Professional Documents
Culture Documents
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan nasional adalah
Berdasarkan data BPS pada tahun 2007, sebagian besar penduduk Indonesia
persen penduduk Indonesia bekerja pada sektor tersebut. Oleh karena itu sektor
sektor ini semakin merosot, terutama dalam hal kesempatan kerja. Sehingga
kesempatan kerja berpindah dari sektor pertanian ke luar pertanian. Faktor penting
sektor industri.
Menurut BPS (1996 : vii) Sektor industri mencakup industri besar (jumlah tenaga
kerja 100 orang ke atas), industri sedang atau menengah (jumlah tenaga kerja
2
antara 20-99 orang), industri kecil (jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang), usaha
kerajinan rumah tangga atau kerajinan rakyat (jumlah tenaga kerjanya kurang dari
5 orang)
Aspek terpenting yang melekat pada industri kecil dan industri rumah tangga
adalah kedua industri ini besar peranannya dalam mengatasi persoalan kemiskinan
di Indonesia. Industri kecil dan rumah tangga merupakan salah satu bentuk
pedesaan, yaitu kegiatan industri kecil dan industri rumah tangga merupakan salah
penyediaan lapangan kerja, industri kecil dan industri rumah tangga juga berperan
Salah satu industri kerajinan rumah tangga adalah industri kerajinan kain songket.
Kain songket adalah kain yang biasanya dipakai atau dikenakan sebagai pembalut
bagian bawah pakaian wanita. Biasanya kain songket ini berteman dengan
kemban atau selendang. Kain songket biasanya dipakai pada waktu tertentu pada
saat perayaan pernikahan. Kain songket merupakan kain warisan tradisional dari
nenek moyang masyarakat Sumatera Selatan. Bahan baku kain songket ada
berbagai jenis benang seperti benang sutra, benang emas atau perak dan bahan
pewarna. Benang emas yang dipakai ada tiga jenis, yaitu benang emas cabutan,
benang emas sartibi dan benang emas bangkok. Proses pembuatan kain songket
dengan mengunakan alat berupa pemutar rahat, proses selanjutnya yaitu membuat
dimasukan ke dalam gigi atau sikat jentera, dua urat benang loseng di kaitkan
melalui setiap calah gigi jentera. Selanjutnya mengarak benang, karak dibuat
dengan benang lain yang digulung. Benang loseng berangka genap dan ganjil
akan diangkat turun naik secara berselang seli ketika menenun, selanjutnya
menyongket benang, proses ini dilakukan menggunakan alat yang sebut lidi
dengan menyongketkan benang loseng sebanyak tiga atau lima lembar sebelum
diikat melalui proses ikat butang, baru setelah itu menenun dengan cara
mengunakan alat torak yang diisi dengan benang pakan atau benang emas,
dimasukkan ke kiri dan kanan di celah benang loseng mengikut corak yang
ditentukan hingga menjadi sekeping kain. Kain yang sudah siap ini dipotong
mengikuti ukuran.
Tenaga kerja pada usaha kerajinan kain songket ini adalah tenaga kerja wanita
yang mayoritas ibu rumah tangga. Menurut Edy Bastari (1996 : 19) tugas pokok
berusaha dengan sepenuh hati agar keluarga sebagai sendi masyarakat akan
berdiri dengan tegak, megah, aman, tentram, dan sejahtera hidup berdampingan di
oleh ibu rumah tangga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan rumah tangga
Kain songket merupakan salah satu icon Kota Palembang selain dari Jembatan
Ampera, Sungai Musi dan makananya seperti pempek, model dan tekwan. Kain
Songket Palembang merupakan salah satu buah tangan yang dapat dibawah dari
Kota Palembang. Di Kecamatan Tanjung Batu ada 4 desa penghasil kain songket,
keempat Desa itu adalah Desa Tanjung Laut, Desa Tanjung Pinang 1, Desa
Tanjung Pinang 2 dan Desa Limbang Jaya. Pekerjaan menenun bagi masyarakat
Di Desa Tanjung Pinang 1 terdapat 124 orang ibu rumah tangga yang bekerja
sebagai pengrajin kain songket. Ibu rumah tangga pengrajin kain songket tidak
menggunakan modal sendiri. Ibu rumah tangga pengrajin kain songket melakukan
pemasok kain songket, namun apa bila pengrajin tidak menerima upahan dari
dengan cara mengutang benang pada pihak lain, dan setelah kain songket terjual,
pengrajin tersebut. Para pengrajin kain songket tidak hanya mengambil upahan
dari satu orang pemasok kain songket saja. Kain songket yang sudah terkumpul
dari beberapa orang pengrajin akan dibawah oleh pemasok kain songket ke Kota
Palembang untuk di jual di toko dan ada juga pemasok yang membawa kain
Ibu rumah tangga pengrajin kain songket selalu melakukan pekerjaan menenunya
dari pagi hingga sore disela tugasnya sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan
yang pengrajin terima berdasarkan tiap potong kain songket yang terdiri dari satu
helai kain songket dan satu helai selendang. Lama pembuatan kain songket
beraneka ragam tergantung dengan motif dan jenis kainnya, pembuatan satu
potong kain songket ada yang memakan waktu empat hari, lima hari, satu minggu
bahkan ada yang dua minggu, namun rata-rata satu minggu. Upah yang pengrajin
terima juga beraneka ragam tergantung dengan motif dan kerumitan pembutan
kain songketnya, upah setiap potong kain songket berkisar antara Rp.100.000,00
Tabel 1 Banyaknya songket yang dihasilkan dalam satu bulan dan besarnya
pendapatan yang diterima oleh ibu rumah tangga dalam satu bulan di
Desa Tanjung Pinang 1 Kecamatan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir
Tahun 2008.
No. Nama Banyaknya songket yang Pendapatan
dihasilkan dalam 1 bulan (Rp)/ bulan
1. Rusmini 5 650.000
2. Atok 6 750.000
3. Faida 5 700.000
4. Mina 5 700.000
5. Asma 4 600.000
6. Sana 3 900.000
7 Subai 4 550.000
8. Mahiro 4 800.000
9. Dila 4 600.000
10. Mariyam 3 700.000
Sumber : Wawancara dengan Ibu Rumah Tangga pengrajin kain songket
di Desa Tanjung Pinang 1, Maret 2008.
Melihat bahwa ibu rumah tangga mempunyai semangat dan kesempatan besar
rumah tangga guna memenuhi pengeluaran hidup anggota rumah tangga. Keadaan
pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket terhadap total pendapatn
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat muncul beberapa masalah yang dapat di
C. Rumusan Masalah
1. Berapa besar sumbangan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket
Tanjung Pinang 1 Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir tahun 2008 ?
Desa Tanjung Pinang 1 Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Tahun
2008 terpenuhi ?
D. Tujuan Penelitian
Tanjung Pinang 1 Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir Tahun 2008.
E. Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada
tangga.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi bagi para
tangga yang bekerja sebagai pengrajin kain songket di Desa Tanjung Pinang 1
proses belajar mengajar dalam suplemen bahan ajar mata pelajaran geografi di
Masalah Kependudukan.
b. SMA kelas XII semester 1 Bab 1 Peta dan Pemetaan Sub Bab Analisis
lokasi industri.
9
1. Ruang lingkup subyek penelitian yaitu ibu rumah tangga yang bekerja sebagai
A. Tinjauan Pustaka
yang khas menegnai kehidupan yang khas dan berusaha mencari fungsi dari
Secara umum geografi dibagi menjadi dua yaitu geografi fisik dan geografi
yang utuh.
pendapatan.
11
1. Kain Songket
Kain songket adalah hasil dari kerajinan tangan tradisional berupa tenunan yang
dihiasi oleh benang emas, perak dan sutra beraneka warna. Songket berasal dari
kata tusuk dan cukit yang disingkat menjadi suk-kit, lazimnya menjadi sungkit
Kain tenun songket Palembang banyak dipakai oleh kaum perempuan dalam
maupun tamu undangan perempuan yang menghadirinya. Selain itu, songket juga
dipakai dalam acara-acara resmi penyambutan tamu (pejabat) dari luar maupun
dari Palembang sendiri. Pemakaian songket yang hanya terbatas pada peristiwa-
merupakan jenis pakaian yang tinggi nilainya, sangat dihargai oleh masyarakat
Palembang.
kain songket Palembang pada dasarnya dilakukan dalam dua macam, yaitu:
menenun kain dasar dengan konstruksi tenunan rata atau polos dan menenun
bagian ragam hias yang merupakan bagian tambahan dari benang pakan. Kedua
dua, yakni peralatan pokok dan tambahan. Keduanya terbuat dari kayu dan
bambu. Peralatan pokok adalah seperangkat alat tenun itu sendiri yang oleh
mereka disebut sebagai “dayan”. Seperangkat alat yang berukuran 2 x 1,5 meter
ini terdiri atas gulungan/boom (suatu alat yang digunakan untuk menggulung
benang dasar tenunan), penyincing (suatu alat yang digunakan untuk merentang
dan memperoleh benang tenunan), beliro (suatu alat yang digunakan untuk
membuat motif songket), cahcah (suatu alat yang digunakan untuk memasukkan
benang lain ke benang dasar), dan gun (suatu alat untuk mengangkat benang).
ditenun adalah peleting, gala, belero ragam, dan teropong palet. Peralatan
dengan tangan.
Bahan dasar untuk tenun songket adalah benang emas, perak, sutera, juga benang
motif dan ragam hias yang dihasilkan juga bermacam-macam pula. Motif atau
yaitu :
1. Motif tumbuh-tumbuhan.
2. Motif geometris.
3. Motif campuran.
13
1. Songket Lepus :
2. Songket Bungo :
benang 14 karat. Jadi jika dasar kain sutra telah lapuk maka benang emas
14
tersebut bisa ditarik dan dilepaskan kemudian dipndahkan pada dasar kain
dari benang sutera yang baru. Songket yang menggunakan benang emas asli
tersebut disebut songket Emas Jantung atau Cinde dengan dasar kain
berwarna merah dihiasi benang emas, benang sutera dan benang kapas
Kain songket ini juga dibedakan antara songket design benang emas yang
penuh disebut dengan songket lepus dan design benang emas tersebar disebut
Berdasarkan warna dan motif kain songket bisa dibedakan status sosial si
pemakainya, seperti kain songket dengan warna hijau, merah dan kuning
cerah melambangkan bahwa mereka ingin kawin lagi. Motif atau ragam hias
motif bungo tanjung sebgai lambang keramah tamahan selaku tuan rumah
atau lambang ucapan selamat datang. Selain itu ada motif pucuk rebung yang
bisa lepas dari alam. Sedangkan motif geometris dan motif campuran tidak
dengan fungsinya. Jadi setiap orang boleh memakai motif songket apapun
2. Industri
Menurut Nursid Sumaatmadja (1988 : 179) industri adalah kegiatan ekonomi yang
mengelola bahan mentah menjadi barang jadi atau setengah jadi. Sedangkan
barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaanya termasuk kegiatan
rancang bangunan dan rekayasa industri. Dalam penelitian ini, akan membahas
tentang pengrajin yang menjadi tenaga kerja atau pengrajin kain songket, karena
tenaga kerja merupakan faktor yang pokok dalam menghasilkan suatu barang
atau jasa. Industri kain songket adalah industri yang mengelola barang setengah
jadi menjadi barang jadi, sehingga memiliki nilai ekonomi yang lebih tinggi dan
kebudayaan daerah.
Menurut Sudjito (1987 : 127) industri di pedesaan dapat dibagi menjadi dua
katagori, yaitu :
1. Industri labour intensif di mana modal yang paling utama adalah tenaga
kerja dan bahan mentah yang diperoleh dari pekarangan sendiri atau
2. Industri yang kapital intensif dan memerlukan bahan baku dari luar.
Dari definisi di atas industri kerajinan kain songket termasuk kedalam industri
labour intensif.
Menurut BPS (1996 : vii) Sektor industri mencakup industri besar (jumlah tenaga
kerja 100 orang ke atas), industri sedang atau menengah (jumlah tenaga kerja
antara 20-99 orang), industri kecil (jumlah tenaga kerja antara 5-19 orang), usaha
kerajinan rumah tangga atau kerajinan rakyat (jumlah tenaga kerjanya kurang dari
5 orang). Dari sektor industri yang dipaparkan oleh BPS di atas kerajinan kain
Pendapatan berperan penting dalam kehidupan rumah tangga, oleh karena itu
adalah sejumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang
Menurut BPS (1996:xi) pendapatan rumah tangga adalah seluruh penghasilan atau
penerimaan semua anggota rumah tangga yang diperoleh, baik berupa gaji (upah),
17
transfer.
hasil keseluruhan dari pendapatan kepala rumah tangga, pendapatan ibu rumah
tangga maupun pendapatan dari anggota rumah tangga lainnya yang diperoleh
dua peranan yaitu (1) sebagai istri/ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan
pendapatan (2) istri/ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga
pendapatan biasanya berupa sejumlah uang yang diterima oleh seseorang atau
Dalam usaha meningkatkan pendapatan rumah tangga, ibu rumah tangga banyak
Pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket merupakan pendapatan ibu
rumah tangga dari hasil pekerjaannya sebagai pengrajin kain songket di samping
tugasnya sebagai ibu rumah tangga yang melakukan pekerjaan rumah tangga.
18
Pendapatan ibu rumah tangga yang bekerja sebagai pengrajin kain songket
Pendapatan kepala rumah tangga adalah pemasukan yang berupa uang atau barang
yang diperoleh seorang orang kepala rumah tangga dari hasil usahanya melalui
tangganya.
pendapatan yang diperoleh setiap kepala rumah tangga itu ada yang berasal dari
masyarakat.
adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga dalam
Pendapatan ini berupa barang atau uang dari pihak lain atau hasil sendiri.
:”hasil yang diperoleh suatu ruamh tangga yang merupakan jumlah keseluruhan
bukan makanan.
Menurut Daan Dimara dalam Mulyanto Sumardi dan Hans Dieters Evers (1982 :
300) yang dimaksud dengan kebutuhan pokok adalah kebutuhan akan bahan
Kebutuhan pokok minimum adalah kebutuhan pokok yang harus dipenuhi oleh
manusia yang hidup secara wajar yang meliputi sembilan kebutuhan pokok
minimum yang diukur dalam satuan rupiah pertahun yang meliputi sandang dan
pangan.
Kebutuhan pokok adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi salah
pendidikan, sedangkan yang paling pokok serta memerlukan usaha yang segera
Menurut BPS (1986 : 9) “pengeluaran rumah tangga adalah rata-rata biaya yang
rumah tangga adalah seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari selama sebulan baik berupa barang atau
seluruh pengeluaran rumah tangga yang dipergunakan untuk membeli barang atau
untuk membeli barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pokok, sedangkan
tangga, pengrajin kain songket dalam satu bulan yang dipergunakan untuk
Menurut Hanna Papanek dalam Zulfitra Rahardjo dkk (1980:63), bahwa wanita
sebagian pekerjaan mereka lakukan di dalam atau di luar rumah. Pandangan dasar
ini berlaku di seluruh dunia, tetapi peranan wanita Indonesia untuk mengurangi
Ibu rumah tangga selain tugasnya melakukan pekerjaan rumah seperti mengurus
anggota rumah tangga, memasak, mencuci, dan lain sebagainya diharapkan dapat
Menurut Hanna Papanek dalam Zulfita Raharjo dkk (1980:64) “pada dasarnya
harus secara aktif turut serta mencari tambahan pendapatan untuk kelangsungan
bukan hanya pelengkap dalam rumah tangga tetapi lebih dari itu ikut menentukan
dan ikut aktif dalam meningkatkan penghasilan, terutama bagi suatu rumah tangga
B. Kerangka Pikir
Salah satu masalah yang dihadapi di pedesaan adalah kurangnya kesempatan kerja
bagi masyarakat yang berada pada usia kerja. Hal ini mengakibatkan rendahnya
di perdesaan akan semakin kompleks. Ibu rumah tangga yang bertugas mengatur
kegiatan dan mengurus rumah tangga turut membantu dalam mengatasi persoalan
ekonomi yang ada di pedesaan. Di Desa Tanjung Pinang 1 ibu rumah tangga
tangga. Hal ini dilakukan untuk membantu suami dalam memenuhi pengeluaran
Gambar 1
Diagram Alir Kerangka Pemikiran
Rendahnya Perekonomian
rumah tangga Ibu rumah tangga bekerja sebagai
pengrajin kain songket
Pengeluaran
rumah tangga
C. Hipotesis
Menurut Suharsimi Arikunto (2006 : 21) hipotesis dapatt diartikan sebagai suatu
4. Pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket lebih besar dari
A. Metode Penelitian
Agar penelitian tepat pada sasarannya, maka perlu digunakan metode penelitian
yang sesuai. Metode adalah cara utama yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan, misalnya untuk menguji suatu hipotesis dengan mengunakan teknik serta
alat-alat tertentu. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
metode survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengabil sampel dari
satu populasi dan mengunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
B. Populasi
penelitian baik berupa manusia, peristiwa, ataupun berbagai gejalah yang terjadi,
karena itu merupakan suatu variabel yang diperlukan untuk memecahkan masalah
menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu ibu rumah tangga yang bekerja
Batu Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan yang berjumlah 124 orang ibu rumah
tangga.
C. Sampel
Menurut Suharsimi Arikunto sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
sekedar ancar-ancar, maka apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%
atau lebih tergantung dana, sempit luasnya pengamatan dari setiap subyek dan
50
penulis menetapkan sampel sebesar 50% dari populasi yaitu 124 62 orang
100
adalah pengambilan sampel di setiap dusun dengan presentase yang sama (50%).
Di Desa Tanjung Pinang 1, terdapat dua dusun, yaitu Dusun I dan Dusun II.
Mengenai jumlah dan persebaran populasi dan sampel pada tiap dusun dapat
Tabel 2 Persebaran Populasi dan Sampel pada 2 dusun di Desa Tanjung Pinang 1
Kecamatan Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir tahun 2008.
No. Dusun Populasi Sampel Cadangan
1. Dusun I 52 26 2
2. Dusun II 72 36 3
Jumlah 124 62 5
26
27
Untuk menghindari kurangnya atau tidak adanya beberapa sampel atau responden
Agar semua populasi tiap-tiap dusun mempunyai kesempatan yang sama dalam
sampling adalah penarikan individu yang akan dijadikan sampel pada masing-
masing dusun dengan cara mengundinya sebagai berikut : untuk menentukan ibu
rumah tangga pengrajin kain songket yang akan dijadikan responden pada setiap
sebanyak dalam populasi pada setiap dusun untuk memperoleh sampel, gulungan
yang telah diberi nama sebanyak ibu rumah tangga pengusaha kerajinan kain
songket pada setiap dusun, lalu dimasukan ke dalam kaleng dan dikocok
kaleng untuk diadakan undian lanjutan dan memberikan kesempatan yang sama
pada tiap-tiap populasi. Apabila dalam pengundian ulang sampel yang sama maka
kertas gulungan tersebut dimasukan lagi dan diadakan penggundian ulang sampai
1. Variabel Penelitian
Variabel adalah konsep yang mempunyai variasi nilai. Variabel dapat juga
diartikan sebagai penggelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih
28
sumbangan pendapatan ibu rumah tangga pengrajin kain songket dan total
besarnya pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga dari hasil usaha
kerajinan kain songket dalam jangka waktu satu bulan berupa uang. Besarnya
antara pendapatan ibu rumah tangga dengan pendapatan total rumah tangga
Pengeluaran rumah tangga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh
pengeluaran rumah tangga dalam jangka waktu satu bulan baik barang
tangga dalam satu bulan menurut BPS Propinsi Sumatera Selatan pada
/ bulan
29
bulan.
pokok minimum dalam penelitian ini mengacu pada pengeluaran rata-rata per
kapita per perbulan berdasarkan data BPS Sumatera Selatan Tahun 2008 yaitu
per bulan lebih kecil atau sama dengan pengeluaran rumah tangga per
bulan.
ibu rumah tangga pengrajian kain songket dan kepala rumah tangga. Untuk
a. Pendapatan ibu rumah tangga lebih besar dari pendapatan kepala rumah
tangga.
tangga.
c. Pendapatan ibu rumah tangga lebih kecil dari pendapatan kepala rumah
tangga.
1. Teknik Observasi
songket).
2. Teknik Dokumentasi
dari data monografi desa, yaitu data jumlah penduduk, komposisi penduduk
menurut mata pencarian, luas wilayah dan lain sebagainya yang mendukung
penelitian ini.
3. Kuesioner
Menurut Hadari Nawawi dalam Moh. Pambundu Tika (2005 : 54) angket atau
sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Teknik
kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui dan memperoleh data
secara langsung dari responden sebagai data primer yang menggunakan daftar
jumlah anggota rumah tangga, pendapatan kepala rumah tangga, pendapatan ibu
rumah tangga pengrajin kain songket, kebutuhan atau pengeluaran rumah tangga,
sumbangan ibu rumah tangga pengrajin kain songket terhadap kebutuhan hidup
rumah tangga.
Analisis data adalah mengolah dan interpretasi data untuk menarik kesimpulan
dari hasil penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
bentuk analisis persentase ini yaitu data yang diperoleh dari responden
pengertian yang jelas terhadap data dalam tabel yang disajikan. Untuk lebih
berikut :
n
% x100
N
32
Keterangan :
100 = Konstanta