You are on page 1of 9

ISOLASI SPESIES MIKROALGA

Oleh :
Nama : Rahma Adilah
NIM : B1A015074
Kelompok :3
Rombongan : II
Asisten : Diah Nanda Utari

LAPORAN PRAKTIKUM FIKOLOGI

KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Isolasi mikroalga merupakan cara yang dilakukan untuk membuat biakan


murni. Mempertahankan monokultur mikroalga yang telah diisolasi dapat juga dibuat
sebagai koleksi murni mikroalga sebagai tempat persediaan seluruh kekayaan plasma
nuftah murni mikroalga dan dapat dimanfaatkan oleh perorangan instansi dan industri.
Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan mikroalga dalam perairan
diperlukan suatu usaha yaitu dengan cara membuat kultur. Kultur fitoplankton
(mikroalga) murni dimulai dari kegiatan isolasi kemudian dikembangkan sedikit demi
sedikit secara bertingkat (Insan et al., 2011).
Mikroalga merupakan tumbuhan thallus berklorofil dan mempunyai pigmen
tambahan yang dapat menyerap cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Hidupnya
bisa di air tawar, payau, laut maupun tempat–tempat yang lembab. Merupakan
organisme uniseluler maupun multiseluler. Mikroalga adalah organisme bersel tunggal
yang memiliki berbagai potensi yang selama ini belum banyak dikembangkan,
khususnya di Indonesia yang memiliki luas perairan mencapai dua pertiga luas
teritorial (Setiawan, 2004).
Mikroalga adalah organisme fotosintesis yang membutuhkan sinar matahari,
air dan karbondioksida. Kandungan protein yang tinggi pada mikroalga
memungkinkan mikroalga dijadikan sebagai makanan kesehatan yang non kolesterol.
Selain itu mikroalga juga dapat digunakan sebagai bahan kosmetik, pendegradasi
limbah (pengurai limbah), sumber energi, pengontrol polusi, spesies indikator
(tercemar atau tidaknya suatu perairan), pupuk pertanian (dapat diolah menjadi
kompos), dan lain-lain (Harun et al., 2010).

B. Tujuan

Membuat biakan murni mikroalga dengan metode isolasi pengenceran berseri,


metode isolasi pengulangan subkultur, metode isolasi pipet kapiler dan metode isolasi
goresan.
II. MATERI DAN METODE

A. Materi

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop, object glass,
cover glass, botol film, pipet tetes, tissue, ember, dan plankton net.
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sampel mikroalga
yang diambil dari kolam, formalin dan akuades steril.
B. Metode

Sampel mikroalga yang ada di kolam diambil dengan ember sebanyak 10x

Disaring dengan plankton net

Sampel dimasukkan ke dalam botol film

Sampel mikroalga diambil menggunakan pipet tetes dan diteteskan pada object glass
sebanyak 3 tetes

Diamati di bawah mikroskop, difoto dan diidentifikasi


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Gambar 3.1 Euglena gracilis


B. Pembahasan

Mikroalga adalah mikroorganisme aquatik fotositetik berukuran mikroskopis,


yang dapat ditemukan di dalam air tawar dan air laut, dan termasuk ke dalam jenis
makhluk hidup fotoautotrof. Alga berperan sebagai salah satu parameter ekologi yang
dapat memberikan gambaran keadaan perairan dan termasuk komponen biotik penting
dalam metabolism badan air, karena merupakan mata rantai primer di dalam rantai
makanan ekosistem perairan (Harmoko et al., 2017). Isolasi adalah proses yang
diperlukan untuk mendapatkan kultur murni dan merupakan langkah pertama menuju
pemilihan mikroalga dengan potensi tertentu. Teknik isolasi tradisional termasuk
penggunaan mikropipet untuk isolasi di bawah mikroskop atau sel pengenceran diikuti
oleh budidaya dalam media cair atau piring agar. Isolasi sel tunggal, berdasarkan
metode tradisional dari sampel asli memakan waktu dan memerlukan pensterilan,
media budidaya dan peralatan, tetapi hasil dari proses yang rumit ini biasanya
menghasilkan biakan murni yang biasanya mudah diidentifikasi (Duong et al., 2012).
Menurut Insan (2011) teknik isolasi mikroalga terdiri dari lima cara bergantung
pada mikroalganya itu sendiri. Teknik isolasi mikroalga meliputi isolasi secara biologi,
metode pengenceran bertingkat, metode pengulangan sub kultur, metode isolasi pipet
kapiler, dan metode isolasi goresan :
a. Metode isolasi biologis, adalah metode isolasi mikroalga yang dipengaruhi oleh
fototaksis positif, dimana organisme akan mengikuti cahaya dan mikroalga yang
diinginkan akan didapatkan. Akan tetapi metode ini sedikit sulit untuk dilakukan.
b. Metode pengenceran bertingkat, metode isolasi bertingkat digunakan apabila salah
satu organism mikroalga dominan pada substrat. Cara kerja metode isolasi ini
dengan memindahkan sampel ke tabung reaksi/Erlenmeyer berulang-ulang hingga
didapatkan kultur murni.
c. Metode pengulangan sub kultur, metode isolasi ini digunakan apabila mikroalga
dalam jumlah dan jenis yang kecil dengan cara seperti pengenceran bertingkat
tetapi dengan bermacam-macam media.
d. Metode isolasi pipet kapiler, metode ini menggunakan pipet kapiler dengan cara
melihat mikroalga yang ingin diisolasi pada mikroskop, kemudian diambil
menggunakan mikropipet, dilakukan terus sampai didapatkan kultur murni.
e. Metode isolasi goresan, untuk isolasi microalgae sel tunggal. Media yang
digunakan adalah agar-agar 1,5% yang dicampur dengan air laut dan didihkan
hingga larut, diberi pupuk, dan disterilkan dengan autoclave. Media didinginkan
pada cawan petri atau tabung dengan posisi miring. Air sampel digoreskan ke
media menggunakan jarum ose. Diberi cahaya dari lampu TL 40 w. cawan
disimpan dalam posisi terbalik untuk menghindari kekeringan. Hasil kultur murni
kemudian dikembangkan dalam kultur cair.
Kelebihan dari metode isolasi kapiler yang dilakukan adalah bahan yang
dibutuhkan hanya memerlukan jumlah yang sedikit dan tidak memakan banyak tempat
sedangkan kekurangannya tidak bisa dilakukan untuk organisme yang jumlah dan
jenisnya banyak, juga memerlukan ketelitian yang tinggi pada saat menyaring
mikroalga saat menggunakan akuades, agar akuades tidak terlalu banyak sehingga
monospesies mikroalga bisa didapatkan dengan tepat (Prasetyo, 1967).
Berdasakan hasil isolasi mikroalga dapat diketahui mikroalga yang didapatkan
yaitu spesies Chlorella sp. dapat ditemukan di air tawar bentuknya bulat yang di
dalamnya berisi beberapa lingkaran yang kalau dilihat seperti coccus yang berkoloni,
gerakan algae ini berputar, kemungkinan besar alga ini mempunyai kloroplas karena
alga ini juga termasuk alga yang berwarna hijau oleh karena itu spesies ini dimasukkan
ke dalam divisio Chlorophyta. Pengetahuan tentang fikologi telah berkembang pesat
setelah beragam jenis alga dengan karakteristiknya masing-masing berhasil dikultur.
Berbagai institusi di dunia telah menyimpan koleksi kultur mikroalga yang potensial
dapat dimanfaatkan untuk berbagai aplikasi. Mikroalgae juga berperan sebagai
indikator pencemaran perairan dan agen bioremidiasi (Prihatini et al., 2007).
Banyak penelitian saat ini menggunakan indikasi sintesis biotransformasi yang
menggunakan berbagai jenis alga. Sintesis nanopartikel membuat pemanfaatan
deposit di permukaan padat, untuk menyerap partikel yang mudah. Suatu manfaat
penting dari sintesis metode nanaopartikel yang diuraikan Singaravelu et al., (2007),
menguraikan penggunaan alga laut, bahwa alga ini sangat stabil dan ini akan menjadi
solusi yang sangat penting untuk metode biologi jaman sekarang. Penelitian ini akan
mendorong kearah pengembangan dari proses sintesis alga keemasan dengan
menggunakan bioproses nanopartikel. Alga air tawar adalah sekumpulan organisme
yang pertumbuhannya cepat dan bersifat autotrof yang mengubah energi radiasi ke
energi kimia dengan menangkap energi matahari yang mempertahankan homeostasis
dari ekosistem dan biomes (Bharadwaj, 2014)
Euglena memiliki satu flagella yaitu ekor sebagai alat gerak, satu panjang dan
satu pendek organieme ini dapat melakukan simbiosis dengan jenis ganggang tertentu
dan tubuhnya dapat memancarkan sinar bila terkena rangsangan mekanik. Untuk
reproduksi Euglena berkembang biak secara vegetatif, yaitu dengan pembelahan biner
secara membujur. Pembelahan ini dimulai dengan membelahnya nukleus menjadi dua.
Selanjutnya flagel dan sitoplasma serta selaput sel juga terbagi menjadi dua. Akhirnya
terbentuklah dua sel euglena baru. Sistem sirkulasi euglena mengambil zat organik
yang terlarut di sekitarnya. Pengambilan zat organik dilakukan dengan cara absorbsi
melalui membran sel. Selanjutnya, zat makanan itu dicernakan secara enzimatis di
dalam sitoplasma (Rusyan, 2011)
Euglena adalah sel tunggal memanjang runcing diujung posterior, dan tumpul
pada ujung anterior. Euglena viridis adalah sejenis alga bersel tunggal yang berbentuk
lonjong dengan ujung anterior (depan) tumpul dan meruncing pada ujung posterior
(belakang). Setiap sel Euglena dilengkapi dengan sebuah bulu cambuk (flagel) yang
tumbuh pada ujung anterior sebagai alat gerak. Pada ujung anterior ini juga terdapat
celah sempit yang memanjang ke arah posterior. Pada bagian posterior, celah ini
melebar dan membentuk kantong cadangan atau reservoir. Flagel terbentuk di sisi
reservoir. Di sisi lain dari flagel terdapat bintik mata yang sangat peka terhadap
rangsangan sinar matahari. Tubuh Euglena terlindung oleh selaput pelikel, sehingga
bentuk tubuhnya tetap (Rusyan, 2011).
Euglena gracilis (E. gracilis) adalah spesies mikroalga eukariotik bersel
tunggal yang dapat tumbuh baik secara autotrofik maupun heterotrofik di lahan non-
pertanian. Hal ini telah menarik minat industri dan akademis yang besar karena
kemampuannya untuk mensintesis produk berharga dengan aplikasi komersial, seperti
sebagai paramylon, ester lilin, dan berbagai jenis nutrisi (contoh vitamin, mineral,
asam lemak, dan asam amino) (Li et al., 2017).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


Metode isolasi pengenceran berseri, merupakan metode yang digunakan bila
jumlah jenis organismenya banyak dan ada spesies dominan. Metode ini
menggunakan teknik pengenceran secara aseptik/steril dan caranya dengan
memindahkan sampel ke tabung reaksi/Erlenmeyer berulang-ulang hingga
diperoleh bibit murni.
2. Mikroalga yang diisolasi adalah Euglena gracilis
B. Saran

Saran pada praktikum kali ini yaitu sebaiknya praktikan saat menggunakan
mikroskop harus benar-benar fokus agar dapat mengamati mikroalga dengan jelas dan
agar tidak salah dalam mengidentifikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bharadwaj, M., Shrivastava, A.K., Shrivastava, R. 2014. Phycochemical and


Antimicrobial Study of Vigorous Fresh Water Alga Mougeotia.
Int.J.Curr.Microbiol.App.Sci, 3(4), pp. 1020-1024.
Duong, V. T., Li, Y., Nowak, E., & Schenk, P. M. 2012. Microalgae Isolation and
Selection for Prospective Biodiesel Production. Jurnal of Energies, 5(1), pp.
1835-1849.
Harmoko., Lokaria, E & Misra, S. 2017. Eksplorasi Mikralga di Air Terjn Watervang
Kota Lubuklinggau. Jurnal Bioedukasi, 8(1), pp. 75-82.
Harun, R., Manjinder S., Gareth M. F., dan Michel K. D. 2010. Bioprocess engineering
of microalgae to produce a variety of consumer products. Renewable and
sustainable Energy Reviews. 1037-1047.
Insan, I., Widyartini, D. S., & Christiani. 2011. Petunjuk Praktikum Fikologi.
Purwokerto: Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman.
Li, M., Munoz, H. E., Goda, K & Carlo, D. D. 2017. Shaped-based Separation of
Microalga Euglena gracilis Using Intertial Microfluids. Scientific Reports,
7(1),pp. 1-8.
Prasetyo, T. I. 1967. Beberapa Genus Alga Air Tawar. Malang: UMPRESS.

Prihatini, N. B., W. Rachmayanti, W. Wardhana. 2007. Pengaruh Variasi


Fotoperiodisitas Terhadap Pertumbuhan Chlorella Dalam Medium Basal Blod.
Biota Vol 12 (1): 32-39.
Rusyan, A. 2011.Zoologi Invertebrate (Teori dan Praktik). Bandung: Alfeta.

Setiawan, Andi. 2004. Potensi Pemanfaatan Alga Laut Sebagai Penunjang


Perkembangan Sektor Industri. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

You might also like