You are on page 1of 29

Tugas Praktikum Kelompok 13

UJI MC NEMAR, UJI COCHRAN, UJI RUN


DAN STUDI KASUS OUTBREAK/KLB

Oleh:

Pepy Annisa Asani, S.Ked 04084821618210


Dina Fatma Dwimarta, S.Ked 04084821618225
Ivan Alexander Liando, S.Ked 04084821618227
Moh Wafa Adillah Prabunegara, S.Ked 04084821618232

Pembimbing:
Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc

BAGIAN ILMU KESEHATAN KOMUNITAS DAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2017
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Praktikum

Judul

UJI MC NEMAR, UJI COCHRAN, UJI RUN


DAN STUDI KASUS KLB

Oleh:

Pepy Annisa Asani, S.Ked 04084821618210


Dina Fatma Dwimarta, S.Ked 04084821618225
Ivan Alexander Liando, S.Ked 04084821618227
Moh Wafa Adillah Prabunegara, S.Ked 04084821618232

Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 02 Oktober – 11 Desember 2017.

Palembang, Oktober 2017


Pembimbing,

Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas praktikum dengan judul “Uji Mc Nemar, Uji Cochran, Uji Run dan
Studi Kasus Outbreak/KLB” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimkasih kepada Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc selaku pembimbing yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas praktikum ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas praktikum ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.

Palembang, Oktober 2017

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Depan …………………………………………………………………………………. i


Halaman Pengesahan ……………………………………...…………….………………………. ii
Kata Pengantar ………………………………...………………………………………………... iii
Daftar Isi ……………………………………………………………………………...………… iv
Latihan Soal……………………….. ……………………………………………………………. 5
Uji Mc Nemar……………………………………………...…………………………..... . 5
Uji Cochran…… ………………………………………………………..…..…………..... 7
Uji Run……………………….………………………………………………………..... 12
Studi Kasus Outbreak..............…………………………………………………………...14
TUGAS UJI MC NEMAR

Peneliti ingin menguji efek pengobatan dalam mengurangi sesak nafas pada penderita
asma. Sebelum pengobatan, anda mengukur efek pada responden yg dikelompokan menjadi sesak
dan tidak sesak. Setelah dilakukan pengobatan, anda kembali melakukan pengukuran gejala sesak
(sesak dan tidak sesak). Desain penelitian adalah uji klinis. Untuk mudahnya, data disusun dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Data sesak sebelum pengobatan dan sesak sesudah pengobatan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0

Tabel 2. Sebelum pemberian obat & Setelah


pemberian obat
Sebelum pemberian Setelah pemberian obat
obat Tidak sesak Sesak
Tidak sesak 17 2
Sesak 33 6
a
Tabel 3. Test Statistics
Sebelum pemberian obat & Setelah
pemberian obat
N 58
b
Chi-Square 25,714
Asymp. Sig. ,000
a. McNemar Test
b. Continuity Corrected
Pertanyaan penelitian:
Apakah terdapat perbedaan gejala sesak antara sebelum pengobatan dan sesudah
pengobatan?
Responden dengan sesak sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan ada 6 orang.
Responden yang sesak sebelum pengobatan dan tidak sesak sesudah pengobatan ada 33 orang.
Responden yang tidak sesak sebelum pengobatan dan sesak sesudah pengobatan ada 2 orang.
Responden yang tidak sesak sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan ada 17 orang.
Hasil uji Mc Nemar nilai p=0,000 (tulis 0,0005) <0,05 artinya terdapat perbedaan
signifikan antara gejala sesak sebelum dan sesudah pengobatan .

Interpretasi:
• Evaluasi data: n=58 sebelum pengobatan dan 58 sesudah pengobatan (skala nominal)
• Asumsi: Sampel random
• Hipotesis:
– Ho: Tidak terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan
– Ha: Terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan
• Uji Mc Nemar
(  A D  1 )2
X 2
A D

• α=0,05. df (b-1)(k-1)=1x1=1-->Chi square tabel 3,841


• Kriteria Pengujian:
• Ho diterima bila Chi saquare hitung < Chi square tabel (3,841)
• Ho ditolak bila Chi square hitung ≥ Chi square tabel (3,841)
• Perhitungan: X 2
(  17 6  1 )2
17  6
. 4 , 347


• Keputusan statistik: Karena Chi square hitung=4,347 > 3,846 berarti Ho ditolak
• Kesimpulan:
• Terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan, X2 =4,347

TUGAS UJI Q COCHRAN


Tabel 4. Data keluhan batuk sebelum pengobatan, selama 2 minggu pengobatan, dan 4 minggu
setelah pengobatan
Sebelum 2 minggu 4 minggu Sebelum 2 minggu 4 minggu
1 1 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0
0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1
1 0 1 0 0 0
0 0 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0
1 1 1 0 0 1
0 1 1 0 1 1
0 0 1 0 1 1
0 0 1 0 0 1
0 1 1 0 0 1
1 1 1 0 0 0
0 0 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1
0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 0
0 0 0 0 1 1
1 0 1 0 0 0
0 1 0 1 1 1
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 1 1
1 1 1 0 0 0
1 1 1 1 1 1

Tabel 5. Frequencies
Value
Batuk Tidak batuk
Sebelum pengobatan 41 17
2 minggu 32 26
4 minggu setelah
20 38
pengobatan

Tabel 6. Test Statistics


N 58
Cochran's Q 24,667a
Df 2
Asymp. Sig. ,000
a. 1 is treated as a success.

Interpretasi:
 Sebelum pengobatan, responden yang batuk sebanyak 41 orang, yang tidak batuk ada
sebanyak 17 orang.

 Selama 2 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 32 orang dan yang tidak
batuk sebanyak 26 orang.

 Setelah 4 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 20 orang dan yang tidak
batuk sebanyak 38 orang.

 Hipotesis:

– Ho: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara keluhan batuk sebelum, 2 minggu
selama, dan 4 minggu setelah pengobatan.

– Ha: Terdapat perbedaan signifikan keluhan batuk sebelum, 2 minggu selama, dan
4 minggu setelah pengobatan.

 Tes yang digunakan adalah uji Q Cochran.

 Angka signifikansi menunjukkan angka p=0,000 (tulis p=0,0005) <0,05, berarti hipotesis
Ho ditolak.

 Sehingga diddapatkan kesimpulan terdapat perbedaan signifikan antara keluhan batuk


sebelum, 2 minggu selama, dan 4 minggu setelah pengobatan.

Tabel 7. Sebelum pengobatan & 2 minggu


Sebelum 2 minggu
pengobatan Batuk Tidak batuk
Batuk 30 11
Tidak batuk 2 15

Interpretasi:
 Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan masih batuk
berjumlah 30 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan batuk dan selama 2 minggu pengobatan tidak lagi
batuk berjumlah 11 orang.
 Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan tidak batuk
berjumlah 15 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan selama 2 minggu pengobatan
menjadi batuk berjumlah 2 orang.

Tabel 8. Sebelum pengobatan & 4 minggu setelah


pengobatan
Sebelum 4 minggu setelah pengobatan
pengobatan Batuk Tidak batuk
Batuk 19 22
Tidak batuk 1 16

Interpretasi:
 Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan masih batuk
berjumlah 19 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan batuk dan setelah 4 minggu pengobatan tidak lagi
batuk berjumlah 22 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan tidak batuk
berjumlah 16 orang.

 Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu pengobatan
menjadi batuk berjumlah 1 orang.

Tabel 9. 2 minggu & 4 minggu setelah pengobatan


4 minggu setelah pengobatan
2 minggu Batuk Tidak batuk
Batuk 17 15
Tidak batuk 3 23

Interpretasi:
 Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan masih
batuk berjumlah 17 orang.

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan batuk dan setelah 4 minggu pengobatan
tidak lagi batuk berjumlah 15 orang.
 Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan tidak
batuk berjumlah 23 orang.

 Responden yang selama 2 minggu pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu
pengobatan menjadi batuk berjumlah 3 orang.

Tabel 10. Test Statisticsa


Sebelum
pengobatan & 2 minggu & 4
Sebelum 4 minggu minggu
pengobatan & setelah setelah
2 minggu pengobatan pengobatan
N 58 58 58
Exact Sig. (2-
,022b ,000b ,008b
tailed)
a. McNemar Test
b. Binomial distribution used.

Interpretasi:
 Hipotesis:

– Ho: Tidak terdapat perbedaan signifikan keluhan batuk.

– Ha: Terdapat perbedaan signifikan keluhan batuk.

 Tes yang digunakan adalah uji Mc Nemar.

 Angka signifikansi sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan menunjukkan


angka p=0,022 (p<0,05), berarti hipotesis Ho ditolak. Sehingga kesimpulan yang
didapatkan adalah terdapat perbedaan yang bermakna keluhan batuk antara sebelum
pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan.

 Angka signifikansi sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan menunjukkan


angka p=0,000 (tulis p=0,0005) <0,05, berarti hipotesis Ho ditolak. Sehingga kesimpulan
yang didapatkan adalah terdapat perbedaan yang bermakna keluhan batuk antara sebelum
pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan.

 Angka signifikansi selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan


menunjukkan angka p=0,008 (p<0,05), berarti hipotesis Ho ditolak. Sehingga kesimpulan
yang didapatkan adalah terdapat perbedaan signifikan keluhan batuk antara selama 2
minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan.
TUGAS UJI RUN

Tabel 11. Data stok obat yang rusak selama 30 hari


Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
6 4 8 11
9 2 9 11
12 7 10 4
11 10 2 10
5 6 3 13
9 6 5 9
8 5 9
10 7 12

Tabel 12. Runs Test


Obat rusak n 500
Test Valuea 9
Cases < Test Value 15
Cases >= Test Value 15
Total Cases 30
Number of Runs 14
Z -,557
Asymp. Sig. (2-tailed) ,577
a. Median

Tabel 13. Data skor agresi dalam urutan kemunculannya


Jumlah Posisi Jumlah Posisi Jumlah Posisi Jumlah Posisi
dari dari dari dari
median median median median
6 - 4 - 8 - 11 +
9 + 2 - 9 + 11 +
12 + 7 - 10 + 4 -
11 + 10 + 2 - 10 +
5 - 6 - 3 - 13 +
9 + 6 - 5 - 9 +
8 - 5 - 9 +
10 + 7 - 12 +
Median himpunan skor adalah 9.
Yang jatuh di atas median ditandai tanda tambah (+), yang jatuh di bawah median ditandai tandah
kurang (-).
Run berjumlah 14.
 Hipotesis:
– Ho: Tambah dan kurang terjadi dalam urutan acak.
– Ha: Urutan tambah dan kurang menyimpang dari keacakan.
 Tes statistik: tes run satu sampel.
 Nilai p = 0,577. Nilai p >0,05. Hal tersebut menandakan bahwa hipotesis Ho diterima,
yaitu tambah dan kurang terjadi dalam urutan acak.
STUDI KASUS

OUTBREAK ENTERITIS
SELAMA PERJALANAN HAJI KE MEKKAH
Setelah mempelajari studi kasus ini dan menjawab 16 pertanyaan, mahasiswa akan mampu untuk:
 Menentukan epidemik, outbreak, atau kluster
 Membuat dan memahami pengunaan definisi kasus
 Menggambarkan kurva epidemik
 Menghitung food-specific attack rate
 Menyusun langkah-langkah penyelidikan sebuah kasus outbreak akut.

Misi Kuwait medical, terdiri dari 112 anggota, menempuh perjalanan dengan bus dari
Kuwait ke Mekkah. Pada 30 Oktober semua anggota missi telah menginap di Mina. Pada waktu
matahari terbit 31 Oktober mereka telah berangkat ke Arafah, dimana pada pukul 8.00 a.m.
mereka telah minum teh dengan atau tanpa susu untuk minum pagi. Susu tadi telah disiapkan
segera sebelum dikonsumsi dengan mencampur bubuk susu dengan air panas. Sisa hari mereka
tadi telah digunakan untuk melaksanakan ibadah. Pada jam 2.00 p.m., makan siang disajikan
untuk semua anggota misi. Makanan khas Kuwait terdiri dari tiga jenis: nasi, daging dan saus
tomat. Sebagain besar anggota misi mengkonsumsi semua jenis makan tadi. Makan siang telah
disiapkan di Mina pada 30 Oktober dan diantar ke Arafah oleh truk pagi 31 Oktober. Pada waktu
matahari terbit 31 Oktober anggota missi kembali ke Mina.
Deskripsi klinis
Investigator mengidentifikasi total 66 kasus GE. Onset (Waktu timbulnya) kasus tadi akut,
ditandai kebanyakan oleh diare dan nyeri perut. Nausea, vomitus dan darah dalam tinja terjadi
tidak sering. Tidak ada kasus pasien yang dilaporkan dengan demam. Semua pulih dalam 12-24
jam. Kira-kira 20 % telah meminta pertolongan medis. Investigator tidak memperoleh spesimen
tinja untuk pemeriksaan.

Investigator menentukan bahwa 64 kasus mulai sakit selama perjalanan haji, semua yang
telah makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31 Oktober. 15 anggota missi tidak
makan siang: tidak ada yang sakit.

Tabel 6.8 Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang sakit sebelum
31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak termasuk dalam tabel tersebut.

Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di Arafah, Saudi
Arabia, 31 Oktober 1979.

Id # Age Onset of Foods Signs/symptoms*


Sex Illness
Date Hour Rice Meat TS* D C BS N V F
31 36 M Oct,31 5 p.m x x x D C BS
77 28 M Oct,31 5 p.m x x D C
81 33 M Oct,31 10p.m x x x D C
86 29 M Oct,31 10p.m x x x D C
15 38 M Oct,31 10p.m x D BS N
17 48 M Oct,31 10p.m x x D C
18 35 M Oct,31 10p.m x x x D C
35 30 M Oct,31 11p.m x x x D C
88 27 M Oct,31 11p.m x x x D C
76 29 M Oct,31 11p.m x x x D C BS
71 50 M Oct,31 12 mn x x x D
1 39 M Nov.1 1a.m x x x D C V
27 36 M Nov.1 1a.m x x x D C N
28 44 M Nov.1 1a.m x x x D C
29 48 M Nov.1 1a.m x x x D C BS
30 35 M Nov.1 2a.m x x x D C
50 29 M Nov.1 2a.m x x x D C
59 51 M Nov.1 2a.m x x x D C
67 40 M Nov.1 2a.m x x D
72 58 M Nov.1 3a.m x x x D C
73 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
60 31 M Nov.1 3a.m x x x D C
61 38 M Nov.1 3a.m x x x D BS
51 32 M Nov.1 3a.m x x x D C V
52 37 M Nov.1 3a.m x x D
58 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
22 35 M Nov.1 3a.m x x x D C
25 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
32 50 M Nov.1 3a.m x x x D C
38 26 M Nov.1 3a.m x x x D C
79 29 M Nov.1 3a.m x x x D C
80 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
37 30 M Nov.1 4a.m x x x D
65 34 M Nov.1 4a.m x x D
66 45 M Nov.1 4a.m x x D C BS
87 41 M Nov.1 4a.m x x x D C
89 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
90 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
91 38 M Nov.1 4a.m x x x D C
92 37 M Nov.1 4a.m x x x D C
70 31 M Nov.1 5a.m x x x D C
2 34 M Nov.1 5a.m x x x D C
21 38 M Nov.1 5a.m x x x D C
40 38 M Nov.1 5a.m x x x D
78 27 M Nov.1 5a.m x x x D C
82 39 M Nov.1 5a.m x x x D C
83 40 M Nov.1 5a.m x x x D C
84 34 M Nov.1 5a.m x x D C
14 52 M Nov.1 6 am x x x D
16 40 M Nov.1 6 am x x x D BS
93 30 M Nov.1 6 am x x x D C
94 39 M Nov.1 6 am x x x D C
33 55 M Nov.1 7 am x x x D C
34 28 M Nov.1 7 am x x x D C
85 38 M Nov.1 7 am x x D C
43 38 M Nov.1 9 am x x D C
69 30 M Nov.1 9 am x x x D C
4 30 F Nov.1 10am x D C
5 45 F Nov.1 10am x C
3 29 F Nov.1 1 pm x x D C
12 22 F Nov.1 2 pm x x X C
74 44 M Nov.1 2 pm x x X D
75 45 M Nov.1 5 pm x x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm x x X D C
6 38 F Well x x
7 52 F Well x x X
8 35 F Well x X
9 27 F Well x x X
10 40 F Well x x X
11 40 F Well x x X
13 50 M Well x x X
19 38 M Well x x X
20 38 M Well x x X
23 29 M Well x x X
24 27 M Well x x X
26 47 M Well x x X
36 60 M Well x
39 27 M Well x x X
41 30 M Well x x X
42 38 M Well x x X
44 50 M Well x x X
45 27 M Well x x X
46 31 M Well x x X
47 46 M Well x x X
48 38 M Well x x
49 36 M Well x X
53 36 M Well x x X
54 27 M Well x x X
55 40 M Well x x X
56 30 M Well x x X
57 25 M Well x x X
62 50 M Well x
63 44 M Well x
64 47 M Well x X
68 31 M Well x x X

TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea; V=Vomiting
F=Fever.
Pertanyaan
1. Apa kriteria KLB pada kasus ini?

Kasus ini merupakan epidemik. Epidemik/ wabah merupakan kejadian


berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya
meningkat secara nyata melebihi daripada keadaan lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka.
Bukti:
Penyakit enteritis ini menyerang lebih dari setengah komunitas pada waktu dan tempat
tertentu.
Outbreak adalah peningkatan insidensi kasus yang melebihi ekspektasi normal
secara mendadak pada suatu komunitas di suatu tempat terbatas pada suatu periode waktu
tertentu. Pada hakikatnya, epidemik sama dengan outbreak, kasus tidak hanya terbatas
pada penyakit menular saja, tetapi bisa kejadian lain yang menyebabkan
kesakitan/kematian pada sekelompok komunitas pada waktu dan tempat tertentu.
Peningkatan angka kesakitan/kematian akan disebut outbreak bila kejadian tersebut
terbatas dan dapat ditanggulangi sendiri oleh Pemerintah Daerah atau dinyatakan sebagai
kejadian luar biasa (KLB) bila penanggulangannya membutuhkan bantuan Pemerintah
Pusat.
Tujuh Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010
adalah :
1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak
dikenal pada suatu daerah.
2) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam,
hari atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua
kali atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun
sebelumnya.
5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan
perbulan pada tahun sebelumnya.
6) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu)kurun
waktutertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih
dibandingkan denganangka kematian kasus suatu penyakit periodesebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
7) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam
kurun waktu yang sama.
Kasus ini merupakan epidemik.

2. Apa isi kuesioner pada penyelidikan KLB/wabah?


Tentukan terlebih dahulu, apakah ini memang benar KLB/wabah dengan menanyakan:
1) Apakah ini merupakan kasus baru?
2) Apakah kasus ini menyerang banyak anggota misi? Berapa jumlahnya?
3) Apakah penyakit ini menular?
4) Sejak kapan penyakit ini muncul?
5) Apa dampak yang ditimbulkan dari kasus ini?

Setelah itu dibuat kuesioner, dengan pertanyaan sebagai berikut:


1) Informasi identitas responden mencakup nama lengkap, tanggal lahir/usia, jenis
kelamin

2) Informasi mengenai faktor risiko/penyebab penyakit


 Kapan Anda mengkonsumsi makanan yang disediakan? (sebutkan tanggal dan
waktu)
 Apa saja jenis makanan yang Anda konsumsi?
 Bagaimana cara Anda memakan makanan tersebut? (apakah dengan peralatan
sendok garpu yang tersedia atau langsung menggunakan tangan)
 Apakah Anda ada mengkonsumsi makanan lain selain makanan yang disediakan
oleh penyedia jasa makanan?
 Apakah Anda merasakan sesuatu yang aneh dengan makanan yang Anda
konsumsi? (bau, tekstur, dll)

3) Informasi mengenai keluhan (klinis)


 Apa saja keluhan yang Anda alami setelah mengkonsumsi makanan tersebut?
 Kapan keluhan itu muncul? (Berapa lama Anda mengalami keluhan tersebut
terhitung dari jarak Anda mengkonsumsi makanan tersebut?)
 Apa tindakan yang Anda lakukan setelah mengalami keluhan tersebut?
 Apakah gejala dapat membaik dengan sendirinya?
 Berapa lama keluhan Anda dirasakan membaik?

3. Buat definsi kasus pada KLB ini!


Definisi kasus
Kasus gastroenteritis yang ditandai dengan diare, nyeri perut, mual, muntah (tidak sering)
dan pulih dalam 12-24 jam.

Waktu kejadian
Waktu kejadian kasus 31 Oktober 1979.
Tempat/orang
Tempat kejadian: Arafah.
Orang: 66 dari 112 anggota.

4. Hitung attack rate yang makan dan yang tidak makan. Apa yang anda simpulkan?
Lihat Tabel 6.8.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang sakit
sebelum 31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak termasuk
dalam tabel tersebut.
Makanan Anggota misi Total Attack Anggota misi Total Attack
yang makan rate yang tidak rate
makan
Sakit Sehat Sakit Sehat
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus tomat 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%

Gastroenteritis
Total Attack rate
Iya Tidak
Makan Nasi, Iya 64 31 95 67,4%
Daging,
dan/atau TS Tidak 0 15 15 0%
Total 64 46 110

Attack rate (anggota misi yang makan) : X 100% = 57,14%

Attack rate (anggota misi yang tidak makan) : X100% = 13,39%

Kesimpulan:
Terdapat perbedaan angka serangan (attack rate) antara anggota misi yang makan
dan yang tidak makan terhadap penyakit (enteritis) sebesar 43,75%. Berdasarkan
data tersebut dicurigai telah terjadi wabah akibat keracunan makanan, karena
ditemukan lebih dari penderita dengan gejala yang serupa berupa gangguan
pencernaan sesudah memakan makanan yang sama.
Penyebab utama dapat dicari dengan penghitungan attack rate terhadap setiap jenis
makanan.
Dari hasil penghitungan didapatkan Attack rate untuk anggota yang makan nasi, daging, atau TS
berturut-turut adalah 66,7%, 71,6%, 66,2%. Sedangkan attack rate untuk anggota yang tidak
makan nasi, daging, atau TS berturut-turut adalah 11,7%, 4,5%, 39,4%. Perbedaan attack rate
yang paling besar didapatkan pada anggota yang makan daging, yaitu sebesar 67,1% (71,6%-
4,5%). Dapat disimpulkan penyebab utama dari penyakit GE pada studi kasus ini diduga berasal
dari makanan daging.

Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di Arafah, Saudi
Arabia, 31 Oktober 1979.

Id Age Onset of Foods Signs/symptoms*


# Sex Illness
Date Hour Rice Meat TS* D C BS N V F
31 36 M Oct,31 5 p.m x x X D C BS
77 28 M Oct,31 5 p.m x x D C
81 33 M Oct,31 10p.m x x X D C
86 29 M Oct,31 10p.m x x X D C
15 38 M Oct,31 10p.m x D BS N
17 48 M Oct,31 10p.m x x D C
18 35 M Oct,31 10p.m x x X D C
35 30 M Oct,31 11p.m x x X D C
88 27 M Oct,31 11p.m x x X D C
76 29 M Oct,31 11p.m x x X D C BS
71 50 M Oct,31 12 mn x x X D
1 39 M Nov.1 1a.m x x X D C V
27 36 M Nov.1 1a.m x x X D C N
28 44 M Nov.1 1a.m x x x D C
29 48 M Nov.1 1a.m x x x D C BS
30 35 M Nov.1 2a.m x x x D C
50 29 M Nov.1 2a.m x x x D C
59 51 M Nov.1 2a.m x x x D C
67 40 M Nov.1 2a.m x x D
72 58 M Nov.1 3a.m x x x D C
73 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
60 31 M Nov.1 3a.m x x x D C
61 38 M Nov.1 3a.m x x x D BS
51 32 M Nov.1 3a.m x x x D C V
52 37 M Nov.1 3a.m x x D
58 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
22 35 M Nov.1 3a.m x x x D C
25 30 M Nov.1 3a.m x x x D C
32 50 M Nov.1 3a.m x x x D C
38 26 M Nov.1 3a.m x x x D C
79 29 M Nov.1 3a.m x x x D C
80 28 M Nov.1 3a.m x x x D C
37 30 M Nov.1 4a.m x x x D
65 34 M Nov.1 4a.m x x D
66 45 M Nov.1 4a.m x x D C BS
87 41 M Nov.1 4a.m x x x D C
89 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
90 43 M Nov.1 4a.m x x x D C
91 38 M Nov.1 4a.m x x x D C
92 37 M Nov.1 4a.m x x x D C
70 31 M Nov.1 5a.m x x x D C
2 34 M Nov.1 5a.m x x x D C
21 38 M Nov.1 5a.m x x x D C
40 38 M Nov.1 5a.m x x x D
78 27 M Nov.1 5a.m x x x D C
82 39 M Nov.1 5a.m x x x D C
83 40 M Nov.1 5a.m x x x D C
84 34 M Nov.1 5a.m x x D C
14 52 M Nov.1 6 am x x x D
16 40 M Nov.1 6 am x x x D BS
93 30 M Nov.1 6 am x x x D C
94 39 M Nov.1 6 am x x x D C
33 55 M Nov.1 7 am x x x D C
34 28 M Nov.1 7 am x x x D C
85 38 M Nov.1 7 am x x D C
43 38 M Nov.1 9 am x x D C
69 30 M Nov.1 9 am x x x D C
4 30 F Nov.1 10am x D C
5 45 F Nov.1 10am x C
3 29 F Nov.1 1 pm x x D C
12 22 F Nov.1 2 pm x x X C
74 44 M Nov.1 2 pm x x X D
75 45 M Nov.1 5 pm x x X D BS
95 40 M Nov.1 11pm x x X D C
6 38 F Well x x
7 52 F Well x x X
8 35 F Well x X
9 27 F Well x x X
10 40 F Well x x X
11 40 F Well x x X
13 50 M Well x x X
19 38 M Well x x X
20 38 M Well x x X
23 29 M Well x x X
24 27 M Well x x X
26 47 M Well x x X
36 60 M Well x
39 27 M Well x x X
41 30 M Well x x X
42 38 M Well x x X
44 50 M Well x x X
45 27 M Well x x X
46 31 M Well x x X
47 46 M Well x x X
48 38 M Well x x
49 36 M Well x X
53 36 M Well x x X
54 27 M Well x x X
55 40 M Well x x X
56 30 M Well x x X
57 25 M Well x x X
62 50 M Well x
63 44 M Well x
64 47 M Well x X
68 31 M Well x x x
TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea; V=Vomiting
F=Fever.

5. Dengan menggunakan periode waktu yang tepat, gambar sebuah kurva


epidemiologi.

Keterangan kurva epidemiologi


Berdasarkan kurva epidemiologi, terlihat bahwa kurva membentuk gambaran common
source, adanya satu puncak yang timbul. Gambaran kurva tersebut memberikan informasi
bahwa gejala timbul secara serentak akibat penularan dari satu sumber dalam waktu yang
sama dan singkat, pada kasus ini dicurigai akibat dari makanan yang dikonsumsi.

6. Apa tipe kurva epidemiologi pada kasus ini?


Berdasarkan kurva epidemiologi, terlihat bahwa kurva membentuk gambaran common
source, adanya satu puncak yang timbul. Gambaran kurva tersebut memberikan informasi
bahwa gejala timbul secara serentak akibat penularan dari satu sumber dalam waktu yang
sama dan singkat, pada kasus ini dicurigai akibat dari makanan yang dikonsumsi.
7. Modifikasi grafik yang telah digambarkan (Pertanyaan 8) untuk mengilustrasikan
distribusi masa inkubasi.

Grafik 1. Distribusi Masa Inkubasi

Tentukan atau hitung minimum, maksimum, mean, median, mode, range, standar deviasi
periode inkubasi.

No. Waktu Inkubasi f f (x)


f ( xi  x)
2

(jam)
1 3 2 6 242
2 8 5 40 180
3 9 3 27 75
4 10 1 10 16
5 11 4 44 36
6 12 4 48 16
7 13 13 169 13
8 14 8 112 0
9 15 8 120 8
10 16 4 64 16
11 17 3 51 27
12 19 2 38 50
13 20 2 40 72
14 23 1 23 81
15 24 2 38 200
16 27 1 27 169
17 33 1 33 361
 64 900 1562

x
 f ( x)
14,0625
Mean, f
13  14
13,5
Median, 2
Modus 13
Range, (maksimum-minimum) 33 jam- 3 jam = 30 jam
Standar Deviasi 24,793
SD  s2
= 4,979
Varians

 f x  1562
i x 2
63 = 24,793
s2 
n 1

8. Dilihat dari median inkubasi, apa penyebabnya?


Kemungkinan penyebab outbreak ini adalah Salmonella spp., Clostridium perfringens,
Streptococcus faecalis, dan Enterococcus.

9. Dengan mengunakan riwayat mengkonsumsi makanan pada tabel 6.8. lengkapi item
7 dari form Penyelidikan out break Keracunan makanan”

Food specific attack rate (item 7 Form investigasi outbreak karena makanan)
Food Jumlah orang yang makan spesifik Jumlah orang yg tidak makan
item food spesifik food
disajikan Sakit Sehat Total Attack Sakit Sehat Total Attack
rate rate
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Tomat

10. Apa desain penelitian epidemiologi yg digunakan?


Desain penelitian epidemiologi yang dilakukan adalah kohort retrospektif.

11. Apa hipotesis penelitian epidemiologi pada kasus ini?


H0 : Tidak ada hubungan antara makan nasi dengan terjadinya wabah.
H1: Ada hubungan antara makan nasi dan terjadinya wabah

H0 : Tidak ada hubungan antara makan daging dengan terjadinya wabah.


H1: Ada hubungan antara makan daging dan terjadinya wabah
H0 : Tidak ada hubungan antara makan saus tomat dengan terjadinya wabah.
H1: Ada hubungan antara makan saus tomat dan terjadinya wabah

12. Buat tabel 2x2 hitung RR tiap jenis makanan. Lakukan uji hipotesis yg sesuai!
Dilakukan analisis untuk mengetahui uji hipotesis yang sesuai.
Langkah Jawaban
1 Menentukan variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah
makanan (kategorik) dengan diare
(kategorik)
2 Menentukan jenis hipotesis Asosiatif/komparatif
3 Menentukan masalah skala variabel Kategorik
4 Menentukan berpasangan/tidak Tidak berpasangan
berpasangan
5 Menentukan jenis P x K 2x2
Kesimpulan:
Jenis P x K pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square
Uji Chi-square dilakukan setiap jenis makanan terhadap penyakit diare.
Nasi
Nasi * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak
Diare Diare Total
Nasi Tidak Makan Count 15 2 17
Nasi Expected
7,1 9,9 17,0
Count
Makan Nasi Count 31 62 93
Expected
38,9 54,1 93,0
Count
Total Count 46 64 110
Expected
46,0 64,0 110,0
Count
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 15, 2, 31, 62 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 7,1; 9,9; 38,9; 54,1.
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang kurang
dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
nasi dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 17,806 1 ,000
b
Continuity Correction 15,621 1 ,000
Likelihood Ratio 18,827 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
17,644 1 ,000
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,11.
b. Computed only for a 2x2 table

Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat hubungan


yang bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis
Chi-Square pada anggota yang makan nasi.

Nasi
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 62 31 93
Makan Nasi
Tidak 2 15 17 0,0001
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (62/93 : 2/17) / (2/2) = 5,67
Interpretasi: Anggota yang makan nasi memiliki risiko sebesar 5,67 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan nasi.

Daging
Daging * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak
Diare Diare Total
Daging Tidak Makan Count 21 1 22
Daging Expected
9,2 12,8 22,0
Count
Makan Daging Count 25 63 88
Expected
36,8 51,2 88,0
Count
Total Count 46 64 110
Expected
46,0 64,0 110,0
Count
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 21, 1, 25, 63 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 9,2; 12,8; 36,8; 51,2
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang kurang
dari lima

Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
daging dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 32,516a 1 ,000
b
Continuity Correction 29,819 1 ,000
Likelihood Ratio 36,365 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
32,221 1 ,000
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,20.
b. Computed only for a 2x2 table

Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,0001, artinya terdapat hubungan


yang bermakna antara makan nasi dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis
Chi-Square pada anggota yang makan daging.

Daging
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Makan Iya 63 25 88
Daging Tidak 1 21 22 0,0001
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (63/88 : 1/22) / (2/2) = 15,75
Interpretasi: Anggota yang makan daging memiliki risiko sebesar 15,75 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan daging.

Tomato Sauce (TS)


TS * Diare Crosstabulation
Diare Total
Tidak
Diare Diare
TS Tidak Makan Count 20 13 33
TS Expected
13,8 19,2 33,0
Count
Makan TS Count 26 51 77
Expected
32,2 44,8 77,0
Count
Total Count 46 64 110
Expected
46,0 64,0 110,0
Count
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 20, 13, 26, 51 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 13,6; 19,2; 32,2; 44,8
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang kurang
dari lima

Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
TS dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,839 1 ,009
b
Continuity Correction 5,781 1 ,016
Likelihood Ratio 6,803 1 ,009
Fisher's Exact Test ,012 ,008
Linear-by-Linear
6,777 1 ,009
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,80.
b. Computed only for a 2x2 table

Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,008, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara makan TS dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis Chi-
Square pada anggota yang makan TS.
Tomato Sauce (TS)
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 51 26 77
Makan TS
Tidak 13 20 33 0,008
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (51/77 : 13/33) / (2/2) = 1,68
Interpretasi: Anggota yang makan TS memiliki risiko sebesar 1,68 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan TS.

13. Bila hipotesis tidak terbukti apa yg harus dilakukan?


Jika hipotesis tidak terbukti dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
memperhatikan beberapa faktor terkait dengan adanya kontaminasi makanan yaitu
sebagai berikut:
1. Faktor penyimpanan bahan makanan ( makanan sudah tidak layak dikonsumsi/tidak
segar)
2. Faktor pengolahan makanan
3. Faktor penyajian makanan (makanan sudah disiapkan dari malam sebelum
dikonsumsi, makanan juga diletakkan di dalam tempat terbuka di dapur sepanjang
malam)
4. Faktor pendistribusian makanan (menggunakan truk-truk yang tidak diketahui tingkat
kebersihannya dengan temperature udara yang kurang mendukung)
5. Cara pengkonsumsian makanan (apakah menggunakan peralatan makan yang
bersih/kotor, atau langsung menggunakan tangan)

Jika sumber wabah sudah diketahui maka kita dapat melakukan pengendalian
awal pada agent, sumber atau reservoir, misalnya menghilangkan/memusnahkan
makanan terinfeksi, memindahkan penjamah makanan, melakukan pengobatan dan
perawatan anggota misi yang sakit oleh tenaga medis. Perlu juga dilakukan pencarian
apakah masih ada kasus baru lainnya. Setelah dilakukan penanganan dan
pengendalian awal, lakukan evaluasi mengenai proses pengolahan, penyajian dan
pendistribusian makanan. Hal yang penting juga perlu diberikan penyuluhan kepada
pihak penyedia jasa makanan dan para anggota misi. Seharusnya dilakukan
pemeriksaan sampel sisa makanan, terutama daging yang dicurigai sebagai penyebab
munculnya outbreak. Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan, terutama daging
dan kurangnya fasilitas laboratorium. Selain itu, dapat pula dilakukan pencegahan
sekunder agar tidak terjadi kasus serupa lagi misalnya dengan imunisasi.

You might also like