You are on page 1of 22

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kematian janin dalam kandungan salah satu masalah yang ditemukan
pada saat hamil, keadaan ini mengancam nyawa ibu. Kematian janin dalam
kandungan apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan ancaman bagi
nyawa ibu. Biasanya ini terjadi pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
atau pada trimester kedua.
Kematian perinatal (lahir mati dan kematian neonates) terjadi dalam 1%
kehamilan. Diperkirakan bahwa 10-25& kehamilan berakhir sebelum
mencapai 28 minggu. Kematian janin sebelum persalinan dimulai mungkin
terdiagnosis ketika sang ibu tidak merasakan gerakan janinnya lagi atau
gejala-gejala kehamian meredup.
Kematian maternal dan perinatal merupakan masalah besar, khususnya
di Negara berkembang sekitar 98-99%, sedangkan Negara maju hanya 1-2%.
Menurut WHO tahun 2008 kematian perinatal adalah 400 per 100.000 orang
atau sekitar 200.000orang pertahun sehingga kematian perinatal terjadi 1,2-
1,5 menit. Kematian perinatal di Indonesia adalah yang tertinggi diantara
Negara-negara ASEAN kejadian sekitar 15 kali di Malaysia (Manuba, 2008).
Angka kematian perinatal di Indonesia belum diketahui pasti karena
belum ada penelitian menyeluruh mengenai hai ini. Diperkirakan AKP di
rumah sakit berkisar antara 77,3-137,7 per 1000 kelahiran hidup. Angka-
angka tersebut akan lebih tinggi dari pada kenyataan sebenarnya karena
rumah sakit sebagai referral hospital untuk daerahnya menampung kasu-kasus
dalam keadaan darurat.
Dengan memperhatikan masalah diatas , maka kami kelompok merasa
tertarik untuk mengambil kasus Asuhan Keperawatan Pada Ny.S Dengan
Diagnosa Medis G3 P2 A0 IUFD Di Ruang Vk Bersalin RSUD Dr. Soegiri
Lamongan.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Intra Uterine
Fetal Deadth?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Penyusunan asuhan keperawatan ini bertujuan untuk mengetahui
dan mengupas lebih dalam tentang laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan pada Intra Uterine Fetal Deadth
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan kusus penulisan dalam makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana Laporan pendahuluan persalinan normal?
2. Bagaimana Laporan Pendahuluan dari Intra Uterine Fetal Deadth?
3. Bagaimana Asuhan Keperawawatan pada pasien Intra Uterine Fetal
Deadth?

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan asuhan keperawatan ini adalah dapat menambah
referensi pada pembaca mengenai penyakit dan asuhan keperawatan Intra
Uterine Fetal Deadth. Selain itu penyusun berharap makalahasuhan
keperawatan ini dapat bermanfaat sebagai tambahan pada pemahaman penulis
mengenai penyakit dan asuhan keperawatan Intra Uterine Fetal Deadth.

BAB 2
LANDASAN TEORI

2
2.1 Definisi
IUFD adalah kematian hasil konsepsi sebelum dikeluarkan dengan
sempurna dari rahim ibunya tanpa memandang tuanya kehamilan (Sarwono,
2005).
Intra uterine fetal death (IUFD) adalah terjadinya kematian janin ketika
masih berada dalam Rahim yang beratnya 500 gram dan atau usia kehamilan
20 minggu atau lebih.
2.2 Etiologi
1. Faktor pasenta
- Insufisiensi plasenta
- Infark plasenta
- Solusio plasenta
- Plasenta previa
2. Faktor ibu
Yaitu kelainan yang disebabkan oleh ibu pada saat hamil. Seperti
contohnya mempunyai penyakit bberat, keturunan dan penyakit menular.
Selain itu konsumsi obat-obatan juga mempengaruhi.
3. Faktor intrapartum
- Perdarahan antepartum
- Partus lama
- Anasthesi
- Partus macet
- Persalinan presipitatus
- Persalinan susang
4. Faktor janin
- Prematuritas
- Post maturitas
- Kelainan bawaan
5. Faktor tali pusat
- Prolapses tali pusat
- Lilitan tali pusat
- Vassa praevia
- Tali pusat pendek
2.3 Manifestasi Klinis
1. DJJ tidak terdengar
2. Uterus tidak membesar, fundus uteri turun
3. Pergerakan anak tidak teraba lagi
4. Palpasi anak tidak jelas
5. Reaksi biologis menjadi negative, setelah anak mati kurang lebih 10 hari
6. Pada rontgen dapat dilihat adanya
- Tulang-tulang tengkorak tutup menutupi
- Tulang punggung janin sangat melengkung
- Hiperekstensi kepala telang leher janin
- Ada gelembung-gelembung gas pada badan janin

3
- Bila janin yang mati tertahan 5 minggu atau lebih, kemungkinan
hypofibrinogrnrmia 25%.
2.4 Klasifikasi
Kematian janin dapat dibagi menjadi 4 golongan yaitu :
1. Golongan I : kematian sebelum massa kehamilan mencapai 20 minggu
penuh
2. Golongan II : kematian sesudah ibu hamil 20-28 minggu
3. Golongan III : kematian sesudah masa kehamilan > 28 minggu (late fetal
death)
4. Golongan IV : kematian yang tidak dapat digolongkan pada ketiga
golongan di atas.
2.5 Patofifiologi
Janin bisa mati di dalam kandungan (IUFD) karena beberapa faktor
antara lain gangguan gizi dan anemia dalam kehamilan, hal tersebut menjadi
berbahya karena suplai makanan yang dikonsumsi ibu tidak mencukupi
kebutuhan janin. Sehingga pertumbuhan janin terhambat dan dapat
mengakibatkan kematian. Begitu pula dengan anemia, karena anemia adalah
kejadian kekurangan FE maka jikaibu kekurangan FE dampak pada janin
adalah irefersibel. Kerja organ-organ maupun aliran darah janin tidak
seimbang dengan pertumbuhan janin (Antonius widoyoko, 2011).

4
2.6 Pathway

5
2.7 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah lengkap
2. Ultrasound seperti USG atau pemeriksaan dengan Doppler
3. Radiologi (bila perlu)
2.8 Komplikasi
1. Trauma emosional yang berat terjadi bila waktu antara kematian janin dan
persalinan cukup lama.
2. Dapat terjadi infeksi bila ketubah pecah.
3. Dapat terjadi koagulopati bila kematian janin berlangsung lebih dari 2
minggu.
2.9 Penatalaksanaan
Jelaskan seluruh prosedur pemeriksaan dan hasilnya serta rencana
tindakan yang akan dilakukan kepada pasien dan keluarga. Bila belum ada
kepastian sebab kematian, hindari memberi informasi yang tidak tepat.
Dukungan mental emosional perlu diberikan kepada pasien. Sebaiknya pasien
selalu didampingi oleh orang terdekatnya yakinkan bahwa besar
kemungkinan dapat lahir secara pervaginam.
Penting untuk menyarankan kepada pasien dan keluarganya bahwa
bukanlah suatu emergensi dari bayi yang sudah meninggal :
1. Jika uterus tidak > 12 minggu kehamilan maka pengosongan uterus
dilakukan dengan kuret suctin.
2. Jika ukuran uterus antara 12-28 minggu, dapat digunakan prostaglandin E2
vaginal supositoria dimulai dengan dosis 10 mg.
3. Jika kehamilan > 28 minggu dapat dilakukan induksi dengan oksitosin.
Selama periode menunggu diusahakan agar menjaga mental/psikis pasien
yang sedang berduka karena kematian janin dalam kandungan.

BAB 3

6
ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Data Umum Klien Dan Pasangan


1. Initial klien : Ny. S
2. Usia : 30 tahun
3. Status perkawinan : Menikah
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Petani
6. Pendidikan terakhir : Sd
7. Alamat : Sekaran, Lamongan
8. Initial suami : Tn. K
9. Usia : 36 tahun
10. Agam : Islam
11. Pekerjaan : Wiraswasta
12. Pendidikan terakhir : SD
13. Alamat : Sekaran, Lamongan
14. Tanggal MRS : 10 April 2018
15. No RM : 2609xx

3.2 Riwayat Kehamilan Dan Persalinan Yang Lalu


No Jenis Jenis Keadaan bayi Masalah
Tahun Penolong
. Persalinan Kelamin baru lahir kehamilan
1. 17 tahun Spontan Bidan Laki-laki Baik/normal Tidak ada
2. 10 tahun Spontan Bidan Laki-laki Baik/normal Tidak ada
a. Riwayat ginekologi
1. Menarche : usia 13 tahun, siklus 28 hari
2. Disminorea : Tidak pernah
3. Riwayat KB : KB Pil (selama 4 tahun)
b. Riwayak kehamilan saat ini
1. HPHT : 4 Juli 2018
2. Taksiran partus : 11 April 2018
3. BB sebelum hamil : 54 Kg
BB selama hamil : 68 Kg
4. TB : 143 cm
5. Berapa kali periksa hamil : 8 kali
Tempat periksa : 7 kali di bidan, 1 kali di RS
3.3 Data Umum Kesehatan Saay Ini
1. Status obstretic : G2, P2, A0
2. Usia kehamilan : 38 minggu
3. Keadaan umum : Baik
4. Kesadaran : Composmentis E:4, V:5, M:6 Total: 15
5. Tanda-tanda vital
TD saat ini : 120/80 mmhg
TD sebelum hamil : 110/70 mmhg
Nadi : 84x/m
Suhu : 36,3 0C

7
RR : 2x/m
 Pemeriksaan Fisik
1. Kepala leher
Kepala : Bentuk simetris, rambut lurus, kulit kepala bersih, tidak
terdapat benjolan/odema, tidak sembab, tidak ada cloasma
gravidarum.
Leher :Tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid.
Mata :Konjungtiva tidak anemis, sclera putih, fungsi
penglihatan baik/normal.
Hidung :Bentuk simetris, keadaan bersih, tidak ada pernafasan
cuping hidung, fungsi penciuman/pembau baik terbukti
dengan klien dapat mencium bau minyak kayu putih.
Mulut :Keadaan mulut bersih, mukosa bibir kering, tidak ada
sianosis, tidak ada stomatitis.
Telinga :Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada pengeluaran
darah, maupun serumen dari lubang hidung.
2. Dada
Jantung :Ictus cordis tidak tampak dan tidak teraba, bunyi jantung
S1 & S2 tunggal (Lup Dup), N: 8x/m, regular, CRT <2
detik.
Paru :Pengembangan dada Kanan dan kiri simetris, suara
vesikuler, RR : 2x/m, irama regular.
Payudara : Putting susu menonjol, pengeluaran ASI belum keluar,
areola kehitaman.
3. Abdomen
a. Uterus
Kontraksi : 3x dalam 10 menit
Leopold I : TFU 31 cm, teraba bulat, tidak melenting.
Leopold II : Teraba keras, memanjang disebelah kanan.
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting.
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP.
DJJ : Tidak terdengar
Pigmentasi : linea nigra : ya, strie gravidarum : ya
b. Fungsi pencernaan
BU : 8x/menit
4. Perineum dan genital
Vagina varises : Tidak ada
Kebersihan : Bersih, Ny. S mengatakan tidak merasa gatal
Keputihan :Ny. S mengatakan tidak pernah mengalami keputihan.
Hemoroid : Ny. S memiliki Hemoroid

8
VT : Pembukaan 1 jari
5. Ekstremitas
- Ekstremitas atas : LILA : 29,5 cm, tidak ada odema
- Ekstremitas bawah : Tidak ada edema, tidak ada varises, reflek
patella tidak terkaji
6. Eliminasi
BAK : Terpasang kateter, jumlah 500 cc, warna urine kuning
jernih.
BAB : frekuensi 1x/hari, tidak konstipasi, konsistensi lembab.
7. Istirahat dan kenyamanan
Kebiasaan tidur 7 jam/hari : siang 1 jam, malam 6 jam dengan kualitas
tidak nyenyak.
8. Ketidaknyamanan
Alokasi : Perut bawah, skala 6
Sifat : Mengganjal
Intensitas : hilang timbul
9. Mobilisasi dan latihan
kegiatan dalam pekerjaan selama hamil klien istirahat di rumah
memasak dan bersih-ersih rumah, klien mengatakan tidak pernah ikut
senam hamil.
10. Nurtisi dan cairan
Asupan nutrisi : Nafsu makan baik
Asupan cairan : cukup 1.800 ml/hari, jenis air putih dan teh hangat.
11. Keadaan mental
Persepsi klien terhadap kehamilan, klien merasa sedih karena anak
yang ditunggu-tunggu malah pergi (meninggal) sebelum lahir.
12. Persiapan persalinan
a. Senam hamil : tempat pernah
b. Rencana tempat melahirkan : RSUD Soegiri Lamongan
c. Perlengkapan kebutuhan bagi dan ibu : sudah lengkap
d. Kesiapan mental ibu & keluarga : klien tampak sedih dengan
keadaan anaknya yang sudah meninggal
e. Pengetahuan tentang tanda-tanda melahirkan, cara menangani
nyeri, proses persalinan : klien mengatakan sudah mengerti tanda-
tanda persalinan
f. Perawatan payudara : pasien mengatakan selalu membersihkan
payudaranya setiap mandi
g. Obat-obatan yang dipakai saat ini : tidak ada
h. Terapi yang diberikan : Tanggal 10 April 2018 :
- infus D5% : 500 cc (Iv line)
- injeksi Apicilin 1 gram (Iv line)
- injeksi oksitosin 5 ui (Iv line)
3.4 Hasil Pemeriksaan Penunjang

9
Laboratorium Tanggal : 10 April 2018
No. Jenis Periksa Metode Hasil Normal
1. Faal Ginjal
Serum creatini Jaffe 0.76 0.50-1.10 mg/dl
Uric acid Bertelot 10 10-50 mg/dl
Urea Enzimatik
5. 1.9-7.9 mg/dl
kolorimetik
2. Faal Hati
Albumin darah Biuret 2.8 3.8-5.1 mg/dl
Globulin Calculasi 3.4 2.6-3.6 gr/dl
Total protein Biuret 6.2 6,3-8.8 gr/l
Alkali foafatose DGKC:61-232,
DGKC, IFCCGEN2 96
IFCCGEN2 :74-106
Bilirubin direct Jendrasik 0.10 < 0.25 mg %
Bilirubin total Jendrasik 0.18 0.36-0.97 mg/dl
SGOT IFCC 16 < 37 u/L
SGPT IFCC 10 < 39 u/L
3. Hemostatis
APTT Turbidimetri 24.8 18.1-32
PT Turbidimetri 10.8 8.8-12.8
4. GDA Darah
Glukosa Darah Acak Hexokinase 90 < 200 mg/dl
5. Serologi Analizer
L:13.2-17.3 g/dl
Hemoglobin DC Detection 12.3
P:11.7-15.5 g/dl
L:3.800-10.600/ul
Lekosit Flowcytometri 13.910
P:3.600-11.000/ul
LED Westergrn 17-32 10-20/jam
Diff count Slide 1-0-0-76-15-8 2-4/0-1/50-70/25-0/2-8
PCV Flowcytometri 34.1 L:40-52%, P:35-47%
Trombosit Flowcytometri 270.000 150.000-440.000/ul
6. Lemak
Cholesterol CHOD-PAP 212 < 200 mg/dl
Trigliserida Enzimatik
255 < 150 mg/dl
kolorimetik
7. Serologi/Imunologi
Anti HBS imunochromatografi Positif lemah Negative
Anti HIV imunochromatografi Terlampir Negative
HBs-Ag imunochromatografi Negative Negative
8. Urine
Protein urine Asam asetat Positif 1 Negative

MORSE FALL (SKALA JATUH)


No. SKALA MORSE SKOR 10 April 2018
1. Mempunyai riwayat jatuh baru atau dalam 3 bulan
terakhir

10
 Tidak 0 0
 Ya 25
2. Diagnose sekunder > 1
 Tidak 0
 Ya 25 25
3. Ambulasi berjalan
 Bedrest/ dibantu perawat 0
 Penyangga/ tongkat/ walker/ threeput/ kursi 15
 Mencengkram furniture 30
4. Terpasang Iv line/ pemberian koagulan (heparin)/
obat lain yang digunakan mempunyai side effek
jatuh
 Tidak 0 0
 Ya 20
5. Cara berjalan/ berpindah
 Normal/ bedrest/ mobilisasi 0
 Kelelahan / lemah 10 10
 Keterbatasan/ terganggu 20
6. Status mental
 Normal/ sesuai kemampuan diri 0 0
 Lupa keterbatasan diri/ penurunan kesadaran 15
Total 35
Keterangan : skor 35 yang berarti resiko rndah
3.5 Kebutuhan Edukasi
1. Apa yang diketahui klien dan keluarga tentang penyakit?
Klien mengatakan jika menurut keterangan/ informasi bidan detak jantung
bayinya sudah tidak ada dan harus segera dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut di RS.
2. Informasi apa yang ingin diketahui/ yang diperlukan oleh klien dan
keluarga?
Klien ingin mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan pada dirinya
dan juga bayinya yang sudah meninggal.
3. Siapa saja yang terlibat dalam perawatan klien?
Keluarga, dokter, bidan, perawat, ahli gizi serta petugas farmasi.

LAPORAN PERSALINAN

A. Pengkajian Awal
1. Tanggal : 10 April 2018 Jam : 14.00 wib
2. TTV : TD : 120/80 mmhg, N : 80x/m, S : 36.5 0C, RR : 20x/m
3. Pemeriksaan palpasi abdomen
Leopold I : TFU 31 cm, teraba bulat, tidak melenting.
Leopold II : Teraba keras, memanjang disebelah kanan.
Leopold III : Teraba bulat, keras dan melenting.

11
Leopold IV : Bagian terendah belum masuk PAP.
DJJ : Tidak terdengar
4. Hasil pemeriksaan dalam : VT pembukaan 1 jari
5. Pengelaran pervaginam : Lender
6. Perdarahan pervaginam : Tidak ada
7. Kontraksi uterus : 3x dalam 10 menit
8. Denyut jantung janin : Tidak terdengar
9. Status janin : Meninggal
B. Kala Persalinan
1. KALA I
- Mulai persalinan : Tgl 10/4/2018 Jam : 14.00 wib
- Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmhg, N: 88x/m, S: 36 0C, RR: 24x/m
- Lama kala I : 5 jam
- Keadaan psikologis: pasien mengatakan merasa sedih karena bayi yang
di tunggu-tunggu meninggal sebelum dilahirkan, pasien juga merasa
takut dengan tindakan yang akan dilakukan pada dirinya.
2. KALA II
- Mulai persalinan : Tgl 10/4/2018 Jam : 19.00 wib
- Tanda & gejala - Episiotomi : tidak dilakukan
a. ibu mempunyai keinginan untuk mengedan
b. ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rectum dan
vagina.
c. Vulva dan spingter ani membuka
- Tanda-tanda vital : TD: 110/70 mmhg, N: 90x/m, S: 36 0C, RR: 26x/m
- Lama kala II : 45 menit
3. KALA III
Setelah bayi lahir dilakukan pengecekan apakah bayi ganda/tunggal,
1 menit setelah lahir disuntikkan oxytocin secara IM 1/3 paha atas bagian
uar, setelah 2 menit tali pusat dijepit dan dipotong dengan umbilical 3 cm
dari pangkal. Urut tali pusat kea rah maternal, jepit tali pusat dengan zem
dari klem yang pertama dan klem yang kedua. Dekatkan klem hingga
berjarak 5-6 cm di depan vulva ibu untuk mendeteksi kontraksi, tangan
kanan memegang tali pusat dan saat ada his lakukan PTT (Pemegangan
Tali Pusat Terkendali) kea rah bawah sejajar lantai tangan lalu membuka
tekanan dorso kranial. Setelah terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
tarik secara perlahan sampai tali pusat memanjang dan lahirkan plasenta.
Sesuai sumbu jalan lahir, saat placenta tampak pada intoitis vagina
tungkup dengan tangan putarseara jarum jam hingga lahir plasenta &
selaput ketuban, setelah itu masasse fundus uteri selama 15 menit dan
pastikan tidak ada selaput atau sisa plasenta yang tertinggal.
 Bagian maternal

12
Warna pucat, koli ledon lengkap 20, selaput konon dan amnion utuh,
plasenta layu.
 Bagian fetal
Warna ketuban hijau, tidak ada pembuluh darah yang putus
 Tali pusat
Warna kebiruan, terdapat 3 pembuluh dara (2 arteri, 1 vena)
4. KALA IV
Mulai jam 21.15
Pemantauan kala IV
Tinggi
Kontraksi Kandung Darah yang
Jam ke Waktu TD N S fundus
uterus kemih keluar
uteri
21.15 110/70 90 36 2 jari Baik 50 cc 10 cc
21.30 110/70 88 36 2 jari Baik 10 cc 10 cc
1
21.35 110/70 80 36 2 jari Baik - 20 cc
22.00 110/80 82 36.2 2 jari Baik 25 cc 20 cc
22.30 110/80 80 36.1 2 jari Baik - 10 cc
2
23.00 110/80 80 36.4 2 jari Baik 10 cc 10 cc
5. KEADAAN BAYI
- Bayi lahir tgl : 10/4/2018 Jam : 20.00 wib Status bayi : Meninggal
- Jenis kelamin : laki-laki - Nilai APGAR : 0
ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. S No RM : 2609xx
Diagnosa : IUFD Ruangan : VK Bersalin

No. Data Etiologi Masalah Keperawatan


1. DS : Uterus berkontraksi Nyeri akut
Pasien mengatakan perutnya merasa
kenceng-kenceng. Terjadi vasokontriksi
DO :
- His : 3x dalam 10 menit
- VT : teraba 1 jari
- TFU : 31 cm
- DJJ : Tidak terdengar
- TTV : TD : 120/80 mmHg,
N : 84x/m, S : 36.3 0C, RR:22x/m
- Pasien tampak merigis
- P : Nyeri
Q : Kenceng-kenceng
R : Perut bawah
S :6
T : Hilang timbul
2. DS : Bayi dalam Infeksi
Pasien mengatakan ketuban belum kandungan
keluar meninggal

13
DO : Ketubah menjadi
- Air ketuban berwarna hijau (saat hijau
persalinan)
- Bau menyengat Perkembangbiakan
- Leukosit 13.910 bakteri, kuman
- S : 36.3 0C meningkat

Imun menurun
3. DS : Keluarga/ ibu Duka cita
Pasien mengatakan sangan sedih saat mengetahui janin
mendengar kalau anaknya sudah sudah meninggal
meninggal di dalam kandungan.
DO : Kecewa, sedih
- Ibu tampak muram
- Ibu menagis saat melihat
anaknya.
- Ibu tidak mau berkomunkasi
dengan orang di sekitar kecuali
keluarganya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S No RM : 2609xx
Diagnosa : IUFD Ruangan : VK Bersalin
No. Tanggal Muncul Diagnose Keperawatan Paraf
1. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus
10/4/2018 ditandai dengan skala nyeri 5, pasien tampak
meringis.
2. Infeksi berhubungan dengan penurunan imunitas
10/4/2018
ditandai dengan peningkatan kadar leukosit
3. Duka cita berhubungan dengan kehilangan yang
10/4/2018
dirasakan.

14
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S No RM : 2609xx
Diagnosa : IUFD Ruangan : VK Bersalin
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan
1. Setelah dilakukan asuhan selama 1x7 jam 1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
diharapkan pasien dapat beradaptasi dan dapat R : memberikan rasa nyaman pada
mengontrol nyeri dengan pasien serta menoptimalkan upaya
Kriteria hasil : mengerang.
1. TTV daam batas normal 2. Berikan pasien tehnik Back Effleurage
- TD : 120/80 mmHg R : Back Effleurage salah satu tehnik
- N : 60-100x/m pemijatan yang dapat mengurangi nyeri
- S : 36.5-37.5 0C saat persalinan.
- RR : 16-20x/m 3. Ajarkan pasien tehnik relaksasi nafas
2. Skala nyeri berkurang 0-3
dalam
3. Pasien merasa nyaman
R : Relaksasi nafas dalam memantu
4. Pasien mampu mengontrol nyeri
tubuh merilekskan otot-otot yang tegang
sehingga dapat mengurangi rasa nyeri
yang sedang dialami.
4. Observasi TTV dan skala nyeri
R : Mengetahui keadaan umum dan
derajat nyeri pasien
5. Observasi pembukaan uterus
R : Mengetahui persiapan uterus dan
serviks untuk persalinan.
2. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Berikan perawatan vulva higient
1x7 jam diharapkan infeksi berkurang dengan R : Dengan meakukan vulva higient
Kriteria Hasil : menjaga area vagina tetap dalam keadaan
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi (kalor, dolor, bersih sehingga mencegah terjadinya
rubor, tumor dan fungsio lasea). infeksi.
2. Leukosit dalam batas normal (L:3.800- 2. Anjurkan pasien untuk selalu mengganti
10.600/ul, P:3.600-11.000/ul) pembalut sesering mungkin
3. Suhu 36.5-37.5 0C R : Mengganti pembalut sesering
4. Vagina bersih terawat mungkin mencegah terjadinya iritasi dan
meminimalisir perkembangan kuman
pada area vagina.
3. Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai
indikasi
R : Membantu mencegah infeksi secara

15
farmakologi.
4. Observasi tanda-tanda infeksi
R : Membantu mengidentifikasi secara
cepat bila ada infeksi.
3. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1. Berikan pengertian pasien tentang
1x7 jam diharapkan pasien dapat menerima kondisi bayinya
keadaan bayinya dengan R : Membantu pasien agar tidak
Kreiteria Hasil : menyalahkan dirinya sendiri.
1. Pasien mampu mengatasi proses berduka. 2. Anjurkan pasien untuk selalu mendoakan
2. Pasien tidak menyalahkan dirinya sendiri. bayinya
3. Pasien tidak muram. R : Dengan berdoa akan membuat pasien
lebih ikhlas dalam menerima keadaan
yang sedang dialaminya.
3. Kolaborasi dengan keluarga untuk selalu
mendampingi pasien dan tidak
meninggalkan pasien dalam keadaan
sendiri.
R : Dengan selalu di damping keluarga
pasien akan merasa dirinya tidak sendiri.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S No RM : 2609xx
Diagnosa : IUFD Ruangan : VK Bersalin
Hari, tanggal &
No. Implementasi Keperawatan Respon Hasil Paraf
Jam
1. Selasa 15.00 1. Mengatur posisi pasien S : Pasien mengatakan lebih

16
10/4/2018 senyaman mungkin nyaman dengan posisi
miring.
O : Pasien tampak menahan
kontraksi.
16.30 2. Memberikan pasien tehnik S : Pasien mengatakan
Back Effleurage nyeri tambah nyeri
O : Pasien merasa nyaman
16.35 3. Mengajarkan pasien tehnik
saat dilakukan pemijatan
relaksasi nafas dalam. S:-
O : Pasien dapat melakukan
18.00 tehnik relaksasi nafas
4. Mengobservasi TTV dan
dalam
skala nyeri.
S : Pasien mengatakan
masih nyeri
O : TD: 110/80 mmHg, N:
19.00 94x/m, S: 36.2 0C, RR:
5. Mengobservasi pembukaan
uterus 26x/m, Skala nyeri 7
S : Pasien mengatakan
perutnya kenceng-
kenceng terus
O : Pasien tampak
memegangi perutnya,
VT pembukaan lengkap
10
2. Selasa 20.45 1. Memberikan perawatan vulva S : Pasien mengatakan lebih
10/4/2018 higient nyaman setelah
dibersihkan.
O : Pasien tampak nyaman
20.55 2. Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatakan
selalu mengganti pembalut belum bisa mengganti
sesering mungkin pembalut sendiri.
O : Pasien masih
21.00 menggunakan underpet
3. Mengkolaborasikan S : Pasien mengatkan
pemberian antibiotic sesuai tangannya nyeri saat
indikasi disuntik
O : Pasien tampak
meringis, ampicillin 3x1
21.15 gram
4. Mengobservasi tanda-tanda
S : Pasien mengatakan
infeksi
badanya tidak panas.
O : S: 36.2 0C
3. Selasa 14.25 1. Memberikan pengertian S : Pasien mengatakan
10/4/2018 pasien tentang kondisi sedih karena bayinya

17
bayinya. meninggal.
O : Pasien tampak muram
dan sedih.
14.35 2. Menganjurkan pasien untuk S : Pasien mengatkan selalu
selalu mendoakan bayinya. mendoakan bayinya.
O : Pasien tampak muram
dan sedih.
15.00 3. Mengkolaborasikan dengan S : Keluarga mengatakan
keluarga untuk selalu akan selalu
mendampingi pasien dan mendampingi pasien
tidak meninggalkan pasien O : Suami tampak selalu
dalam keadaan sendiri. berada di samping pasien

EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. S No RM : 2609xx
Diagnosa : IUFD Ruangan : VK Bersalin

Hari, Tanggal
No. Evaluasi Keperawatan Paraf
& Jam
1. Selasa, S : Pasien mengatakan perutnya semakin nyeri, tapi setelah
10/4/2018 diberikan pijatan lebih nyaman.
19.00 O : - Semakin nyeri skala 7, pasien mampu mengontrol nyeri
dengan posisi miring dan tarik nafas dalam, TD: 120/70
mmHg, N: 82x/m, S: 36,2 0C, RR: 22x/m
A : Masalah nyeri belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Atur posisi pasien senyaman mungkin
2. Berikan pasien tehnik Back Effleurage
3. Ajarkan pasien tehnik relaksasi nafas dalam
4. Observasi TTV dan skala nyeri
5. Observasi pembukaan uterus
18
2. Selasa, S : Pasien mengatakan badannya tidak panas
10/4/2018 O : Kondisi vagina bersih terawat, Leukosit 13.910, Suhu
21.30 36,2 0C
A : Masalah infeksi belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan perawatan vulva higient
2. Anjurkan pasien untuk selalu mengganti pembalut
sesering mungkin
3. Kolaborasi pemberian antibiotic sesuai indikasi
4. Observasi tanda-tanda infeksi
3. Selasa, S : Pasien mengatakan sedih dengan keadaan bayinya
10/4/2018 O : Pasien tampak muram, pasien tampak menangis saat
21.30 melihat anaknya yang baru lahir.
A : Masalah berduka belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
1. Berikan pengertian pasien tentang kondisi bayinya
2. Anjurkan pasien untuk selalu mendoakan bayinya
3. Kolaborasi dengan keluarga untuk selalu mendampingi
pasien dan tidak meninggalkan pasien dalam keadaan
sendiri.

BAB 4
PEMBAHASAN

Judul Jurnal : Tingkat Nyeri Pinggang Kala I Persalinan Melalui Teknik


Back Effluera dan Counter Pressure.
Penulis : Sri Rejeki, Ulfa Nurullita, Retno Krestanti
Korespondensi : ii_rejeki@yahoo.com
Publikasi oleh : Jurnal Keperawatan Maternitas. Volume 1, No. 2,
November 2013; 124-133
Resume Jurnal :
Sebagian besar (90%) persalinan disertai rasa nyeri. (oxorn DC, 1986).
Rasa nyeri pada persalinan lazim terjadi dan merupakan proses yang melibatkan
fisiologis dan psikologis ibu. Nyeri merupakan penyebab frustrasi dan putus asa,
sehingga beberapa ibu sering merasa tidak akan mampu melewati proses
persalinan(Potter P, Ann Griffin Pery, 2006). Murray melaporkan kejadian nyeri
pada 2.700 ibu bersalin, 15% mengalami nyeri ringan, 35% dengan nyeri sedang,
30% dengan nyeri hebat dan 20% persalinan disertai nyeri sangat hebat (Shaaron
Smith Murray, Emily Slone, Mc Kinney, Trula Myers Gorne, 2002)

19
Nyeri persalinan merupakan suatu kondisi yang fisiologis. Nyeri berasal
dari kontraksi uterus dan dilatasi serviks. Dengan makin bertambahnya baik
volume maupun frekuensi kontraksi uterus, nyeri yang dirasakan akan bertambah
kuat, puncak nyeri terjadi pada fase aktif, dimana pembukaan lengkap sampai 10
cm dan berlangsung sekitar 4,6 jam untuk primipara dan 2,4 jam untuk multipara
(Reeder, Martin & Griffin, 2011). Nyeri yang terjadi dapat mempengaruhi kondisi
ibu berupa kelelahan, rasa takut, khawatir dan menimbulkan stress. Stress dapat
menyebabkan melemahnya kontraksi rahim dan berakibat pada persalinan yang
lama (Maryunani, 2010).
Dewasa ini banyak metode ditawarkan untuk menurunkan nyeri pada
persalinan, baik secara farmakologis (menggunakan obat-obatan) maupun non-
farmakologis (secara tradisional). Beberapa pengelolaan nyeri persalinan secara
farmakologis sebagian besar merupakan tindakan medis. Sementara itu
pengelolaan nyeri secara non-farmakologis dapat dilakukan oleh sebagian besar
pemberi asuhan kesehatan (dokter, perawat maupun bidan) yang mungkin juga
dapat melibatkan keluarga ibu bersalin. Walaupun metode farmakologis lebih
efektif dalam mengurangi nyeri persalinan, selain lebih mahal juga berpotensi
mempunyai efek samping yang kurang baik bagi ibu maupun janin (Maryunani,
2010, hlm.97).
Metode non-farmakologis (secara tradisional) sangat bervariasi yang dapat
diterapkan untuk membantu mengurangi rasa nyeri, diantaranya adalah
masase/pijatan. Pada umumnya, ada dua teknik pemijatan yang dilakukan dalam
persalinan, yaitu teknik Back-Effleurage dan Counter-Pressure, yang relatif cukup
efektif dalam membantu mengurangi nyeri pinggang persalinan dan relatif aman
karena tidak ada efek samping yang ditimbulkan (Danuatmaja & Meiliasari,
2008). Prinsip metode ini adalah mengurangi ketegangan ibu sehingga ibu merasa
nyaman dan rileks menghadapi persalinan. Metode ini juga dapat meningkatkan
stamina untuk mengatasi rasa nyeri dan tidak menyebabkan depresi pernapasan
pada bayi yang dilahirkan (Rejeki S. 2011).
Penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan pendekatan one group
pretest dan posttest design, untuk memperoleh gambaran perbedaan efektifitas
teknik Back Effleurage dan teknik Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri
pinggang kala I fase aktif persalinan. Penelitian ini dilakukan di RSUD Ambarawa
Kab. Semarang dan dilaksanankan pada tanggal 14 November 2011-14 Januari
2012. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang melakukan persalinan

20
normal di Ruang Bougenville Unit Kandungan dan Kebidanan RSUD Ambarawa
Kab. Semarang, dengan jumlah sampel 48 responden menggunakan teknik
accidental sampling. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara
dan lembar observasi pre dan pre intervensi (pengukuran nyeri menggunakan
Numeric Rating Scale). Analisis data untuk membuktikan hipotesa yaitu analisis
deskriptif dan analisis analitik.
Hasil penelitian didapatkan sebanyak 3,27. Uji Mann-Whitney
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara efektifitas teknik Back-
Effleurage dan teknik Counter-Pressure terhadap tingkat nyeri pinggang kala I
fase aktif persalinan dengan nilai p (0,046<0,05). Dari kedua teknik tersebut yang
lebih efektif dalam mengurangi nyeri pinggang persalinan adalah teknik Counter-
Pressure dengan hasil nilai mean 3,63 lebih besar mean teknik Back-Effleurage
2,92.

4.1 Analisa Pengaruh Terapi Back Effleurage pada Ny. S di Ruang VK


Bersalin RSUD Dr Soegiri Lamongan.
Keadaan klien sebelum dilakukan terapi atau intervensi masih
mengalami rasa nyeri. Berdasarkan hasil pengkajian diperoleh data, klien
mengatakan perutnya kenceng-kenceng mulai jam 15.00 WIB tanggal 10
April 2018, kontraksi belum teratur, lender darah belum keluar, air ketuban
(-), lokasi ketidaknyamanan mulai pinggang menjalar ke perut dan terus
meningkat. Klien Nampak merintih kesakitan dengan skala 6, nyeri seperti di
remas-remas saat kontraksi dari jam 15.00 (hilang timbul), tidak odem.
Dilakukan palpasi janin tunggal, letak memanjang, presentasi kepala, TFU 31
cm, DJJ (-), hasil vagina touch teraba 1 jari
Setelah itu perawat melakukan terapi Back-Effleurage, adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut :
1. Serviks dalam keadaan pembukaan 1 jari.
2. Ibu bersalin mengisi skor intensitas nyeri sebelum diberikan metode Back-
Effleurage yang telah disiapkan.
3. Ibu dengan posisi berbaring atau bisa juga duduk, pemijatan dengan
menggunakan telapak jari tangan dengan pola gerakan melingkar
dibeberapa bagian tubuh atau usapan sepanjang punggung dan ekstremitas
4. Penekanan diakhiri saat kontraksi berhenti (Kala II selesai).

21
Hasil dari penerapan terapi Back Effleurage pada Ny. S selama 3 jam,
pengukuran skala nyeri menggunakan numeric skale. Pada 1 jam pertama
pasien masih bbelum merasakan efek dari pemijatan Back Effleurage, pasien
masih belum beradaptasi dengan nyeri yang dirasakan. Pada 2 jam
selanjutnya pasien mulai dapat beradaptasi dengan nyeri setelah diberikan
pemijatan Back Effleurage. Dan pada 3 jam selanjutnya pasien sudah mampu
beradaptasi dan mengotrol nyeri dengan mengikuti instruksi perawat
melakukan nafas dalam dan juga merilekskan area yang dilakukan pemijatan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi Back Effleurage kurang
efektif dialkukan pada pasien yang akan mengalami persalinan ditambah juga
terpasang drip Oksitosin, namun dengan terapi Back Effleurage ini ibu akan
merasa lebih nyaman dan dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya. Selain
itu, teknik ini tidak memerlukan biaya dan alat dalam melakukannya

BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Teknik penurunan intensitas nyeri dapat dilakukan dengan berbagai
cara salah satunya terapi Back Effleurage yang memberikan cara mengontrol
nyeri yang dapat dipraktikan oleh klien dengan mudah. Terapi ini memberikan
pengaruh pada penurunan ketegangan otot dan relaksasi termasuk pada otot
abdomen, kondisi relaksasi yang dialami oleh ibu dengan metode Back
Effleurage akan meningkatkan sirkulasi daerah genetalia serta memperbaiki
elastisitas serviks. Seperti yang dilakukan pada kasus Ny. S dengan nyeri akut
yang mulai berkurang setelah dilakukan terapi Back Effleurage selama 3 jam.

5.2 SARAN
Terapi Back Effleurage bisa menjadi salah satu alternative intervensi
keperawatan maternitas pada pasien yang akan melakukan persalinan dengan
keluhan nyeri dan di implementasikan secara langsung ke pasien.

22

You might also like