Professional Documents
Culture Documents
Proses perbaikan yan dibantu oleh cahaya yang kelihatan dalam rentang
320-370 nm, dimer timin (atau dimer pirimidin lain) langsung berbalik pulih menjadi
bentukan semula. Fotoreaktivasi dikatalisasi oleh enzim fotoliase yang berfungsi
sebagai ‘pembersih’ sepanjang unting ganda mencari bonggol yang terbentuk akibat
dimer timin (atau pirimidin lain) dimana dimer yang tersisa setelah fotoreaktivasi
hanya sedikit. Enzim ini juga bersifat universal
Kerusakan DNA akibat alkilasi dapat dipulihkan oleh enzim perbaikan DNA
khusus yang disebut metiltransferase O6-metilguanin atau O5methylguanine
methyltransferase yang dikode oleh gen ada, yan dimana enzim tersebut akan
menemukan O6-metilguanin pada molekul DNA dan selanjutnya menyingkirkan
gugus metil tersebut kemudian DNA tersebut pulih kembali.
Gambar 2. Bagan kerja perbaikan melalui pemotongan atas dimer pirimidin serta
distorsi lain DNA yang dikatalisasi oleh enzim endonuklease uvr ABC.
Sistem perbaikan melalui pemotongan pada E. Coli tidak hanya memperbaiki
dimer pirimidin, tapi juga distorsi lain dari helix DNA yan ditemukan oleh enzim
endonuklease uvr ABC yang merupakan gabungan dari enzim uvr A, uvr B, dan uvr C.
Enzim ini memotong unting DNA yang rusak pada posisi 8 nukleotida ke arah ujung
5’ dari titik kerusakan dan nukleotida ke arah ujung 3’ dari titik posisi dimer tadi.
DNA yan dipotong adalah seukuran 12 nukleotida. Pada celah sepanjang 12
nukleotida tersebut terjadi polimerisasi DNA yang dikatalisis oleh enzim polimerase I
DNA sehingga terbentuk penggalan yang baru yang kemudian akan disambung ke
penggalan lama dengan enzim ligase DNA.
Basa yang rusak dapat disingkirkan dari DNA oleh enzim glikosilase yan
dapat mendeteksi basa yang tak lazim danselanjutnya mengkatalisasi penyingkirannya
dari gula deoksiribosa.
Gambar 3. Bagan penyingkiran basa yang cacat dalam perbaikan DNA yang
dibantu oleh glikosilase
Sistem perbaikan koreksi pasangan basa yang salah dikode oleh tiga gen, yaitu
mut H, mut L, dan mut S (pada E.coli). Enzim tersebut mencari pasangan basa yang
salah kemudian mengkatalisasi penyingkiran suatu segmen DNA (untin tunggal) yang
mengandung pasangan basa yang salah. Enzim polimerase DNA akan mengkatalisasi
polimerisasi pada celah yang terbentuk dan penyambungan hasil polimerisasi ke arah
ujung 3’ dengan penggalan yang lama dengan enzim ligase DNA.
Gambar 4. Bagan mekanisme perbaikan melalui koreksi pasangan basa yang salah
Enzim koreksi pasangan basa yang salah bekerja dengan pertama kali
mengenali unting DNA baru karena pada unting DNA baru belum mengalami metilasi.
Setelah dikenali, enzim tersebut menyingkirkan basa yang salah dari unting baru
tersebut yang selanjutnya terjadi polimerisasi yang dikatalisis oleh polimerase I DNA
kemudian hasilnya disambung oleh ligase DNA.
Mutasi dan Adaptasi
Pada dasarnya setiap mutasi yang terjadi tidak ada kaitannya dengan
kepentingan apakah mutasi itu bermanfaat atau bahkan merigikan. Efek mutasi itu
baru dikulifikasi menguntungkan atau merugikan setelah dihubungkan dengan habitat
lingkungan tempat hidup individu yang mengalami mutasi. Peluang tiap mutan
memperbesar daya penyesuaian suatu individu lebih besar manakala populasi tersebut
menempati habitat baru atau terjadi perubahan lingkungan.
Seagian besar agen mutasi yang kuat seperti radiasi pengion dan radiasi sinar
UV bersifat sebagai penginduksi kanker. Berikut ini merupakan teknik-tekinik yang
menguji agen-agen yang bersifat mutagenik atau karsiogenik.
Adanya korelasi antara daya mutagen dan daya karsinogen sebenarnya sejalan
dengan teori yang menyatakan bahwa kanker disebabkan mutasi somatik. Sifat umum
dari semua tipe kanker adalah bahwa sel-sel kanker yang ganas terus-menerus
membelah, padahal sel normal tidak membelah. Dalam hubungan ini terlihat bahawa
semua sel kanker kehilangan kontrol terhadap pembelahan sel secara normal dan
berakibat terbentuk tumor.
Gambar 5. Bagan jalur perbaikan penyingkiran untuk melepas dimer timin dari
DNA