Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH:
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Jaman sekarang perkembangan teknologi dan informasi sudah sangat pesatnya dan
berlomba untuk menciptakan teknologi yang lebih canggih dan mutakhir. Karena
semakin pesatnya pertumbuhan teknologi masa kini, maka kebutuhan akan energi
untuk mendukung teknologi tersebut juga semakin banyak dan kompleks. Salah satu
energi yang sangat dibutuhkan pada jaman sekarang yang sudah menjadi kebutuhan
2ystem semua orang di Indonesia pada khusunya dan di dunia pada umumnya adalah
energi listrik. Dulu mungkin kebutuhan akan energi listrik 2 dikatakan merupakan
kebutuhan sekunder yang hanya 2 diperlukan dan dinikmati oleh orang-orang tertentu
saja, tapi sekarang karena perkembangan teknologi yang pesat serta karena dampak
dari adanya globalisasi dan modernisasi, maka kebutuhan akan adanya energi listrik
sudah menjadi kebutuhan primer yang sudah dikonsumsi oleh 2ystem semua orang.
Energi listrik itu sendiri sebenarnya merupakan salah satu energi yang diperlukan untuk
mempunyai sifat resistif, induktif, maupun kapasitif. Karena energi listrik sudah menjadi
kebutuhan semua orang dan menjadi salah satu 2ystem yang sangat penting untuk
mendukung aktivitas sehari-hari, maka harus ada sebuah perusahan yang mampu
menjaga kontinyuitas penyaluran energi listrik tersebut sehingga sampai kepada
konsumen dengan kualitas yang baik dan keandalan yang baik pula.
adalah PT. PLN (Persero) yang menjadi instansi untuk menciptakan energi listrik dari
energi lain (panas, mekanik, dll) hingga listrik itu sampai ke pelanggan/masyarakat.
Mengingat pentingnya kualitas dan kontinyuitas pelayanan akan energi listrik kepada
pelanggan, maka diperlukan perencanaan yang baik dari setiap bagian baik itu dari
pembangkit, transmisi, dan juga distribusi tenaga listrik. Selain itu pemeliharaan dan
3ystem proteksi juga sangat penting dalam mewujudkan visi dan misi perusahaan.
dikelompokkan menjadi dua, yaitu jaringan distribusi primer dan jaringan distribusi
sekunder. Tegangan distribusi primer yang dipakai PLN adalah 20 kV, 12 kV, 6 KV. Pada
saat ini, tegangan distribusi primer yang cenderung dikembangkan oleh PLN khususnya
PT. PLN Distribusi Bali adalah 20 kV. Tegangan pada jaringan distribusi primer,
diturunkan oleh gardu distribusi menjadi tegangan rendah yang besarnya adalah
380/220 V, dan disalurkan kembali melalui jaringan tegangan rendah kepada konsumen.
Namun selain konsumen tegangan rendah ada juga konsumen tegangan menengah yang
disupply langsung dari jaringan tegangan menengah itu sendiri. Dalam operasi 3ystem
suatu 3ystem yang sedang beroperasi atau suatu keadaan dari s3ystem penyaluran
tenaga listrik yang menyimpang dari kondisi normal. Suatu gangguan di dalam peralatan
listrik didefinisikan sebagai terjadinya suatu kerusakan di dalam jaringan listrik yang
menyebabkan aliran arus listrik keluar dari saluran yang seharusnya. Gangguan yang
sering terjadi dalam 4ystem distribusi jaringan tegangan menengah adalah gangguan
hubung singkat dan gangguan beban lebih. Salah satu proteksi yang digunakan untuk
menjaga agar gangguan tersebut tidak meluas dan tidak mengganggu daerah yang sehat
adalah Fuse Cut Out (FCO). Oleh karena itu, dalam hal ini penulis akan membahas
mengenai penyesuaian ukuran fuselink CO pengambilan. Tugas Akhir ini berisi tentang
identifikasi besar arus hubung singkat dan arus beban lebih yang 4yst terjadi yang
dirasakan oleh CO pengambilan penyulan Andalas Rayon Karebosi yang nantinya akan
pengambilan tersebut karena selama ini sering terjadi trip. Karena dengan setting atau
pemasangan ukuran fuselink yang tepat pada 4ystem proteksi jaringan tegangan
1. 2. Perumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka adapun permasalahan yang akan diangkat oleh penulis
antara lain:
1. Gangguan apa sajakah yang sering terjadi pada penyulang anturan baik itu gangguan
3. Berapakah besarnya arus nominal gangguan hubung singkat dan gangguan beban
lebih yang dirasakan oleh semua fuse cut out pada penyulan Andalas?
4. Bagaimanakah 5nalisa penggunaan ukuran fuselink CO pada penyulang Andalas
sesuai dengan besar arus hubung singkat dan arus beban lebih yang mengalir sepanjang
penyulang?
1. 3. Batasan Masalah
Agar permasalahan yang dibahas lebih spesifik dan pemecahannya juga lebih tepat
sesuai dengan perumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka dalam
penyusunan proyek akhir ini penulis memilih 5nalisa-batasan masalah yang akan
1. Berapakah besarnya arus nominal gangguan hubung singkat dan gangguan beban
lebih yang dirasakan oleh semua fuse cut out pada penyulang Andalas?
sesuai dengan besar arus hubung singkat dan arus beban lebih yang mengalir sepanjang
penyulang?
1. 4. Tujuan
1. Untuk mengetahui besarnya arus nominal gangguan hubung singkat dan gangguan
beban lebih yang dirasakan oleh semua fuse cut out pada penyulang Andalas.
sesuai dengan besar arus hubung singkat dan arus beban lebih yang mengalir sepanjang
penyulang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Teori Penunjang
Yang Digunakan Dalam Penelitian Secara umum sistem tenaga listrik tersusun atas tiga
1. Subsistem pembangkit,
2. Subsistem transmisi,
3. Subsistem distribusi.
Sistem pembangkit merupakan sistem yang berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik.
Tenaga listrik yang dibangkitkan kemudian ditransmisikan dalam daya yang besar oleh
sistem transmisi ke gardu induk transmisi (GI). Dari GI transmisi tenaga listrik
langsung dan ke gardu-gardu distribusi untuk keperluan pelanggan dengan daya dan
tegangan rendah.
Dalam perencanaan sistem tenaga listrik, sistem pembangkit dan system transmisi saling
berhubungan secara ekonomis dalam pemilihan lokasi, desain, dan hubungan skala
Penyaluran daya dalam sistem distribusi dapat melalui saluran udara atau saluran
bawah tanah. Pemilihan saluran udara dan saluran bawah tanah tergantung pada
beberapa faktor yang berlainan. Yaitu faktor kontinuitas pelayanan, arah perkembangan
daerah, biaya pemeliharaan tahunan, biaya modal, segi estetis, dan umur manfaat
2. 1. Sistem distribusi
bagian dan sistem tenaga listrik yang terdapat diantara sumber daya besar (bulk
power source) sampai ke pelanggan tenaga listrik. Sumber daya besar dapat
berupa gardu induk yang berlokasi didekat area beban dan dapat berupa stasion
pembangkit tenaga listrik yang letaknya jauh dari daerah beban. Dalam gambar
di atas dapat dipisahkan bagian-bagian dari sistem distribusi dan fungsinya yaitu:
tegangan subtransmisi.
listrik dan sumber daya besar atau gardu induk ke gardu induk distnbusi
5) Transformer distribusi
6) Gardu hubung
Gardu hubung berfungsi sebagai tempat memisahkan atau
tegangan.
7) Saluran sekunder
Sistem distribusi terdiri dari dua subsistem, yaitu sistem distribusi primer
dan sistem distribusi sekunder. Sistem distribusi primer berupa rangkaian yang
mencatu gardu distribusi dan pelanggan dengan daya besar pada tegangan
ekonomis di lain pihak. Secara teknis, konstruksi dan struktur jaringan yang
digunakan harus memenuhi syarat keandalan minimum jaringan, disisi lain biaya
perbaikan.
dan sumber yang sama atau dan sumber lain. Jika terjadi gangguan atau
perlu sama sekali karena akan dilayani dari sumber yang lain.
Menurut aspek hubungan antara sumber pencatuan dan pelanggan yang harus
pelayanan energi listrik maka konstruksi radial ini disusun sehingga bisa
rangkaian berakhir pada titik yang sama seperti gambar 3, sehingga bila
terjadi gangguan pada satu saluran utama, maka yang lain dapat segera
normal yang harus dibawa ditambah beban dari setengah lingkar yang
switch.
(b). Menggunakan dua feeder breaker dan satu loop tie breaker.
Pemutus akan tetap terbuka sampai gangguan diisolasi dari kedua arah.
Sistem ini biasanya diterapkan untuk area distribusi yang luas dengan
dari saluran utama yang dicatu dari dua atau lebih rangkaian subtransmisi
radial.Rangkaian pada jaringan primer dicatu dan kedua sisi (ujung awal
dan akhir), gardu distribusi ukurannya kecil dan ditempatkan pada atau di
lain.
membawa daya lebih besar untuk pelanggan yang disuplai, jika sebagian
Titik NO dapat ditutup dan yang lain dibuka untuk meminimasi jumlah
saluran utama
4) Struktur distribusi spindle
yang ditandai dengan ciri adanya sejumlah kabel keluar dari suatu gardu
induk yang disebut out going cables menuju ke arah suatu titik temu yang
kabel ini tidak ada satupun gardu distribusi yang disambungkan. Kabel
apabila diperlukan. Begitu pula jika beban dan salah satu kabel
sebuah kabel baru harus ditarik. Nantinya kabel baru ini akan menjadi
kabel cadangan terhadap kabel kerja yang lainnya. Diagrram satu garis
1. Kondisi pelayanan
2. Disain listrik
3. Disain mekanis
kondisi fisis yang disebabkan kegagalan suatu perangkat, komponen atau suatu
elemen untuk bekerja sesuai dengan fungsinya. Gangguan hampir selalu ditimbulkan
oleh hubung singkat antar fase atau hubung singkat fase ke tanah. Suatu gangguan
hampir selalu berupa hubung langsung atau melalui impedansi. Istilah gangguan
pada impedansi yang relatif rendah terjadi secara kebetulan atau disengaja antara
dua titik yang mempunyai potensial yang berbeda. Istilah gangguan atau gangguan
Pada dasarnya gangguan yang sering terjadi pada sistem distribusi saluran 20 kV
dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu gangguan dari dalam sistem dan
gangguan dari luar sistem. Gangguan yang berasal dari luar sistem disebabkan oleh
dan lain-lain. Sedangkan gangguan yang datang dari dalam sistem dapat berupa
kerusakan dari peralatan pemutus beban dan kesalahan pada alat pendeteksi.
adalah:
1) Gangguan permanen
2) Gangguan temporer
gangguan tersebut tidak akan lama dan dapat normal kembali. Gangguan ini
dapat hilang dengan sendirinya atau dengan memutus sesaat bagian yang
yang bersifat permanen. Salah satu contoh gangguan yang bersifat temporer
adalah gangguan akibat sentuhan pohon yang tumbuh disekitar jaringan, akibat
binatang seperti burung kelelawar, ular dan layangan. Gangguan ini dapat hilang
hubungnya. Apabila ganggguan temporer sering terjadi maka hal tersebut akan
tenaga secara manual. Contoh gangguan ini yaitu adanya kawat yang putus,
terjadinya gangguan hubung singkat, dahan yang menimpa kawat phasa dari
saluran udara, adanya kawat yang putus, dan terjadinya gangguan hubung
singkat.
hubung singkat dapat juga terjadi akibat adanya isolasi yang tembus atau
rusak karena tidak tahan terhadap tegangan lebih, baik yang berasal dari
dalam maupun yang berasal dari luar (akibat sambaran petir). Bila
yang akan terjadi. Berikut ini akibat yang ditimbulkan gangguan hubung
menimbulkan arus yang jauh lebih besar dari pada arus normal. Bila
lokasi yang berbeda dari sistem tenaga untuk jenis gangguan yang
bisa dipilih untuk melindungi sistem dari kondisi yang tidak normal dalam
a. Gangguan 3 fasa
b. Gangguan 2 fasa
dimana :
I : Arus yang mengalir (A)
impedansi
dihitung.
dimana :
dimana :
dimana :
20 kV.
dimana :
terlebih dahulu reaktansi pada 100% dari transformator tenaga pada sisi
berikut :
dimana :
(Ohm/km)
(Ohm/km)
perlu dilihat apakah ada belitan delta atau tidak, apabila ada maka nilai
reaktansi urutan nol adalah 3 kali nilai reaktansi urutan positif, sedangkan
kalau tidak maka nilai reaktansi urutan nol adalah 10 kali reaktansi urutan
dimana :
dimana :
ohm/km, dimana nilai 0.250 adalah besar resistansi (R) dalam ohm/km
dan j 0.345 adalah nilai reaktansi (XL) dalam ohm/km. Karena dalam
penyulang.
dan negatif yang ada, sedangkan dimulai dari titik gangguan sampai ke
berikut :
dimana :
dimana :
persamaan berikut:
dimana :
Besarnya arus hubung singkat dua fasa atau antar fasa dapat
dimana :
Beban lebih adalah sejumlah arus yang mengalir yang lebih besar
dari arus nominal. Hal ini terjadi karena penggunaan daya listrik oleh
pelanggan. Karena fungsinya tersebut maka keandalan menjadi sangat penting dan
Pengaman
a. SENSITIFITAS (KEPEKAAN)
pengamanan selektif.
c. KEANDALAN (REALIBILITAS)
Dalam keadaan normal pengaman tidak boleh bekerja, tetapi harus pasti
dapat bekerja bila diperlukan. Pengaman tidak boleh salah bekerja, jadi
d. KECEPATAN (SPEED)
Fuse (Pelebur) merupakan suatu alat pemutus yang dengan meleburnya bagian
dari komponennya yang telah dirancang khusus dan disesuaikan ukurannya untuk itu,
membuka rangkaian dimana pelebur tersebut terpasang dan memutuskan arus bila arus
tersebut melebihi suatu nilai tertentu dalam waktu yang cukup. Fuse cut out (sekring)
adalah suatu alat pengaman yang melindungi jaringan terhadap arus beban lebih (over
load current) yang mengalir melebihi dari batas maksimum, yang disebabkan karena
hubung singkat (short circuit) atau beban lebih (over load). Konstruksi dari fuse cut out
ini jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan pemutus beban (circuit breaker) yang
Akan tetapi fuse cut out ini mempunyai kemampuan yang sama dengan pemutus
beban tadi. Fuse cut out ini hanya dapat memutuskan satu saluran kawat jaringan di
dalam satu alat. Apabila diperlukan pemutus saluran tiga fasa maka dibutuhkan fuse cut
Prinsip Kerja
Pada sistem distribusi fuse cut out yang digunakan mempunyai prinsip kerja
melebur, apabila dilewati oleh arus yang melebihi batas arus nominalnya. Biasanya Fuse
Cut Out dipasang setelah PTS maupun LBS untuk memproteksi feeder dari gangguan
hubung singkat dan dipasang seri dengan jaringan yang dilindunginya, Fuse Cut Out juga
sering ditemukan pada setiap transformator. Penggunaan fuse cut out ini merupakan
bagian yang terlemah di dalam jaringan distribusi. Karena fuse cut out boleh dikatakan
hanya berupa sehelai kawat yang memiliki penampang disesuaikan dengan besarnya
arus maksimum yang diperkenankan mengalir di dalam kawat tersebut. Pemilihan kawat
yang digunakan pada fuse cut out ini didasarkan pada faktor lumer yang rendah dan
harus memiliki daya hantar (conductivity) yang tinggi. Faktor lumer ini ditentukan oleh
temperatur bahan tersebut. Biasanya bahan-bahan yang digunakan untuk fuse cut out
ini adalah kawat perak, kawat tembaga, kawat seng, kawat timbel atau kawat paduan
dari bahan – bahan tersebut. Pada umumnya diantara kawat diatas, yang sering
digunakan adalah kawat logam perak, hal ini karena logam perak memiliki Resistansi
Spesifik (μΩ/cm) yang paling rendah dan Titik Lebur (oC) yang rendah. Kawat ini
dipasangkan di dalam tabung porselin yang diisi dengan pasir putih sebagai pemadam
busur api, dan menghubungkan kawat tersebut pada kawat fasa, sehingga arus mengalir
melaluinya.
Jika arus beban lebih melampaui batas yang diperkenankan, maka kawat perak
di dalam tabung porselin akan putus dan arus yang membahayakan dapat dihentikan.
Pada waktu kawat putus terjadi busur api, yang segera dipadamkan oleh pasir yang
berada di dalam tabung porselin. Karena udara yang berada di dalam porselin itu kecil
maka kemungkinan timbulnya ledakan akan berkurang karena diredam oleh pasir putih.
Panas yang ditimbulkan sebagian besar akan diserap oleh pasir putih tersebut. Apabila
kawat perak menjadi lumer karena tenaga arus yang melebihi maksimum, maka waktu
itu kawat akan hancur. Karena adanya gaya hentakan, maka tabung porselin akan
terlempar keluar dari kontaknya. Dengan terlepasnya tabung porselin ini yang berfungsi
sebagai saklar pemisah, maka terhidarlah peralatan jaringan distribusi dari gangguan
Umur dari fuse cut out initergantung pada arus yang melaluinya. Bila arus yang
melalui fuse cut out tersebut melebihi batas maksimum, maka umur fuse cut out lebih
pendek. Oleh karena itu pemasangan fuse cut out pada jaringan distribusi hendaknya
yang memiliki kemampuan lebih besar dari kualitas tegangan jaringan, lebih kurang tiga
sampai lima kali arus nominal yang diperkenankan. Fuse cut out ini biasanya
2. Koordinasi Pengaman
Menurut Suhadi, dkk (Teknik Distribusi Tenaga Listrik Jilid 3. 2008 : 356)
dengan mengatur setting waktu dan arus dari peralatan pengaman sehingga tindakan-
dan peralatan pengatur kerja membuka dan menutup serta mengunci bila
setiap terjadi gangguan setelah Recloser, relai OCR/GFR tidak boleh trip
sebelum Recloser terkunci (lock out). Oleh karena itu, harus dihitung
terlebih dahulu waktu reset dan putaran dari relai OCR/GFR, agar PMT
Memilih nilai arus trip minimum yang berbeda antara kedua Recloser.
Faktor yang penting dalam koordinasi antara kedua bentuk kurva arus
waktu dari kedua Recloser adalah perbedaan waktu antara kedua kurva
untuk satu nilai arus tertentu (arus hubung singkat). Perbedaan waktu
Bila terjadi gangguan di sisi hilir dari Sectionalizer maka Recloser akan
mengatur urutan kerja buka cepat dan buka lambat dari Recloser. Operasi
Pada pengaman dua Pelebur atau lebih, maka Pelebur yang berada d
dekat sisi beban/sisi hilir disebut Pelebur Pemroteksi dan yang berada di
Pelebur atau lebih adalah memberikan kesempatan Pelebur sisi hilir yang
akhirnya akan putus. Kapasitas arus kontinyu Pelebur tipe K dan T adalah
melindungi tidak boleh melebihi 75% dari waktu leleh minimum (minimum
melting time) Pelebur yang dilindungi. Syarat ini untuk memastikan bahwa
METODOLOGI PENELITIAN
penyusunan tugas akhir ini, penulis menggunakan beberapa langkah untuk penelitian
1) Studi Pendahuluan
penyesuaian ukura Fuse Cut Out (FCO) pada Penyulang Andalas PT PLN
3) Studi Pustaka
arus beban lebih, prinsip kerja FCO, dll. Dari hasil studi literatur tersebut,
maka penulis dapat menentukan spesifikasi teknis yang lebih rinci guna
3. 2. Pengolahan Data
Setelah mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini,
selanjutnya penulis melakukan pengolahan data sesuai dengan materi yang akan dibahas
agar tidak keluar dari permasalahan yang akan dicari solusinya. Perumusan yang akan
digunakan adalah rumus untuk mencari arus hubung singkat dan arus beban lebih di
3. 3. Pengujian/Analisa
Hasil Penelitian Keterkaitan antara faktor-faktor dari data yang diperoleh dengan
masalah yang diajukan adalah faktor-faktor dari data tersebut sangat berpengaruh
parameter yang akan diuji dan dianalisa antara lain kapasitas trafo gardu distribusi yang
dilindungi oleh masing-masing CO percabangan, besar arus nominal beban per phasa di
setiap outlet jurusan, besar tegangan sistem distribusi, dll. Dalam menganalisa ukuran
fuselink yang akan digunakan pada cut out pada penyulang Andalas adalah berdasarkan
dengan besar arus minimum dan arus maksimum gangguan yang terjadi pada titik-titik
tersebut, baik itu dari arus gangguan hubung singkat tiga phasa, dua phasa, satu phasa ke
Dari proses perhitungan yang dilakukan dalam pembahasan tugas akhir diharapkan
akan diperoleh hasil perhitungan yang benar sehingga analisa dan keputusan ukuran
fuselink CO pada penyulang Andalas yang akan digunakan tepat sesuai dengan besar arus
nominal yang dialami sehingga keandalan dan kontinyuitas pelayanan tenaga listrik bisa
lebih baik.