You are on page 1of 27

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI “L” USIA 9

BULAN DENGAN IMUNISASI CAMPAK


DI BPS IZZAWATI D. SAPTORENGGO PAKIS
MALANG

Disusun Oleh :

MUKHAFIFAH
NIM. 0504.76

AKADEMI KEBIDANAN WIDYAGAMA HUSADA –MALANG


MALANG
2007
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat
rahmat dan hidayah-Nyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Asuhan Kebidanan pada By. “L” usia 9 Bulan Dengan Imunisasi
Campak”
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah praktek klinik
kebidanan dan dengan terselesainya makalah ini, kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Dr. Lukita Ningsih, selaku Kepala Puskesmas Bululawang
2. Ibu Yuliyanik, S.KM selaku Direktur Akademi Kebidanan Widyagama
Husada Malang
3. Ibu Sumakidah selaku pembimbing lapangan di Puskesmas Bululawang
4. Ibu Endah Tri Agustin, S.SiT selaku Pembimbing Institusi Akademi
Kebidanan Widyagama Husada Malang
5. Orang tua yang telah memberi support dan doa
6. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan pikiran dalam
menyelesaikan makalah ini
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik
yang membangun dari para pembaca guna penyempurnakan makalah kami
selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
khususnya.

Malang, Juni 2007

Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 1858 dengan pelaksanaan
imunisasi cacar di pulau Jawa. Kegiatan ini telah berhasil membasmi penyakit
cacar di Indonesia, hingga pada tahun 1974 Indonesia dinyatakan bebas cacar
oleh WHO. Sedangkan program imunisasi secara resmi dimulai pada tahun
1977.
Angka kematian anak di Indonesia masih cukup tinggi, tidak sedikit
dari penyakit anak seperti TBC, batuk rejan, diftesi tetanus, hepatitis B,
campak dan polio militus yang menimbulkan komplikasi yang berat sehingga
berakhir dengan kematian. Dari sumber yang didapatkan di internet, bahaya
tanpa imunisasi kira-kira 3 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena
penyakit campak, 2 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
batuk rejan, 1 dari 100 kelahiran anak akan meninggal karena penyakit
tetanus, dan dari setiap 2.000 anak 1 akan menderita penyakit polio. Maka
upaya pemerintah untuk mengatasi hal ini adalah dengan adanya program
imunisasi.
Pemberian imunisasi campak bertujuan untuk menimbulkan kekebalan
aktif terhadap penyakit campak. Vaksin campak merupakan vaksin virus
hidup yang dilemahkan. Dengan imunisasi campak diharapkan dapat
berkurang dan kejadian campak yang berat dapat dihindari.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan umum
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan
imunisasi campak

1.2.2 Tujuan khusus


1. Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada bayi dengan
imunisasi campak
2. Mahasiswa mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah pada bayi
dengan imunisasi campak
3. Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada bayi
dengan imunisasi campak
4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi
dengan imunisasi campak
5. Mahasiswa mampu menyusun rencana tindakan pada bayi dengan
imunisasi
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana tindakan pada bayi dengan
imunisasi
7. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam membuat asuhan kebidanan
pada bayi “A” dengan imunisasi campak menggunakan metode.
1.3.1 Wawancara
Metode wawancara ini untuk mendapatkan data tentang biodata dan lain-
lain
1.3.2 Observasi
Metode observasi ini untuk melihat kelengkapan imunisasi yang diberikan

1.4 Pelaksanaan
Laporan ini merupakan hasil dari kegiatan praktek lapangan di
Puskesmas Lawang pada tanggal 8 Februari 2007

1.5 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan asuhan kebidanan ini terdiri dari bab I
(pendahuluan) meliputi latar belakang, tujuan penulisan, metode penulisan,
pelaksanaan dan sistematika penulisan. Bab II (tinjauan teori) berisi tentang
konsep dasar imunisasi, konsep imunisasi campak, dan manajemen asuhan
kebidanan pada bayi dengan imunisasi campak. Bab III (tinjauan kasus)
terdiri dari pengkajian data, identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi
masalah potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi
dan evaluasi. Bab IV (pembahasan). Bab V (penutup) meliputi kesimpulan
dan saran
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Imunisasi


2.1.1 Definisi
- Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)
- Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat
anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
- Imunsiasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi
berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak
kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal
terhadap penyakit yang lain
(Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)

2.1.2 Tujuan Imunisasi


a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
menghilangkan pada penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat
atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada
imunisasi cacar
b. Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap
penyakit infeksi
c. Untuk memberikan data tahan tubuh yang sebesar-besarnya pada
resipen agar tidak menjadi sakit / hanya mengalami gejala klinik
seandainya resipen sakit alami tanpa membahayakan resipen
d. Untuk memberikan kekebalan kepada bayi anak, maupun ibu hamil
dengan maksud untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
e. Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit
dan kematian bayi serta anak yang disebabkan penyakit tertentu.
2.1.3 Macam-macam Imunisasi
1. Kekebalan aktif
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat menghasilkan
antibody tertentu, seseorang harus terinfeksi oleh penyakit tertentu
baik melalui terjangkit penyakit tersebut atau melalui pemberian
vaksin yang mengandung bakteri atau virus atau rancunnya yang sudah
dilemahkan
2. Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat. Kekebalan
pasif juga mencakup kekebalan bawaan (konhginental) misalnya bayi
mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan
melindungi bayi selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap
berbagai penyakit seperti tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan
ini tidak dapat bertahan lama

2.1.4 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi


- Polimyelitis (kelumpuhan)
- Campak
- Dipteri
- Pertusis
- Tetanus
- Tuberculosis
- Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program
pengembangan imunisasi (PPI), maka anak harus mendapatkan
perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan imunisasi

2.1.5 Jenis Vaksin


1) Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan
dapat mengalami kerusakan bila kena panas dan sinar. Vaksin hidup
dan tersedia saat ini :
 Dari virus hidup : cqampak, gondang, rubella, demam kuning
 Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid
2) Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif
vaksin incativid selalu membutuhkan dosis ganda. Pada umumnya
dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti prduksitf baru timbul
setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini
berasal dari :
 Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies,
hepatitis A.
 Seluruh sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera
influenza, a-seluler, typoid VI
 Toxoid contohnya : diftori, tetanus, botalium
 Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid,
hypotolamus, influenza type B
 Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan
pnemokokus)

2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas vaksin


1. Cara pemberian vaksi
2. Dosis vaksin
3. Frekuensi pemberian
4. Jenis vaksin
2.1.7 Dilihat dari jenisnya, imunisasi dibedakan menjadi 2, yaitu
1. Imunisasi yang diharuskan
Jenis Pemberian Selang
No Jenis Vaksin Umur Ket
Imunisasi imunisasi waktu
Baccilus Calmette Guaerin
1 BCG 1x 4 minggu 0-11 bln
(BCG)
Vaksin DPT mengandung
3x
2 DPT toxoid difteri, toxoid 4 minggu 2-11 bln Untuk bayi lahir
(DPT 1,2,3)
tetanus B, partusis di puskesmas
4x Hb, BCG, polio
3 Polio Vaksin polio KPE 1, 2, 3 4 minggu 0-11 bln
(polio 1,2,34) dapat segera
Virus campak galur diberikan
4 Campak 4x 9–11 bln
(stralin) “cam 70”
3x
5 Hepatitis B Virus hepatitis B 4 minggu 0-11 bln
(Hb 1,2,34)
Umur Vaksinasi
0 bulan HB1, BCG, Polio1
2 bulan HB2, DPT1, Polio2
3 bulan DPT3, DPT2, Polio3
4 bulan DPT3, Polio4
9 bulan Campak
(Depkes RI. 2001)

2. Imunisasi yang dianjurkan


- MMR (measles / campak, mumps / parotitis, rubella / campak
Jerman)
- Hb (Naomopilus influenza B)
- Demam typoid
- Hepatitis A

2.1.8 Persyaratan Pemberian Vaksin


1. Pada bayi / anak yang sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa
berlakunya.
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4. Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis
imunisasi, jenis yang telah diterima
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatikan dosis yang akan diberikan

2.2 Konsep Imunisasi Campak


2.2.1 Pengertian
Imunisasi campak adalah suatu usaha memberikan kekebalan pada bayi
dan anak terhadap penyakit campak
2.2.2 Penyakit campak
Campak adalah penyakit virus akut ditandai demam dan timbulnya bercak-
bercak kemerahan pada kulit muka yang menjalankan ke seluruh tubuh.
Campak merupakan penyakit akut yang menular dengan panas
konjungtiva, batuk pilek, bercak kemerahan.
a. Epidemologi
Penyakit ini sangat menular dan memberikan kekebalan seumur hidup.
Bilamana pada anamnese terjadi campak lebih sekali, perlu ditinjau
diagnosa mortilitas yang dibuat
Penularan pada manusia terjadi pada :
1. Langsung : dengan droplet infection saat bersin, batuk / dahak atau
urine penderita campak
2. Tidak langsung
- Lewat orang ketiga atau barang-barang yang terkontaminasi
- Lewat udara
b. Gejala klinik
Gejala penyakit ini sangat khas yaitu demam, bercak kemerahan,
batuk, pilek konjungtiva (mata merah)
2.2.3 Vaksin Campak
Vaksin campak merupakan vaksin hidup yang dilemahkan. Vaksin ini
bentuk vaksin beku kering yang harus dilaksanakan dengan perlarutan
sendiri (vadenmecum bio farm)

2.2.4 Cara Pemberian dan Dosis


1. Sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan
dengan pelarutan yang telah tersedia
2. Dosis pemberian adalah 0,5 ml, disuntikan pada lengan atas secara
subkutan
3. Vaksin campak diberikan kepada semua anak berumur 9 bulan. Vaksin
campak tidak dapat diberikan pada umur kurang dari 9 bulan, antibodi
yang diterima bayi dari ibu ketika masih dalam rahim masih tetap ada
dalam daerah bayi dan mencegah kerja vaksin
4. Vaksin campak ulang (booster) diberikan pada usia 6-7 tahun (kelas 1
SD)
5. Lama perlindungan vaksin campak, bila pemberianya efektif 1 dosis
pemberian vaksin campak dapat memberikan kekebalan sampai lebih
dari 14 tahun

2.2.5 Penyimpanan dan Kadaluarsa


- Penyimpanan vaksin pada suhu  20 C s/d  80 C, hindari sinar
matahari langsung atau tidak langsung
- Kadaluarsa setelah 2 tahun bila disimpan di 2-80 C
- Pelarut vaksin disimpan pada suhu kamar, tidak perlu dilemari es,
pelarut tidak boleh beku jadi jangan di simpan dalam freezer
- Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya boleh digunakan maximal
8 jam
2.2.6 Kontraindikasi
- Individu yang mengidap penyakit immune defeciencu atau idibidu
yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia,
lymphoma
- Riwayat kejang demam
- Panas > 300 C

2.2.7 Efek Samping


- Demam batuk dan pilek sering terjadi sekitar 1 minggu setelah
pemberian vaksin campak
- Dapat terjadi infeksi pada tempat suntikan jika jarum dan spuit yang
digunakan kotor
- Hingga 15 pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan
selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi

2.2.8 Pelaksanaan Tindakan Imunisasi Campak


a. Persiapan alat
- Vaksin campak dan pelarutnya dalam trermos es
- Spuit dipasang 2 cc dan 5 cc
- Bengkok
- Kapas air hangat
- KMS
- Status bai / balita
- Formulir tindakan
b. Persiapan pasien
- Memberi salam pada pasien / keluarga
- Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
- Memberikan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Langkah-langkah
- Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
- Mengatur posisi pasien dan membaringkan di tempat pemeriksaan
- Menyipkan spuit 5 cc dan 2,5 cc
- Menyiapkan vaksin dan pelarutnya dari thermos es
- Mengambil vaksin dari thermos es dan menutupnya kembali
- Menghisap pelarutnya
- Melarutkan vaksin campak
- Menghisap vaksin sesuai dengan dosis (0,5 cc)
- Mengembalikan vaksin dalam thermos
- Menginfeksi daerah yang akan disuntik
- Menyuntik pasien secara SC dalam
- Merapikan pasien
- Memberi tahu ibu bahwa prosedur tindakan telah selesai
- Merapikan alat-alat
- Perawat mencuci tangan

2.3 Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi Dengan Imunisasi Campak


2.3.1 Pengkajian Data
Tanggal pengkajian : jam :
Tempat pengkajian :
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama : untuk memudahkan memanggil
Tanggal lahir : untuk mengetahui usia bayi
Umur : imunisasi ini diberikan pada usia 9 bulan
Anak ke : untuk mengetahui status dalam keluarga
Alamat : untuk memudahkan kunjungan rumah
Identitas orang tua, meliputi, nama, umur, agama, pendidikan
terakhir, pekerjaan, alamat untuk mengetahui identitas dari
keluarga

b. Keluhan utama
Anak akan di imunisasi campak

c. Riwayat kesehatan dahulu


Untuk mengetahui sejak lahir sampai sekarang pernah / tidak
menderita penyakit parah dan pernah / tidak masuk RS

d. Riwayat kesehatan sekarang


Untuk mengetahui apakah saat datang untuk imunisasi, bayi dalam
keadaan sehat, tidak sedang menderita suatu penyakit sehingga
bayi tidak dapat diberikan imunisasi

e. Riwayat Kesehatan Keluarga


Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada / tidak yang
menderita penyakit menular, menurun atau menahun seperti
hipertensi DM, asma, jantung TBC
f. Riwayat Prenatal, Natal, dan Post Natal
a) Prenatal
Hamil berapa, apakah ada komplikasi selama kehamilan yang
dapat mempengaruhi bayi baru lahir, berapa kali ANC, ada
kebutuhan selama hamil / tidak mendapat imunisasi TT / tidak
mengkonsumsi jamu-jamuan / tidak bagaimana pola makan
ibu, pantangan yang dilakukan selama hamil
b) Natal
Untuk mengetahui waktu, jam persalinan, jenis persalinan,
spontan / tindakan, BB 2500 - 4000 gr, PB 48-52 cm ditolong
oleh siapa
c) Pos Natal
ASI diberikan mulai kapan, kuning / tidak, pernah sakit atau
tidak
g. Riwayat imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi yang sudah diberikan pada bayi. Jika
akan diimunisasi campak, maka seharusnya bayi sudah
mendapatkan vaksin BCG1
h. Pola kebiasaan sehari-hari
1) Nutrisi
Untuk mengetahui bayi minum ASI / tidak, jenis makanan
tambahan yang diberikan, berapa kali sehari
2) Istirahat
Untuk mengetahui bayi tidur berapa jam sehari
3) Kebersihan
Bayi menangis / tidak, kaki dan tangan bergerak / tidak
4) Eliminasi
BAK berapa kali per hari
BAB berapa kali per hari
i. Latar Belakang Sosial Budaya
a) Sosial
Bagaimana hubungan bayi dengan keluarga
b) Budaya
Adakah selamatan kelahiran bayi
2. Data obyektif
a. Pemeriksaan umum
KU : baik – cukup
Kesadaran : composmentis
Nadi : normalnya 120 – 140 x / menit
RR : normalnya 30 – 60 x / menit
Suhu : normalnya 36,50 C - 37,30 C
BB : …………..kg
b. Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Kepala : rambut tidak rontok , tidak ada kelainan pada
kepala, bersih / tidak
Muka : tidak pucat ,tidak ada luka,tidak ada oedem
Mata : simetris , konjungtiva tidak pucat, sclera tidak
icterus
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
secret, tidak ada kelainan pada hidung
Mulut : bibir tidak pucat , lidah bersih, tidak ada
stomatis
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan, tidak
ada serumen
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : tidak ada kelainan pada perut
Ekstremitas : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedem,
adakah polidaktili, adakah sindaktili
2. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada bendungan vena jugularis, tidakada
pembesaran kelenjar limfe
Perut : turgor kulit baik, tidak ada pembesaran organ-
organ perut
3. Auskultasi
Dada : adatidak ronchi, tidak ada wheezing
Perut : bising usus (+)
4. Perkusi
Abdomen : tidak ada meteorismus
2.3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah
Dx : Bayi……usia….dengan imunisasi campak
Ds : Ibu mengatakan bayinya usia …..dan ingin mengimunisasikan
bayinya
Do : Usia …….bulan
KU : baik / cukup
Kesadaran : composmentis
Nadi : normalnya 120 – 140 x / menit
RR : normalnya 30 – 60 x / menit
Suhu : normalnya 36,50 C - 37,30 C
BB : …………..kg

2.3.3 Antisipasi Masalah Potensial


- Pembengkakan daerah tempat suntikan
- Demam ringan

2.3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera

2.3.5 Pengembangan Rencana


Dx : Bayi……..usia…..dengan imunisasi campak
Tujuan : setelah dilakukan imunisasi, bayi bisa terhindari dari penyakit
campak
Kriteria hasil :
- Vaksin disuntikkan dengan tepat dan sesuai dosis
- Tidak timbul efek samping
- Tidak terjadi komplikasi

Intervensi
1. Jelaskan manfaat dan tujuan diimunisasi
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu lebih mengerti dan
kooperatif
2. Lakukan pemberian vaksin sesuai dengan prosedur tindakan
R/ Pemberian imunisasi tepat dan memenuhi sasaran
3. Jelaskan efek samping dari pemberian vaksiun
R/ Antisipasi masalah potensial
4. Berikan obat penurun panas
R/ Penunjang terapi
5. Lakukan pencatatan pada buku KMS / buku imunisasi
R/ sebagai dokumentasi

2.3.6 Implementasi
Tanggal : Jam :
Dx : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
1. Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi campak
Tujuan : memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Manfaat : - Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit campak
- Menjadikan bayi lebih sehat dan aktif
2. Melakukan pemberian imunisasi campak sesuai dengan prosedur tindakan
a. Persiapan alat
- Vaksin campak dan pelarutnya dalam thermos es
- Spuit disposable 2 cc dan 5 cc
- Bengkok
- Kapas air hangat
- KMS
- Status bayi / balita
- Formulir tindakan
b. Persiapan pasien
- Memberikan salam pada pasien / keluarga
- Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
- Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Langkah-langkah
- Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
- Mengatur posisi pasien dan membaringkan ditempat pemeriksaan
- Menyiapkan spuit 5 cc dan 2,5 cc
- Menyiapkan vaksin dan pelarutnya dari thermos es
- Mengambil vaksin dari thermos es dan menutupnya kembali
- Menghisap pelarutnya
- Menghisap vaksin sesuai dengan dosis (0,5 cc)
- Mengembalikan vaksin dalam thermos
- Mendesifeksi daerah yang akan disuntik
- Menyuntik pasien secara SC dalam
- Merapikan pasien
- Memberitahukan ibu bahwa prosedur tindakan telah selesai
dilakukan
- Merapikan alat-alat
- Perawat mencuci tangan
3. Menjelaskan efek samping dari pemberian vaksin campak yaitu
pembengkakan pada bekas suntikan
4. Memberikan obat penurun panas (paracetamol)
5. Melakukan pencatatan pada buku KMS atau buku imunisasi sebagai
dokumentasi

2.3.7 Evaluasi
Sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil
BAB 3
TINJAUAN KASUS

3.1 PENGKAJIAN DATA


Tanggal Pengkajian : 2 Juli 2007 jam : 09.00 WIB
Tempat pengkajian : Puskesmas Bululawang
3.1.1 Data Subyektif
1. Biodata
Nama : By. “L”
Tanggal lahir : 30 Oktober 2006
Umur : 9 bulan
Anak ke : ke 2
Alamat : Krebet Bululawang

Nama ibu : Ny. “S”


Umur : 25 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Krebet Bululawang

Nama ayah : Tn. “Y”


Umur : 27 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Krebet Bululawang

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin mengimunisasikan bayinya (campak)

3. Riwayat Kesehatan Dahulu


Ibu mengatakan bayinya sejak lahir tidak pernah menderita penyakit
parah sehingga bayi masuk ramah sakit
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat datang ke Puskesmas bayinya dalam keadaan
sehat

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit
menular, menurun, atau menahun, seperti hipertensi, DM, asma,
jantung, TBC

6. Riwayat Prenatal,Natal dan Post natal


d. Prenatal
Ibu mengatakan bayi “A” adalah anak ke 2 selama kehamilan tidak
ada komplikasi yang dapat mempengaruhi kehamilannya hanya
pada awal kehamilan ibu mengeluh mual muntah pada pagi hari,
tetapi tidak berlebihan. Ibu mengatakan perika hamil  6x. Setiap
periksa ibu mendapatkan tablet penambah darah, kalk dan vitamin.
Selama kehamilan tidak pernah mengkonsumsi jamu-jamuan,
minum-minuman keras dan merokok. Pola makan ibu terganggu
pada awal kehamilan karena mula muntah. Tetapi setelah usia
kehamilan 3 bulan sampai bayi lahir pola makan ibu tidak
terganggu dan ibu tidak ada pantangan terhadap makanan apapun
e. Natal
Bu mengatakan melahirkan bayinya tanggal 12 April 2006
tergolong oleh bidan. Bayi lahir normal, bayi lahir dengan BB
3000 gr dan PB : 48 cm
f. Post Natal
Ibu mengatakan nifasnya berjalan normal bayi tidak mengalami
infeksi tali pusat an bayi diberi ASI

7. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan bayinya sudah diimunisasi BCG, tanggal 5 Juni 2006
setelah diimunisasi terdapat luka bekas suntikan BCG dan polio1, DPT
HBC 3x tanggal 6 Juli 2006, 6 Agustus 2006, 7 September 2006 dan
disertai polio 2, 3, 4 setelah diimunisasi terdapat reaksi demam ringan,
dan sekarang waktunya imunisasi campak.
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
Ibu mengatakan bayinya minum ASI dan diberi makanan tambahan
yaitu bubur diberikan 2 x sehari dan pada siang hari bayi diberi
biscuit
b. Istirahat
Ibu mengatakan bayinya tidur  12-14 jam per hari
c. Kebersihan
Ibu mengatakan bayinya dimandikan 2 x sehari, ganti baju setiap
kali mandi
d. Aktivitas
Ibu mengatakan bayinya bergerak aktif
e. Eliminasi
Ibu mengatakan bayinya BAK 5-6 x/hari dan BAB 1-2 x / hari
9. Latar belakang sosial budaya
a. Sosial
Ibu mengatakan hubungan bayi dan keluarga baik
b. Budaya
Orang tua bayi berasal dari suku Jawa. Dan pernah mengadakan
selamatan 40 hari bayi lahir (selapan)

3.1.2 Data Obyektif


1. Pemeriksaan umum
KU : Baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120 x / menit
RR : 40 x / menit
Suhu : 36,70 C
BB : 8,7 kg
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut tidak rontok, kepala bersih, tidak ada
kelainan pada kepala
Muka : tidak pucat, tidak ada luka, tidak oedem
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sclera icterus
tidak kuning
Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada
secret, tidak ada kelainan pada hidung
Mulut : bibir tidak pucat, lidah bersih, tidak ada stomatis
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran cairan, tidak ada
serumen
Leher : simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada bendungan venajugularis, tidak ada
pembesaran kelenjar limfe
Dada : simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Abdomen : tidak ada kelainan pada perut
Ekstremitas : simetris, kuku tidak pucat, tidak ada oedem,
tidak ada polidaktili, tidak ada sindaktili
b. Palpasi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe
Perut : turgor kulit baik, tidak ada pembesaran organ-
organ perut
c. Auskultasi
Dada : tidak ada ronchi, tiak ada wheezing
Perut : bising usus (+)
d. Perkusi
Abdomen : tidak ada meteorismus
3.2 IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Dx : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
Ds : Ibu mengatakan bayinya usia 9 bulan dan ingin mengimunisasikan
bayinya
Do : Usia 9 bulan
KU : baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120 x / menit
RR : 40 x / menit
Suhu : 36,70 C
BB : 8,7 kg

3.3 ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


- Pembengkakan daerah tempat suntikan
- Demam ringan

3.4 IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

3.5 PENGEMBANGAN RENCANA


Dx : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
Tujuan : setelah dilakukan imunisasi, bayi bisa terhindar dari penyakit
campak
Kriteria hasil :
- Vaksin disuntikkan dengan tepat dan sesuai dosis
- Tidak timbul efek samping
- Tidak terjadi komplikasi

Intervensi
1. Jelaskan manfaat dan tujuan diimunisasi
R/ Menambah pengetahuan ibu sehingga ibu lebih mengerti dan
kooperatif
2. Lakukan pemberian vaksin sesuai dengan prosedur tindakan
R/ Pemberian imunisasi tepat dan memenuhi sasaran
3. Jelaskan efek samping dari pemberian vaksin
R/ Antisipasi masalah potensial
4. Berikan obat penurunan panas
R/ penunjang terapi
5. Lakukan pencatatan pada buku KMS / buku imunisasi
R/ sebagai dokumentasi

3.6 IMPLEMENTASI
Tanggal : 2 Juli 2007 Jam : 09.00 WIB
Dx : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
6. Menjelaskan tujuan dan manfaat imunisasi campak
Tujuan : memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak
Manfaat : - Meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit campak
- Menjadikan bayi lebih sehat dan aktif
7. Melakukan pemberian imunisasi campak sesuai dengan prosedur tindakan
a. Persiapan alat
- Vaksin campak dan pelarutnya dalam thermos es
- Spuit disposable 2 cc dan 5 cc
- Bengkok
- Kapas air hangat
- KMS
- Status bayi / balita
- Formulir tindakan
b. Persiapan pasien
- Memberikan salam pada pasien / keluarga
- Menjelaskan tujuan dilakukan tindakan
- Memberitahukan prosedur tindakan yang akan dilakukan
c. Langkah-langkah
- Perawat mencuci tangan dan mengeringkannya
- Mengatur posisi pasien dan membaringkan ditempat pemeriksaan
- Menyiapkan spuit 5 cc dan 2,5 cc
- Menyiapkan vaksin dan pelarutnya dari thermos es
- Mengambil vaksin dari thermos es dan menutupnya kembali
- Menghisap pelarutnya
- Menghisap vaksin sesuai dengan dosis (0,5 cc)
- Mengembalikan vaksin dalam thermos
- Mendesifeksi daerah yang akan disuntik
- Menyuntik pasien secara SC dalam
- Merapikan pasien
- Memberitahukan ibu bahwa prosedur tindakan telah selesai
dilakukan
- Merapikan alat-alat
- Perawat mencuci tangan
8. Menjelaskan efek samping dari pemberian vaksin campak yaitu
pembengkakan pada bekas suntikan
9. Memberikan obat penurun panas (paracetamol)
10. Melakukan pencatatan pada buku KMS atau buku imunisasi sebagai
dokumentasi

3.7 EVALUASI
Tanggal: 2 Juli 2007 jam : 09.00 WIB
Dx : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
S : Ibu mengatakan bayinya telah disuntikan imunisasi campak
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Nadi : 120 x / menit
RR : 40 x / menit
Suhu : 36,70 C
BB : 8,7 kg
A : Bayi “A” usia 9 bulan dengan imunisasi campak
P : Beritahu ibu untuk datang lagi apabila ada keluhan
BAB 4
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada bayi “L” di Puskesmas


Lawang, penulis tidak mendapatkan kesenjangan dengan teori. Semua prosedur
tindakan yang dilakukan di lapangan sama dengan yang terdapat pada teori.
Pada kasus tersebut diharapkan dengan intervensi yang benar didukung
dengan implementasi yang optimal, imunisasi campak dapat memenuhi sasaran.
Dan pada kasus ini penulis tetap memberikan asuhan kebidanan dengan
memperhatikan setiap keluhan yang terjadi. Sehingga diharapkan tidak terjadi
masalah lain yang bisa merugikan baik bagi petugas maupun klien.
BAB 5
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bagi dan anak
dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti
untuk mencegah terhadap penyakit tertentu.
Pemberian imunisasi pada anak yang mempunyai tujuan agar tubuh
kebal terhadap penyakit tertentu, kekebalan tubuh juga dapat mempengaruhi
beberapa faktor diantaranya terhadap tingginya antibody pada saat dilakukan
imunisasi. Potensi antigen yang disuntikan waktu antara pemberian imunisasi,
mengingat efektif dan tidaknya imunisasi tersebut akan tergantung dari faktor
yang mempengaruhinya sehingga kekebalan tubuh dapat diharapkan pada diri
anak tersebut.
Imunisasi campak akan memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit
campak, imunisasi ini diberikan hanya sekali pada usia 9 bulan

5.2 Saran
Sebaliknya setiap bayi diimunisasi sesuai dengan jadwal yang
ditetapkan untuk mencegah penyakit-penyakit yang dapat menurunkan
kekebalan tubuh bayi tersebut dan dapat menyebabkan sesuatu hal yang fatal
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, Aziz Alimul, 2004, Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I, Surabaya :


Depdiknas.

Pasar Ibu, Syahni, 2001, Modul Latihan Petugas Imunisasi, Jakarta :


Departemen dan Kesejahteraan Sosial RI

Mansoer Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, Jakarta : Media Aesculapius

Notoadmodjo, Surkidjo, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Jakarta : Rineka


Cipta.

You might also like