Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Dr. Mona Metiyahuha Ganie
dr. Aini Putri
Pembimbing :
dr. Hj. Evi Mutia Afriyeti
A. Latar Belakang
yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya.
dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung, dan
pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu penyakit metabolik yang ditandai
adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek sekresi insulin, gangguan kerja
sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang, diantara
penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak menular yang
pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun berjumlah 150 juta
orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun 2025 jumlah tersebut
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 20303 .
kualitas sumber daya manusia dan peningkatan biaya kesehatan yang cukup besar,
maka semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah, sudah seharusnya ikut serta
antara lain keturunan, stress kronis, usia di atas 40 tahun, obesitas, pola aktivitas yang
cenderung jauh dari olahraga, pola makan yang tinggi lemak dan rendah serat.
Berdasarkan data yang didapatkan, Saat ini Diabetes Mellitus menduduki peringkat
ke-3 dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di Puskesmas Simpur. Data
Puskesmas Simpur Kota Bandar Lampung pada bulan Januari-Mei 2017 sebanyak 5.272
pasien rawat jalan dan dari data tersebut didapatkan ada sekitar 595 orang yang mengalami
Diabetes Mellitus. Data ini didapatkan pada saat observasi lapangan yang dilakukan
B. Rumusan Masalah
1.Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
aktivitas fisik, dan kurang konsumsi buah dan sayur) dengan penyakit DM di
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
b. Hasil penelitian dapat menjadi referensi ilmiah bagi peneliti selanjutnya yang
Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang faktor apa saya yang
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian dapat menambah wawasan tentang faktor apa saya yang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu masukan tentang
factor apa saja yang berperan terhadapp timbulnya DM, sehingga dapat
menekan tingginya angka prevalensi penyakit Diabetes Mellitus di puskesmas
simpur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Defisiensi insulin relative juga dapat disebabkan oleh kelainan yang sangat
jarang pada biosintesis insulin, reseptor insulin atau transmisi intrasel. Bahkan
tanpa ada disposisi genetic, diabetes dapat terjadi pada perjalanan penyakit lain,
seperti pancreatitis dengan kerusakan sel beta atau karena kerusakan toksik di
sel beta. Diabetes mellitus ditingkatkan oleh peningkatan pelepasan hormone
antagonis, diantaranya, somatotropin (pada akromegali), glukokortikoid (pada
penyakit Cushing atau stress), epinefrin (pada stress), progestogen dan
kariomamotropin (pada kehamilan), ACTH, hormone tiroid dan glucagon.
Infeksi yang berat meningkatkan pelepasan beberapa hormone yang telah
disebutkan di atas sehingga meningkatkan pelepasan beberapa hormone yang
telah disebutkan diatas sehingga meningkatkan manifestasi diabetes mellitus.
Somatostatinoma dapat menyebabkan diabetes karena somatostatin yang
diekskresikan akan menghambat pelepasan insulin.
E. Faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit Diabetes Mellitus (DM)
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
a. Usia
Menurut depkes (2007) umur adalah masa hidup responden dalam tahun
dengan pembulatan kebawah atau umur pada waktu ulang tahun yang
terakhir.5 Umur adalah variable yang selalu diperhatikan di dalam
penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesaktian maupun
kematian di dalam hamper semua keadaan menunjukkan hubungan dengan
umur.6
Bedasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh adi, dkk dalam Buletin
Kesihatan Masyarakat tentang Prevalens Diabetes Mellitus dan Factor-
Faktor yang Berkaitan Dikalangan Penduduk Bukit Bandong, Kuala
Selangor di malaysia, bahwa umur mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kejadian diabetes militus, semakintinggiumurseseorangmaka orang
tersebutberesikountukterkena diabetes militus.10
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan seks yang di dapat sejak lahir yang
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Baik pria maupun wanita
memiliki resiko yang sama besar untuk mengidap diabetes sampai usia
dewasa awal. Setelah usia 30 tahun, wanita memiliki resiko yang lebih
tinggi dibanding pria.5,13
d. Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kecepatan seseorang secara
intelektual dan emosionl kearah dalam sesama manusia. Pendidikan juga
diartikan sebagai suatu usaha sendiri untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan didalam dan diluar sekolah dan berlangsung seumur
hidup. Pendidikan seseorang merupakan salah satu proses perubahan
tingkah laku, semakin tinggi pendidikan seseorang maka dalam memilih
tempat-tempat pelayanan kesehatan semakin diperhitungkan.6
Obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah kelebihan gizi yang
penting, masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18
tahun ke atas) merupakan masalah penting, karena selain mempunyai risiko
penyakit-penyakit tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja.15
Indeks Masa Tubuh (IMT) merupakan alat yang sederhana untuk memantau
status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan
kelebihan berat badan, maka memepertahankan berat badan normal
memugkinkan seseorang dapat usia harapan hidup lebih panjang.15
Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat <17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal >18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat berat >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >27,0
Tabel 2. Kategori Ambang Batas IMT Untuk Indonesia
b. Aktifitas fisik
Menurut Almatsier aktivitas fisik adalaah gerakan yang dilakukan oleh otot
tubuh dan sistem penunjangnya.21 dan menurut Tandra Aktifitas fisik adalah
semua gerakan tubuh yang membakar kalori, misalnya menyapu, naik turun
tangga, menyetrika, berkebun, dan berolahraga tertentu. Olahraga aerobic yang
mengikuti serangkaian gerak berurutan akan menguatkan dan mengembangkan
otot dan semua bagian tubuh. Termasuk didalamnya adalah jalan, berenang,
bersepeda, jogging, atau senam. Semua aktivitas dan olahraga berguna untuk
kesehatan anda.17
Olahraga teratur akan lebih banyak memberi keuntungan, yaitu :
1. Memperbaiki control glukosa darah, pada saat berolahraga
2. Mengurangi risiko sakit jantung
3. Menurunkan berat badan.17
Aktifitass fisik secara teratur bermanfaat untuk mengukur berat badan dan
menguatkan sistem jantung dan pembuluh darah. Segala aktivitas fisik yang
dilakukan terus-menerus selama 10 menit atau lebih dalam setiap kali kegiatan
baik yang berkaitan dengan pekerjaan dan perjalanan. Kategori aktivitas fisik
adalah aktivitas berat dan sedang yang dilakukan dalam 30 menit setiap hari.
Contoh aktivitas berat adalah mengangkut/memukul (kayu, beras, batu, pasir),
mencangkul, angkat besi, tenis tunggal, bulutangkis tunggal, lari cepat,
meraton, mengayuh sepeda, mendaki gunung,dll. Contoh aktivitas sedang
adalah menyapu halaman, mengepel, mencuci baju, menimba air, bercocok
tanam, membersihkan kamar mandi/kolam, tenis ganda, bulutangkis ganda,
senam aerobic, senam tera, renang, basket, bola voli, jogging, sepak bola dll.21
Sejak tahun 1990, telah di canangkan dalam Dietary for American bahwa
rekomendasi minimal untuk mengkonsumsi buah adalah 2 porsi/hari atau 3
porsi/hari untuk konsumsi sayur atau setara dengan konsumsi buah dan sayur
5 porsi/hari. Menurut WHO/FAO (2003), yang dimaksud dengan 1 porsi
sayur adalah 1 mangkuk sayur segar atau setengah mangkuk sayur segar dan
1 porsi buah adalah 1 potong buah atau 2 potong kecil buah, atau 1 mangkok
buah irisan. Konsumsi buah dan sayur dianggap cukup apabila asupan buah
dan sayur 5 porsi atau lebih per hari. Sedangkan yang dianggap kurang
apabila asupan buah dan sayur kurang dari 5 porsi sehari.
Buah dan sayur banyak mengandung serat yang berguna untuk menurunkan
absobsi lemak dan kolestrol darah. Pada umumnya, makanan serat tinggi
mengandung energi rendah, dengan demikian dapat membantu menurunkan
berat badan. Serat makanan adalah polisakarida nonpati yang terdapat dalam
semua makanan nabati. Serat tidak dapat dicerna oleh enzim cerna tapi
berpengaruh baik untuk kesehatan.20
Menurut Sukardji (2007) mengkonsumsi serat, terutama serah tak larut yang
terdapat pada biji-bijian dan tumbuhan dapat membantu mencegah
terjadinya diabetesdengan cara meningkatkan kerja hormone insulin dalam
mengatur gula darah dalam tubuh.12 Serat terdiri atas 2 golongan yaitu serat
larut air dan tidak larut air, serat tidak larut air adalah selulosa, hemiselulosa,
dan lignin yang banyak terdapat dalamdedak beras, gandum, sayuran dan
buah-buahan. Serat golongan ini dapat melancarkan defekasi sehingga
mencega obtipasi, hemorrhoid, dan diverticulosis. Serat larut air yaitu pectin,
gum, dan mukilase yang banyak terdapat dalam havermout, kacang-
kacangan, sayur dan buah-buahan. Serat golongan ini dapat mengikat
empedu sehingga dapat menurunkan absorbs lemak dan kolestrol darah,
sehingga menurunkan risiko, mencegah, atau meringankan penyakit jantung
koroner dan dislipidemia.20
Belum Pasti
Bukan DM DM
DM
Kadar glukosa Plasma ( vena
< 100 100-199 >200
darah sewaktu )
( mg/dl ) Darah Kapiler <90 90 – 199 >200
Kadar glukosa Plasma (vena) <100 100 – 125 >126
darah puasa Darah Kapiler
<90 90 – 99 >126
( mg /dl )
Tabel 3. Kadar Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan Pemeriksaan
Penyaring dan diagnosis Diabetes Mellitus ( mg/dl) .
2. Ketoasidosis diabetic
1. Dehidrasi 8. Poliuria
2. Hipotensi (postural 9. Tampak Bingung
atau supine) 10. Kelelahan
3. Ekstremitas 11. Mual – muntah
Dingin/sianosis perifer 12. Pandangan kabur
4. Takikardi 13. Koma ( 10% )
5. Kusmaul breathing
6. Nafas bau aseton
7. Hipotermia
b. Komplikasi Kronik
1. Makroangiopati
Pembuluh darah jantung
Pembuluh darah tepi
Pembuluh darah otak
2.Mikroangiopati
Retinopati diabetic
Nefropati diabetic
Neuropati diabetic
H. Penatalaksanaan Diabetes Mellitus4
Tujuan penatalaksaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penderita diabetes.
a. Tujuan Penatalaksanaan
Jangka pendek
Menghilangkan keluhan dan tanda diabetes, mempertahankan rasa
nyaman, dan mencapai target pengendalian glukosa darah.
Jangka panjang
mencegah dan menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati,
makroangiopati dan neuropati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan
mortalitas diabetes.
Suntikan4,25
a. Insulin diperlukan pada keadaan :
Penurunan berat badan yang cepat
Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
Ketoasidosis diabetic
Hiperglikemia hyperosmolar non ketotik
Hiperglikemia dengan asidosis laktat
Gagal dengan kombinasi OHO dois optimal
Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
Kontraindikasi atau alergi terhadap OHO
Jenis dan lama kerja insulin
Insulin kerja cepat ( Rapid acting insulin )
Insulin kerja pendek ( short acting insulin )
Insulin kerja menengah ( intermediate acting insulin )
Insulin kerja panjang ( long acting insulin )
Insulin campuran tetap (premixed insulin )
1. Kegemukan/obesitas 1. Usia/Umur
4. Pendidikan
5. Pekerjaan
Diabetes mellitus
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah pasien diabetes mellitus yang datang berobat ke
Puskesmas simpur Bandar Lampung .
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini menggunakan Simple random sampling,
pengambilan sampel ini menurut (Notoatmodjo, 2005) menggunakan rumus :
N
n=
1+ N (d)2
Keterangan :
n : besar sempel
N : Jumlah populasi
d : tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (0,1)
Untuk sempel sebagai control berjumlah 1147 pasien dengan menggunakan
rumus sebagai berikut :
N
n=
1+ N (d)2
595
=
1+ 595 (0,1)2
595
=
1+ 5,95
595
=
6,95
= 85,61
n= 86 Sempel
Jadi sempel dalam penelitian ini adalah sebanyak 86 pasien.
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas rawat inap Simpur Bandar Lampung
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan selama kurun waktu 30 hari kerja
4. Analisis Data
5. Interpretasi Data
Data diinterpretasikan secara deskriptif asosiatif antara variabel- variabel yang
telah ditentukan.
6. Pelaporan Data
Data disusun dalam bentuk pelaporan penelitian. Selanjutnya akan
dipresentasikan di hadapan Kepala Puskesmas rawat inap simpur Bandar
Lampung
E. Alur Penelitian
Persiapan penelitian
Informed consent
Pengolahan data
Analisis data
F. Etika Penelitian
1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Jilid III Edisi IV. Jakarta : Penerbit FK UI.2006
2. Ikatan Dokter Indonesia. Indonesian Doctor’s Compendium. Jakarta : CV
Matoari Citra Media.2011
3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI. Penatalaksanaan Kedaruratan di
Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit FK UI.2000
4. PERKENI. Konsesus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes mellitus Tipe 2
di Indonesia. Jakarta. 2011
5. ----------,”Pedoman Pengisian Kuesioner RISKESDAS 2007”. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: 2007
6. Notoadmodjo, Soekidjo. “Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-prinsip
Dasar”. PT. Rineka Cipta. Jakarta: 2003
7. Pramono, Laurenties Aswin.”Prevalensi dan Faktor-faktor Prediksi Diabetes
Mellitus Tidak Terdiagnosa pada Penduduk Usia Dewasa di Indonesia”.
Tesis FKMUI. Jakarta: 2010
8. Banner, Abdulbari et al. “ Prevalence of Diagnosed and Undiagnosed
Diabetes Mellitus and Its Risk factors in a Population-Based Study of Qatar”
Vol. 84, Issue 1, Agustus 2017. Diakses dari
http://www.diabetesresearchclinicalpractice.com/article/S0168-
8227%2809%2900067-9/pdf
9. Harding, Anne Helen et al. “Dietary Fat and The Risk of Clinic Type 2
Diabetes”. American Journal Of Epidemiology”. Vol. 159, No. 1. 2003
10. Adi, O dkk. "Prevalens Diabetes Melitus dan Faktor-Faktor yang Berkaitan
Dikalangan penduduk Bukit Badong” Buletin Kesehatan Masyarakat. Jilid 1.
Bil. 1 tahun 1994
11. Dalimartha, Setiawan. “ Ramua Tradisional Untuk Pengobatan Diabetes
Melitus”. Penebar Swadaya. Jakarta: 2005
12. Irawan, Dedi. “Prevalensi dan Faktor Resiko Kejadian Diabetes MelitusTipe
2 di Daerah Urban di Indonesia”. Tesis FKMUI. Jakarta:2010
13. Ramaiah, Savitri. “Diabetes: Cara Mengetahui Gejala Diabetes dan
Mendeteksinya sejak Dini”. PT. Bhuana Ilmu Populer. Jakarta: 2008
14. Azwar, Azrul. “Pengantar Pendidikan Kesehatan”. Jakarta, Sastra Hudaya,
1983
15. Supariasa, I Dewa Nyoman. “Penilaian Status Gizi”. EGC. Jakarta: 2001
16. Rahajeng, Ekowati. “Buku Panduan Prediksi Risiko Diabetes Melitus Tipe 2
dengan Sistem Skor”. FKUI. Jakarta: 2003
17. Tandra, Hans. “ Segala Sesuatu yang Harus Anda Ketahui Tentang Diabetes:
Panduan Lengkap Mengenal dan Mengatasi Diabetes dengan Cepat dan
Mudah”. PT: Gramedia. Jakarta: 2008
18. Soegondo, Sidartawan. “Hidup Secara Mandiri dengan: Diabetes Mellitus,
Kencing Manis, Sakit Gula”. FKUI. Jakarta: 2008
19. ------------, “Risiko Kebiasaan Minum Kopi pada Kasus Toleransi Glukosa
Terganggu Terhadap Terjadinya DM tipe 2”. FKMUI. Jakarta: 2004
20. Almatsier, Sunita. “Penuntun Diet”. PT. Ikrar Mandiri Abadi. Jakarta: 2006
21. Departemen Kesehatan R.I. “Kartu Peraga RISKEDAS 2007”. Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta: 2007
22. Sudoyo, Aru W dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Edisi IV. Cet.
II. FKUI, Jakarta: 2007
23. Soegondo, Sidartawan. Soewondo, Pradana. Subekti, Imam. 1995.
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Cetakan kelima, 2005.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI.
24. Fauci, Anthony S. Braunwald, Eugene. Kasper, Dennis L. Hauser, Stephen L.
Harrison’s Principle of Internal Medicine. 17th Edition. The McGraw-Hill
Companies. 2008.
25. Boon, Nicholas A. Walker, Brian. Davidson’s Principles and Practice of
Medicine. 20th Edition. Elsevier. 2006.