Professional Documents
Culture Documents
BAB VI
PEMBAHASAAN
B. Nyeri Dan Ansietas Post Operasi Bedah Mayor Post Test Kelompok
Perlakuan dan Kelompok Kontrol.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelompok perlakuan (n=16) dan
kelompok kontrol (n=16) di IRNA Ibnu Rusyd kelas III, Rumah Sakit
Muhammadiyah Palembang terdapat penurunan rerata mean pada kedua
variabel baik dikelompok perlakuan maupun kelompok kontrol.
Asuhan post operasi (segera setelah operasi) harus dilakukan di ruang
pemulihan/ ruang rawat inap (Kostania, 2014). Asuhan pasca operasi secara
umum meliputi beberapa masalah keperawatan diantaranya mengurangi
ansietas dan mengurangi nyeri dengan teknik menejemen nyeri (Potter dan
perry, 2010). Pada kelompok perlakuan rerata skala nyeri setelah pemberian
aromaterapi melalui kerophy JP1 pada T1 (4,69) dan menurun hingga T4
(1,62). Berdasarkan pengalaman responden aromaterapi melalui Kerophy JP1
dirasa lebih efektif dibanding dengan pengharum ruangan. Berdasarkan
karakterisitik ruang rawat inap kelas III di Rumah Sakit Muhammadiyah
Palembang, terdapat 8 tempat tidur didalam satu ruang rawat inap, berbeda
dengan ruang rawat inap kelas II dan kelas I.
Secara umum klien mengeluh bau tidak sedap yang bercampur pada
saat ruang rawat penuh. Jika dilihat beda mean antara data pre dan post test
secara berurutan pada T1 (2,37), T2 (2,57), T3 (2,19) dan T4 (2,06). Beda
73
mean tertinggi pada T2 (2,57). Potter dan Perry (2010) salah satu faktor yang
mempengaruhi nyeri adalah pengalaman sebelumnya. Brunner dan Suddarth
(2012) Seseorang yang pernah berhasil mengatasi nyeri dimasa lampau, dan
saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia akan mudah untuk mengatasi nyeri
tergantung pengalaman dimasa lalu dalam mengatasi nyeri. Hasil penelitian
narilawati (2015) aromaterapi citrus yang diberikan selama 3 hari dapat
menurunkan tingkat nyeri.
Price (1997) sifat analgesik dari minyak esensial merupakan reaksi
antiinflamasi, sirkulasi serta detoksifikasi yang ditimbulkan oleh beberapa
jenis minyak essensial. Yuwono (2014) kulit jeruk purut terbanyak
mengandung limonen (linalool). Buckle (2015) bau yang mengandung ion
minyak atsiri berbahan aktif linalool tersebut dibawa neuron menuju sistem
limbik untuk diteruskan ke hipotalamus. Di hipotalamus bau tersebut akan
merangsang kelenjar pituitary untuk melepaskan agen kimia kedalam
sirkulasi darah untuk mengatur kelenjar adrenal dan tiroid supaya
menurunkan aktifitasnya yang sebelumnya dirangsang oleh adanya stimulus
stressor yang menimbulkan reaksi hormon epineprin dan norepineprin.
Bau ini juga merangsang daerah di otak yang disebut raphe nucleus
untuk mengeluarkan sekresi serotonin yang menimbulkan efek rileks
sebagai akibat inhibisi eksitasi sel. Striya (2014) relaksasi yang dirasakan
klien dapat mengubah persepsi klien terhadap nyeri.
Sedangkan rerata skor ansietas pada T1 (4,12) menurun hingga T4
(0,25). Jika dilihat dari beda mean secara berurut pada T1 (4,12), T2 (3,31),
T3 (2,88) dan T4 (1,44). Skor tertinggi pada T1 (4,12) faktor yang
memepengaruhi ansietas salah satunya adalah pengalaman. Berdasarkan
penelitian Kuraesin (2009) faktor-faktor yang memepengaruhi ansietas
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan adalah pengalaman dan
tingkat pendidikan, sedangkan usia dan jenis kelamin tidak menunjukkan ada
hubungan. Ansietas pada kondisi pasca bedah, kondisi emosional dan
pengalaman subyektif individu terhadap obyek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman. Operasi bedah mayor merupakan tidakan
74
relaksasi nafas dinilai efektif dalam menurunkan tingkat nyeri pada klien
pasca operasi fraktur cruris.
Sedangkan rerata mean skor ansietas K1 (5,44) menurun hingga K4
(0,94). Jika dilihat beda mean secara umum skor ansietas kelompok kontrol
pada K1 (1,63), K2 (1,30), K3 (1,75) dan K4 (1,32). Berdasarkan penelitian
Gea (2014) hasil penelitian ada pengaruh teknik relaksasi nafas dalam
terhadap penurunan tingkat ansietas pada klien pre operasi, hasil uji statistik
p-value 0,001. Smeltzer dan Bare (2012) Tindakan relaksasi dapat dipandang
sebagai tindakan pembebasan mental dan fisik dari tekanan dan stress.
Dengan relaksasi klien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri.
Kemampuannya dalam melakukan relaksasi fisik dapat dapat menyebabkan
relaksasi mental. Relaksasi memberikan efek secara langsung terhadap tubuh
seperti tekanan darah, nadi dan frekuensi pernafasan, penurunan konsumsi
oksigen oleh tubuh serta penurunan tegangan otot.
Berdasarkan uraian diatas peneliti berasumsi bahwa dilihat dari hasil
penelitian terdapat selisih beda mean antara kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol antara skor pre dan post test. Pada kelompok perlakuan
responden diberikan aromaterapi dengan menggunakan kerophy JP1,
mekanisme aromaterapi melalui sistem pernafasan mempengaruhi sistem
olfaktori. Kandungan limonen/ linalool dalam ekstrak jeruk purut dapat
mengahambat menghabat rhape nukleus untuk mengeluarkan sekresi
serotonin yang menimbulkan efek rileksasi. Sedangkan teknik relaksasi
nafasdalam adalah tindakan keperawatan dengan nafas dalam yaitu menahan
inspirasi hingga batas maksimal dan melakukan ekspirasi secara perlahan
sebagai tindakan pembebasan fisik dan mental dari tekanan dan stress. Pada
kondisi rileksasi klien dapat mengubah persepsi terhadap nyeri dan ansietas.
data pretest 1 dan posttest 4 pada variabel nyeri dan ansietas kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol. Selanjutnya peneliti menggunakan uji
parametrik independent t-test dan uji alternatif non parametrik man whiteney
apabila diketahui syarat uji parametrik tidak terpenuhi yaitu data homogen
dan berdistribusi normal. Peneliti menggunakan uji normalitas shapiro wilk
karena responden < 50 dengan p value > 0,05 data berdistribusi normal,
sedangkan uji homogenitas menggunakan uji levenes test p value > 0,05 data
homogen. Dari hasil penelitian didapat data uji normalitas Shapiro Wilk pada
variabel nyeri kelompok perlakuan (0,038) sedangkan kelompok kontrol
(0,256), sedangkan uji homogenitas levene’s tets pada variabel nyeri (0,120).
Dari data tersebut dapat diasumsikan bahwa data homogen tidak berdistribusi
normal pada salah satu kelompok, sehingga analisis bivariat menggunakan uji
Man Whitney.
Dari hasil penelitian pada variabel nyeri p value (0,045) sedangkan
pada variabel ansietas p value (0,001), karena pada kedua variabel p value <
0,05 maka dapat hipotesis diterima. Hal ini menyatakan bahwa kerophy JP1
lebih efektif dibanding dengan teknik relaksasi nafas dalam.
Rahmi, Dkk (2013) Jeruk purut mengandung alkaloid polifenol, α-
tokoferol, minyak atsiri, tannin, steroid triterpenoid, sitronellal, flavanoid
sianidin, myricetin, peonidin, quercetin, luteolin, hesperetin, apigenin, dan
isorhamnetin. Senyawa kimia yang dominan ada pada bagian-bagian tanaman
jeruk adalah flavanoid dan miyak atsiri. Yuwono (2014) kandungan limonen/
linalool 45,76%. Linalool berfungsi sebagai anxiolitic atau zat yang dapat
menurunkan ansietas, aktifitas utamanya adalah meningkatkan kekebalan
tubuh serta melancarkan sirkulasi dan meningkatkan respon eksitasi sel.
Potter dan Perry (2010) faktor yang mempengaruhi nyeri diantaranya adalah
ansietas. Dalam beberapa penelitian sebelumnya terdapat hubungan yang
bermakna antara ansietas dengan nyeri.
Ulfiyati, dkk (2013) memanfaatkan masker kain yang umumnya
menjadi pelindung saluran pernafasan, manjadi masker aromateraphy
(Kerophy). Respon relaksasi yang dirasakan individu dapat mengubah
persepsi terhadap nyeri dan ansietas. Hal ini sejalan dengan penelitian
78
D. Keterbatasan Peneliti
1. Keterbatasan peneliti dalam mengontrol faktor-faktor yang mempengaruhi
nyeri dan ansietas
Peneliti berfokus pada penurunan respon psikologis klien terhadap
ansietas menggunakan citrus aromaterapi, peneliti tidak mengintervensi
penyebab dari nyeri dan ansietas itu sendiri. Dimana walaupun secara
umum respon klien terhadap nyeri dan ansietas menurun, namun faktor
penyebabnya tetap ada dan berpotensi menimbulkan serangan nyeri dan
ansieats berulang. Seelain itu, peneliti telah memnentukan kriteri
penelitian pada klien hanya dengan terapi farmakologi NSAID, dengan
pemberian tindakan 6 jam setelah pemeberian analgetik, namun peneliti
belum mengontrol sepenuhnya waktu pemberian analgeik tersebut, karena
pemberian dilakukan oleh perawat yang berjaga di shift tersebut. Peneliti
hanya medapat informasi dari perawat waktu pemberian analgetik.
Diharapkan pada penelitian selanjutnya selain mencari dan menguji
kebenaran hipotesis juga memberikan solusi atau treatment pada
faktor yang menyebabkan terjadinya nyeri dan ansietas agar responden
mendapatkan nilai tambah dalam mengikuti penelitian ini, selain gejala
dari respon nyeri dan ansietas dapat berkurang penyebabnyapun dapat
dihilangkan atau dikurangi.
79