Professional Documents
Culture Documents
1
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWATDARURATAN PADA Tn.A
DENGAN DIAGNOSA MENINGITIS DI RUANG ICU RSUD .
HASANUDDIN MAKASSAR
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama : Tn. A
Umur : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Pegawai Swasta
Agama : islam
Alamat : Makassar
Tgl / Jam masuk : 17 juni 2017, Jam : 22.30 WIB
Tgl / Jam Pengkajian : 24 juni 2017, Jam: 08.00 WIB
Diagnosa Medis : Meningitis
b. Identitas Penanggung jawab
Nama : Ny.W
Umur : 56 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : islam
Alamat : makassar
Hubungan Dengan Pasien : Bibi
2. Keluhan Utama
Penurunan tingkat kesadaran
3. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami penurunan kesadaran, kemudian pasien
dirawat di ruang ICU pada tanggal 24 Juni 2017. Keadaan
pasien saat ini lemah, kesadaran Sopor Coma GCS: 4 E1 V1
M2. Pasien terpasang ventilator mekanik.
2
Tanda Vital : TD : 130/80 mmHg, HR : 120 x/menit, RR: 25
x/mnt
T: 38,5°C, SPO2 : 100%.
b. Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga mengatakan sejak kecil pasien sering dirawat di Rumah
Sakit karena demam, tidak ada riwayat kejang. Pasien tidak
memiliki riwayat trauma kepala, hipertensi, DM, penyakit menular
seperti TBC, dan hepatitis.
c. Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang
menderita penyakit yang sama seperti pasien, tidak mempunyai
riwayat penyakit keturunan seperti DM, hipertensi dan asma.
Genogram
23 th
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Tinggal 1 rumah
3
4. Pengkajian Primer
a. Airway
Terdapat produksi sekret di jalan nafas, klien terpasang
Endotrakheal tube dan ventilator, produksi sekret banyak,
warna putih, terdapat suara napas tambahan ronkhi.
b. Breathing
Klien terpasang Endotrakheal tube dan ventilator dengan mode
SIMV-PC, FIO2: 50%, RR setting ventilator: 12, Pressure
Inspiration: 15, Volume tidal: 345, RR: 25 x/mnt. Tampak retraksi
dinding dada, tidak ada penggunaan otot bantu pernapasan.
c. Circulation
Nadi perifer dan karotis teraba kuat, akral panas, capilary refill
kembali 4 detik, TD 130/80 mmHg, N: 120 x/mnt, S: 38,5 oC,
tidak ada sianosis, tidak ada edema, Hasil pemeriksaan EKG :
Sinus Takikardi.
d. Disability
Keadaan umum lemah, pasien Sopor Coma GCS: 4, E1 M2 V1,
pasien tidak berespon dengan rangsangan suara, tidak
berespons terhadap rangsang nyeri, reaksi pupil terhadap
cahaya (+/+), ukuran pupil (4/4).
e. Exposure/Event
Kulit teraba panas, T: 38,5°C, tidak terdapat oedema, turgor kulit
baik kembali < 3 detik. Pasien dirawat di RS selama 5 hari dan
didiagnosa saat itu mangalami penyakit typhoid. setelah pulang
selama 2 hari, pasien masih mengeluh sakit kepala, dan demam.
Kemudian pasien dirawat kembali di RS. Selama perawatan masih
demam 3 minggu. Pasien mengalami penurunan kesadaran sejak 1
minggu setelah masuk RS, kemudian pasien dirawat di ruang ICU.
Keadaan pasien saat ini lemah, kesadaran Sopor Coma GCS : 4
E1V1M2. Pasien terpasang ventilator mekanik.
Tanda Vital : TD : 135/84 mmHg, HR : 120 x/menit, RR: 25 x/mnt
4
T: 38,5°C, SPO2 : 100%.
5. Pengkajian Sekunder
a. AMPLE
1) Alergi
Keluarga mengatakan pasien mempunyai alergi paracetamol,
pasien tidak memiliki riwayat alergi makanan dan tidak ada
alergi cuaca/ suhu dingin.
2) Medikasi
Keluaga mengatakan sebelum masuk RS klien tidak sedang
mengonsumsi obat-obatan tertentu.
3) Past Illness
Keluarga mengatakan sebelumnya pasien merasakan nyeri
kepala, demam tidak turun-turun selama 3 minggu.
4) Last Meal
Pasien mengatakan sebelum dibawa ke RSDM sore harinya
pasien makan nasi dan sayur sop serta lauk. BB : 60 Kg, TB :
178 cm, IMT : 18,9 (Normal)
5) Environment
Pasien seorang pegawai swasta, pasien tidak merokok.
Keluarga mengatakan pasien merupakan seorang pekerja
keras, ketika bekerja pasien sering lupa makan, dan istirahat
kurang. Sebelumnya klien sering mengalami pusing tetapi
sembuh dengan istirahat. Kemudian 1 bulan yang lalu nyeri
kepala muncul dan disertai dengan demam.
b. Pemeriksaan Head To Toe
Kepala Bentuk mesochepal, rambut hitam, tidak terdapat
trauma kepala, tidak ada oedema, dan tidak ada
lesi pada kepala.
5
Telinga Bentuk simetris kanan kiri, telinga bersih tidak
ada bekas luka, tidak terdapat serumen.
6
Genitourinaria Pasien terpasang dower cateter, alat kelamin
pasien tampak bersih.
Keterangan:
0 : Mandiri 3 : dibantu orang lain dan alat
1 : Menggunakan alat bantu 4 : Tergantung total
2 : Dibantu orang lain
6. Pengkajian Tersier
Pemeriksaan Laboratorium
7
Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
Kimia Klinik
Elektrolit
Natrium darah 128 Mmol/L 136-145
Kalium darah 3.7 Mmol/L 3.3 – 5.1
Calsium ion 1.15 Mmol/L 1.17-1.29
Analisa Gas Darah
PH 7.450 7.350-7450
BE 2.2 Mmol/L -2 - +3
PCO2 40.0 mmHg 27.0-41.0
PO2 139.0 mmHg 83.0-108.0
Hematokrit 43 % 37-50
HCO3 27.2 Mmol/L 21.0-28.0
Total CO2 28.6 Mmol/L 19.0-24.0
O2 Saturasi 99.0 % 94.0-98.0
Sekresi
Makroskopis
Warna Yellow
Kejernihan Slight
Cloudy
Kimia Urin
Berat jenis 1.023 1.015-1.025
PH 7.5 4.5-8.0
Leukosit Negatif /uL Negatif
Nitrit Negatif Negatif
protein Negatif mg/dl Negatif
Glukosa Normal mg/dl Normal
Keton Negatif mg/dl Negatif
Urobilinogen Normal mg/dl Normal
8
Bilirubin Negatif mg/dl Negatif
Eritrosit 25 /uL Negatif
Mikroskopis
Epitel
Epitel Squamous 1-2 /LPB Negatif
Epitel Transisional - /LPB Negatif
Epitel bulat - /LPB Negatif
Silinder
Hyline 0 /LPK Negatif
Granulated - /LPK Negatif
Lekosit - /LPK Negatif
Bakteri 28.5 /uL 0.0-2150
Kristal 2.9 /uL 0.0-0.0
9
- Hemidiapraghma kanan kiri normal
- Trakhea di tengah
- Sistema tulang baik
- Kesimpulan : Pneumonia
7. Terapi
Diet RS: Sonde TKTP 1700 KKal
Terapi Farmakologi:
10
meningitis
tuberkulosa
Citicolin IV 250 mg/8 jam Ketidaksadaran
karena trauma
serebral,
vasodilator
Cymeven IV 250 mg/12 jam Antibiotik, infeksi
citomegalovirus
(CMV)
Bisolvon IV 1 ap/8 jam Mukolitik dan
expektoran,
Terapi oral
Sucralfat Oral 3x1 Gangguan saluran
cerna
Sistenol Oral 4x1 Antipiretik dan
mukolitik
Imunoz Oral 1x1 Meningkatkan daya
tahan tubuh
Ambroxol Oral 3x1 Ekspektoran
Gloucon Oral 3x½
11
Analisa Data
DO : Reaksi peradangan
jaringan serebral
- Tampak retraksi
dinding dada Infeksi/septikimia
- Terdengar suara ronkhi jaringan otak
- Klien sopor coma
dengan GCS: 4 Perubahan fisiologis
E1V1M2 intrakranial
- Tampak penumpukan Peningkatan
sekret pada ET permeabilitas darah
- Klien terpasang ET dan serebral
ventilator mekanik
dengan mode SIMV- Penurunan tingkat
PC, FIO2: 50%, RR kesadaran
setting ventilator: 12,
Penurunan
Pressure Inspiration: 15,
kemampuan batuk dan
Volume tidal: 345, RR:
peningkatan produksi
25 x/mnt.
mukus
Ketidakefektifan pola
napas
DO : Reaksi peradangan
jaringan serebral
- Kulit teraba panas, akral
teraba panas Infeksi/septikimia
- Kulit tampak kemerahan jaringan otak
12
- Tanda vital : Perubahan fisiologis
TD : 130/80 mmHg,
HR : 120 x/menit,
RR: 25 x/mnt, intrakranial
T: 38,5°C
Hipertermi
13
Intervensi
14
efektif
15
meningkat dengan kriteria penurunan kesadaran, napas aritmik, refleks
hasil : pupil menurun)
- Tingkat kesadaran R/ Mendeteksi tanda-tanda syok, sebagai
meningkat, nilai GCS intervensi pencegahan dini.
meningkat
- Menunjukkan tidak Monitor tanda-tanda vital dan neurologis
adanya tanda peningkatan setiap jam
TIK
R/ perubahan-perubahan ini dapat
- Tanda vital dalam batas
mengindikasikan perubahan intrakranial
normal
N : 60-100 x/menit Tinggikan sedikit kepala dengan hati-hati,
RR : 16-24 x/menit cegah gerakan tiba-tiba sesuai indikasi, dan
T : 36.5-37.5°C hindari fleksi leher.
- Menunjukkan konsentrasi
dan orientasi R/ Membantu mengurangi tekanan intrakranial
- Pupil seimbang dan reaktif
- Bebas dari aktivitas kejang Pantau masukan dan haluaran. Catat
karakteristik urin, turgor kulit, dan keadaan
membran mukosa.
R/ Hipertermi meningkatkan IWL sehingga
meningkatkan risiko dehidrasi. Terutama jika
tingkat kesadaran menurun.
16
Berikan terapi sesuai indikasi
- Steroid (dexametason, metilprednisol)
R/ dapat menurunkan permeabilitas kapiler,
dan menurunkan risiko terjadinya “fenomena
rebound” ketika menggunakan mannitol
- Klorpomasin (thorazine)
R/ untuk mengatasi kelainan postur tubuh
atau menggigil yang dapat meningkatkan TIK
- Asetaminofen (tylenol)
R/ Menurunkan metabolisme
seluler/menurunkan konsumsi oksigen dan
risiko kejang.
17
Implementasi dan Evaluasi
P : lanjutkan intervensi
18
2500 ml/hari
6. Lakukan fisioterapi dada;
vibrasi dada
7. Berikan informasi kepada
keluarga tentang penggunaan
dan alat-alat ventilasi
mekanik
8. Kolaborasi pemerikasaan
analisa gas darah arteri
dan/atau nadi oksimetri
9. Kolaborasi pemberian
bronkodilator sesuai indikasi.
P : lanjutkan intervensi
19
antipiretik ssesuai indikasi
P : lanjutkan intervensi
1. Monitor tanda-tanda
peningkatan intrakranial
selama perjalanan penyakit
(bradikardi/takikardi, TD
meningkat, penurunan
kesadaran, napas aritmik,
refleks pupil menurun)
2. Monitor tanda-tanda vital dan
neurologis setiap jam
3. Tinggikan sedikit kepala
dengan hati-hati, cegah
gerakan tiba-tiba sesuai
indikasi, dan hindari fleksi
leher.
4. Pantau masukan dan
haluaran. Catat karakteristik
urin, turgor kulit, dan
20
keadaan membran mukosa.
5. Anjurkan keluarga untuk
berbicara dengan pasien
6. Kolaborasi pemerikasaan gas
darah Arteri
7. Kolaborasi pemberian cairan
parenteral sesuai indikasi
dengan penggunaan infus
pump
8. Berikan terapi sesuai indikasi
21