You are on page 1of 4

ANALISIS FITOKIMIA DAN PENENTUAN NILAI LC50 EKSTRAK METANOL

DAUN LIWAS

Gerry Sumihe1) Max R. J.Runtuwene1) dan Johnly A. Rorong1)


1)
Jurusan Kimia FMIPA UNSRAT, Manado
e-mail: 004Gerry@gmail.com; max_runtuwene@yahoo.com; rorongjohnly@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penentuan nilai LC50 dari ekstrak metanol daun liwas menggunakan metode Brine Shrimp
Lethality Test (BSLT) terhadap hewan indikator udang Artemia salina menunjukkan nilai LC50
dari A. salina bersifat sangat toksik.Nilai LC 50 yang didapatkan sebesar 15,696 mg/L. Nilai LC 50
ditentukan dengan menggunakan metode SPSS 20.0.Ekstrak metanol daun liwas mengandung
kandungan senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, tanin dan saponin sebagai hasil uji
fitokimia.
Kata kunci: BSLT, Daun Liwas, Metabolit Sekunder,LC50.

PHYTOCHEMICAL ANALYSIS AND DETERMINING LC50 VALUE OF LIWAS


LEAVE METHANOL EXTRACT

ABSTRACT

Determination of LC50 of methanol extract of leaves liwas using Brine Shrimp Lethality Test
(BSLT) against animal indicator shrimp Artemia salina showed LC50 values of A. salina is highly
toxic. LC50 values were obtained at 15.696 mg / L. LC 50 values determined using SPSS 20.0.
Liwas leaf methanol extract contains compounds secondary metabolites such as flavonoids,
tannins and saponins as phytochemical test results.
Keywords: BSLT, Leaves Liwas, Secondary Metabolites, LC 50.

PENDAHULUAN polar pada tanaman herba medisinalis


(Santosa, 1995).
Daun liwas merupakan salah satu Khasiat dari daun liwas perlu dikaji
tanaman obat yang sering digunakan sebagai secara ilmiah tentang kandungan senyawa
salah satu obat tradisional yang digunakan yang terkandung dalam daun liwas tersebut.
sebagaianti rabies dan infeksi oleh Berdasarkan hal terseebut perlu dilakukan
masyarakat desa Liwutung, Minahasa penelitian uji toksisitas ekstrak metanol daun
Tenggara, Sulawesi Utara. liwas terhadap udang A. salina Leach dengan
Flavonoid, saponin, dan tanin menggunakan metode Brine Shrimp Lethality
merupakansenyawa metabolit sekunder yang Test (BSLT).
berkhasiat sebagai anti histamin, antioksidan,
anti virus, anti bakteri, anti inflamasi sampai METODOLOGI PENELITIAN
anti kanker (Harmanto, 2002). Beberapa
senyawa metabolit sekunder merupakan Waktu dan Tempat
senyawa polar dengan gugus OH- dan dapat Penelitian dilakukan pada bulan Juli-
larut dalam pelarut polar seperti etanol, September 2013 di Laboratorium Kimia
metanol, butanol dan air (Markham, 1988). Advance dan Laboratorium Kimia Organik
Metanol digunakan sebagai pelarut Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
dalam ekstraksi maserasi karena metanol Pengetahuan Alam Universitas Sam
bersifat sebagai pelarut polar mampu Ratulangi.
melarutkan unsur-unsur bioaktif yang bersifat
126 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 14 No. 2, Oktober 2014

Bahan Uji Fitokimia


Bahan yang digunakan adalah: Uji Flavonoid (Harborne, 1996)
sampel daun liwas, HCl, telur udang Artemia Ekstrak ditimbang sebanyak 50 mg
salina, aquades, garam tak beryodium, serbuk dan ditambahkan air panas sebanyak 100 mL
magnesium, metanol, FeCl3, vaselin dan kemudian didihkan selama 5 menit dan
aluminium foil. disaring. 0,05 mg serbuk Magnesium
ditambahkan ke dalam filtrat sebanyak 5 mL
Alat dan 1 mL HCl pekat, kemudian dikocok
Alat yang digunakan antara lain dengan kuat. Warna merah magenta yang
tabung reaksi, neraca analitik, rotary terbentuk menunjukkan adanya senyawa
evaporator, waterbath, beker gelas, spatula, flavonoid.
kertas saring, lampu pijar 40 watt, wadah
bening, blender, thermometer, labu takar 100 Uji Tanin (Harborne, 1996)
mL, Erlenmeyer, desikator, pipet 10 mL, Ekstrak ditimbang sebanyak 50 mg
pipet tetes, lemari asam, kac pembesar dan dilarutkan dalam 2 mL air kemudian
gelas arloji. ditambahkan 2 tetes larutan FeCl3 1%.
Adanya tannin ditunjukkkan dengan
Prosedur Penelitian terbentuknya warna biru kehitaman dan hijau
Preparasi Sampel kehitaman.
Sebelum dikeringkan daun liwas
dicuci dan dipetik kemudian dikeringkan Uji Saponin (Harborne, 1996)
dalam oven pada 400C.daun dihaluskan Ekstrak ditimbang sebanyak 50 mg
menggunakan blender sampai menjadi serbuk kemudian ditambahkan 10 mL air dan
dan diayak dengan ayakan 65 mesh (Silaban, dikocok selama 1 menit.Setelah itu
2009). ditambahkan 2 tetes HCl 1 N. Adanya
saponin ditunjukkan dengan terbentuknya
Kadar Air busa yang tetap stabil selama 7 menit.
Serbuk sampel yang sudah diayak
ditimbang untuk ditentukan kada air. Sampel Penentuan LC50
serbuk daun liwas sebanyak 170,61 g sebagai Uji toksiksitas
berat awal. Sampel yang sudah diimbang 10 ekor udang Artemia salina
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu dimasukkan kedalam larutan uji dengan
1050C selama 3 jam.Didinginkan selama 30 konsentrasi 1000, 500, 250, 100, 50 mg/L dan
menit dalam desikator dan kemudian pada control 1 dan control 2.Setiap larutan uji
ditimbang sebagai berat akhir. Perlakuan dilakukan 2 kali pengulangan dan
yang sama dilakukan sebanyak tiga kali dibandingkan dengan kontrol.Pengamatan
(Sudarmadji, 1989). terhadap udang Artemia salina dilakukan
selama 24 jam. Prosentase
Ekstraksi Maserasi kematian udang Artemia salina
Sampel sebanyak 50 g diekstraksi dihitung dengan persamaan berikut:
dengan pelarut metanol menggunakan
metode ekstraksi maserasi. Sampel Jumlah larva yang mati
%Mortalitas= 𝑥 100%
didiamkan dalam 250 mL metanol selama 24 Jumlah larva uji

jam dan diaduk.Filtrat disaring dan ampas


dipisahkan dari filtrat menggunakan kertas Rumus Abbot’s digunakan apabila
saring. Sebanyak 250 mL metanol pada kontrol ada udang yang mati:
ditambahkan lagi ke dalam ampas dan
dimaserasi selama 24 jam. Kedua filtrate %Mortalitas
% Kematian pada uji−% Kematian pada kontrol
digabungkan dan dievaporasi menggunakan x10
100−% 𝐾𝑒𝑚𝑎𝑡𝑖𝑎𝑛𝑝𝑎𝑑𝑎𝑘𝑜𝑛𝑡𝑟𝑜𝑙
rotary evaporator pada suhu 700C. Ekstrak 0%
yang yang didapat didinginkan di dalam
desikator. Penentuan Nilai LC50
Penentuan nilai LC50 menggunakan
metode anilasa probit SPSS 20.0.
Sumihe, Runtuwene dan Rorong: Analisis Fitokimia ........... 127

HASIL DAN PEMBAHASAN mendapatkan hasil pemisahan baik, proses


ekstraksi harus diulang beberapa kali.
Kadar Air Besarnya luas permukaan sampel dan
Pengujian kadar air terhadap sampel rendahnya kandungan kadar air dari sampel
serbuk daun liwas selama 3 kali pengulangan daun liwas menyebabkan jumlah rendemen
mendapatkan prosentase kadar air kurang dari yang lebih banyak (Inayati, 2007).
10%. Nilai kadar air daun liwas adalah
sebesar 2,34%. Uji Fitokimia
Nilai tersebut menunjukkan bahwa Uji fitokimia dilakukan sebagai uji
kandungan kadar air daun liwas sangat baik pendahuluan untuk mengetahui tentang
karena kurang dari 10% (Winarno, 1997). kandungan senyawa bioaktif yang terkandung
Semakin rendah kadar air suatu sampel, akan di dalam daun liwas. Uji fitokimia ekstrak
menghasilkan rendemen yang lebih banyak metanol daun liwas menunjukkan adanya
(Inayati, 2007). kandungan senyawa bioaktif seperti
flavonoid, tannin dan saponin.Menurut
Maserasi Markham (1988) flavonoid dapat larut dalam
Metode maserasi dipilih unuk pelarut polar seperti metanol, sehingga hasil
digunakan karena mudah dioperasikan, menunjukkan (+) adanya senyawa flavonoid
kerusakan komponen dapat dihindari dan dalam ekstrak metanol daun liwas. Adanya
relatif lebih murah, tetapi memiliki senyawa tannin karena senyawa tannin dapat
kelemahan dari segi waktu yang lebih lama ditemukan hampir disetiap bagian dari
dan penggunaan pelarut yang relatif banyak tanaman (Hagerman, 2002). Sedangkan
(Wulandari, 2005). Ekstraksi maserasi saponin dapat larut dalam air dan dapat
dilakukan sebanyak dua kali terhadap sampel menyebabkan tegangan aktif permukaan serta
daun liwas.Setelah direndam selama 2x24 bersifat polar (Wu et al., 2007).
jam, diperoleh 19,57 g ekstrak dari 50 g
sampe dengan prosentase rendemen sebesar Penentuan Nilai LC50
39,14%. Penggunaan pelarut metanol dalam Hasil uji brine shrimp lethality test
proses ekstraksi menghasilkan jumlah ekstrak ekstrak metanol daun liwas terhadap udang A.
yang besar. Menurut Khopkar (1980) untuk salina dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Hasil Uji Toksisitas


Konsentrasi (mg/L) Mortalitas (%)
0 0
25 42,85
50 57,14
100 64,24
250 71,42
500 85,71
1000 100

Berdasarkan data dari (Tabel. 1) konsentrasi 15,69 mg/L ekstrak metanol daun
dapat dilihat bahwa semakin tinggi liwas mampu membunuh larva udang sampai
konsentrasi ekstrak dalam larutan uji semakin 50% populasi. Berdasarkan nilai LC50 ekstrak
besar jumlah kematian udang A. salina. metanol daun limas menunjukan toksiksitas
Semakin besar jumlah udang A. salina yang yang sangat baik. Menurut (Meyer et al.,
mati pada larutan uji dengan kandungan 1982), Tingkat toksisitas suatu ekstrak adalah
ekstrak daun liwas yang kecil menunjukkan sebagai berikut: LC50 ≤ 30 mg/L = Sangat
pengaruh ekstrak metanol daun liwas dapat toksik; LC50 ≤ 1.000 mg/L = Toksik; LC50 >
mematikan pada konsentrasi yang kecil. 1.000 mg/L = Tidak toksik.
Nilai LC50 diperoleh dari data pada Kematian 50% udang A. salina
tabel di atas dan dianalis probit menggunakan disebabkan oleh kandungan senyawa
SPSS 20. Hasil yang dieroleh adalah 15,69 metabolit sekunder dalam ekstrak metanol
mg/L. Nilai ini menunjukkan bahwa pada daun liwas. Udang A. salina memiliki
128 Jurnal Ilmiah Sains Vol. 14 No. 2, Oktober 2014

membran kulit yang sangat tipis sehingga Inayati, H. 2007. Potensi Anti Bakteri
difusi zat dari lingkungan yang Ekstrak Daun Kedondong Bangkok
mempengaruhi metabolisme dalam tubuhnya (Spondias dulcis Forst.) [Skripsi].
dapat terjadi (Mudjiman, 1989). Semakin FMIPAIPB, Bogor.
kecil nilai LC50 dari suatu sampel maka Khopkar, S.M. 1980. Konsep Dasar Kimia
semakin tinggi senyawa bioaktifnya. Analitik. Cet. 1 Terjemahan :
Tingginya aktivitas bioaktif dari ekstrak Saptorahardjo, H., Nurhadi, A. UI
metanol daun liwas terhadap udang A. salina Press, Jakarta.
disebabkan adanya kandungan senyawa Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi
saponin dan fenolik yang cukup tinggi Flavanoid. Divisi kelima
(Harborne, 1996). Adanya flavonoid dalam Departemen Penelitian Ilmu
lingkungan sel dapat menyebabkan pecahnya Pengetahuan dan Industeri, Petone
membran sel. pemasukan ion Na+ yang tidak Selandia Baru. Penerbit ITB,
terkendali ke dalam sel, yang menyebabkan Bandung.
pecahnya membran sel. Hal ini disebabkan Meyer, B.N., N.R. Ferrigni., J.E. Putnam.,
gugus OH- pada flavonoid berikatan dengan L.B. Jacobsen., D.E. Nichols., and
protein integral membran sel sehingga J.L. Mc Laughlin. 1982. Brine
terbendungnya transport aktif Na+ dan K+. shrimp: A Convenient General
Transpor aktif yang berhenti menyebabkan Bioassay for Active Plant
pemasukan ion Na+ yang tidak terkendali ke Constituents. J. Planta Medica.
dalam sel, yang menyebabkan pecahnya 45(5): 31-45.
membran sel. Pecahnya membran sel inilah Santosa, M.H. 1995. Penyediaan Bahan
yang menyebabkan kematian sel (Scheuer, Penelitian Tumbuhan Obat: Dalam
1994). Rapat Kerja Penelitian Tumbuhan
Obat Indonesia. Lembaga Penelitian
KESIMPULAN DAN SARAN Universitas Airlangga, Surabaya.
Scheuer, J.S. 1994. Produk Alami Lautan.
Kesimpulan IKIP Semarang Press, Semarang.
1. Ekstrak metanol daun liwas memiliki Silaban, L.W. 2009. Skrinning Fitokimia dan
senyawa bioaktif flavonoid, tannin Uji Aktivitas Anti bakteri dari
dan saponin. Kulit Buah Sentul (Sandoricum
2. LC50 ekstrak metanol daun liwas koetjape (Burm.f.)Merr) terhadap
adalah 15,89 mg/L beberapa Bakteri secara in vitro
[Skripsi]. Fakultas Farmasi USU,
Saran Medan.
Uji kandungan fitokimia terhadap Sudarmadji, S., B. Haryono., dan
daun liwas untuk perlu dilakukan lagi Suhardi.1989. Prosedur Analisis
terhadap pelarut lain untuk mengetahui untuk Bahan Makanan dan
kandungan senyawa bioaktif lainnya. Pertanian. Liberty, Yogyakarta.
Winarno, M.W. 1997. Efek Daun Katu
DAFTAR PUSTAKA (Saurophus androgenus Merr.)
terhadap Diare Tikus Putih. J.
Hagerman, A.E. 2002. Tannin Handbook. Cermin dunia Farmasi.33:31-35.
Department of Chemistry and Wu, J., Tang., H.M.Wu., and Z.R. Zhou.
Biochemistry. Miami University. 2007. Hillasides A and B, Two New
Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia: Cytoyoxic Triterpene Glycosides
Penentuan Cara Modern from the Sea Cucumber holoyhuria
Menganalisa hilla lesson. J. Asian Natural
Tumbuhan.Terjemahan Kosasih Products Reseach. 9(7):609-615.
Padmawinata dan Iwang Soediro. Wulandari, N.D.M. 2005. Perbandingan
ITB, Bandung. Metode Ekstraksi Buah Mahkota
Harmanto, N. 2002. Sehat dengan Ramuan Dewa (Phaleria macrocarpa) dan
Tradisional.Edisi ke-4. Agromedia Uji Toksisitas Sub-kronis pada
Pustaka, Tangerang. Tikus Putih [Skripsi]. FMIPA IPB,
Bogor.

You might also like