You are on page 1of 43

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn. E.D.


DENGAN HIPERTENSI
DI RT. 02 DESA NATAUTE , KECAMATAN NANGARORO

OLEH :

KARMELIA T. LANANG
NIP PO 530 320 212 . 591

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PRODI KEPERAWATAN ENDE

2015
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
perlindungannya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah gerontik ini dengan
baik.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari akan keterbatasan dan


kemampuan sehingga penulis mendapat masukan dari berbagai pihak. Oleh karena itu
sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Stanislaus Nong Selung, selaku Ketua Program Studi Keperawatan Ende,
yang memberi kesempatan kepada penulis utuk menimba ilmu di lembaga ini.
2. Ibu Anatolia K. Doondori, S.Kep.Ns.M.Kep, selaku dosen pembimbing mata
kuliah Gerontik yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan makalah
ini.
3. Klien dan keluarga yang telah bersedia bekerja sama dalam menyelesaikan
penulisan makalh ini.
4. Teman-teman seperjuangan yang dengan caranya masing-masing membantu
penulis dalam menyelesaikan makalah ini.

Hanya Tuhan yang dapat membalas budi baik bapak dan ibu sekalian atas bantuan dan
dukungannya.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca sekalian demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua.

Nataute ,Juni 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita dan merupakan unit terkecil dari masyarakat. Pelayanan keperawatan
keluarga sangatlah bermanfaat bagi keluarga, karena dari keluargalah segala sesuai
berkembang termasuk salah satunya adalah masalah kesehatan.

Catatan BKKBN (1996) jumlah keluarga Indonesia pada awal abad ke-21
adalah 60 juta – 65 juta KK.

Dampak dari kurangnya pelayanan kesehatan dan sanitasi kesehatan yang


tidak memadai tersebut, banyak keluarga yang menderita peyakit endemik seperti
malaria, Ispa, diare dan lain-lain.

Untuk mengupayakan hal tersebut kegiatan fisik berupa pemersihan,


pengadaan WC, tempat sampah diusahakan oleh keluarga dan petugas/ perawat
kesehatan keluarga melakukan upaya promotif kesehatan.

B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan baik.

2. Tujuan Khusus
Agar mahasiswa/ i dapat :

a. Melakukan pengkajian pada keluarga sebagai klien


b. Menegakan diagnosa keperawatan pada keluarga
c. Melakukan skoring masalah keluarga
d. Merencanakan tindakan keperawatan pada keluarga
e. Mengimplementasikan rencana keperawatan pada keluarga
f. Mengevaluasi tindakan yang telah dilaksanakan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Keluarga
Memotivasi dan meningkatkan kesehatan masyarakat terutama keluarga binaan
dalam mengenal masalah kesehatan, mengambil keputusan mengenai tindakan
kesehatan, merawat anggota keluarga yang sakit, memelihara/ memodifikasi
lingkungan rumah yang sehat dan menggunakan fasilitas kesehatan.

2. Bagi Mahasiswa/i
Sebagai bentuk pengimplikasian dari mata kuliah Keperawatan Keluarga
sehingga mahasiswa dapat melakukan asuhan keperawatan secara langsung
kepada keluarga.

D. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini yaitu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Manfaat, dan


Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, terdiri dari Konsep Dasar Keluarga, Tujuan


Askep Keluarga, Manfaat dan Sistematika, Ruang Lingkup, Kategori,
Prinsip Dasar, Model Pendekatan dan Metode.

BAB III TINJAUAN KASUS, terdiri dari Pengkajian, Diagnosa Keperawatan,


Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN

BAB V PENUTUP terdiri dari Kesimpulan dan Saran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Konsep Keluarga
a. Pengertian
1) Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuau tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen
Kesehatan RI, 1988).
2) Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan satu sama lain
dan di dalam peranya masing-masing menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan, (Salvician G. Bailron Aracelis Maglaya,
1989).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah:

a. Unit terkecil masyarakat.


b. Terdiri atas dua orang atau lebih.
c. Aadanya ikatan perkawinan dan pertalian darah.
d. Hidup daalm satu rumah tangga.
e. Dibawah asuhan seorang kepala rumah tangga.
f. Berinteraksi sesama anggota keluarga.
g. Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing.
h. Menciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan.
2. Keperawatan Kesehatan Keluarga
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan
masyarakat yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau
kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai
sarana/ penyalur.
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah kesehatan
keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi pola keluarga – keluarga
disekitarnya atau masyarakat secara keseluruhan.

Friedman (1992) mengidentifikasi dengan jelas keentingan pelayanan


keperawatan yang terpusat Pada keluarga (Family Centered Nursing Care),
yaitu:

a. Keluarga terdiri dari anggota yang saling ketergantungan satu sama lainnya,
jika salah satu sakit maka anggota keluarga yang lain juga merupakan bagian
yang sakit.
b. Adanya hubungan yang kuat diantara keluarga dengan status kesehatan
anggotanya maka anggota keluarga sangat penting peranannya dalam setiap
pelayanan keperawatan.
c. Tingkat kesehatan anggota keluarga sangat signifikan dengan aktivitas di
dalam promosi kesehatan.
d. Keadaan sakit pada salah satu anggota keluarga dapat sebagai indikasi
problem yang sama di dalam anggota yang lainnya, (http//: Lensa Askep –
Atom//).
Dalam melihat keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh perawat, diantaranya adalah:

a. Setiap keluarga mempunyai cara yang unik dalam menghadapi masalah


kesehatan para anggotanya.
b. Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga dari berbagai segi, yaitu:
 Pola komunikasi.
 Pengambilan keputusan.
 Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga
 Kebudayaan.
 Gaya hidup.
c. Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga di daerah
pedesaan.
d. Kemandirian dari tiap-tiap keluarga
(Suprajitno, 2004).
Pemberian asuhan keperawatan keluarga, ditekankan kepada keluarga – keluarga
dengan keadaan perekonomian yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang
rendah pada umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan dan
ketidaktahuan dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi, (Nasrul
Efendy, 1998).

3. Strukutur Keluarga
Strukutur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya:

a. Patrineal : adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.
b. Matrineal : Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui garis ibu.
c. Matrilokal: Sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal: Sepasang suami istri yang tingal bersama keluarga sedarah suami.
e. Keluarga kawinan: Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan
keluarga dan beberapa anak saudara yang menjadi bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.

4. Ciri-ciri struktur keluarga Anderson – Center.


a. Terorganisasi: saling berhubungan, saling ketergantugan antara anggota.
b. Ada keterbatasan: setiap anggota memiliki keterbatasan tetapi mereka juga
mempunyai keterbtasan dalam menjalankan fungsi dan tugasnya masing-
masing.
c. Adanya perbedaan dan kekhususan setiap anggota keluarga mempunyai
peranan dan fungsi masing-masing.

5. Tipe atau bentuk keluarga


a. Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak.
b. Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluarga inti ditambah sanak
saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman dan bibi.
c. Keluarga Duda atau Janda (Single Family) adalah keluarga yang terjadi
karena perceraian atau kematian.
d. Keluarga Komposisi (Composite) adalah keluarga yang perkawinannya
berpoligami dan hidup secara bersama.
e. Keluarga Kabitas (Cahabitation) adalah dua orang menjadi satu tanpa
pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga.
f. Keluarga Berantai (Serial Family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita
dan pria lebih dari satu laki merupakan satu keluarga inti.

6. Pemegang kekuasaan dalam rumah.


a. Patriakal: Yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ayah.
b. Matriakal: Yang dominant dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah
dipihak ibu.
c. Egualitarian: yang memegang kekuasaan dalam keluarga adalah ayah dan
ibu.

7. Peranan keluarga
a. Peranan ayah: Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung dan memberi rasa aman sebagai kepala
keluarga, sebagai anggota dan kelompok social serta sebagai anggota dari
masyarakat dan dari lingkungan.
b. Peranan ibu: sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga sebagai pengasuh dan pendidik anak-
anaknya, pelindung dan salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta
sebagai anggota masyarakat dan lingkungan.
c. Peranan anak: Anak-anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangan.
8. Fungsi Keluarga
Ada beberapa fungsi keluarga yaitu:

a. Fungsi Biologis:
 Meneruskan keturunan.
 Memelihara dan membesarkan anak.
 Memenui kebutuhan gizi anak.
 Memelihara dan merawat anggota keluarga.
b. Fungsi Psikososial:
 Memberikan kasih saying dan rasa aman.
 Memberi perhatian diantara anggota keluarga.
 Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
 Memberikan identitas keluarga.
c. Fungsi Sosialisasi:
 Membina sosialisasi pada anak.
 Membentuk norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan
anak.
 Meneruskan nilai budaya keluarga.
d. Fungsi Ekonomi:
 Mencari sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
 Pengatur penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Menabung untuk Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat
yang dimilikinya.

 Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam


memenuhi peranannya sebagai dewasa.
 Mendidik anak sesuai dengan tingkat perkembangannya.

Ada 3 fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarga.

 Asah
 Asih: memberikan kasih saying, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada
anggota keluarga.
 Asuh: Memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap memenuhi
menjadi manusia dewasa dan mandiri.

9. Tahap-tahap kehidupan keluarga


a. Tahap pembentukan keluarga dimulai dari pernikahan dilanjutkan dalam
bentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran.
c. Tahap menghadapi bayi mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih saying
kepada anak karena bayi sangat tergantung pada orang lain.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah. Hal ini anak sudah mulai mengenal
kehidupan sosialnya, sudah mulai bergaul dengan teman sebaya, anak sangat
sensitive terhadap pengaruh lingkungan.
e. Tahap menghadapi anak sekolah. Pada tahap ini keluarga mempunyai tugas
mendidik anak mengajar anak untuk mempersiapkan masa depan.

10. Tugas-tugas keluarga


b. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
c. Pemeliharaan sumberdaya yang ada dalam keluarga.
d. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukanya
masing-masing.
e. Sosialisasi antara anggota keluarga.
f. Pengaturan jumlah anggota.
g. Pemeliharaan.
h. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
i. Membangkitan dengan semangat para anggota keluarga.

11. Ciri-ciri keluarga


a. Diikat dalam suatu tali perkawinan.
b. Ada hubungan darah.
c. Ada ikatan batin.
d. Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya.
e. Ada pengambilan keputusan.
f. Kerja sama diantara anggota keluarga.
g. Komunikasi interaksi antar anggota keluarga.
h. Tinggal dalam suatu rumah.

B. Konsep Keperawatan Keluarga


1. Pengertian
Keperawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana /
penyalur, (Salvicion G. Bailon dan Aracelis Maglaya, 1978).

2. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan


a. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang
menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah,
mengabaikan atau memperbaiki masalah kesehatan.
c. Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila masalah
kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota keluarga lain.
d. Keluarga merupakan perantaranya yang efektif dan mudah untuk berbagai
upaya kesehatan masyarakat.

3. Keluarga Kelompok beresiko tinggi


a. Keluarga dengan anggotanya dalam masa usia subur dengan masalah:
 Tingkat sosial ekonomi rendah.
 Keluarga tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
 Keluarga dengan keturunan baik.
b. Keluarga ibu dengan resiko tiggi kebidanan waktu hamil.
 Umur ibu (16 Thn/35 Thn).
 Menderita kurang gizi atau anemia.
 Primipara / Multipara.
 Menderita Hipertensi.
 Riwayat persalinan dengan komplikasi.
c. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi
 Lahir premature.
 BB suka naik.
 Lahir dengan cacat bawaan.
 Asi kurang.
 Ibu menderita penyakit menular.
d. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggotanya.
 Anak yang tidak kehendaki dan pernah dicoba untuk digugurkan.
 Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan seringtimbul
cecok dan ketegangan.
 Ada anggota keluarga yang serig sakit.
 Salah satu orang tua meninggal, cerai atau lari dari tanggung jawab.

C. Tujuan Keperawatan Kesehatan Keluarga


Tujuan utama dalam memberikan asuhan perawatan kesehatan keluarga adalah:

1. Tujuan Umum:
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan mereka
sehingga dapat meningkatkan status kesehatan keluarganya.

2. Tujuan Khusus:
a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah kesehatan dasar keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat
dalam mengatasi masalah keluarga.
d. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya.

D. Hambatan – hambatan yang sering dihadapi dalam memecahkan masalah


kesehatan.
1. Pendidikan keluarga rendah.
2. Keterbatasan sumber daya keluarga (keuangan sarana dan prasarana).
3. Kebiasaan yang melekat.
4. Sosial budaya yang tidak menunjang.

E. Prinsip-prinsip perawatan keluarga.


1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan pelayanan kesehatan.
2. Dalam memberikan Askep keluarga sehat sebagai tujuan utama.
3. Askep yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai peningkatan kesehatan
keluarga.
4. Dalam memberikan Askep keluarga perawat berperan aktif dalam merumuskan
masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan prevenstif.
6. Sasaran Askep keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.
7. Pendekatan Askep menggunakan pemecahan masalah.
8. Kegiatan utama dalam Askep keluarga adalah penyuluhan dan Askep dasar atau
perawatan di rumah.
9. Diutamakan pada keluarga yang termasuk resiko tinggi.

F. Implikasi dari pelayanan kesehatan keluarga.


1. diarahkan untuk membantu seluruh keluarga dalam meningkatkan cara hidup
sehat.
2. Cakupan pelayanan kesehatan dan keperawatan lebih luas karena banyak
anggota keluarga yang dapat dicakup.
3. Sebagai satu kesatuan yang utuh.
4. Ditekankan pada keluarga yang beresiko tinggi.
5. Agar dapat mencapai tujuan dan sasaran dalam pelayanan kesehatan keluarga.
G. Langkah-langkah dalam perawatan kesehatan keluarga
1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga cara:
 Mengadakan kontak dengan keluarga.
 Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga
dalam mengatasi masalah kesehatan keluarga.
 Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan
keluarga.
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah kesehatan dan perawatan
keluarga.
4. Menggolongkan masalah kesehatan keluarga berdsarkan sifat maslaah kesehatan
keluarga.
 Ancaman kesehatan.
 Keadaan sakit / kurang sehat.
 Situasi krisis
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk
melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6. Menentukan sifat dan lausnya masalah dan kesanggupannya keluarga untuk
melaksanakan tugas keluarga dalam bidang kesehatan. Menentukan skala
prioritas masalah kesehatan dan keperawatan keluarga:
 Sifat masalah.
 Kemungkinan masalah untuk diubah.
 Persepsi keluarga terhadap masalah.
7. Menyusun rencana Askep
 Menentukan tujuan.
 Merencanaakan pendekatan dan tindakan.
8. Menyusun standar dan criteria evaluasi.
9. Melaksanakan Askep sesuai dengan rencana yang disusun.
10. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
11. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
diatasi.
H. Sasaran Asuhan Keperawatan Keluarga
Dalam tingkatan keluarga yang menjadi sasaran pelayanan adalah keluarga
yaitu: Anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan akan dirawat sebagai
anggota keluarga yang menjadi pusat dari perawatan adalah keluarga.

Yang menjadi prioritas utama adalah keluarga – keluarga yang tergolong


resiko tinggi dalam bidang kesehatan, meliputi:

1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam usia subur dengan masalah sebagai
berikut:
a. Tingkat sosial ekonomi keluarga rendah.
b. Keluarga kurang atau tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri.
c. Keluarga dengan keturunan yang kurang baik/ keluarga dengan penyakit
keturuan.
2. Keluarga dengan ibu beresiko tinggi kebidanan, waktu hamil
a. Umur ibu (16 – 19 tahun atau lebih dari 35 tahun).
b. Menderita kekurangan gizi/ anemia.
c. Menderita hipertensi.
d. Primpara atau multipara.
e. Riwayat persalinan dengan komplikasi.
3. Keluarga dimana anak menjadi resiko tinggi, karena:
a. Lahir prematur/ BBLR
b. BB sukar naik
c. Lahir dengan cacat bawaan.
d. Asi ibu kurang Ibu menderita penyakit menular.
4. Keluarga mempunyai masalah dalam hubungan antara anggota keluarga
a. Anak yang tidak dikehendaki dalam hubungan antara anggota keluarga
b. Tidak ada kesesuaian pendapat antara anggota keluarga dan sering timbul
cekcok dan ketegangan.
c. Ada anggota keluarga yang sering sakit.
d. Salah satu orang tua (Suami/ istri) meninggal, cerai, atau lari meninggalkan
keluarga.
(http//: Lensa Askep –Atom//).
I. Ruang Lingkup Askep Keluarga
1. Peningkatan kesehatan
2. Pencegahan penyakit
3. Peran serta keluarga dan komunitas.
4. Pemeliharaan kesehatan gerontik
5. Fungsi dan tugas anggota keluarga

J. Indikator Keluarga Sejahtera


Indikator keluarga sejahtera pada dasarnya berangjat dari pokok pikiran yang
terkandung didalam undang-undang no.10 tahun 1992 disertai asumsi bahwa:
Kesejahteraan merupakan variabel komposit yang terdiri dari berbagai indikator
spesifik dan operasional.

Indikator dan kriteria keluarga sejahtera adalah sebagai berikut:

1. Keluarga Pra Sejahtera


Adalah keluarga yang belum dapat memenuhi salah ssatu atau lebih dari 5
kebutuhan dasarnya (Basic Needs) sebagai keluarga sejahtera I, seperti
kebutuhan akan papan, sandang dan kesehatan.

2. Keluarga Sejahtera Tahap I


Adalah keluarga – keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
secara minimal yaitu:

a. Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masing anggota keluarga.


b. Pada umumnya seluruh anggota keluarga makan 2x/ hari atau lebih.
c. Seluruh anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di rumah,
bekerja/ sekolah dan berpergian.
d. Bagian yang terluas dari lantai rumah bukan dari tanah.
e. Bila anak sakit/ Pus ingin ber KB ke sarana atau petugas kesehatan.
3. Keluarga Sejahtera Tahap II
Yaitu keluarga – keluarga yang disamping telah dapat memunuhi kriteria
keluarga sejahtera I dan memenuhi syarat sosial psikososial.

a. Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.


b. Paling kurang, sekali seminggu keluarga menyediakan daging/ telur sebagai
lauk pauk.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian baru
per tahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8 meter tiap penghuni rumah.
e. Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam keadaan sehat.
f. Paling kurang 1 orang anggota keluarga yang berumur 15 tahun keatas
mempunyai penghasilan tetap.
g. Seluruh anggota keluarga yang berumur 10-60 tahun bisa membaca tulisan
latin.
h. Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini.
i. Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih PUS memakai kontrasepsi
(Kecuali sedang hamil).
4. Keluarga Sejahtera Tahap III
Yaitu keluarga yang memenuhi syarat keluarga sejahtera tahap II dan memenuhi
syarat:

a. Mempunyai upaya meningkatkan pengetahuan agama.


b. Sebagian dari penghasilan keluarga dapat disisihkan untuk tabungan
keluarga.
c. Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini
dimanfaatkan untuk berkomunikasi antar anggota keluarga.
d. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya.
e. Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah kurang lebih 1 X/ 6 bulan.
f. Dapat memperoleh berita dari surat kabar/ TV/ majalah.
g. Anggota keluarga mampu menggunakan sarana transportasi yang sesuai
dengan kondisi daerah setempat.
5. Keluarga Sejahtera Tahap III Plus
Telah memenuhi seluruh kriteria keluarga 1-3 dan memenuhi:
a. Secara teratur/ dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial
masyarakat dalam bentuk materil.
b. KK/ anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan / yayasan/ instusi
masyarakat.
6. Keluarga Miskin
Adalah keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan Ks -1 karena alasan ekonomi
yang meliputi:

a. Paling kurang 1X/ minggu makan daging/ telur/ ikan.


b. Setahun terakhir seluruh anggota keluarga memperoleh kurang lebih satu stel
pakaian.
7. Keluarga Miskin Sekali
Adalah keluarga pra sejahtera alasan ekonomi dan ks- 1 karena alasan ekonomi
tidak dapat dipenuhi.

K. Prinsip Dasar
Ada beberapa prinsip penting yang perlu diperhatikan dalam memberi asuhan
keperawatan kesehatan keluarga

1. Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan kesehatan.


2. Dalam memberikan Askep keluarga, sehat sebagai tujuan utama.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai sarana dalam memncapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4. Dalam memberikan askep keluarga, perawat melibatkan peran serta aktif seluruh
keluarga.
5. Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan preventif
tanpa mengabaikan kreatif dan rehabilitatif.
6. Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin.
7. Sasaran adalah keluarga secara keseluruhan.
8. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah dengan
menggunakan proses keperawatan.
9. Kegiatan utama adalah penyuluh kesehatan dan asuhan perawatan kesehatan
dasar/ perawatan di rumah.
10. Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk resiko tinggi.

L. Model Pendekatan
Model pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah
dengan menggunakan masalah dengan menggunakan proses keperawatan yaitu:

1. Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga, dengan cara:
a. Mengadakan kontak dengan keluarga
b. Menyimpan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam
mengatasi masalah kesehatan mereka.
c. Mengatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
yang dirasakan keluarga
d. Membina komunikasi 2 arah dengan keluarga
2. Menjelaskan pengkajian untuk menentukan masalah kesehatan keluarga
3. Menganalisa data keluarga untuk menentukan masalah-masalah kesehatan dan
perawatan keluarga
4. Menggolong masalah kesehatan keluarga berdasarkan sifat masalah kesehatan
keluarga
a. Ancaman kesehatan
b. Keadaan sakit atau kurang sehat
c. Situasi krisis
5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga melaksanakan
tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan
6. Menentukan/ menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan keperawatan
dengan mempertimbangkan:
a. Sifat masalah
b. Kemungkinan masalah untuk diubah
c. Potensi menghindari masalah
d. Persepsi keluarga terhadap masalah
7. Menyusun rencana askep dan perawatan keluarga sesuai dengan prioritas
a. Menentukan tujuan yang realitas
b. Merencanakan pendekatan dan tindakan
c. Menyusun standar dan kriteria evaluasi
8. Melaksanakan askep kesehatan keluarga sesuai dengan rencana yang disusun
9. Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan keperawatan yang dilakukan.
10. Meninjau kembali masalah keperawatan dan kesehatan yang belum dapat
teratasi dan merumuskan kembali rencana askep yang baru.

M. Metode
Metode yang digunakan secara sistematis dalam melaksanakan askep keluarga
adalah proses keperawatan. Proses keperawatan merupakan proses yang dinamis
yang memerlukan dasar pengetahuan dan ketrampilan. Dasar dari proses
keperawatan adalah menggunakan cara-cara ilmiah dalam menganalisa data.

Asuhan Keperawatan Keluarga

A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seseorang mengumpulkan informasi
secara terus-menerus tentang keluarga yang dibina. Pengkajian sebagai langkah
awal pelaksanaan askep keluarga.

Tahap:

1. Membina hubungan yang baik


a. Memperkenalkan diri dengan sopan.
b. Menjelaskan tujuan kunjungan
c. Mungkinkan keluarga bahwa kehadiran perawat untuk membantu keluarga
menyelesaikan masalah kesehatan mereka.
d. Menjelaskan tim kesehatan lain yang turut hadir.
2. Pengkajian awal terfokus sesuai data yang diperoleh dari unit yankes
3. Pengkajian lanjutan: Tahap pengkajian untuk memperoleh data yang lebih
lengkap.
Pengumpulan data dari keluarga dapat menggunakan metode: Wawancara,
observasi, pemeriksaan fisik dan data sekuder (Hasil pemeriksaan kesehatan).

Data yang diperoleh dari pengkajian:

1. Berkaitan dengan keluarga


a. Data demografi dan sosiokultur
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan koping keluarga yang digunakan keluarga
e. Perkembangan keluarga
2. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga:
a. Fisk
b. Mental
c. Emosi
d. Sosial
e. Spiritual
Dalam pengumpulan data yang perlu dikaji adalah:

1. Data umum
Mencakup: Kepala keluarga (KK), alamat, telepon, pekerjaan KK, Pendidikan
KK, dan komposisi KK, dan komposisi dibuat program.

a. Tipe keluarga
b. Suku bangsa
c. Agama
d. Status sosial ekonomi keluarga
e. Aktivitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat kesehatan keluarga inti
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
3. Daa lingkungan
a. Karakteristik rumah : Luas rumah, tipe, jumlah ruangan, pemanfaatan
ruangan, ventilasi, peletakan perabot RT, pembuangan limbah, MCK, air
bersih dan air minum.
Digambar denah rumah

b. Karakteristik tetangga dan komunitas


c. Mobilitas geografisnya keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyrakat.
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur keluarga
a. Struktur peran : Peran masibg-masing anggota keluarga
b. Nilaio atau norma keluarga
c. Pola komunikasi keluarga
d. Struktur kekuatan keluarga
5. Fungsi keluarga
a. Fungisi ekonomi
Bagaimana upaya keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sandang, pangan
dan papan serta pemanfaatan lingkungan rumah untuk meningkatkan
penghasilan keluarga

b. Fungsi mendapatkan status sosial


Upaya keluarga untuk memperoleh status sosial di masyarakat tempat
tinggal keluarga

c. Fungsi sosialisasi
Bagaimana hubungan anggota keluarga, nilai, norma, budaya dan perilaku
keluarga dan masyarakat.

d. Fungsi pendidikan
e. Fungsi pemenuhan (Perawatan / pemeliharaan) kesehatan
f. Fungsi religius
g. Fungsi rekreasi
h. Fungsi reproduksi
i. Fungsi afeksi
6. Stres dan koping keluarga
a. Stresor jangka panjang dan pendek
1) Stresor jangka pendek adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih kurang 6 bulan.
2) Stresor jangka panjang adalah stresor yang dialami keluarga dan
memerlukan waktu penyelesaian lebih dari 6 bulan.
b. Pemeriksaan kesehatan
Terdiri atas pengkajian kebutuhan dasar individu, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang yang perlu.

c. Harapan keluarga
B. Pengkajian Fokus
Tahap pertama : Pengkajian

Pengkajian fokus yang dilaksanakan pada:

1. Keluarga yang baru menikah


2. Keluarga dengan anak baru lahir (Sampai usia 30 bulan)
3. Keluarga dengan anak pra sekolah
4. Keluarga dengan anak usia sekolah
5. Keluarga dengan anak usia remaja
6. Keluarga dengan anak dewasa (Mulai lepas)
7. Keluarga usia baya
8. Keluarga lansia

C. Diagnosa Keperawatan
1. Analisa Data
Dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga dapat dilihat 3 norma
yaitu:

a. Keadaan kesehatan yang normal


 Fisik, mental, sosial keluarga
 Pertumbuhan dan perkembangan keluarga
 Keadaan keluarga
 Kehamilan dan KB
b. Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan
 Rumah meliputi: Vnetilasi, penerangan, kebersihan, kondisi, luas rumah
dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga
 Sumber air minum
 Jamban keluarga
 Tempat pembuangan air limbah
 Pemanfaatan pekarangan.
c. Karakteristik keluarga
 Sifat 2 keluarga
 Dinamika dalam keluarga
 Komunikasi dalam keluarga
 Interaksi dalam keluarga
 Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan keluarga
 Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga
2. Perumusan Masalah Keluarga
Setelah data dianalisa dapat dirumuskan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Rumusan masalah menggambarkan keadaan kesehatan
dan status kesehatan keluarga. Perumusan didasarkan pada: Analisa, konsep,
prinsip, teori, standar dan dapat dijadikan aman sebelum pengambilan
keputusan.

Diagnosa keperawatan merupakan pernyataan tentang faktor yang


mempertahankan respon/ tanggapan yang tidak sehat dan berdasarkan faktor
resiko dan potensial terjadinya masalah dan ditegakan menggunakan formula
PES.

3. Prioritas Masalah
Hal-hal yang perlu diperhatkan

a. Perlu dipertimbangkan masalah-masalah yang dapat mengancam kehidupan


keluarga
b. Perlu dipetimbangkan respon, diperhatikan keluarga terhadap aspek yang
akan diberikan.
c. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang mereka hadapi.
d. SD keluarga dapat menunjang masalah keperawatan keluarga
e. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
Kriteria prioritas masalah:

a. Sifat masalah dipertahankan menjadi: Ancaman kesehatan keadaan sakit,


kurang sehat, situasi krisis.
b. Kemungkian masalah dapat diatasi dengan mengurangi masalah yang akan
timbul dan mencegah masalah.
c. Potensi masalah untuk dicegah, sifat dan beratnya masalah yang akan timbul
akan dikurangi melalui tindakan keperawatan.
d. Masalah yang menonjol adalah cara keluarga melihat dan menilai masalah
dalam hal beratnya dan mendesak untuk diatasi.

No Kriteria Nilai Bobot

1. Sifat masalah:

Skala: - Ancaman kesehatan. 2 1

- Sakit/ kurang sehat. 3


- Keadaan Krisis.
1

Kemungkinan masalah dapat diubah.


2.
Skala: - Dengan mudah
2 2
- Hanya sebagian.
- Tidak dapat. 1

0
Potensi masalah untuk diubah.
3. Skala: - Tinggi.

- Cukup. 3 1
- Rendah.
2

1
Menonjolnya masalah

Skala: - Masalah berat harus ditangani.


4.
- Masalah yang tak perlu ditangani.
- Masalah tidak dirasakan. 2 1

Skoring:

a. Tentukan skor untuk setiap kriteria.


b. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan dikalikan dengan bobot.
Skor x Bobot

Angka tertinggi

c. Jumlah skor untuk semua kriteria.


d. Skor tertinggi adalah 5 dan semua untuk seluruh bobot.

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan prioritas


a. Sifat masalah
Dalam menentukan sifat masalah bobot yang paling besar diberikan kepada
keadaan sakit atau yang mengancam kehidupan keluarga yaitu keadaan sakit
kemudian ke hal-hal yang mengancam kesehatan dan selanjutnya kepada
situasi krisis.

b. Kemungkinan masalah dapat diubah


Faktor-faktor:

1) Pengetahuan teknologi dan tindakan untuk menangani masalah.


2) SD keluarga (Keuangan, tenaga, sarana dan prasarana)
3) SD perawatan (Pengetahuan ketrampilan dan waktu)
4) SD masyarakat (Fasilitas, organisasi, dan lain-lain).
c. Potensi masalah untuk dicapai
Hal-hal yang diperhatikan:

1) Kepemilikan masalah
2) Lamanya masalah
3) Tindakan yang sudah dan sedang dijalankan
d. Adanya kelompok-kelompok resti dalam keluarga, kelopok yang sehat
pernah menambah potensi untuk mencegah masalah.
D. Implementasi
Kegiatan implementasi merupakan kegiatan yang bertujuan agar keluarga
dan perawat mempunyai kesiapan fisik pada saat:

1. Mengimpelemntasikan materi sesuai dengan yang diharapkan.


2. Media sesuai dengan kriteria
E. Evaluasi
Merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar, yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan.

Evaluasi disusun berdasarkan SOAP yang operasionalnya.

S : Ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara obyektif oleh keluarga
setelah diberikan implementasi

O : Keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan


penglihatan.

A : Analisa keperawatan, setelah melakukan dan mengetahui respon obyektif


keluarga yang dibandingkan dengan kriteria standar yang ditentukan.

P : Pencernaan selanjutnya perawat melakukan analisis.


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian
Tanggal : 04 Juni 2015

1. Data Umum
 Nama kepala keluarga : Tn. E.D.
 Umur : 47 Thn
 Agama : Katolik
 Pendidikan : SLTA
 Pekerjaan : Petani, Aparat Desa
 Alamat :RT.02 , Desa Nataute , Kecamatan Nangaroro .

Daftar Anggota Keluarga


NO Nama Umur Sex Hub. Dg Pendidikan pekerjaan keterangan
KK

1. Ny. M.A 40 Thn P Istri SD IRT Sehat

2. An. J.A.M.D 15 Thn L Anak SMP Pelajar Sehat

3. An. J.C.C.D 12 Thn L Anak SD Tidak Sehat


sekolah lagi

4. An. J.V.C.D 10 Thn P Anak SD Sehat


Pelajar
Genogram :

Keterangan :
a. Tipe Keluarga: Nuclear family karena dalam satu rumah terdapat Ayah , Ibu ,
:tiga
Laki-laki
orang anak.: perempuan : Sudah meninggal : yang serumah

b. Kewarnegaraan / Suku bangsa: Indonesia / Tonggo.


c. Agama : Katolik
d. Status sosial ekonomi keluarga: Penghasilan keluarga Tn. E.D. ± Rp. 600.000 /
bulan.
e. Aktivitas rekreasi keluarga : kegiatan keluarga adalah berkumpul bersama
keluarga atau tetangga terdekat.

2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:


a. Pada saat ini keluarga Tn.E.D. ialah keluarga dengan anak usia remaja
Anak berteman dengan anak seusianya di sekolah dan rumah. Kebiasaan di
rumah yaitu Bermain bola , membantu oang tua dalam pekerjaan rumah ,
mendengarkan musik. Hubungan antara saudara – saudari harmonis. Anak tidak
memiliki kegiatan di luar rumah. Yang menjadi figur bagi anak dalam keluarga
yaitu Ayah. Peran ayah yaitu membuat peraturan yang harus ditaati oleh anggota
keluarga khusus anak.
b. Tugas perkembangan keluarga belum terpenuhi, keluarga belum melewati
perkembangan berikutnya (tahap perkembangan dewasa).

c. Riwayat kesehatan keluarga inti:


Tn. E.D. mengatakan tidak mempunyai penykit keturunan .Tn. E.D mempunyai
riwayat hipertensi dan baru diketahui sekitar ± 1 tahun yang lalu. Ny. M.A.
mempunyai riwayat dermatitis sejak ± 16 tahun .Anak-anaknya juga dalam
keadaan sehat , status imunisasinya saat balita lengkap semua dengan
memanfaatkan fasilitas kesehatan yaitu pustu yang berada sekitar 300 meter dari
rumah.Tn. E.D. saat ini masih merokok 1 bungkus perhari.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Tidak ada masalah dan tidak ada yang menderita penyakit serius yang sampai
harus di rawat di RS.

3. Keadan Lingkungan

1
5

4
2

Keterangan:

1 :Ruang tamu 2 & 3 : kamar tidur

4 :Ruang makan 5 :Dapur

6 :kamar mandi & WC 7 : Sumur


a. Karakteristik Rumah

Luas bangunan rumah yang ditempati sekitar 6 x 8 m² terdiri dari 1 ruang


tamu,2 kamar,1ruang makan, 1 dapur. Jenis bangunan rumah semi permanen .
Lantai rumah terbuat dari semen, dengan keadaan kurang rapih dan penataan
perabotan rumah tangga yang kurang rapi, penerangan dan ventilasi cukup.
Penggunaan jamban ialah milik pribadi dengan model leher angsa. Ada tempat
pembuangan sampah, sampah ditimbun dan dibakar. Terdapat SPAL pada sumur
sehingga air limbah dibuang ke tempat penyerapan limbah.

b. Karakteristik tetangga dan komunitas

Keluarga Tn. P. hidup di lingkungan tempat tinggal yang merupakan daerah


Pedesaan. Sebagian besar tetangga di lingkungan tempat tinggal keluarga Tn.
E.D. adalah penduduk asli dan bekerja sebagai petani. Rumah berdekatan, rumah
Tn. E.D. berada dekat dengan kantor Desa Nataute. Interaksi antara warga
banyak dilakukan pada waktu sore atau malam hari, karena pada pagi hari dan
siang hari penduduknya bekerja di kebun.

c. Mobilitas Geografis Keluarga

Keluarga Tn. E.D sudah menetap di RT 02 sejak lama dan tidak pernah
berpindah – pindah walaupun Tn. P. berasal dari Tonggo.

d. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan masyarakat

Keluarga Tn.E.D berpartisipasi dalam mengikuti arisan dalam RT / KUB,


Dasawisma dan doa wajib di KUB serta kerja bakti sosial tiap jumad di
lingkungan.

e. Sistem pendukung keluarga


Keluarga Tn. E.D. menggunakan ASKES dan JAMKESMAS saat
memeriksakan kesehatan.

4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi keluarga
Antar anggota keluarga terbina hubungan yang harmonis. sering kali Tn. E.D
dan Ny. M.A. sebagai pengambil keputusan penuh tanpa pertimbangan melalui
musyawarah dengan anak-anaknya.

b. Struktur Kekuatan Keluarga


Keluarga Tn. E.D. merupakan keluarga Inti yang terdiri dari suami, isteri dan 3
orang anak kandung , keluarga dalam tahap perkembangan anak remaja.

c. Struktur peran keluarga


1. Tn. E.D. sebagai Kepala Keluarga bertanggung jawab mengatur rumah
tangganya dan biaya sekolah anak - anak.
2. Ny.M.A. sebagai isteri bertanggung jawab terhadap kebutuhan keseharian di
rumah.
3. Anak – anak dalam tahap perkembangan.
d. Nilai dan norma keluarga
Nilai dan norma keluarga menyesuaikan dengan ajaran agama Katolik serta adat
istiadat yang mereka anut. Di rumah orang tua menetapkan aturan yaitu antara
lain anak harus sudah berada di rumah pukul 17.00, hari minggu ke gereja,serta
saat jam makan semua anggota keluarga wajib makan bersama.

5. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif
Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam membina rumah tangga, sikap saling
menghormati antar anggota keluarga masih tetap dilaksanakan oleh keluarga.

b. Fungsi Sosial
Keluarga selalu mengajarkan dan menekankan bagaimana berperilaku dengan
baik sesuai dengan norma di tempat tinggalnya dan mendorong anak untuk
berpartisipasi dalam kegiatan di lingkungan.

c. Fungsi pemenuhan perawatan keluarga


Keluarga selalu memperhatikan dan berupaya mencari bantuan pelayanan
kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit. Saat ini keluarga kurang mampu
mengenal masalah kesehatan tentang penyakit yang diderita oleh anggota
keluarga. Pekarangan rumah digunakan untuk menanam bunga, tidak ada
tanaman TOGA, ada tempat pembuangan sampah, sampah ditimbun dan
dibakar, air limbah dibuang pada tempatnya, terdapat jamban pribadi.

d. Fungsi reproduksi
Ny. M.A. menggunakan KB Suntik sudah ± 9 Tahun.Ny .M.A. mengatakakan
tidak ada keluhan dalam penggunaan KB suntik

e. Fungsi ekonomi
Tn. E.D. bekerja sebagai petani dan aparat desa untuk memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari.

f. Fungsi mendapatkan status sosial


Selain sebagai petani , Tn.E.D. juga merupakan seoraang Aparat Desa .
g. Fungsi pendidikan
Anak – anak dalam keluarga ini disekolahkan sesuai dengan tahap
perkembangan. Kecuali anak kedua yang berhenti sekolah ± 9 bulan karna tidak
ada kemauan untuk sekolah.
h. Fungsi religius
Keluarga Tn. E.D. selalu mengajarkan kepada anak – anak untuk berdoa pribadi
dan mengikuti misa di Kapela Nangaroro setiap minggu. Doa wajib di KUB
setiap malam sabtu.
i. Fungsi rekreasi
Keluarga Tn. E.D. jarang melakukan rekreasi ke tempat hiburan, waktu senggang
digunakan untuk beristirahat di rumah. Waktu liburan, anak - anak membantu
ayah dan ibu.

4. Stresor dan koping keluarga


a. Stressor jangka pendek dan panjang
Tn. E.D. sebagai petani dan aparat desa harus menyekolahkan ke dua anaknya,
memenuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari – hari di rumah.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor


Keluarga sudah beradaptasi dengan stresor, berusaha utuk tetap menyekolahkan.
c. Strategi koping yang digunakan
Dalam menghadapi masalah ini keluarga berdiskusi, meminta bantuan kepada
keluarga.

d. Strategi adaptasi disfungsional


Tn. E.D. sering menasehati anggota keluarga jika tidak mentaati peraturan
dalam keluarga.

5. Pemeriksaan kesehatan tiap individu anggota keluarga


Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota keluarga terutama yang
teridentifikasi sebagai klien atau sasaran pelayanan asuhan perawatan keluarga.

a. Pemeriksaan fisik umum


 Keadaan umum Tn. E.D tampak masih kuat, sehat.
Tanda-tanda vital :

TD : 140 / 100 mmHg

N : 80x/menit

RR : 20 x /mnt

 Ny. M.O
Tanda-tanda vital :
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR : 18x/menit

6. Harapan Keluarga
Keluarga Tn. E.D. mengatakan harapannya adalah semoga kegiatan kesehatan
seperti ini dapat memotivasi dalam meningkatkan kesehatan.
Kesimpulan
Keluarga Tn. E.D merupakan keluarga inti dengan keadaan ekonomi pas-
pasan. Dimana penghasilan keluarga berasal dai Tn. E.D dengan keadaan rumah semi
permanen, penerangan cukupan, ventilasi cukupan dengan lantai bersih. Keluarga
kurang mengetahui bagaimana perawatan pada anggota keluarga yang menderita
tekanan darah tinggi. Didalam rumah ini terdapat MCK milik sendiri. Keluarag
mempergunakan air Sumur untuk dikonsumsi sebagai air minum dengan dimasak
terlebih dahulu tentunya. Di dalam keluarga ini Tn. E.D. usia 47 tahun menderita
tekanan darah tinggi pada saat dilakukan pengkajian 140/100 mmHg. Ia juga sedang
batuk yang sudah terjadi + 2 minggu. Keluarga mengatakan sudah membawa Ny. S
untuk berobat tetapi tidak kunjung sembuh juga batuk yang dialaminya.

Analisa data
Tgl Data Masalah perawatan keluarga

04/06/’0 Subjektif: 1. Kurang pengetahuan


1 tentang penyakit
Tn. E.D. mengatakan bahwa ia tidak mengetahui
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan hipertensi berhubungan
darah.Selama ini ia sudah pantang atau dengan ketidak mampuan
mengurangi makanan. Ia mengatakan sering
keluarga untuk merawat
mengalami pusing kepala. Keluarga mengatakan
bahwa ia tidak pernah mengajak kontrol ke anggota keluarga yang
puskemas namun sering mengkontrol tekanan sakit tekanan darah tinggi.
darahnya di bidan

Objektif:

Tekanan darah Ny. S 140/100 mmHg.

Penderita mengetahuinya + 1 Tahun yang lalu.


Intervensi
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
keperawatan
Umum Khusus

1. Kurang pengetahuan Setelah di Keluarga mampu: Verbal: - Menyebutkan 2 dari 3 1. Jelaskan kepada keluarga Keluarga mampu:
tentang penyakit lakukan pera- kemungkinan pe- tentang kemungkinan - Menyebutkan kemung
hipertensi watan/ kun- - Menyebutkan kem-
bali tentang kemung nyebab terjadinya pe- penyebab tejadi peningkatan kinan penyebab terja-
berhubungan dengan jungan 4x
ketidak-mampuan diharapkan kinan penyebab ningkatan tekanan tekanan darah. dinya peningkatan
keluarga dalam keluarga mam darah.
terjadinya pening tekanan darah.
merawat anggota pu merawat
keluarga yang sakit anggota katan tekanan darah. - Menyebutkan tanda
tekanan darah tinggi keluarga yang - Menyebutkan tanda - Menyebutkan 2 dari 3 2. Jelaskan tentang tanda/ peningkatan tekanan
menderita
dan gejala terjadinya tanda peningkatan gejala terjadinya peningkat darah.
tekanan darah
tinggi. peningkatan tekanan tekanan darah. an tekanan darah. - Menyebutkan akibat
darah. yang bisa terjadi pada
- Menyebutkan akibat - Menyebutkan 2 akibat 3. Jelaskan tentang akibat dari peningkatan tekanan
yang bisa terjadi bila yang mungkin terjadi peningkatan tekanan darah. darah.
tekanan darah terlalu dari peningkatan - Menunjukkan makan-
tinggi. tekanan darah. an yang boleh dan
tidak boleh di
No. Diagnosa Tujuan Kriteria Standard Intervensi Evaluasi
keperawatan
Umum Khusus

- Menyebutkan makan Verbal: - Menyebutkan semua 4. Jelaskan kepada keluarga Konsumsi.


an yang boleh dan makanan yang boleh tentang diet pada panderita - Penderita akan
tidak boleh untuk di konsumsi dan yang tekanan darah tinggi. memeriksakan diri
penderita tekanan tidak boleh di 5. Obsevarsi kemampuan secara teratur ke
darah tinggi. konsumsi. keluarga setelah mendapat pelayanan kesehatan.
- Memeriksakan diri - Memeriksakan diri ke penjelasan dari petugas. - Keluarga menyedia
secara teratur. Non verbal: pelayanan kesehatan. 6. Anjurkan kepada keluarga kan masakan untuk
- Penderita mau - Masakan yang untuk memeriksakan diri penderita (sup dengan
Mengurangi dikonsumsi sudah secara teratur. rasa yang tidak asin).
konsumsi garam. tidak asin lagi (rendah 7. Motivasi penderita untuk
- Menyediakan garam). mengurangi garam dalam
makanan yang - Menyediakan makan setiap makanan.
rendah garam. an yang rendah garam. 8. Anjurkan kepada keluarga
untuk menyediakan makanan
yang sesuai dengan diet.
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Tanggal Jam Implementasi Evaluasi


1 04 juni 17.50 WITA  Mengidentifikasi keluhan keluarga : 04 Juni 2015
2015 Tn. E.D. mengatakan bahwa ia tidak mengetahui S : Klien mengatakan memahami tentang
tanda-tanda terjadinya peningkatan tekanan
penyebab terjadinya hipertensi
darah.Selama ini ia sudah pantang atau
mengurangi makanan. Ia mengatakan sering O : Klien tampak mendengarkan dengan
mengalami pusing kepala. Keluarga mengatakan
baik dan mau melakukannya
bahwa ia tidak pernah mengajak kontrol ke
puskemas namun sering mengkontrol tekanan A : Masalah sebagian teratasi.
darahnya di bidan.
P : Lanjutkan intervensi

 Mengukur tekanan darah klien:


TD Tn. E.D. : 140/100mmHg
Klien mengatakan tekanan darah terakhir kali
saat di tensi ialah 180/90 mmHg

 Mengkaji pengetahuan klien tentang


Hipertensi
Klien mengatakan tanda-tanda hipertensi
adalah leher tegang,serta pusing-
pusing,makanan yang harus diperkurangkan
pengknsumsiannya adalah makanan yang
mengandung garam.Klien mengatakan tekanan
darahnya dapat tinggi bila sehabis ia marah-
marah

 Menganjurkan keluarga untuk saling


06 Juni memperhatikan anggota keluarga serta
10.30 WITA
2015 menyampaikan informasi. 06 juni 2015
S : Keluarga mengatakan sudah
 Mengidentifikasi keluhan keluarga : memahami penjelasan yang
Klien kurang merasa pusing, dan tidak merasa diberikan
tegang pada leher. O : Keluarga tampak aktif dan kooperatif
 Mengukur tekanan darah klien: A : Masalah teratasi.
TD: 140/90 mmHg. P : Pertahankan intervensi

 Menganjurkan keluarga untuk saling .

memperhatikan anggota keluarga serta.


 Memberikan pendidikan kesehatan kepada
klien untuk mencegah peningkatan Hipertensi.
08 Juni 10.45  Mengidentifikasi keluhan keluarga :
2015 Klien kurang merasa pusing, dan tidak merasa 08 juni 2015
tegang pada leher. S : Keluarga mengatakan sudah
 Mengukur tekanan darah klien: memahami penjelasan yang
TD: 130/100 mmHg. diberikan
 Menganjurkan keluarga untuk saling O : Keluarga tampak aktif dan kooperatif
memperhatikan anggota keluarga serta. A : Masalah teratasi.

 Memberikan pendidikan kesehatan kepada P : Pertahankan intervensi

klien untuk mencegah peningkatan Hipertensi.


BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan Departemen Kesehatan RI (1988).
Keluarga merupakan sasaran paling utama dalam menyampaikan asuhan
keperawatan atau informasi kesehatan lainya. Melalui keluarga, koping terhadap suatau
masalah dapat ditangani dengan support dari anggota keluarga lainnya, sehingga pemulihan
anggota keluarga yang sakit berjalan baik.
Keberlangsungan keluarga didasarkan pada usia anak dalam keluarga atau tahap
perkembangan keluarga, dimana dapat dilihat apakah tugas keluarga dijalankan atau tidak. Di
Dusun B Desa NataUte, ada keluarga yang merupakan keluarga usila.
Keluarga ini harus diperhatikan agar tidak terjadi miskomunikasi serta cedera karena
merupakan pasangan keluarga yang usila. Mengikuti pemeriksaan serta berhati-hati
merupakan pencegahan untuk terhindar dari cedera.
B. SARAN
Bagi mahasiswa : mahasiswa lebih meningkatkan asuhan keperawatan terhadap keluarga
sesuai tahap perkembangan.
Bagi masyarakat : masyarakat diharapkan mengoptimalkan pola hidup sehat serta
memeriksakan kesehatan di fasilitas kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA

Bailon G. Salvicion & Maglaya Arracelis. Perawatan Kesehatan Keluarga. Copyriche 1978. UP
Coleege of Nursing. Dillman. Quezon City. Philippines. Jakarta. 1989.

Depkes RI. Tata Laksana Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta. 1987.

________ Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Seri C. Jakarta. 1994.

Fakultas Keparawatan Universitas Indonesia. Kumpulan Makalah Pelatihan Asuhan


Keperawatan Keluarga. Jakarta. 2000.

You might also like