Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Pembimbing:
Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc
Tugas Praktikum
Judul
Oleh:
Telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Komunitas dan Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 02 Oktober – 11 Desember 2017.
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan tugas praktikum dengan judul “Uji Mc Nemar, Uji Cochran, Uji Run dan
Studi Kasus Outbreak/KLB” tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terimkasih kepada Achmad Ridwan, dr., MO., M.Sc selaku pembimbing yang telah membantu
dalam penyelesaian tugas praktikum ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman dan semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas praktikum ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
Peneliti ingin menguji efek pengobatan dalam mengurangi sesak nafas pada penderita
asma. Sebelum pengobatan, anda mengukur efek pada responden yg dikelompokan menjadi sesak
dan tidak sesak. Setelah dilakukan pengobatan, anda kembali melakukan pengukuran gejala sesak
(sesak dan tidak sesak). Desain penelitian adalah uji klinis. Untuk mudahnya, data disusun dalam
Tabel 1.
Tabel 1. Data sesak sebelum pengobatan dan sesak sesudah pengobatan
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0
1 0 1 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 1 1
1 0 1 0 1 0 1 1
1 1 1 0 1 0 0 0
1 1 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 1 0 0 0
1 1 1 0 1 0 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 1 0 1 0
1 0 1 0 1 0 1 0
0 1 1 0 0 0
1 0 1 0 0 0
Interpretasi:
• Evaluasi data: n=58 sebelum pengobatan dan 58 sesudah pengobatan (skala nominal)
• Asumsi: Sampel random
• Hipotesis:
– Ho: Tidak terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan
– Ha: Terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan
• Uji Mc Nemar
( A D 1 )2
X 2
A D
•
• Keputusan statistik: Karena Chi square hitung=4,347 > 3,846 berarti Ho ditolak
• Kesimpulan:
• Terdapat perbedaan sesak sebelum dan sesudah pengobatan, X2 =4,347
Tabel 5. Frequencies
Value
Batuk Tidak batuk
Sebelum pengobatan 41 17
2 minggu 32 26
4 minggu setelah
20 38
pengobatan
Interpretasi:
Sebelum pengobatan, responden yang batuk sebanyak 41 orang, yang tidak batuk ada
sebanyak 17 orang.
Selama 2 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 32 orang dan yang tidak
batuk sebanyak 26 orang.
Setelah 4 minggu pengobatan, responden yang batuk sebanyak 20 orang dan yang tidak
batuk sebanyak 38 orang.
Hipotesis:
– Ho: Tidak terdapat perbedaan signifikan antara keluhan batuk sebelum, 2 minggu
selama, dan 4 minggu setelah pengobatan.
– Ha: Terdapat perbedaan signifikan keluhan batuk sebelum, 2 minggu selama, dan
4 minggu setelah pengobatan.
Angka signifikansi menunjukkan angka p=0,000 (tulis p=0,0005) <0,05, berarti hipotesis
Ho ditolak.
Interpretasi:
Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan masih batuk
berjumlah 30 orang.
Responden yang sebelum pengobatan batuk dan selama 2 minggu pengobatan tidak lagi
batuk berjumlah 11 orang.
Responden yang sebelum pengobatan dan selama 2 minggu pengobatan tidak batuk
berjumlah 15 orang.
Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan selama 2 minggu pengobatan
menjadi batuk berjumlah 2 orang.
Interpretasi:
Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan masih batuk
berjumlah 19 orang.
Responden yang sebelum pengobatan batuk dan setelah 4 minggu pengobatan tidak lagi
batuk berjumlah 22 orang.
Responden yang sebelum pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan tidak batuk
berjumlah 16 orang.
Responden yang sebelum pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu pengobatan
menjadi batuk berjumlah 1 orang.
Interpretasi:
Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan masih
batuk berjumlah 17 orang.
Responden yang selama 2 minggu pengobatan batuk dan setelah 4 minggu pengobatan
tidak lagi batuk berjumlah 15 orang.
Responden yang selama 2 minggu pengobatan dan setelah 4 minggu pengobatan tidak
batuk berjumlah 23 orang.
Responden yang selama 2 minggu pengobatan tidak batuk dan setelah 4 minggu
pengobatan menjadi batuk berjumlah 3 orang.
Interpretasi:
Hipotesis:
OUTBREAK ENTERITIS
SELAMA PERJALANAN HAJI KE MEKKAH
Setelah mempelajari studi kasus ini dan menjawab 16 pertanyaan, mahasiswa akan mampu untuk:
Menentukan epidemik, outbreak, atau kluster
Membuat dan memahami pengunaan definisi kasus
Menggambarkan kurva epidemik
Menghitung food-specific attack rate
Menyusun langkah-langkah penyelidikan sebuah kasus outbreak akut.
Misi Kuwait medical, terdiri dari 112 anggota, menempuh perjalanan dengan bus dari
Kuwait ke Mekkah. Pada 30 Oktober semua anggota missi telah menginap di Mina. Pada waktu
matahari terbit 31 Oktober mereka telah berangkat ke Arafah, dimana pada pukul 8.00 a.m.
mereka telah minum teh dengan atau tanpa susu untuk minum pagi. Susu tadi telah disiapkan
segera sebelum dikonsumsi dengan mencampur bubuk susu dengan air panas. Sisa hari mereka
tadi telah digunakan untuk melaksanakan ibadah. Pada jam 2.00 p.m., makan siang disajikan
untuk semua anggota misi. Makanan khas Kuwait terdiri dari tiga jenis: nasi, daging dan saus
tomat. Sebagain besar anggota misi mengkonsumsi semua jenis makan tadi. Makan siang telah
disiapkan di Mina pada 30 Oktober dan diantar ke Arafah oleh truk pagi 31 Oktober. Pada waktu
matahari terbit 31 Oktober anggota missi kembali ke Mina.
Deskripsi klinis
Investigator mengidentifikasi total 66 kasus GE. Onset (Waktu timbulnya) kasus tadi akut,
ditandai kebanyakan oleh diare dan nyeri perut. Nausea, vomitus dan darah dalam tinja terjadi
tidak sering. Tidak ada kasus pasien yang dilaporkan dengan demam. Semua pulih dalam 12-24
jam. Kira-kira 20 % telah meminta pertolongan medis. Investigator tidak memperoleh spesimen
tinja untuk pemeriksaan.
Investigator menentukan bahwa 64 kasus mulai sakit selama perjalanan haji, semua yang
telah makan siang di Arafah pada pukul 2.00 p.m. pada 31 Oktober. 15 anggota missi tidak
makan siang: tidak ada yang sakit.
Tabel 6.8 Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang sakit sebelum
31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak termasuk dalam tabel tersebut.
Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di Arafah, Saudi
Arabia, 31 Oktober 1979.
TS* Tomato Souce, D=Diarrhea; C=Cramps ; BS: Blood in stool ; N-Nausea; V=Vomiting
F=Fever.
Pertanyaan
1. Apa kriteria KLB pada kasus ini?
Waktu kejadian
Waktu kejadian kasus 31 Oktober 1979.
Tempat/orang
Tempat kejadian: Arafah.
Orang: 66 dari 112 anggota.
4. Hitung attack rate yang makan dan yang tidak makan. Apa yang anda simpulkan?
Lihat Tabel 6.8.
Informasi yang telah dikumpulkan oleh investigator. Dua anggota yang sakit
sebelum 31Oktober telah dikeluarkan. 15 anggota yang tidak makan tidak termasuk
dalam tabel tersebut.
Makanan Anggota misi Total Attack Anggota misi Total Attack
yang makan rate yang tidak rate
makan
Sakit Sehat Sakit Sehat
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus tomat 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Gastroenteritis
Total Attack rate
Iya Tidak
Makan Nasi, Iya 64 31 95 67,4%
Daging,
dan/atau TS Tidak 0 15 15 0%
Total 64 46 110
Kesimpulan:
Terdapat perbedaan angka serangan (attack rate) antara anggota misi yang makan
dan yang tidak makan terhadap penyakit (enteritis) sebesar 43,75%. Berdasarkan
data tersebut dicurigai telah terjadi wabah akibat keracunan makanan, karena
ditemukan lebih dari penderita dengan gejala yang serupa berupa gangguan
pencernaan sesudah memakan makanan yang sama.
Penyebab utama dapat dicari dengan penghitungan attack rate terhadap setiap jenis
makanan.
Dari hasil penghitungan didapatkan Attack rate untuk anggota yang makan nasi, daging, atau TS
berturut-turut adalah 66,7%, 71,6%, 66,2%. Sedangkan attack rate untuk anggota yang tidak
makan nasi, daging, atau TS berturut-turut adalah 11,7%, 4,5%, 39,4%. Perbedaan attack rate
yang paling besar didapatkan pada anggota yang makan daging, yaitu sebesar 67,1% (71,6%-
4,5%). Dapat disimpulkan penyebab utama dari penyakit GE pada studi kasus ini diduga berasal
dari makanan daging.
Tabel 6.8. Karakteristik rombongan Calon Jemaah haji Kuwait yang makan di Arafah, Saudi
Arabia, 31 Oktober 1979.
Tentukan atau hitung minimum, maksimum, mean, median, mode, range, standar deviasi
periode inkubasi.
(jam)
1 3 2 6 242
2 8 5 40 180
3 9 3 27 75
4 10 1 10 16
5 11 4 44 36
6 12 4 48 16
7 13 13 169 13
8 14 8 112 0
9 15 8 120 8
10 16 4 64 16
11 17 3 51 27
12 19 2 38 50
13 20 2 40 72
14 23 1 23 81
15 24 2 38 200
16 27 1 27 169
17 33 1 33 361
64 900 1562
x
f ( x)
14,0625
Mean, f
13 14
13,5
Median, 2
Modus 13
Range, (maksimum-minimum) 33 jam- 3 jam = 30 jam
Standar Deviasi 24,793
SD s2
= 4,979
Varians
f x 1562
i x 2
63 = 24,793
s2
n 1
9. Dengan mengunakan riwayat mengkonsumsi makanan pada tabel 6.8. lengkapi item
7 dari form Penyelidikan out break Keracunan makanan”
Food specific attack rate (item 7 Form investigasi outbreak karena makanan)
Food Jumlah orang yang makan spesifik Jumlah orang yg tidak makan
item food spesifik food
disajikan Sakit Sehat Total Attack Sakit Sehat Total Attack
rate rate
Nasi 62 31 93 66,7% 2 0 2 100%
Daging 63 25 88 71,6% 1 6 7 14,3%
Saus 51 26 77 66,2% 13 5 18 72,2%
Tomat
12. Buat tabel 2x2 hitung RR tiap jenis makanan. Lakukan uji hipotesis yg sesuai!
Dilakukan analisis untuk mengetahui uji hipotesis yang sesuai.
Langkah Jawaban
1 Menentukan variabel yang dihubungkan Variabel yang dihubungkan adalah
makanan (kategorik) dengan diare
(kategorik)
2 Menentukan jenis hipotesis Asosiatif/komparatif
3 Menentukan masalah skala variabel Kategorik
4 Menentukan berpasangan/tidak Tidak berpasangan
berpasangan
5 Menentukan jenis P x K 2x2
Kesimpulan:
Jenis P x K pada soal ini adalah 2 x 2. Uji yang digunakan adalah uji Chi-Square
Uji Chi-square dilakukan setiap jenis makanan terhadap penyakit diare.
Nasi
Nasi * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak
Diare Diare Total
Nasi Tidak Makan Count 15 2 17
Nasi Expected
7,1 9,9 17,0
Count
Makan Nasi Count 31 62 93
Expected
38,9 54,1 93,0
Count
Total Count 46 64 110
Expected
46,0 64,0 110,0
Count
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 15, 2, 31, 62 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 7,1; 9,9; 38,9; 54,1.
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang kurang
dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
nasi dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 17,806 1 ,000
b
Continuity Correction 15,621 1 ,000
Likelihood Ratio 18,827 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
17,644 1 ,000
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,11.
b. Computed only for a 2x2 table
Nasi
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 62 31 93
Makan Nasi
Tidak 2 15 17 0,0001
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (62/93 : 2/17) / (2/2) = 5,67
Interpretasi: Anggota yang makan nasi memiliki risiko sebesar 5,67 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan nasi.
Daging
Daging * Diare Crosstabulation
Diare
Tidak
Diare Diare Total
Daging Tidak Makan Count 21 1 22
Daging Expected
9,2 12,8 22,0
Count
Makan Daging Count 25 63 88
Expected
36,8 51,2 88,0
Count
Total Count 46 64 110
Expected
46,0 64,0 110,0
Count
1. Crosstabulation diare menunjukan deksripsi masing masing sel untuk nilai observed dan
expected. Nilai observed untuk sel a, b, c, d masing-masing 21, 1, 25, 63 sedangkan nilai
expected untuk sel masing-masing 9,2; 12,8; 36,8; 51,2
2. tabel 2 x 2 ini layak untuk diuji dengan chi-square karena tidak ada nilai expected yang kurang
dari lima
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
daging dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 32,516a 1 ,000
b
Continuity Correction 29,819 1 ,000
Likelihood Ratio 36,365 1 ,000
Fisher's Exact Test ,000 ,000
Linear-by-Linear
32,221 1 ,000
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,20.
b. Computed only for a 2x2 table
Daging
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Makan Iya 63 25 88
Daging Tidak 1 21 22 0,0001
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (63/88 : 1/22) / (2/2) = 15,75
Interpretasi: Anggota yang makan daging memiliki risiko sebesar 15,75 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan daging.
Dilakukan uji Chi-square untuk menguji hipotesis hubungan antara anggota yang makan
TS dan diare.
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df (2-sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,839 1 ,009
b
Continuity Correction 5,781 1 ,016
Likelihood Ratio 6,803 1 ,009
Fisher's Exact Test ,012 ,008
Linear-by-Linear
6,777 1 ,009
Association
N of Valid Cases 110
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 13,80.
b. Computed only for a 2x2 table
Didapatkan nilai Significancy Pearson Chi-Square 0,008, artinya terdapat hubungan yang
bermakna antara makan TS dengan diare. Berikut tabel yang menyajikan hasil uji hipotesis Chi-
Square pada anggota yang makan TS.
Tomato Sauce (TS)
Gastroenteritis
Total P Value
Iya Tidak
Iya 51 26 77
Makan TS
Tidak 13 20 33 0,008
Total 64 46 110
Hitung RR
RR = a/(a+b) : c/(c+d) = (51/77 : 13/33) / (2/2) = 1,68
Interpretasi: Anggota yang makan TS memiliki risiko sebesar 1,68 kali menderita GE
dibandingkan yang tidak makan TS.
Jika sumber wabah sudah diketahui maka kita dapat melakukan pengendalian
awal pada agent, sumber atau reservoir, misalnya menghilangkan/memusnahkan
makanan terinfeksi, memindahkan penjamah makanan, melakukan pengobatan dan
perawatan anggota misi yang sakit oleh tenaga medis. Perlu juga dilakukan pencarian
apakah masih ada kasus baru lainnya. Setelah dilakukan penanganan dan
pengendalian awal, lakukan evaluasi mengenai proses pengolahan, penyajian dan
pendistribusian makanan. Hal yang penting juga perlu diberikan penyuluhan kepada
pihak penyedia jasa makanan dan para anggota misi. Seharusnya dilakukan
pemeriksaan sampel sisa makanan, terutama daging yang dicurigai sebagai penyebab
munculnya outbreak. Tetapi pada kasus ini tidak ada sisa makanan, terutama daging
dan kurangnya fasilitas laboratorium. Selain itu, dapat pula dilakukan pencegahan
sekunder agar tidak terjadi kasus serupa lagi misalnya dengan imunisasi.