You are on page 1of 2

1

BAB I

LATAR BELAKANG

Hutan tropika Indonesia dapat dipandang sebagai gudang, sumber, dan


produsen senyawa-senyawa kimia khususnya yang dihasilkan oleh
tumbuhtumbuhannya. Hutan tropika Indonesia memiliki beranekaragam spesies
tumbuhan dan termasuk salah satu dari tujuh negara megabiodiversity bersama
Australia, Brazilia, Kolombia, Madagaskar, Meksiko, dan Zaire. Tidak kurang dari
54 % spesies tumbuhan di dunia terdapat di hutan tropika, atau setara dengan
250.000 spesies tumbuhan tingkat tinggi, 30.000 spesies diantaranya terdapat di
hutan tropika Indonesia. Keanekaragaman hayati Indonesia merupakan aset
nasional yang sangat besar nilainya bagi kepentingan dan kesejahteraan manusia,
sampai saat ini masih sangat sedikit yang sudah diketahui manfaatnya (Ersam,
2001).

Salah satu tumbuhan tingkat tinggi Indonesia yang mempunyai potensi


sebagai sumber bahan kimia hayati bioaktif adalah famili Clusiaceae. Di
masyarakat dikenal sebagai tumbuhan keluarga manggis yang merupakan tanaman
pangan dan sudah banyak dibudidayakan sebagai komoditas untuk buah-buahan.
Selain itu, banyak pula dimanfaatkan sebagai obat tradisional, seperti kulit akarnya
untuk obat infeksi kulit dan luka, kulit batangnya sebagai obat sakit perut, kulit
buahnya sebagai obat diare, seduhan akar dan daunnya sebagai obat rematik, biji
buahnya sebagai obat penyakit kulit dan bunganya untuk bahan jamu bersalin
(Peres dan Nagem, 1997; Ersam, 2002).

Tumbuhan G. picrorhiza Miq (Clusiaceae) terdapat di daerah Asia tenggara


endemik untuk daerah Ambon (Maluku). Famili Clusiaceae adalah sumber senyawa
fenolat seperti turunan santon, benzofenon, flavonoid, depsidon dan antron.
Beberapa senyawa tersebut memiliki efek farmakologis dan fisiologis, dapat
dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan pertanian. Kajian ini ditujukan untuk

1
2

mendapatkan senyawasenyawa aktif antimalaria dari tumbuhan yang terdapat di


daerah endemik wabah malaria.

Salah satu spesies dari genus Garcinia yang belum pernah dilaporkan adalah
Garcinia picrorhiza Miq yang berasal dari Ambon Maluku, dan di masyarakat
dikenal dengan nama sesoot. Di Maluku tanaman ini tumbuh di pegunungan Hitu
(pulau Ambon) dan pulau Laitimor (Rumphius, Heyne, 1987). Tumbuhan ini oleh
masyarakat setempat dimanfaatkan sebagai obat saguer, yaitu sejenis minuman
penambah stamina. Sebagai spesies tumbuhan langka dan endemik untuk wilayah
Indonesia Timur khususnya Maluku dan Papua, G. Picrorhiza Miq diharapkan
memiliki potensi menghasilkan senyawa-senyawa kimia bioaktif yang dapat
menyelesaikan masalahmasalah penyakit khususnya penyakit malaria yang berada
di wilayah itu. Oleh karena itu uji antimalaria terhadap senyawa hasil isolasi
tumbuhan G.picrorhiza Miq dilakukan dengan memperhatikan hal tersebut.

Berdasarkan penjelasan dan pemaparan diatas, maka penulis berminat


membahas makalah seminar mata kuliah pada “PEMISAHAN DAN UJI
ANTIMALARIA SENYAWA-SENYAWA TURUNAN FENOLAT DARI
KAYU BATANG GARCINIA PICRORHIZA Miq”.

You might also like