You are on page 1of 10

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

(SAP)
Pokok Bahasan : Merokok
Sub Pokok bahasan : Bahaya Merokok pada Tubuh
Sasaran : Warga RW 01
Waktu : 30 Menit
Tempat : Rumah Ketua RW 01 Kel.Gajahan
Hari/tgl Pelaksanaan : Minggu, 20 April 2018
Jam Pelaksanaan : 07.00 WIB – 09.00 WIB

A. PENDAHULUAN
Sebagai calon tenaga ahli madya keperawatan yang professional, kita sebelum
praktek di lapangan harus bisa mencontohkan cara hidup sehat. Ketika praktek di
lapangan maka mahasiswa perawat biasanya memberikan pendidikan kesehatan
dengan penyuluhan atau dalam bentuk promosi lainnya. Perawat harus lebih tahu
betapa pentingnya sehat.
Semua orang juga pasti tahu jika merokok itu sangat merugikan kesehatan tapi
masih saja banyak orang yang mengkonsumsi barang tersebut. Merokok merupakan
salah satu kebiasaan yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Gaya hidup
atau life style ini menarik sebagai suatu masalah kesehatan, minimal dianggap sebagai
faktor resiko dari berbagai macam penyakit. Maka dari itu kita dituntut untuk belajar
bagaimana orang dapat melakukan kehidupan dengan merokok dan kita juga harus
dapat mengerti upaya dari pencegahannya dengan melihat latar belakangnya. Karena
kalau kita mengerti permasalahan itu maka kita akan lebih mudah untuk
merencanakan tindakan selanjutnya.

B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
a.Untuk menambah pengetahuan tentang permasalahan hidup dengan
mengkonsumsi sebuah rokok bagi kesehatan dan ekonomi.
b. Agar kita bisa melakukan pencegahan terhadap maraknya konsumsi rokok
dan menyadarkan pengguna rokok yang berbahaya bagi kesehatan itu.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 kali pertemuan, diharapkan
pasien dan keluarganya dapat :
a. Mengetahui tentang pengertian rokok
b. Mengetahui faktor penyebab orang merokok
c. Mengetahui tipe-tipe perokok
d. Mengetahui bahaya dan dampak merokok
e. Mengetahui upaya pencegahan agar tidak / berhenti merokok

C. METODA
Diskusi dan tanya jawab

D. MEDIA
1. Materi pengajaran
2. Leaflet

E. KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. Pembukaan 5 Menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam
pembuka  Mendengarkan
 Memperkenalkan diri  Perkenalan
 Menjelaskan maksud dan
tujuan
2. Interaksi 15 menit  Menjelaskan pengertian  Mendengarkan
rokok  Memperhatikan
 Menjelaskan tentang  Berdiskusi
faktor penyebab orang dengan
merokok mahasiswa
 Menjelaskan tentang tipe- (penyuluh )
tipe perokok
 Menjelaskan tentang
bahaya dan dampak
merokok
 Menjelaskan tentang
upaya pencegahan agar
tidak / berhenti merokok
 Diskusi dan tanya jawab
3. Penutup 15 menit  Memberikan masukan  Memperhatikan
 Menyimpulkan hasil  Memberi
diskusi tanggapan
 Salam Penutup  Menjawab
pertanyaan yang
diajukan
 Menjawab salam
penutup

F. EVALUASI
1. Evaluasi Struktural
a) Kesiapan pelaksanaan
Tim telah menghubungi kepala desa melalui undangan 1 minggu sebelum
pelaksaan. Peralatan media pendukung seperti leaflet dan poster
b) Kesiapan Peserta Penyuluhan (Warga telah diumumkan oleh kepala desa
selama 3 hari sebelum pelaksanaan melalui langgar setempat).
c) Kesiapan tempat pelaksanaan
Rumah Kel. Bpk.Anang selaku Ketua RW 01 Kelurahan Gajahan
d) Kesiapan materi penyaji
(Materi telah dibuat 2 minggu sebelum pelaksanaan dengan referensi)
e) Kesiapan tim penyaji
(Penyaji telah mempelajari bahan seminggu sebelum pelaksanaan
f) Kesiapan media
(Media yang digunakan adalah leaflet dan poster)

2. Evaluasi Proses
a) Peserta penyuluhan akan memenuhi waktu pelaksanaan ( minimal 10 KK)
b) Peserta aktif dalam melaksanakan tanya jawab (minimal 5 orang)
3. Evaluasi Hasil
a) Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
(07.00 WIB)
b) Peserta penyuluhan dapat menjelaskan pengertian penyakit hipertensi,
penyebab hipertensi, tanda dan gejala hipertensi, pencegahan hipertensi,
dan penanganan hipertensi.
H. Lampiran
- Materi Lengkap
MATERI MEROKOK

A. PENGERTIAN
Rokok adalah suatu bahan yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar
masyarakat yang merupakan salah satu produk industri dari komoditi internasional
yang mengandung bahan kimia. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin,
benzopyrin, metil kloride, asetan, amoniak, karbon dioksida dan karbon
monoksida

B. FAKTOR PENYEBAB MEROKOK


 Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih
mudah untuk merubah remaja menjadi perokok (Baer dan Corado dalam Atkinson,
pengantar psikologi, 1999;294). Remaja yang berasal dari keluarga konserfatif
yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka
panjang lebih sulit terlibat dengan rokok dibanding dengan keluarga permisif
dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang
paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figure sebagai
perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya.
Perilaku perokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu
orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok
bila ibu mereka merokok dari para ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada
remaja putrid (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
 Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka
semakin banyak kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja
tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut
dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi
perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya
satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja yang non perokok
(Al Bachri, 1991).

 Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan.
Namun satu sifat kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk
rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai
tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan
mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
 Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat
seringkali remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan
tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO tahun IX, 1991)

C. TIPE-TIPE PEROKOK
Menurut Silvan Tomkins (1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan
management of affect theory :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
Green (dalam Psycological Factor In Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub
tipe :
a. Pleasure relaxation
Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat, misalnya: merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan
perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik
pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi
pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan
waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk
memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia menyalakan
dengan api.

2. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative


Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative,
misalnya marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka
menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari
perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif
Green menganggap sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah
adiksi akan menambah dosis rokok yang digukan setiap saat setelah efek dari
rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah
membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau
rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan yang rutin. Dapat dikatakan
pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang
bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia
menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar
habis.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku konsumsi rokok atau
perokoknya. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka
dapat digolongkan atas :
1 Merokok di tempat-tempat Umum atau Ruang Publik :
◘ Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka
menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain,
karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.
◘ Kelompok yang heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak
merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani
merokok di tempat tersebut, tergolong orang yang tidak berperasaan, kurang
etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang
sopan, dan secara tersamar mereka tega meyebar “racun” kepada orang lain
yang tidak bersalah.

2 Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :


◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan tersebut di kantor atau di kamar
tidur pribadi. Mereka yang memiliki tempat-tempat seperti ini sebagai tempat
merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri,
penuh dengan rasa gelisah dan mencekam.
◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan merokok di toilet. Perokok jenis
ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.

D. DAMPAK DAN BAHAYA MEROKOK


Kerugian yang ditimbulkan dalam tingkah laku mereka yang terlalu banyak
mengkonsumsi rokok sangat banyak, dan terutama itu bagi kesehatan. Tapi
sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Jika
kita tahu, sebenarnya bahwa di dalam asap rokok itu terdapat 4000 zat kimia
berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikoton yang bersifat aditif
dan tar yang bersifat karsinogenik (Asril Bahar, harian umum Republika, Selasa
26 Maret 2002 : 19). Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran
tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Selain itu konsumsi rokok juga dapat
menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler, paru-paru dan merupakan salah
satu penyebab dari penyakit hipertensi. Jika kita lihat seandainya hipertensi
mengalami tingkatan yang berat, maka juga dapat menimbulkan risiko terjadinya
gangguan penglihatan, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal dan penebalan
dinding pembuluh darah yang nantinya dapat terjadi stroke. Ternyata selain
berpengaruh buruk terhadap perokok sendiri, seseorang yang menghirup asap
rokok di lingkungan justru mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita
sakit, seperti gangguan pernafasan, memperburuk asma dan memperberat penyakit
angina pectoris. Khususnya bagi anak dapat meningkatkan risiko untuk mendapat
serangan infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan pada paru-paru di masa
datang. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di baker
nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian
jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak
manusia.
Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan suatu
ketergantungan seseorang pada rokok seperti ketergantungan pada obat tertentu.
Apabila kebiasaan tersebut telah berlangsung lama, maka akan teramat sulit untuk
berhenti atau mengurangi jumlah konsumsi rokok yang dihisap setiap hari. Dalam
hal ini yang mempengaruhi terjadinya ketergantungan adalah salah satu zat kimia
dari rokok itu sendiri yaitu nikotin. Nikotin itu diterima oleh reseptor asetil kolin-
nikotinik yang kemudian membaginya ke jalur imbalan dan jalur adrenergic. Pada
jalur imbalan, perokok akan merasakan rasa nikmat, memacu system
dopaminergik. Hasilnya dijalur adrenergic, zat ini akan mengaktifkan system
adrenergic pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin.
Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus
keinginan mecari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit
untuk meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia
berhenti merokok rasa nikmat yang diperoleh akan berkurang, dan rasa ingin
marahpun akan muncul.
Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan
daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor.
Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya,
maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dinggap gawat.

E. UPAYA PENCEGAHAN
Menurut Walter S. Ross mengemukakan bahwa ada 10 untuk berhenti
mengkonsumsi rokok, meliputi :
1. Untuk berhenti merokok harus dengan kemauan keras dari indifidu
2. Merokok adalah sesuatu yang dipelajari
3. Diperlukan jangka waktu yang lama untuk mengembangkan
kebiasaan merokok
4. Jangan mencoba berhenti merokok sebelum memahami mengapa
anda merokok dan apa motif untuk berhenti
5. Berhentilah dengan ‘cold turkey metod’ tetapi banyak juga cara
perlahan-lahan
6. Jangan bandingkan diri anda dengan perokok lainnya
7. Berhenti merokok tidak selalu gampang
8. Berhenti merokok tidaklah seharusnya terlalu sukar dan tidak pula
terlalu menyiksa
9. Tidak ada sihir atau sulap untuk menjauhkan diri dari merokok
segera.
10. Merokok dan berhenti merokok itu adalah masalah pribadi

DAFTAR PUSTAKA
 Amin Muhama, Hood Alsagaff. (1989). Pengantar ilmu Penyakit Paru.
Surabaya; Airlangga University Press.
 Bustan, M.N (1995). Epidemologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta; Rineka
Cipta
 Hoepoedjo, RS. (1975). Merokok Dan Kanker Paru. Jakarta; PT Indira
 www.geogle.com. Bahaya Rokok Bagi Kesehatan Manusia.

You might also like