You are on page 1of 9

Analisa Data

No Masalah Kesehatan Data Penunjang


a. Tidak punya jendela 19,46 %
b. Jendela tidak dibuka 12,45 %
c. Pencahayaan ruangan remang-remang 21,40 %, gelap 7,0 %
d. Jarak sumber air dengan wc (<10m) 15,93 %
e. Penampungan air yang terbuka 26,85 %
f. Kondisi air berbau 3,50 %, berasa 1,17 %, berwarna 3,11 %.
g. Tempat penampungan sampah yang kondisinya terbuka 44,85 %
h. Tidak ada tempat penampungan sampah 35,41 %
i. Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang 14,79 % dan keadaan lingk
Resiko terjadi peningkatan kasus sering banjir 26,46 %.
penyakit akibat lingkungan yang j. Sumber air minum sumur gali 1,17 %.
kurang sehat (penyakit saluran k. Nyamuk 35,02 %, lalat 32,02 %, kecoa 1,56 %, tikus 27,63 %.
1. cerna, demam berdarah, ISPA, dll)l. Diare 9,09 %, ispa 40,91 %, DHF 1,83 %, tifoid 2,73%, tbc 1,82 %, hepatitis 0,91 %
a. Tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 %
b. Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 %
c. Balita yang tidak mengunjungi posyandu 21,25 %
d. Status gizi buruk 1,25 %, sedang 20,0 %
e. Balita yang tidak mendapat vitamin A 5,0 %
Gangguan tumbuh kembang balitaf. Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 %
2. di RW IV Kelurahan Wiyung g. Ibu dengan balita yang tidak meneteki 14,81 %.
a. Jumlah lansia 86 Orang. Usia 60-69 tahun 53 orang, 70-79 tahun 22 orang dan >80
orang
b. Jumlah lansia yang sakit 54 orang
– DM 29 orang
– Hipertensi 23 orang
– Gangguan fungsi ginjal 9 orang
– Lain-lain 22 orang
Resiko terjadinya peningkatan c. Upaya lansia mengatasi, dibiarkan 3,13 %
3. masalah kesehatan pada usila d. Tidak ada posyandu lansia, tidak ada kader poksila
a. Merokok 87,50 %
b. Miras 12,50 %
4. Resiko kenakalan remaja. c. Karang Taruna yang tidak Aktif

3. Prioritas Masalah
Kriteria Penapisan

Sesuai
dengan Potensi
peran untuk Relevan
Masalah perawat Resiko Resiko pendidikan Interes Kemungkinan dengan
No. Kesehatan komunitas terjadi parah kesehatan komunitas diatasi program
Resiko
terjadi
peningkatan
kasus
penyakit
akibat
lingkungan
yang
1. kurang 5 5 5 5 5 5 5
sehat
(penyakit
saluran
cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
Gangguan
tumbuh
kembang
balita di
RW IV
Kelurahan
2. Wiyung 5 4 4 5 3 3 5
Resiko
terjadinya
peningkatan
masalah
kesehatan
3. pada usila 5 5 5 3 3 5 5
Resiko
kenakalan
4. remaja. 5 3 5 5 2 2 2

4. Perumusan diagnosa Keperawatan komunitas


Berdasarkan penapisan tersebut di atas, maka dapat dirumuskan masalah keperawatan
dan prioritas sebagai berikut:
Ä Resiko terjadi peningkatan kasus penyakit akibat lingkungan yang kurang sehat
(penyakit saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan kurangnya
kemampuan masyarakat dalam memelihara lingkungan yang memenuhi syarat
kesehatan ditandai dengan:
 KK yang punya tempat tinggal tidak ada jendela 19,46 %
 Jendela tidak dibuka 12,45 %
 Pencahayaan ruangan remang-remang 21,40 %, gelap 7,0 %
 Jarak sumber air dengan wc (<10m) 15,93 %
 Penampungan air yang terbuka 26,85 %
 Kondisi air berbau 3,50 %, berasa 1,17 %, berwarna 3,11 %.
 Tempat penampungan sampah yang kondisinya terbuka 44,85 %
 Tidak ada tempat penampungan sampah 35,41 %
 Sistem pembuangan air limbah dalam kondisi tergenang 14,79 % dan keadaan
lingkungan sering banjir 26,46 %.
 Sumber air minum sumur gali 1,17 %.
 Binatang yang ditemukan di lingkungan keluarga : Nyamuk 35,02 %, lalat 32,02 %,
kecoa 1,56 %, tikus 27,63 %.
 Penyakit yang diderita anggota keluarga : Diare 9,09 %, ISPA 40,91 %, DHF 1,83 %,
Tifoid 2,73%, TBC 1,82 %, hepatitis 0,91 %.
Ä Gangguan tumbuh kembang balita di RW IV Kelurahan Wiyung berhubungan dengan
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal deteksi tumbuh kembang pada
balita.
 Balita tidak punya KMS 12,50 %, tidak mengerti isi KMS 12,86 %
 Berat badan balita turun 2,86 %, tetap 8,57 %
 Balita yang tidak mengunjungi posyandu 21,25 %
 Status gizi buruk 1,25 %, sedang 20,0 %
 Balita yang tidak mendapat vitamin A 5,0 %
 Balita yang tidak diimunisasi 1,25 %., tidak lengkap 16,25 %
 Ibu dengan balita yang tidak meneteki 14,81 %.
Ä Resiko terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada usila di RW IV b/d Kurangnya
kemampuan masyarakat dalam merawat warga usila ditandai dengan:
 Jumlah lansia 86 Orang. Usia 60-69 tahun 53 orang, 70-79 tahun 22 orang dan > 80
tahun 11 orang
 Jumlah lansia yang sakit 54 orang
 DM 29 orang
 Hipertensi 23 orang
 Gangguan fungsi ginjal 9 orang
 Lain-lain 22 orang
 Upaya lansia mengatasi, dibiarkan 3,13 %
 Tidak ada posyandu lansia, tidak ada kader poksila
Ä Resiko kenakalan remaja di RW IV Kelurahan Wiyung berhubungan dengan
Kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengenal akibat dari perilaku remaja yang
kurang sehat ditandai dengan:
 Remaja Merokok 87,50 %
 Remaja Miras 12,50 %
 Karang Taruna yang tidak Aktif

5. Perencanaan
Diagnosa
Keperawatan Hari/
No komunitas Tujuan Sasaran Strategi Rencana Kegiatan tgl Tem
Setelah dilakukan 1. Beri HE pada masyarakat
intervensi kepe- RW IV tentang arti
rawatan – Tokoh-tokoh lingkungan yang sehat dan
masyarakat mampu masyarakat penyuluhan tentang
mencegah penyakit RW IV beberapa penyakit yang
Resiko terjadi akibat lingkungan Kelurahan disebabkan oleh
peningkatan kasus yang kurang sehat Wiyung lingkungan yang tidak
penyakit akibat dengan membersih- – Pokjakes RW sehat (macam penyakit,
lingkungan yang kan lingkungan IV Kelurahan penyebab, gejala
kurang sehat secara gotong Wiyung penyebaran dan
(penyakit saluran royong dalam – Seluruh war- pengobatan. – Bala
cerna, demam waktu 4 minggu. ga RW IV 2. Motivasi masyarakat – Wila
berdarah, ISPA, Jangka Pendek: Kelurahan – KIE melalui kader atau tokoh RT s
1. dll) Masyarakat tahu Wiyung – Gerak-an masyarakat untuk aktif IV
lebih banyak memelihara lingkungan
tentang yang sehat.
– Penyakit yang 3. Koordinasi dengan tokoh
timbul karena masyarakat untuk
lingkungan yang menyelenggarakan kerja
tidak sehat. bakti.
– Cara mencegah 4. Berikan penjelasan cara
terhadap penyakit. mencegah terjadinya
– Cara penyebaran penyakit yang disebabkan
penyakit. oleh lingkungan yang tidak
– Cara sehat (Diare Typus,
menanggulangi Demam Berdarah).
penyakit yang 5. Ajarkan tentang cara hidup
berhubungan sehat
dengan akibat – Mencuci tangan sebelum
lingkungan yang makan.
tidak sehat. – Memberantas nyamuk,
tikus, dsb.
– 3M
6. Rujuk segera apabila ada
anggota masyarakat yang
menunjukkan gejala dari
penyakit
1. Pendekatan kepada tokoh
masyarakat (formal dan
informal) untuk
menggalang dukungan
pelaksanaan.
2. pemberikan penyuluhan
kepada masyarakat dengan
Setelah dilakukan topik:.
tindakan – Deteksi dini tumbuh
keperawat-an kembang.
masyarakat, – Upaya pemenuhan
gangguan tumbuh kebutuhan gizi seimbang
kembang balita pada balita.
tidak terjadi. 3. Kolaborasi dengan pihak
Jangka Pendek(3 Puskesmas dalam
Minggu): pemberian Vitamin A.
– Masyarakat tahu 4. Tetapkan waktu
tentang deteksi dini pelaksanaan pemberian
tumbuh kembang Vitamin A. bersama tukoh
balita. masyarakat dan
– Masyarakat tahu Puskesmas.
tentang cara 5. Melalui tokoh masyarakat
pemenuhan gizi untuk menghimbau dan
seimbang pada mengajak masyarakat
balita. untuk berpartisipasi dalam
Gangguan tumbuh Jangka Panjang (6 – Tokoh-tokoh pemberian Vitamin A.
kembang balita di bulan): masyarakat 6. Pembinaan kasus keluarga
RW IV Kelurahan Tidak ada balita RW IV dengan anggota keluarga
Wiyung yang mengalami Kelurahan (balita) mengalami gizi
berhubungan gangguan tumbuh Wiyung buruk.
dengan kembang – Pokjakes RW – Demo makanan murah
Kurangnya – Balita terjadi IV Kelurahan bergizi.
kemampuan peningkatan berat Wiyung – Cara pengelolaan
masyarakat dalam badan. – Ibu balita di makanan.
mengenal deteksi – Balita mengalami wilayah RW IV – Memberikan makanan
tumbuh kembang perkembangan Kelurahan – KIE tambahan. – Bala
2. pada balita. sesuai usia. Wiyung – Gerak-an – Penimbangan rutin. – Posy
Setelah dilakukan
tindakan
keperawat-an
selama 2 minggu
diharapkan masya-
rakat mampu mela-
kukan perawatan
pada warga lansia
di wilayah RW IV.
Jangka
Pendek:Setelah
dilakukan tindakan
keperawa- tan:
– Masyarakat RW
IV mampu
mengidentifikasi 1. Berikan HE pada
masalah kesehatan masyarakat RW IV tentang
pada lansia. pentingnya memperhatikan
– Masyarakat dan mengenal masalah
mampu kesehatan lansia.
mengidentifikasi 2. Koordinasikan dengan
rencana tindakan tokoh masyarakat tentang
keperawatan pada – Tokoh-tokoh pembentukan Kelompok
lansia. masyarakat Lansia.
Resiko terjadinya – Masyarakat RW IV 3. Beri HE pada lansia
peningkatan mampu Kelurahan tentang:
masalah kesehatan melaksanakan Wiyung – Perubahan – perubahan
pada usila perawatan pada – Pokjakes RW yang terjadi pada lansia.
berhubungan lansia. IV Kelurahan – Pentingnya kelompok
dengan kurangnya – Terbentuk Wiyung lansia..
kemampuan kelompok lansia di – Seluruh usia 4. Kolaborasi dengan pihak
masyarakat dalam RW IV sebagai lanjut di RW puskesmas untuk kegiatan
merawat warga wadah kegiatan IV Kelurah-an – KIE pemeriksaan kesehatan dan – Bala
3. usila. bagi lansia. Wiyung – Gerak-an pengobatan pada lansia. – Posy
Setelah dilakukan 1. Berikan HE pada
tindakan masyarakat RW IV tentang
keperawat-an masalah kenakalan remaja
selama 2 minggu seperti merokok Miras
diharapkan masya- maupun Narkoba.
rakat mampu me- 2. Koordinasikan dengan
ngenal akibat dari tokoh masyarakat tentang
Resiko kenakalan perilaku remaja – Tokoh-tokoh pembentukan Kelompok
remajadi RW IV yang kurang sehat masyarakat Karang taruna.
berhubungan di wilayah RW IV. RW IV 3. Beri HE pada remaja
dengan Jangka Kelurahan tentang:
Kurangnya Pendek:Setelah Wiyung – Akibat buruk dari
kemampuan dilakukan tindakan – Pokjakes RW kebiasaan merokok.
masyarakat dalam keperawat-an: IV Kelurahan – Pentingnya pembentukan
mengenal akibat – Masyarakat RW Wiyung kelompok remaja/Karang
dari IV mampu – Seluruh taruna.
perilaku remaja mengenal masalah remaja di RW 4. Kolaborasi dengan pihak
yang kurang kenakalan remaja IV Kelurahan – KIE puskesmas untuk kegiatan
4. sehat.. seperti merokok Wiyung – Gerak-an pemeriksaan kesehatan dan – Bala
Miras maupun pengobatan bagi remaja
Narkoba yang berperilaku kurang
– Masyarakat RW sehat.
IV mampu
mengubah perilaku
remaja yang kurang
seht.
– Terbentuk Karang
taruna/kelompok
remaja di RW IV
sebagai wadah
kegiatan bagi
remaja.

6. <!–[if gte vml 1]>


37

<![endif]–> Tahap Pelaksanaan


Dari hasil pengkajian, perumusan masalah dan prioritas masalah, serta pada
tahap perencanaan yang dilakukan oleh mahasiswa, Pokjakes dan warga RW IV
Wiyung, selanjutnya rencana kegiatan dilaksanakan bersama sesuai dengan
perencanaan dan waktu yang telah disepakati bersama warga.
Pendekatan yang digunakan dalam pelaksanaan rencana tindakan, yaitu
pendekatan komunitas, pendekatan keluarga binaan, pendekatan kelompok khusus dan
pendekatan kepada instansi terkait. Berikut ini tabel pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas:
Tabel 1. Pelaksanaan Rencana Tindakan dan Evaluasi Formatif
EVALUASI
DP TGL IMPLEMENTASI FORMATIF
Resiko terjadi  Memfasilitasi kader  Terlaksana
peningkatan kesling dengan penyuluhsn
kasus penyakit penyuluhan tentang : kader kesling
akibat – Lingkungan sehat pada tanggal 21
lingkungan – Penyakit yang Pebruari 2003
yang kurang diakibatjkan  Terlaksananya
sehat (penyakit 18 Pbruari 2002 lingkungan tidak sehat koor-dinasi
saluran cerna,  ( ISPA, GE, Hepatitis, intensif dengan
demam DHF) Pokjakes
berdarah, ISPA,  Melaksanakan  Terlaksana kerja
dll) koordinasi intensif bakti masal
dengan pokjakes seksi dengan
kesling untuk kegiatan masyarakat pada
peningkatan kesehatan hari mingu
lingkungan tanggal 16
 Melaksanakan kerja maert 2003
bakti masal dengan
dikordinasi oleh
pokjakes subseksi
kesling
 Mengaktifkan kembali
kader Balita untuk  Terlaksana pada
tergabung dalam satu saat Pengukuhan
koordinasi dalam Pokjakes 18
Pokjekes Pebruari 2003
 Memberikan  Terlaksana pada
penyegaran materi tanggal 2
kesehatan Balita pada Maret 2003
Gangguan kader Balita : dengan dihadiri
tumbuh – Deteksi dini tumbuh semu kader
kembang balita kembang Balita
di RW IV – Pemenuhan gizi Balita  Poysndu Balita,
Kelurahan – ISPA penyuluhan
Wiyung  Melaksanakan ISPA dan
berhubungan Posyandu Balita pemberian
dengan  Memberikan Makanan
Kurangnya penyuluhan kepada Tambahan
kemampuan Ibu-ibu yang terlaksana pada
masyarakat mempunyai Balita pada saat Posyandu
dalam saat Posyandu Balita Balita Tanggal 5
mengenal – ISPA Maret 2002
deteksi tumbuh  Meberikan makanan dengan dihadiri
kembang pada 18 Tambahan kepada 50–ibu yang
balita. Pebruari 2002 balita punya balita.
Resiko  Membentuk kader  .Kader
terjadinya lansia (kader yang lansia terbentuk
peningkatan menangani masalah pada tanggal 18
masalah lansia di masyarakat) Pebruari 2003
kesehatan pada  Memberi Pembekalan  Terlaksana
usila kader lansia tentang skrening dan
berhubungan – Definisi lansia pelaksanaan
dengan – Proses Menua Posyandu
kurangnya 18 Peb ruari – Perawatan lansia Lansia 8 Maret
kemampuan 2003  Membentuk kegiatan 2003
masyarakat Posyandu Lansia  Pembakalan
dalam merawat  Melaksanakan skrening selanjutnya pada
warga usila. lansia tanggal 18
Maret 2003
dihadiri seluruh
kader pokjakes
 Karangtaruna
diaktifkan
kembali dengan
melibatkan
dalam organisasi
Pokjakes
 Pembekalan
terlaksana pada
saat
pembentukan
Pokjakes
dan dolanjutkan
 Mengaktifkan kembali tanggal 21
karangtaruna Pebruari 2003
 Memberikan  Penyuluhan
Resiko Pembekalan Kader AIDs
kenakalan Remaja yang sudah dilaksanakan
remajadi RW terbentuk pada saat bersamaan
IV pembentukan Pokjakes dengan
berhubungan ( 18 Pebruari 2003) pembentukan
dengan tentang Pokjakes pada
Kurangnya – AIDs tanggal 18
kemampuan – Narkoba Pebruari 2003
masyarakat  Memberikan  Pelatihan BLS
dalam penyuluhan AIDs dan dilaksanakan
mengenal Narkoba pada semua pada tanggal 7
akibat dari kader pokjakes dan Maret 2003
perilaku remaja masyarakat dengan dihadiri
yang kurang 18 Pebruari 2003  Pelatihan BLS dan seluruh anggota
sehat.. 28Pebruari 2003 Kesehatan Reproduksi pokjakes remaja
7. Tahap Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan dalam 2 tahap, yaitu:
1) Formative Evaluation (Evaluasi Formatif/Proses)
Evaluasi ini dilakukan pada saat dilaksanakannya suatu kegiatan sampai
selesai. Evaluasi ini dapat dilihat pada tabel 3.1.
2) Sumative Evaluation (Evaluasi Sumatif/Akhir)
Tahap ini dilaksanakan bersama-sama dengan masyarakat yaitu pada tanggal
25 Maret 2003 pukul 20.00-22.00 WIB di Balai RW IV Kelurahan Wiyung pada saat
terminasi praktik klinik keperawatan komunitas, yaitu:
a. Terbentuknya Kelompok Kerja Kesehatan “CERIA” dengan pengurus, struktur dan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
b. Ditemukannya masalah kesehatan serta rumusan prioritas masalah, yang selanjutnya
dilaksanakan bersama dan diteruskan oleh Pokjakes.
c. Partisipasi aktif dan interes masyarakat dalam penatalaksanaan kesehatan masyarakat
sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemukan terhadap kesehatan sangat tinggi
mencapai 85%.
d. Untuk diagnosa keperawatan nomor 1, 2 dan 3 selanjutnya akan ditindaklanjuti,
dilaksanakan dan dievaluasi diteruskan oleh Pokjakes.
e. Terbentuknya Posyandu Lansia yang akan menjembatani dalam peningkatan status
kesehatan lansia.
f. Pelaksanaan kegiatan dapat berjalan 90%.
I Putu Juniartha Semara Putra

You might also like