 12
meter.
FASE 3: Terjadi Ledakan akibat masuknya air laut ke bagian atas ruang magma, menghasilkan
abu, batu apung, dan fragmen batuan besar yang terakumulasi setebal 60 meter. Ledakan sangat
keras dan terdengar di seluruh Eropa Selatan, Afrika Utara, dan Timur Tengah, sinar matahari
redup selama beberapa hari. Asumsi ini didasarkan pada letusan Krakatau di Selat Sunda antara
Jawa dan Sumatra (1883) yang memiliki nilai VEI (Volcanic Explosivity Index) sebesar 6.
FASE 4: Terdapat aliran piroklastik yang cukup banyak dan menghasilkan lapisan abu, batu
apung, dan fragmen batuan baik di darat maupun di laut.
DAMPAK LETUSAN
Pasca letusan pada Zaman Perunggu, terbentuk Pulau Palea Kameni dan Nea Kameni di dalam
Kaldera Thera. Tahun 1956 M terjadi gempa besar yang menewaskan banyak orang.
Terdapat beberapa dampak negatif yang diakibatkan letusan Gunung Thera diantaranya:
1) Pendinginan global, musim dingin terjadi di berbagai wilayah Eropa pada 1620-1630 M.
2) Polusi Atmosfer, terjadi tetesan Asam Sulfat di langit yang kemudian membentuk Aerosol
di atmosfer sekitar tahun 1645 M.
3) Banjir terjadi di Cina akibat curah hujan yang sangat tinggi.
4) Kekeringan terjadi setalah bencana banjir terjadi.
5) Kelaparan terjadi di berbagai negara akibat musim yang abnormal, berbagai pertanian dan
perkebunan tidak bisa beroperasi dan menghasilkan pangan seperti biasanya.
Selain dampak negatif, beberapa tahun kemudian mulai tampak dan dirasakan masyarakat
Santorini sebagai dampak positif dari hasil letusan Gunung Thera:
1) Pemandangan alam yang indah dan bahan studi.
2) Tanah vulkanik yang subur sehingga muncul berbagai jenis usaha pertanian seperti tomat,
kacang, dan lain-lain.
3) Terbentuknya usaha pertambangan batu apung dan vulkanik yang merupakan produk hasil
erupsi Zaman Perunggu.
4) Bahan bangunan alami melimpah dan dijadikan sebagai bahan semen berkualitas tinggi
juga bahan pembuatan tanggul dan lapisan permukaan untuk penampung air.
Kelompok 3
1. Islandia merupakan sebuah pulau vulkanik yang terletak tepat diatas Mid-Atlantic Ridge
2. Wilayah ini juga dikenal sebagai wilayah dengan dengan aktivitas vulkanik tertinggi di
dunia. Mayoritas erupsi tersebut berasal dari rekahan terbuka.
3. Dengan frekuensi aktivitas vulkanik yang tinggi disertai dengan luasnya hamparan glacier
di Islandia, negara ini pun dikenal sebagai “The island of fire and ice”
4. Lempeng tektonik Amerika Utara dan Eurasian saling bergerak menjauhi di sepanjang Mid-
Atlantic Ridge, menjadikan Islandia benar-benar ditarik dari arah yang berlawanan oleh
kedua lempeng tersebut
5. Islandia juga berada tepat diatas plume magma. Data seismic menunjukan bahwa badan
plume tersebut memiliki lebar 300 km dan kedalaman hingga 400 km. Gaya dorong plume
tersebut mengakibatkan naiknya permukaan litosfer dengan besar area mencapai 2 kali lipat
diameter plume tersebut. Beberapa geologis percaya bahwa lempeng tektonik yang saling
menjauhi mengakibatkan plume menemukan celah untuk mendorong litorsfer. Akan tetapi,
ada pula beberap geologis yang berpendapat sebaliknya, atau dengan kata lain plume yang
naik menyebabkan adanya pergerakan lempeng tersebut.
6. Ketika tekanan keatas membuat rekahan pada bagian litosfer, magma akhinyr dapat
mengintrusi kedalam beberapa fracture dan mengeras sehingga bisa membentuk dike dan
sill.
7. Berbeda dengan fissure eruptions yang cenderung bergerak perlahan dan tenang, gunung
api di Islandia cenderung menghasilkan erupsi yang bersifat eksplosif, karena sifat
magmanya yang cukup kental.
8. Panas dari magma yang mengintrusi gunung api yang tertutup es, seperti Grimdvöts dan
Katla, dapat menghasilkan lelehan air dalam jumlah besar. Air ini kemudian akan mengisi
kaldera sampai kaldera tidak mampu menahan lagi dan mengalami erupsi dan kemudian
menyebabkan banjir besar yang disebut jökulhlaups (glacier burst). Banjir ini membawa
bongkahan es, pasir, gravel, dan fragmen batuan berukuan besar yang kemudian puingnya
akan terendapkan di dataran.
Gambar 1. Laki Fissure Zone
1. Gas yang dihasilkan sebagian besar uap air, namun juga menganduk 6% karbon
dioksida 3% sulfur dioksida, dan 1% hydrogen kloridan dan florin. Meskipun jumlah
sulfur dioksida yang terkandung dalam gas hanya 3%, namun jumlahnya mencapai 50
ton di udara. Ketika sulfur dioksida ini bereaksi dengan uap air yang ada di udara, hal
ini menyebabkan hujan asam yang kemudian menyebabkan gagal panen. Selain itu gas
yang terpenetrasi sampai ke stratosfer menyebabkan musim dingin yang berkelaanjutan
sepanjang tahun 1783 sampai 1784.
Kelompok 2
Vesuvius
1. Meletus pada 79 C.E dan memakan banyak sekali korban jiwa paling banyak dari kota Pompeii dan
Herculaneum
2. Berada di daratan Campania dia bagian selatan Italia diantara Pegunungan Apennine dan Laut Tyrrhenian
3. Studi geofisika menunjukkan bahwa dapur magma di bawah Vesuvius berada pada 5 km di bawah gunungapi,
hampir 2 km tingginya, dan sekitar 1 km dalam diameter
4. Ada indikasi bahwa Gunungapi Vesuvius dibentuk pada dua perpotongan dari patahan pada kerak bumi-yaitu
sesar dengan arah baratlaut hampir sama dengan Apennine dan sesar dengan arah timurlaut yang memanjang
dari Bay of Naples.
5. Daerah ini telah terangkat dan terendam berulang kali, ditandai dengan adanya jejak organisme laut dangkal
pada pilar sebagai efek dari adanya uplift dan subsidence
6. Setelah letusan yang menghancurkan kedua kota (Pompeii dan Herculaneum), Vesuvius mengeluarkan dua
kali luncuran piroklastik dengan letusan akhir yang diiringi oleh gempa besar dan munculnya awan hitam
besar yang menimbun zona Pompeii, Herculaneum dan daerah sekitarnya.