You are on page 1of 4

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Stroke adalah gangguan peredaran darah otak yang menyebabkan
defisit neurologis mendadak sebagai akibat iskemia atau hemoragi sirkulasi
saraf otak. Istilah stroke biasanya digunakan secara spesifik untuk
menjelaskan infrak serebrum sehingga dapat mengakibatkan masalah
kesehatan yang serius dan berdampak pada kecacatan, kematian, dan ekonomi
keluarga, akibat dari adanya disfungsi motorik dan sensorik (Lingga, 2013).
Stroke merupakan salah satu penyakit gawat darurat yang perlu ditangani
secara cepat dan tepat. Apabila tidak ditangani segera maka akan
mengakibatkan kematian. (Hamarno and Tyas, 2015).
Menurut Tobing (2007) dalam Sunarto (2015) pada pasien stroke
dapat mengalami ganguan transfer oksigen atau cerebro blood flow menurun
sehinga menyebabkan gangguan peruse jaringan, sehingga dapat
mengakibatkan iskemik. Kegawatdaruratan pada iskemik jaringan apabila tiak
tertangani dengan baik akan menyebabkan terjadinya inark atau kematian
jaringan, yang dapat membuat kecacatan atau hilangnya fisiologis tubuh pada
bagian tertentu, komplikasinya dapat menyebabkan mortalitas atau kematian.
Sebanyak 15 jutaan orang pernah mengalami stroke diseluruh dunia
(WHO, 2015). Di Amerika serikat tahun 2014, stroke menempati urutan
ketiga di dunia setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Lebih kurang 5
juta orang pernah mengalami stroke. Sementara di inggris terdapat 250.000
orang hidup dengan kecacatan karena stroke di asia khususnya di Indonesia,
setiap tahun diperkirakan 500.000 orang mengalami stroke. (WHO, 2015).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional Tahun 2013,
prevalensi penyakit tidak menular di indonesia cukup tinggi yaitu stroke
sebesar 12,1 per mil. Prevalensi penyakit stroke tertinggi di Sulawesi Utara
(10,8 per mil), Yogyakarta (10,3 per mil), Bangka Belitung (9,7 per mil) dan
DKI Jakarta (9,7 per mil). (Riskesdas, 2013).

1
2

Berdasarkan data rekam medik Rumah Sakit Muhammadiyah


Palembang, terdapat 30 orang penderita stroke, 25 orang menderita stroke
hemoragik dan 5 orang menderita stroke non hemoragik. (RSMP, 2017).
Klasifikasi stroke dibagi menjadi 2, yaitu : stroke non hemoragik
(iskemik) dan stroke hemoragik.(Arya, 2011). Informasi penatalaksanaan
stroke kini telah mengalamai banyak perubahan. Disamping itu, ada preparat
neuroprotektiff dan terapi trombolitik yang baru. Serta tindakan angioplasty
serebral tengah diuji untuk kemungkinan pemakaiannya dalam
penatalaksanaan stroke (Potts, 2011).
Studi kasus yang dilakukan oleh Astuti (2015) menyebutkan bahwa
stroke harus dipandang sebagai keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
pengkajian serta diagnosis yang cepat, akurat serta intervensi yang tepat.
Menurut Smeltzer and Bare (2012) kegawatdaruratan stroke jika tidak
tertangani dengan baik dapat menyebabkan terjadinya hipoksia serebral,
terganggunya aliran darah serebal dan emboli, hal ini yang kemudian
menyebabkan mortalitas atau morbiditas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik melakukan studi
kasus asuhan keperawatan kegawatdaruratan dengan gangguan sistem
neurovaskuler : cerrebrovaskuler disease (CVD) di Instalasi Gawat Darurat
Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah pelakasanaan asuhan keperawatan kegawat daruratan
pada Tn“X” di Instalasi gawat darurat rumah sakit muhammadiyah
Palembang

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui pelaksanaan asuhan keperawatan
kegawatdaruratan pada klien tn X dengan gangguan sistem neurovaskuler
: Cerebrovascular Disease (CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah
Sakit Muhammadiyah Palembang
3

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keperawatan pada tn X
dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular Disease
(CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
b. Mahasiswa mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada tn X
dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular Disease
(CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
c. Mahasiswa mampu menyusun intervensi keperawatan pada tn X
dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular Disease
(CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
d. Mahasiswa mampu melakukan impelementasi keperawatan pada tn X
dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular Disease
(CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi keperawatan pada tn X
dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular Disease
(CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang
f. Mahasiswa mampu melakukan discharge planning keperawatan pada
tn X dengan gangguan sistem neurovaskuler : Cerebrovascular
Disease (CVD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang

D. Manfaat
1. Bagi Stikes Muhammadiyah Palembang
Menjadi acuan dan pertimbangan dalam usaha meningkatkan
kualitas dan mutu pendidikan serta sebagai referensi untuk meningkatkan
proses belajar pada mahaiswa.
4

2. Bagi Rumah Sakit Muhammadiyah Pelmbang


Menjadi acuan dalam memberikan asuhan keperawatan kegawatdaruratan
dengan gangguan sistem neurovaskuler : CVD.
3. Bagi Penulis
a. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memebrikan asuhan
keperawatan kegawatdaruratan dengan gangguan sistem neurovaskuler
: CVD.
b. Sebagai informasi dan masukan dalam peningkatan dan pedoman
untuk melaksanakan asuhan keperawatan kegawatdaruratan dengan
gangguan sistem neurovaskuler : CVD.

You might also like