You are on page 1of 14

MODEL-MODEL KOMUNIKASI

Sejauh ini terdapat ratusan komunikasi yang talah dibuat para pakar. Kekhasan suatu
model komunikasi juga dipengaruhi oleh latar belakang keilmuan (pembuat) model tersebut,
peradigma yang telah digunakan, kondisi teknologi, dan perkembangan zaman yang
melingkunginya.
A. Model stimulus- respon
Model komunikasi S-R ini sebenarnya merupakan suatu singkatan dari model stimulus-
respon. Model ini adalah model komunikasi yang paling dasar dari segala model komunikasi.
Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologis, khususnya beraliran behavioristik. Model
ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat
sederhana. Model ini dapat juga di katakan sebagai hubungan timbal balik atau merespon apa
yang lawan kita sampaikan. Hubungan tersebut dapat dalam bentuk isyarat nonverbal, gambar-
gambar, ataupun kontak fisik dan tindakan yang dapat merangsang seseorang untuk merespon.
Contoh-contoh model S-R
a. Contoh Positif Model Komunikasi S-R
   Ketika ada seseorang yang kita suka atau kagumi tersenyum kepada kita, lalu kita
membalas senyumannya dan orang tersebut lalu bertanya kepada kita “mau kemana?” lalu
menjawab “mau ke kampus”. Dan pada saat setelah ia pergi, anda merasa kegirangan sendiri lalu
sepanjang jalan tersenyum malu, dan keika berpapasan dengan teman di jalan, lalu ia bertanya “
kenapa kamu senyam-senyum sendiri? Hari ini, hari yang indah ya?” lalu anda hanya merespon
dengan senyum tanda mengiyakan dan belum dapat melupakan kejadian sebelumnya.
   apabila ada seseorang yang memanggil nama anda sambil melambaikan tangannya
pada anda, anda akan membalasnya dengan sapaan dan melambaikan tangan anda pada orang
tersebut.
   ada seseorang yang menepuk pundak anda sambil menyapa anda dengan kata “hai”,
anda juga akan membalasnya dengan kata “hai”.
b. Contoh Negatif Model Komunikasi S-R
   Orang pertama menatap orang kedua dengan tajam, dan orang kedua balik menatap,
menunduk malu, memanglingkan wajah, atau membentak, “apa lihat-lihat! Nantang, ya!” atau,
orang pertama melotot dan orang kedua ketakutan.
   orang yang sedang punya masalah dirumah atau dengan temannya yang dianggap
berat saat dikampus pasti menjadi pendiam dan berubah menjadi sensitive, bila ada seseorang
yang sedikit mengganggunya atau hanya berniat bercanda pasti ia menanggapinya dengan
negatif dan bisa saja jadi marah-marah tidak jelas.
   Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil
senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah
teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya
bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia
Model stimulus–respons(S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini
menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana.
Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat non verbal, gambar dan tindakan
tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran
informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah
tindakan komunikasi.
Contoh: Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil
senyum- senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah
teriak “apaliat- liat,nantangya?”
B. Model Aristoteles
Model Aristoteles adalah model komunikasi paling klasik, yang sering juga disebut model
retoris (rethorical model). Filosof Yunani Aristoteles adalah tokoh paling dini yang mengkaji
komunikasi, yang intinya adalah persuasi. Ia berjasa dalam merumuskan model komunikasi
verbal yang pertama. Komunikasi terjadi ketika seorang pembicara menyampaikan
pembicaraannya kepada khalayak dalam upaya mengubah sikap mereka. Tepatnya, ia
mengemukakan tiga unsure dasar proses komunikasi, yaitu pembicara (speaker), pesan
(message), dan unsure pendengar (listener).
Pembicara --------> Pesan ------------> Pendengar
Fokus komunikasi yang ditelaah Aristoteles adalah komunikasi retoris, yang kini lebih di kenal
dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato. Padamasa itu, seni berpidato memang
merupakan keterampilan penting yang di gunakan dipengadilan dan di majlis legislatur dan
pertemuan-pertemuan masyarakat. Oleh karena semua bentuk komunikasi public melibatkan
persuasi, Aristoteles tertarik menelaah saranah persuasi yang paling efektif dalam pidato.
Menutur Aristoteles, persuasi dapat di capai oleh siapa Anda (etos-keterpercayaan Anda),
argument Anda (logos-logika dalam pendapat Anda), dan dengan memainkan emosi khalayak
(pathos-emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam
menentukan efek persuasive suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara
penyampaiannya. Aristoteles juga menyadari peran khalayak pendengar. Persuasi berlang sung
melalui khalayak ketika mereka di arahkan oleh pidato itu kedalam suatu keadaaan emosi
tertentu.
Seperti model S – R, model komunikasi Aristoteles jelas sangat sederhana, malah terlalu
sederhana dipandang dari perspektif sekarang, malah tidak memuat unsur-unsur lainnya yang di
kenal dalam model komunikasi, seperti saluran, umpan balik, efek, dan kendala atau gangguan
komunikasi. Meskipun demikian, model yang sangat sedehrana ini dapat merang sang beberapa
pertanyaan, misalnya: unsur-unsur apa yang harus ada dalam pidato agar persuasive bagi
khalayak? Apakah bentuk susunan pidato tertentu lebih baik daripada bentuk lainnya? Apakah
gaya bahasa dalam suatu pidato mempengaruhi derajat persuasinya? Apakah reputasi pembicara
yang ada sebelumnya meningkatkan daya persuasinya?
Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap fenomena yang
statis.Seseorang berbicara, pesannya berjalan ke ada khalayak, dan khalayak mendengarkan.
Tahap-tahap dalam peristiwa itu berurutan ketimbang terjadi secarasimultan. Di samping itu,
model ini juga berfokus pada komunikasi yang bertujuan (disengaja) yang terjadi ketika
seseorang berusaha membujuk orang lain untuk menerima pendapatnya.
Kelemahan lain model retoris in iadalaht idak dibahasnya aspek-aspek nonverbal dalam
persuasi. Meskipun demikian, kita harus bersikap adil untuk tidak menilai suatu model
komunikasi dengan perspektifkek ini an. Jelas bahwa model Aristoteles ini telah mengilhami
para pakar komunikasi lainnya untuk merancang model-model komunikasi yang lebih baru.
Kebanyakan model komunikasi lebih baru yang di kembangkan para ahli sejakzaman Aristoteles
tetap mengandung tiga unsur yang sama: sumber yang mengirimkan pesan, kesan yang di
kirimkan, dan penerima pesan.
C. Model Lasswell
Pada model komunikasi Harold Laswell ini menggambarkan komunikasi dalam
ungkapan who, says what, in which channel, to whom, with what effect? Atau dalam bahasa
Indonesia adalah, siapa, mengatakan apa, dengan medium apa, kepada siapa, dengan pengaruh
apa? Model ini menjelaskan tentang proses komunikasi dan fungsinya terhadap masyarakat.
Lasswell berpendapat bahwa di dalam komunikasi terdapat tiga fungsi dan tiga kelompok
spesialis yang bertanggung jawab melaksanakan fungsi-fungsi tersebut.

   Who (siapa/sumber)
Who dapat diartikan sebagai sumber atau komunikator yaitu, pelaku atau pihak yang mempunyai
kebutuhan untuk berkomunikasi dan juga yang memulai suatu komunikasi. Pihak tersebut bisa
seorang individu, kelompok, organisasi, maupun suatu Negara sebagai komunikator.
   Says what (pesan)
Says menjelaskan apa yang akan disampaikan atau dikomunikasikan kepada komunikan
(penerima), dari komunikator (sumber) atau isi informasi.
   In which channel (saluran/media)
Suatu alat untuk menyampaikan pesan dari komunikator (sumber) kepada komunikan (penerima)
baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalu media cetak/elektronik).

   To whom (siapa/penerima)
Sesorang yang menerima siapa bisa berupa suatu kelompok, individu, organisasi atau suatu
Negara yang menerima pesan dari sumber. Hal tersebut dapat disebut tujuan (destination),
pendengar (listener), khalayak (audience), komunikan, penafsir, penyandi balik (decoder).
   With what effect (dampak/efek)
Dampak atau efek yang terjadi pada komunikan (penerima) seteleh menerima pesan dari sumber
seperti perubahan sikap dan bertambahnya pengetahuan.
Contoh Mengaplikasikan Model Komunikasi Laswell
Guru sebagai komunikator harus memiliki pesan yang jelas yang akan disampaikan
kepada murid atau komunikan. Setelah itu guru juga harus menentukan saluran untuk
berkomunikasi baik secara langsung (tatap muka) atau tidak langsung (media).Setelah itu guru
harus menyesuaikan topic/ diri/ tema yang sesuai dengan umur si komunikan, juga harus
menentukan tujuan komunikasi/ maksud dari pesan agar terjadi dampak/effect pada diri
komunikan sesuai dengan yang diinginkan.
Kelebihan dan Kekurangan Model Komunikasi Lasswell
Kelebihan:
   Teori Lasswell meskipun masih berfokuskan pada komunikasi verbal satu arah,
namun teori tersebut dipandang lebih maju dari teori-teori lain yang ada.
   Teori Lasswell berhasil melepaskan dari pengaruh komunikasi propaganda yang
ketika pada saat itu sangat mendominasi wacana komunikasi.
   Teori Lasswell telah mendefinisikan medium pesan dalam arti yang lebih luas yakni
media massa.
   Teori Lasswell lebih mendefinisikan tujuan komunikasi sebagai suatu penciptaan
pengaruh dari pesan yang telah disampaikan.
   Teori Lasswell fokus dan perhatian terhadap aspek-aspek penting komunikasi.
Kekurangan:
   Tidak semua komunikasi mendapatkan umpan balik yang lancar
   Teori Lasswell hanya menyimpulkan teori satu arah.
   Teori Lasswell menitik beratkan model komunikasi arti yang sempit yaitu dengan
cara menyebarluaskan melalu media massa hingga mencapai dan memperoleh efek dari
audience. Namun jalannya pesan-pesan media tidak sesederhana yang dipikirkan banyak orang.
D. Model Shannon dan Weaver
Shannon dan Weaver melihat bahwa komunikasi adalah proses pemindahan makna dari sumber
pesan (source) kepada penerima pesan (receiver). Teori ini lebih dikenal dengan pradigma
linear yang mengartikan bahwa komunikasi adalah hanya terjadi satu arah. Terjadi satu arah
berarti bahwa receiver tidak memberikan respon atau umpan balik kepada sumber atas pesan
yang telah diterima. Paradigma linear dikesankan sangat statis kartena tidak memberikan ruang
kepada para pelaku komunikasi untuk adakan dialog.
Fenomena seperti ini dapat kita lihat pada beberapa media berikut:
   Televisi: Televisi merupakan media komunikasi yang memiliki pengaruh yang
sangat besar kepada khayalak. Model komunikasi dengan media televise adalah model
komunikasi satu arah dimana penonton hanya melihat dan mendengarkan informasi yang berasal
dari televise
   Radio: Radio juga adalah alat komunikasi satu arah dimana para audience hanya
mendengarkan informasi dari radio tanpa ada respon balik.
   Surat kabar: Surat kabar adalah media komunikasi satu arah juga. Pembaca hanya
membacakan berita tanpa ada umpan balik sebagai tanggapan atas pesan yang diterima.
   Defleur : Dalam teori Defleur komunikasi adalah proses umpan balik atau lebih
dikenal dengan paradigma kontergensi. Defleur melihat bahwa penerima (receiver) ketika
mendapatkan pesan dari sumber (source) melakukan umpan balik sebagai respon terhadap
informasi yang diterima. Komunikasi menurut defelur adalah sesuatu yang dinamis bukannya
sekedar pemindahan pesan tetapi lebih dari itu yaitu adanya dialog yang bertujuan untuk semakin
meningkatkan kesamaan pemahaman antara source dan receiver. Receiver menurut Defleur
mengalami penggandaan fungsi yaitu sebagai penerima dan juga sebagai pemberi sandi terhadap
source/sumber pesan.
Model Shannon dan Weaver sering disebut model matematis atau model teori
informasi.Model ini menyoroti problem penyampaian pesan berdasarkan tingkat kecermatannya.
Model ini melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menciptakan pesan dan
menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.. Model Shannon Weaver
mengasumsikan bahwa sumber informasi menghasilkan suatu pesan untuk dikomunikasikan dari
seperangkat pesan yang dimungkinkan. Pemancar (transmitter) mengubah pesan menjadi suatu
sinyal yang sesuai dengan saluran yang digunakan. Saluran (channel) adalah medium yang
mengirimkan sinyal (tanda) dari transmitter ke penerima (receiver). Dalam percakapan, sumber
informasi adalah otak, transmitternya adalah mekanisme suara yang menghasilkan sinyal (kata-
kata terucapkan), yang ditransmisikan lewat udara (sebagai saluran). Penerima (receiver), yakni
mekanisme pendengaran, melakukan operasi yang sebaliknya yang dilakukan transmitter dengan
merekonstuksi pesan dari sinyal. Tujuan (destination) adalah (otak) orang yang menjadi tujuan
tersebut. Suatu konsep penting dalam model Shannon dan Weaver ini adalah bising (noise),
yakni setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki yang dapat menggangu kecermatan
pesan yang disampaikan.Noise ini contohnya adalah, saat kita mengobrol dengan seseorang di
telepon saat kita sedang berdiri di pinggir jalan dan kita terganggu dengan suara berisik dari
kendaraan yang berlalu lalang di depan kita. Menurut Shannon dan Weaver, gangguan ini selalu
ada dalam saluran bersama pesan tersebut yang diterima oleh penerima. Dengan adanya sumber
gangguan (noise source) ini banyak kemungkinan dapat terjadi. Bisa saja pesan (message) yang
disampaikan oleh sumber informasi (info source) tidak sampai ke tujuan (destination), bisa juga
si penerima salah mengartikan pesan, atau dapat pula pesan justru diterima orang lain.
Gangguan yang terdapat pada konsep ini dibagi menjadi dua yaitu:
 Gangguan Psikologis: Gangguan yang merasuki pikiran dan perasaan yang mengganggu
penerimaan pesan yang akurat. Contoh: Melamun, Mengantuk, dan lain-lain
 Gangguan Fisik: Gangguan yang secara langsung menyerang fisik seseorang. Contoh:
Tunanetra, Tunarungu dan lain-lain
Kelemahan model Shannon dan Weaver adalah :
 Dianggap komunikasi satu arah maka tidak adanya feedback yang didapat
 Dalam praktik komunikasinya, disebut bahwa komunikasi memiliki gangguan yaituNoise.
Kelebihan model Shannon dan Weaver adalah:
 Penyampaian informasi dalam berkomunikasi terkesan lebih mudah.
 Membuat pengembangan teknologi informasi menjadi suatu hal yang penting dalam komunikasi
karena menurut teori ini, komunikasi membutuhkan channel atau media penghubung.
 Model komunikasi ini dapat diaplikasikan dalam komunikasi antarpribadi maupun komunikasi
massa.
Komentar:
 Model komunikasi ini hanya bersifat satu arah
 Teori Shannon dan Weaver tidak membahas mengenai feedback yang seharusnya diterima
dalam berkomunikasi .
 Teori ini membuktikan bahwa media penghubung (channel) sangat dibutuhkan dalam
berkomunikasi.
E. Model Schramm
Menurut Wilbur Schramm, komunikasi senantiasa membutuhkan setidaknya tiga unsur:
1. Sumber (Source)
Sumber boleh jadi seorang individu (berbicara, menulis, memberi isyarat), atau organisasi
komunikasi (surat kabar, penerbit, tv, dsb).
2. Pesan (Message)
Dapat berupa tinta pada kertas, gelombang suara di udara, dsb.
3. Sasaran (Destination).
Individu yang mendengarkan, menonton atau membaca.
Model Komunikasi Menurut Schramm;
Schramm membuat serangkai model komunikasi, dimulai dengan model komunikasi
manusia yang sederhana (1954), lalu model yang lebih rumit yang memperhitungkan
pengalaman dua individu yang mencoba berkomunikasi, hingga ke model komunikasi yang
dianggap interaksi dua individu.
 Model yang pertama mirip dengan model Shannon dan Weaver. Schramm menggunakan unsur
source dan destination tapi tidak memunculkan transmitter dan receiver, yang ada adalah encoder
(alat penyandi) dan decoder (alat penyandi balik). Menurut model ini, source boleh menjadi
seorang individu atau organisasi, sinyalnya adalah bahasa dan destination-nya adalah pihak lain
kepada siapa sinyal itu ditujukan.Dalam komunikasi lewat radio, encoder dapat berupa
microphone dan decoder adalah earphone. Dalam komunikasi antarmanusia source dan encoder
adalah satu orang sementara decoder dan destination pada sisi yang lainnya.
 Dalam modelnya yang kedua, Schramm memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam
bidang pengalaman sumber dan sasaran-lah yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagian
sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan sasaran. Itulah sebabnya pada modelnya yang
kedua ia mulai menyatukan source (sumber) dengan encoder(alat penyandi) yang semula
terpisah. Demikian pula halnya dengan decoder (alat penyandi balik) yang ditempelkan dengan
destination (tujuan/sasaran). Selain itu, ia menambah unsur field of experience (bidang
pengalaman) yang dimiliki kedua pelaku komunikasi. Source menyandi (encode) dan destination
menyandi balik (decode) pesan berdasarkan pengalaman yang dimiliki masing-masing. Semakin
besar luas bidang pengalaman source yang berhimpitan dengan bidang pengalaman destination,
semakin mudah komunikasi dilakukan. Bila kedua bidang itu tidak bertautan atau sangat sedikit
pertautannya artinya
 Di Model ketiga, Schramm menganggap komunikasi sebagai interaksi dengan kedua pihak yang
melakukan fungsi encoder/encoding(menyandi), interpreter/interpreting (menafsirkan), decoder/
decoding (menyandi-balik), mentransmisikan dan menerima sinyal., Di sini kita melihat umpan
balik(message) dan ”lingkaran” yang berkelanjutan untuk berbagi informasi.
Pada model ketiga ini, Schramm bekerjasama dengan Osgood sehingga dikenal sebagai model
sirkular Osgood dan Schramm (The Osgood and Schramm Circular Model) Menurut Schramm
seperti ditunjukan pada model ini, jelas bahwa setiap orang dalam proses komunikasi dapat
sekaligus sebagai encoder dan decoder yang secara konstan menyandi balik tanda-tanda disekitar
kita. Memberikan kode bisa juga disebut chanel, sedangkan proses kembali pesan tersebut
disebut feedback atau umpan balik yang memainkan peran sangat penting dalam komunikasi.
Karena itu memberi tahu kita bagaimana pesan yang kita tafsirkan baik dalam bentuk kata-kata
sebagai jawaban, anggukan kepala, gelengan kepala, salah satu alis yang dinaikan dan
sebagainya. Begitu juga dalam surat pembaca di media cetak seperti surat kabar. Surat pembaca
ditujukan kepada redaksi sebagai protes atas editorial yang ditulis pada surat kabar tersebut
ataupun tepuk tangan pendengar ceramah.
Kelebihan dari Model Schramm

 Memperkenalkan gagasan bahwa kesamaan dalam bidang pengalaman sumber dan sasaranlah
yang sebenarnya dikomunikasikan, karena bagi sinyal itulah yang dianut sama oleh sumber dan
sasaran.
 Menganggap komunikasi sebagai informasi dengan kedua pihak yang menyandih, menafsirkan,
menyadi-balik, mentransmisikan, dan menerima sinyal.
 Model ini memiliki unsur “field of experience” yang tidak dimiliki oleh model lain.
Kekurangan dari Model Schramm

 Di dalam setiap konsep model yang ia buat, selalu menunjukkan perubahan dan perkembangan
yang relevan terhadap fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
F. Model Newcomb
Model komunikasi a-b-x newcomb adalah model komunikasi dari segi psikologi sosial yang
berusaha memahami komunikasi sebagai cara-cara dimana semua orang dapat menjaga
keseimbangan hubungan mereka. Dasarnya ialah antara satu sama lain saling menyeimbangkan
antara kepercayaann, sikap dan sesuatu yang penting bagi seseorang melalui komunikasi yang
bersifat persuasive. Juga menurut teori ini, bila keseimbangan hubungan terganggu, maka dengan
komunikasilah yang dipakai untuk memugar/memperbaharui kembali hubungan itu. Model ini
mengembangkan bahwa peran komunikasi antar individu dalam suatu hubungan sangatlah
penting, dengan ditunjukannya keterkaitan dan ketertarikan antara dua orang yang terhubung
oleh komunikasi yang menggunakan objek atau bahasan. Hal ini untuk menjaga keseimbangan
hubungan sosial yang terjadi antara dua individu
Komponen minimal sistem ABX adalah sebagai berikut:

1. Orientasi A terhadap X termasuk sikap baik terhadap X sebagai objek untuk didekati atau
dihindarkan maupun terhadap ciri-ciri kognitif.
2. Orientasi A terhadap B, dalam pengertian yang sama.
3. Orientasi B terhadap X.
4. Orientasi B terhadap A.
Dalam model ini, komunikasi merupakan cara yang biasa dan efektif di mana orang-orang
mengorientasikan dirinya terhadap lingkungan. Ini adalah suatu model tindakan komunikatif dua
orang yang disengaja (intensional). Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem apapun
mungkin ditandai oleh suatu keseimbangan kekuatan-kekuatan dan bahwa setiap perubahan
dalam bagian mana pun dari sistem tersebut akan menimbulkan suatu ketegangan terhadap
keseimbangan atau simetri, karena ketidakseimbangan secara psikologis tidak menyenangkan
dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.
Cara kerja model ini adalah sebagai berikut: A dan B adalah komunikator dan penerima,
mereka bisa saja para individu, atau manajemen dan serikat kerja, atau pemerintah dan rakyat. X
adalah bagian dari lingkungan sosial mereka. ABX adalah sebuah sistem, yang berarti relasi
internalnya saling bergantung: Bila A berubah, maka B dan X pun akan berubah; atau bila A
merubah relasinya pada X, maka B pun akan mengubah relasinya baik pada X maupun pada A.
Bila A dan B adalah sahabat, dan X adalah sesuatu atau seseorang yang dikenal keduanya,
maka akan menjadi penting A dan B memiliki sikap yang mirip terhadap X. Bila itu yang terjadi,
maka sistem akan berada dalam keseimbangan. Namun bila A menyukai B sedangkan B
sebaliknya pada A, maka A dan B akan berada di bawah tekanan untuk berkomunikasi. Hal yang
sangat penting adalah tempat X di dalam lingkungan sosialnya, dan yang mendesak adalah
dorongan keduanya untuk berbagi orientasi terhadapnya.
Contoh lain dalam penerapan model ini: bila seorang pria yang memutuskan untuk menikahi
seorang wanita yang menurut sebagian orang kurang pantas baginya, terus saja meminta
pendapat orang-orang lain yang kira-kira mendukung keputusannya itu dan menghindari
pendapat yang bertentangan.
G. Model berlo
Komulikasi model David K. Berlo dikemukakakn pada tahun 1960. Model ini dikenal
dengan model SMCR, kepanjangan dari Source (sumber), Message (pesan), Channel(saluran),
dan Receiver (penerima).
Sumber adalah pihak yang menciptakan pesan, baik seseorang ataupun satu kelompok. Pesan
adalah terjemahan gagasan ke dalam kode simbiotik. Saluran adalah medium yang membawa
pesan, dan penerima adalah orang yang menjadi sasaran komunikasi. Fungsi penyediaan
dilakukan lewat mekanisme vocal dan system otot sumber yang menghasilakn pesan verbal dan
nonverbal. Dalam komunikasi masa, terdapat banyak saluran yaitu: Televise, Radio, Surat kabar,
Buku, Majalah
Model berlo juga melukiskan beberapa factor pribadi yang mempengaruhi proses
komunikasi yaitu:
 Keterampilan berkomunikasi
 Pengetahuan
 System social
 Lingkungan budaya sumber
 Penerima
Menurut Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh factor-faktor:
 Keterampilan komunikasi
 Sikap
 Pengetahuan
 System social dan
 Budaya
Salurannya berhubungan dengan panca indra: melihat, mendengar, menyentuh, membaui dan
merasai. Model ini lebih bersifat organisasial daripada emndeskripsikan proses karna tidak
menjelaskan umpan balik.
Kelebihan model Berlo:
tidak terbatas oleh komunikasi public atau komunikasi massa, namun juga komunikasi
antar pribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis, dan model ini bersifat heuristik
(merangsang pengelihatan)
Kekurangan/ keterbatasan model Berlo:
 Menyajikan komunikasi sebagai fenomena yang statis ketimbang fenomena yang dinamis dan
terus berubah.
 Dalam model berlo yang dimaksud dengan receiver adalah penerimaan pesan, yakini orang-
orang (dalam komukimasi tatap muka) atau khayalan pembaca, pendengar atau penonton (dalam
komunikasi masa)
H. Model DeFleur
Teori ini menggambarkan teori komunikasi antar pribadi yang merupakan perluasan dari
model-model Shannon dan Weaver, dengan cara memasukan perangkat media massa dan
perangkat umpan balik. Sumber (source), pemancar (transmitter), penerima (receiver) dan
sasaran (destination) sebagai fase-fase terpisah dalam proses komunikasi massa.

Model Teori Melvin De Fleur :


Penjelasan model teori De Fleur
"Intinya dalam teori ini terdapat elemen yang bernama feedback, yaitu dimana penerima dapat
memberikan feedback kepada pemancar. Dapat kita ambil contoh yaitu dari tayangan berita "Top
Nine News" di Metro TV, dimana penerima dapat memilih berita yang diinginkan lalu
memberikan feedback tentang berita tersebut."
Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :

Menurut De Fleur, hubungan sosial secara informal berperan penting dalam merubah perilaku
seseorang ketika diterpa pesan komunikasi massa. Pesan disampaikan melalui perantara (tidak
langsung) atauopinion leader. Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat
mempengaruhi tindakan atau sikap orang lain, baik bagi mereka yang sedang mencari informasi
(opinion seeker) atau yang sekedar menerima informasi (opinion recipient). Padahal pesan-pesan
komunikasi massa lebih banyak diterima individu lewat hubungan personal dibanding langsung
dari media massa.
Contoh Teori De Fleur terhadap Hubungan Sosial :
Kaum santri di Padang mengikuti apa-apa yang diperintahkan oleh opinion leader mereka, dalam
hal ini ketika sedang mendekati pemilu, tidak jarang para calon bersilaturahmi ke pesantren-
pesantren untuk bertemu kyai, padahal maksud utamanya adalah untuk mendapatkan dukungan
suara besar dengan hanya mendatangi satu atau beberapa orang saja.
Efek Positif :
 Mengubah perilaku dan moral masyarakat menjadi lebih baik karena terpengaruh opinion
leader mereka yang dasarnya memiliki moral dan tingkah laku baik.
 Mengubah mindset masyarakat tentang sesuatu yang masih berupa mitos karena opinion
leader yang memiliki pengetahuan yang lebih luas menjelaskan ketidak benaran mitos tersebut.
 Memperbaiki citra individu atau instansi.
Efek Negatif :
 Individu jadi sulit untuk meyakinkan persepsi dan pilihannya sendiri karena terlalu terpengaruh
terhadapopinion leader.
 Bisa terdoktrin hal negatif apabila opinion leader mempengaruhi hal negatif.
 Selain memperbaiki citra individu atau instansi, teori ini juga bisa merusak.
Kelemahan Teori De Fleur :
 Penyampaian komunikasi harus melalui opinion leader.
 Media massa tidak terlalu berpengaruh, karena masyarakat lebih menerima opini dari opinion
leader.
Daftar Pustaka

http://vieraners27.blogspot.co.id/2015/03/model-model-komunikasi.html

You might also like