Professional Documents
Culture Documents
2.1. Tujuan
1. Definisi pengecoran,
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola
dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola
tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk
cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis pola :
Pola ini hampir sama dengan pola papan penyambung, tetapi pada pola ini dua
bagian dari pola belah masing-masing ditempelkan pada papan yang terpisah.
Pola ini juga biasa dilengkapi dengan sistem saluran masuk dan riser.
penyusutan (Shrinkage) pada saat logam cair tersebut membeku. Karena setiap
logam
mempunyai nilai penyusutan tersendiri.
Contoh macam-macam saluran tuang yang dipakai dalam pengecoran.
1. saluran pisah
2. saluran langsung
3. saluran bawah
4. saluran cincin
5. saluran terompet
6. saluran bertingkat
7. saluran baji
Kelebihan
Dapat di gunakan untuk bentuk dan ukuran yang rumit
Biasanya untuk produksi masal
Kekurangan
Harga relatif mahal dan sangat sulit di dapat
Saluran tuang atau sprue adalah suatu saluran vatikal tempat penuangan atau
pouring logam cair yang berbeda pada dairah di atas parting line yang akan
meneruskan logam cair ke dalam gate, riser dan produk cor. Secara umum bentuk
saluran masuk ada beberapa tipe diantaranya adalah sepurue seperti trompet dan
pouring basin yang berbentuk seprti kotak makanan.posisi dan tinggi sprue sangat
menentukan kecepatan alir dari logam cair yang akan mengisirongga cetakan.
Oleh karena itu untuk perhitungan tinggi sprue efektif (ESH) kita dapat
menghitungnya dengan persamaan:
2𝐻 𝑥 𝐶−𝑃
ESH = = H-P2/2C
2𝐶
Disini sprue merupakan bagian yang sangat penting saat logam cair
dituangkan. Dsain sprue harus menghindarkan terjadinya turbelensi logam cair.
Aliran logam yang turbelen akan menyebabkan meningkatnya daerah yang
terkena udara sehingga oksidasi mudah terjadi. Oksidasi yang terbentuk akan naik
ke permukaan logam cair sehingga menyebab kan coran menjadi kasar
permukaannya atau oksidasi akan terjebak di dalam coran dan menyebabkan
cacat.
Ukuran sprue harus dapat membatasi laju aliran logam cair
(jika sprue besar, laju aliran tinggi akibatnya dross, dengan
blind-ends pada runnerakan menjebak dross yang tidak di
inginkan.)
Ukuran sprue yang di buat menjadikan laju aliran tetap.
Bentuk sprue persegi panjang lebih baik di bandingkan
dengan bentuk bulat untuk luas permukaan yang sama
(menghindari kecenderungan aliran berputar (vortex
formation)
Umumnya bentuk sprue mengecil kebawah dengan kemiringan 2-7°
Ukuran standard sprue menurut swift, jackson dan eastwood
0,5/1,5 in2 (1,27/3,81 cm2) untuk bentuk persegi panjang ataupun
bulat. Sprue bulat dengan ketinggian yang rendah tidak akan
menyebabkan vortex problem, mudah dibuat dan ekonomis untuk
bentuk coran kecil.
Ketinggian sprue di tentukan oleh tinggi coran dan riser.
Sprue di tempatkan di bagian tengah pengalir (runner).
Sprue ditempatkan sejauh mungkin dari saluran masuk ingates.
Ukuran sprue 1,27x0,48 cm untuk coran kecil dan 2,54x16 cm
untuk coran tipis yang besar.
Sprue dibuat bentuk meruncing (tapered).
Metoda lain untuk membersihkan logam cair sebelum memasuki
gate runer, adalah dengan menggunakan scondry sprue
Riser atau saluran penambah adalah suatu cadangan atau rese rvoir cairan
logamYang berfungsi untuk mengantisipasi akibat dari kontarksi dan penyusutan
yang akan terjadi pada saat logam cairmengalami solidifikasi sehingga di
harapkanproduk cor yang dihasilka n tidak mengalami cacat akibat kekurangan
volumenya. Dalam aplikasinya riser memiliki jenis tertentu yang menyesuaikan
dengan bentuk produk cor dan mudulus dari produk cornya. Jenis riser yang
sering digunakan antara lain top riser,blind riser, side riser, lap ingate riser dan
lain-lain. Secara umum terjadinya perubahan volume ini disebabkan oleh
perubahan temperatur logam cair tersebut seperti pada diagram di bawah ini.
Riser didisain dekat ke bagian yang tebal dan berfungsi sebagai umpan
logam cair selama pembekuan. Riser mempunyai ukuran dan konstruksi agar
dapat membeku paling akhir. Pertimbangan terha dap Riser:
• Riser dibuat cuku p besar agar dapat mengisi bagian yang me nyusut dan
terakhir membeku.
• Riser mempunyai perbandingan yang besar antara volume:luas dari
corannya sendiri sehingga coran akan membeku terbih dahulu
dibandingkkan riser.
d. semi-circular
Pertimbangan-pertimbangan dalam perencanaan ingate:
• Meletakka n ingate pada arah yang berlawanan dengan a liran logam cair.
• Ketika ingate dipasang pada arah yang sama dengan aliran logam, maka
akan memu dahkan kotoran ikut masuk.
B. Ruang antara ingate, runner dan cetakan yang sempit menyebabkan cetakan
mudah rusak d an ikut mengalir dengan logam cair. Tetapi bila ruang terlalu
besar, ingate menjadi lebih panjang, akibatnya porositas mudah terjadi pada
ingate.
Dalam desain gating system, runner adalah komponen pembanding antara sprue
dan ingate untuk mendapatkan nilai perbandingan sistem saluran atau gating
ratio. Jika diklasifikasikan dari kecepatan penuangan maka gating ratio untuk
penuangan cepat 1:2:4, penuangan biasa 1:0.9:0.8, dan penuangan lambat
1:0.7:0.5. nilai perbandingan ini didapatkan dari dimensi sprue : runner : ingate.
Untuk besi cor gating ratio yang sering digunakan adalah 1:0.9:0.8 (penuangan
biasa). Nilai gating ratio yang akan digunakan tergantung dari jenis material dan
ukuran produk cor-nya.
Logam cair yang masuk pertama kali kedalam runner akan menumbuk
ujung runner dengan keras, sehingga dapat menyebabkan aliran turbulen
dan menimbulkan kotoran dapat masuk ke dalam ingate yang paling dekat
ujung runner. Untuk mencegah hal ini ujung runner sebaiknya dip
anjangkan (runner extension) yang berbentuk tapper sangat efektif untuk
mrngurangi turbulensi, dan bila ruang terlalu sempit, maka dapat
menggunakan mangkok ( well).
Komponen penting lain dalam suatu sistem saluran antara lain
choke yang berfungsi untuk menahan laju alir logam yang akan masuk
kedalam runner dan ingate. Selain itu, lubang ventilasi (vent) yang
berfungsi untuk saluran udara jika permeabilitas pasir cetak dianggap
kurang. Chiller/chaplet adalah komponen tambahan yang biasanya
merupakan komponen yang akan menempel pada produk cor yang sudah
dipasang lebih awal pada sistem saluran.
Pemotongan Pola
Pendempulan
Pengecatan
Pengeringan
lalu potong sesuai garis yang telah di buat. Setellah itu lakukan
penggerindaan untuk membentuk lalu finishing dengan amplas.
5. Pendempulan, setelah pola sudah jadi maka di lanjutkan dengan
asembling/tempoelkan saluran tuang beserta pola pada papan kayu.
Setelah itu lakukan pendempulan agar sela sela antar komponen
tertutupi.
6. Pengecatan, setelah dempul rapih karna sudah di lakukan
pengamplasan. Maka lalkukan pengecatan.
7. Pengeringan, keringkan agar cet tidak menempel dengan pasir pada
saat paembuatan cetakan .
8. Menganalisan dan mengambil kesimpulan
Pemotongan pola
Proses pengamplasan
2.4.1. Alat
a. Gergaji 1 buah
b. Ampals 2 buah
c. Kaca mata 1 buah
d. Palu 2 buah
e. Kikir 1 buah
f. Kikir bulat 1 bulat
g. Tang 1 buah
h. Penggaris besi 1buah
i. Penggaris siku 1 buah
j. Busur 1 buah
k. Meteran 1 buah
l. Mata gergaji 2 buah
2.4.2. Bahan
a. Kayu secukupnya
b. Dempul secukupnya
c. Lem kayu secukupnya
d. Hardener secukupnya
pouring time
As=W/ρ.tp.C.√2𝑔ℎ =0,2/2,7x10-3.0,640707157.0,88√2.980.10
=0,938417177 cm2
Ab = 2xr=2x0,546679955=1,093359911 cm
b=2cm
= 1,664570893 cm
1:0,9:0,8
Jumlah runner = 1
I = Ar/1,5 = 0,844575459/1,5=0,563050306 cm
5,46679953
r=√𝑤𝑒𝑙𝑙 𝑎𝑟𝑒𝑎/𝜋=√ =1,319476777 cm
3,14
calculate ingate
jumlah ingate = 1
Velocity
Sprue
Height, h
8 (cm) 10
Jenis Gatting
9 System Parting Line
Tapered Round
10 Tipe Sprue Sprue
Jumlah
11 Ingate 1
Jumlah
12 Runner 1
Effective
Sprue Height
13 (ESH) 9,27125
Pouring Rate
(R) For Al
14 (kg/sec) 0,31215509
Pouring
Time ,tp
15 (sec) 0,640707157
Calculate
Sprue Area,
16 As (cm2) 0,938417177
Jari - jari, r
(cm) 0,546679955
Diameter
bawah
Sprue, Ab
(cm) 1,093359911
Tinggi
Pouring
Basin, b (cm) 2
Diameter
atas Sprue
(cm) 1,664570893
Gatting
17 Ratio Sprue Runner Ingate Sprue Runner Ingate
Runner,t(cm)
Lebar runner
(cm) 0,563050306
Calculate
Well
21 Dimension
Jari - jari, r
(cm) 1,319476777
Diameter
bawah. Ab
(cm) 1,093359911
Well Area
(cm) 5,466799553
Well Depth 6
Calculate
22 Ingate
Jumlah
Ingate 1
Luas area
Ingate (cm2) 0,750733741
Asumsi
kedalaman
Ingate, t(cm) 0,75
24 Velocity
Vs 123,2
Vr 136,8888889
Vg 154
Reynold
25 Number
Nr Sprue
(cm2/kg) 431,5224883
Nr Runner
(cm2/kg) 479,4694315
Nr Ingate
(cm2/kg) 539,4031104
Yang pertama penyusun buat dari pola adalah puring basinyang memiliki
bagian cook untung menyaring atau menghambat slag masuk langsung ke spruea.
Puring basin juga digunakan agar aliran logam cair tidak terlalu cepat karena jika
terlalu cepat akan menyababkan aliran logam cair yang turbelen yang berakibat
meningkatnya daerah yang terkena udara maka oksidasi mudah terjadi.
Lalu pembuatan well dengan ketinggian well 6cm yang berpunsi sebagai
penampung slag yang berat jenisnya lebih besar di banding logam cair makan
akan mengendap di well. Lalu fungsi lai dari well adalah agar logam cair tidak
menumbuk langsung denganruner. Dalam pembuatan well tingginya tidak di
boleh terlalu tinggi karena menyebabkan pembekuan dini pada logam cair karena
waktu yang di butuhkan logam cair ke dalam pola produk tidak sempat.
Setelah itu pembuatan runner , dalam pembuatan runner yang perlu di perhatikan
adalah penempatan cook yang tidak boleh terlalu dekat dengan runner ektension
karena cook tidak akan efesian menahan slag yang masih lolos dari well jika
trerlalu dekat dengan runner ektension. Runner akan berada di drag pada saat
pembuatan runer ektension .