You are on page 1of 52

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufiq, serta
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tugas resensi jurnal mata
kuliah Ekonomi Wilayah yang berjudul “Critical Review : Analisis Struktur Ekonomi
Dan Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung” dengan lancar.
Selama proses penulisan makalah ini, kami banyak mendapatkan bantuan dari
pihak-pihak lain sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan optimal, sehingga
pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini, yaitu:

1. Bapak Dr. Ir. Eko Budi Santoso, Lic.rer.reg. dan Ibu Vely Kukinul Siswanto,
ST, MT, MSc. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Wilayah.
2. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan motivasi.
3. Rekan-rekan di jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota ITS yang memberikan
motivasi dan bantuan demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Kami berharap, semoga makalah ini dapat bermanfaat terutama dalam


menambah wawasan tentang analisis lokasi dan keruangan. Tak ada gading yang tak
retak, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan.

Surabaya, 28 Maret 2018

Penulis

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 1


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... 1


DAFTAR ISI.................................................................................................................. 2
Dekripsi Isu Pokok ......................................................................................................... 3
Kritik Isu Pokok ............................................................................................................. 7
Kesimpulan Pembahasan Isu Pokok .............................................................................. 8
Lesson Learned .............................................................................................................. 8
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 10
LAMPIRAN ................................................................................................................. 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur ekonomi Kabupaten Mesuji Tahun 2012-2013............................... 4

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten


Mesuji Tahun 2010-2012 ............................................................................................... 5
Tabel 2 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Mesuji Tahun 2010-2012 ..................... 6

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 2


Critical Review jurnal
Ekonomi Wilayah – Kelas A

Siska Aprilia Sari, 08211540000040


Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Arsitertur, Desain dan Perencanaan
ITS Surabaya

Nama Pengarang : Irnando Sobetra, Anuar Sanusi


Tahun : 2014
Nama Jurnal : Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Judul Jurnal : ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN
SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MESUJI PROVINSI
LAMPUNG
Halaman : 292-312
Diterbitkan pada : SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA Desember 2014
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian &
Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16

Dekripsi Isu Pokok

Pembangunan ekonomi harus dilaksananakan secara terpadu, seimbang dan


berkelanjutan sehingga dicapai suatu kesatuan pembangunan nasional. Dalam era
otonomi daerah ini, untuk membangun ekonomi nasional perlu adanya pembangunan
ekonomi daerah yang memiliki tujuan untuk memberikan kesejahteraan dan
kemakmuran dalam suatu daerah dan menghilangkan ketimpangan pembangunan satu
daerah dengan daerah lainnya. Mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi unggulan
adalah salah satu upaya untuk mempercepat proses pencapaian tujuan pembangunan
ekonomi daerah. Kabupaten Mesuji adalah salah satu kabupaten yang ada di provinsi
lampung yang memberi sumbangan besar PDRB dalam sector pertanian dalam tahun-
tahunnya. Namun, adanya moderenisasi membuat sector jasa, bangunan dan
perdagangan, hotel dan restoran mengalami perkembangan yang pesat. Perkembangan
ini lah yang kemudian peneliti kaji untuk mendapatkan sector ekonomi unggulan dalam
usaha pembangunan daerah.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 3


Gambar 1 Struktur ekonomi Kabupaten Mesuji Tahun 2012-2013

Sumber : Data sekunder dalam Penelitian: Analisis Struktur Ekonomi Dan Penentuan
Sektor Unggulan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung (Sobetra dkk,2014)

Dalam menangani perubahan tersebut, dalam penelitian ini dilakukan analisis


Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share untuk mengetahui sektor-sektor
unggulan mana sajakah yang layak untuk mendapatkan prioritas pengembangan
sehingga bisa meningkatkan perekonomian di Kabupaten Mesuji. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data selama tahun 2012 hingga tahun 2013. Dalam analisis
tipologi klassen yang mengklasifikasikan sector-sektor ekonomi Kabupaten Mesuji,
didapatkan bahwa sector yang mempunyai kontribusi rata-rata paling besar terhadap
PDRB Kabupaten Mesuji adalah sektor pertanian 47,92% namun, pertumbuhan rata-
rata paling besar ditunjukkan oleh sektor jasa-jasa sebesar 24,62%.

Selanjutnya dilakukan analisis LQ untuk mengetahui sektor ekonomi mana


yang merupakan basis dan non basis. Dalam analisis ini, digunakan variabel berupa
besarnya PDRB per sektor di Provinsi Lampung dan Kabupaten Mesuji. Apabila hasil
perhitungan menunjukkan (LQ > 1) berarti sektor tersebut merupakan sektor basis.
Namun bila nilai (LQ < 1) maka sektor tersebut bukan merupakan basis. Pada penelitian
ini digunakan data series mulai tahun 2010-2012 sehingga hasilnya akan didapatkan
nilai LQ rata-rata selama tahun 2010-2012.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 4


Tabel 1 Hasil Perhitungan Rata-Rata Indeks Location Quotient (LQ) Kabupaten
Mesuji Tahun 2010-2012

LQ Rata-Rata 1994-
Sektor Keterangan
2002
Pertanian 1,32 Basis
Pertambangan dan Penggalian 0,10 Non-basis
Industri Pengolahan 1,50 Basis
Listrik, Gas dan Air Bersih 0,02 Non-basis
Bangunan 0,50 Non-basis
Perdagangan, Hotel dan
1,02 Basis
Restoran
Pengangkutan dan Komunikasi 0,27 Non-basis
Keuangan, Persewaan dan
0,46 Non-basis
Perusahaan
Jasa-Jasa 0,51 Non-basis
Sumber : Data sekunder dalam Penelitian: Analisis Struktur Ekonomi Dan Penentuan
Sektor Unggulan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung (Sobetra dkk,2014)

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sektor yang merupakan basis
di Kabupaten Mesuji adalah (1) sektor Pertanian, (2) sektor Industri Pengolahan, dan
(3)sektor Perdagangan, hotel dan restoran. Analisis ini kemudian dilanjutkan dengan
analisis Shift Share. Analisis Shift Share digunakan untuk mengetahui proses
pertumbuhan ekonomi suatu daerah dalam kaitannya dengan perekonomian acuan,
yaitu wilayah yang lebih luas (Provinsi Lampung). Variabel yang digunakan adalah
pendapatan yang bersumber dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten
Mesuji dan Provinsi Lampung. Hasil dari Analisis Shift Share dalam penelitian ini,
apabila bernilai positif maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji lebih cepat
daripada Provinsi Lampung. Namun sebaliknya, apabila nilainya negatif, maka
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji lebih lambat daripada Provinsi Lampung.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 5


Tabel 2 Hasil Analisis Shift Share Kabupaten Mesuji Tahun 2010-2012

Terbesar Terendah Total


Komponen (Milyar Rupiah) (Milyar Rupiah) (Milyar
Rupiah)
574,78 0,13
(Sektor Pertanian) (Sektor Listrik,
Provincial Share 1233,62
gas, dan air
bersih)
19,73
(Sektor -57,25
Proportional Shift Keuangan, (Sektor Pertanian) -43,42
persewaan, dan
jasa perusahaan)
51,11 -206,69
-Diffential Shift -216,60
(Sektor Jasa-jasa) (Sektor Pertanian)
Total Shift share 973,60
Sumber : Data sekunder dalam Penelitian: Analisis Struktur Ekonomi Dan Penentuan
Sektor Unggulan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung (Sobetra dkk,2014)

Berdasarkan table diatas. Pertumbuhan keseluruhan sector ekonomi Kabupaten


Mesuji mengalami pertumbuhan yang relatif lebih cepat dibanding dengan sektor yang
sama di tingkat .Provinsi Lampung senilai 973,60 milyar Rupiah. Hal ini kemudian
dijabarkan lagi dalam tiga komponen. Dalam Komponen Provincial Share yang
menunjukkan besarnya kontribusi pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Mesuji
terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Lampung senilai 1233,62 milyar Rupiah.
Dalam komponen Proportional Shift, menunjukkan bahwa sektor ekonomi Kabupaten
Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih lambat di tingkat Provinsi Lampung 43,42
milyar Rupiah, hal ini didapat dalam sumbangan sektor pertanian yang mengalami
defisit. Sedangkan dalam komponen Diffential Shift ditunjukkan bahwa keseluruhan
pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Mesuji mengalami keterlambatan
senilai 216,60 milyar Rupiah dibanding dengan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi
yang sama di tingkat Provinsi Lampung, hal ini lagi-lagi disebabkan oleh tingginya
keterlambatan pertumbuhan yang ditunjkkan dalam angka defisit dalam sektor
pertanian sebesar 206,69 milyar Rupiah.

Hasil dari ketiga analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
maka yang merupakan sektor ekonomi unggulan Kabupaten Mesuji yang memenuhi
kriteria sebagai sektor maju dan tumbuh dengan pesat, sektor basis, dan memiliki daya
saing adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 6


Kritik Isu Pokok

Berdasarkan teori perencanaan wilayah, setiap wilayah perlu melihat sektor apa
saja yang memiliki potensi besar dan dapat dikembangkan dengan cepat berdasarkan
karakteristik wilayahnya berbentuk keunggulan komparatif maupun competitif yang
dimiliki. Sektor-sektor yang potensial ini perlu disinergikan dan didukung dengan
infrastruktur yang memadai, seperti misalnya jalan raya dan fasilitas komunikasi.
Dengan adanya sinergitas antara pengembangan sektor-sektor potensial ini didukung
oleh infrastruktur yang memadai, diharapkan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
Mesuji dapat berlangsung dengan cepat.
Dalam kasus Kabupaten Mesuji, Sektor besar yang potensial adalah sector
pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran, namun seperti pada penjelasan
rumusan masalah diatas, sektor unggulan ini kemudian disusul oleh sektor
perdagangan, hotel dan restoran yang mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Hal
ini kemudian diperkuat melalui ketiga analisis yang menunjukkan bahwa yang
memenuhi kriteria sebagai sektor maju dan tumbuh dengan pesat, sektor basis, dan
memiliki daya saing adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Berdasarkan deskripsi diatas, dalam analisis LQ terdapat 3 sektor basis di
Kabupaten Mesuji yaitu sektor Pertanian (1,32), sektor industri pengolahan (1,50),
sektor perdagangan/hotel/restoran (1,02) dan sektor jasa (1,01). Sektor pertanian
menjadi sektor paling dominan di Kabupaten Mesuji. Akan tetapi, sektor pertanian
merupakan sektor tradisional yang bersifat komparatif sehingga tanpa usaha besar
untuk meningkatkan edit value nya (dapat dengan cara, misalkan teknologi)
pertumbuhan sector ini akan stagnan karena hasil panen dan lahan yang tidak
meningkat. Dibuktikan dalam analisis selanjutnya, Shift share yang menunjukkan
bahwa sector pertanian mengalami pertumbuhan yang lambat (angka defisit).
Permasalahan ekonomi wilayah yang terdapat di Kabupaten Mesuji diantaranya
adalah sektor yang menjadi basis unggulan sekarang merupakan sektor tradisional
berbentuk pertanian, sehingga selanjutnya dapat diarahkan berkembang ke sektor lain
(perdagangan, hotel dan restoran) sesuai dengan pertumbuhan sektor ini yang
berkembang pesat. Menurut pandangan saya, langkah pertama dalam usaha
mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji adalah dengan mengalihkan
fokus pembangunan ekonomi ke sector perdagangan, hotel dan restoran. Selanjutnya,
untuk lebih mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji dibutuhkan
sinergitas antara pengembangan ekonomi berbasis lokal, peningkatan SDM, serta
pengembangan sektor-sektor potensial serta dibarengi dengan pembangunan
infrastruktur pendukung. Dengan adanya sinergitas dari keempat aspek ini, maka
diharapkan perekonomian di Kabupaten Mesuji dapat tumbuh lebih cepat.
Jika menginginkan mempertahankan sector pertanian sebagai sector unggulan
Kabupaten, menurut saya perlu diadakan beberapa program yang dapat menambah edit
value dari sector pertanian sendiri. Diperlukan lebih dari sekedar keunggulan
komparatif untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi daerah. Pengembangan sector
Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 7
pertanian ini dapat dibarengi dengan sector perdagangan, hotel dan restoran dalam
strategi pengembangan wilayah berbasis pariwisata. Dalam jurnal Politik Indonesia:
Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64 berjudul Pembangunan Desa
Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur oleh Irma
Fitriana Ulfa, dkk pengembangan potensi local berbentuk sector pertanian dapat
dikemas dalam usaha agro (agrobisnis) yang dapat diintegrasikan dengan sarana dan
prasarana yang ada juga lokasi potensial untuk pariwisata yang dimiliki baik alami
maupun buatan menjadi agrowisata.
Sektor perdagangan, hotel dan restoran dapat menjadi sarana pengembangan
agrowisata Kabupaten Mesuji, dibarengi dengan Sumberdaya Manusia (SDM) yang
menunjang kegiatan ini, sumberdaya Alam berbentuk hasil pertanian agro yang
memiliki edit value secara kompetitif khas Kabupaten Mesuji, serta dukungan
kelembagaan dan prasarana yang menunjang kegiatan ini. Pengembangan ekonomi
antar sector diharapkan dapat terjadi dengan baik sehingga dapat mempercepat satu
sama lain.

Kesimpulan Pembahasan Isu Pokok


Sektor ekonomi wilayah merupakan sektor yang penting bagi kemajuan atau
pertumbuhan suatu wilayah. Dalam kasus Kabupaten Mesuji, Sektor besar pertanian
tergeser dari sector potensial Kabupaten Mesuji oleh sektor perdagangan, hotel dan
restoran, karena pertumbuhannya yang melambat. Sektor pertanian yang bersifat
komparatif perlu usaha lebih dalam usaha meningkatkan edit value nya.
Dalam usaha mempercepat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji perlu
dilakukan pengalihan fokus pembangunan ekonomi ke sektor perdagangan, hotel dan
restoran yang dibarengi dengan sinergitas antara pengembangan ekonomi berbasis
lokal, peningkatan SDM, serta pengembangan sektor-sektor potensial serta dibarengi
dengan pembangunan infrastruktur pendukung. Dengan adanya sinergitas dari keempat
aspek ini, maka diharapkan perekonomian di Kabupaten Mesuji dapat tumbuh lebih
cepat.
Opsi lain untuk mepercepat pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan kegiatan
baru yang berintegrasi dan memiliki keunggulan kompetitif. Pengembangan wilayah
Berbasis Potensi Lokal Agrowisata dapat dicoba sebagai langkah mengintegrasikan
sector pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sehingga pengembangan
ekonomi antar sector diharapkan dapat terjadi dengan baik sehingga dapat
mempercepat satu sama lain.

Lesson Learned

Dalam konteks ekonomi kewilayahan, dikenal istilah sektor basis dan non basis.
Sektor ekonomi basis adalah sektor ekonomi yang menghasilkan komoditas/jasa yang
selain digunakan untuk keperluan konsumsi daerah tersebut, juga diekspor ke wilayah
lainnya. Sedangkan ekonomi basis adalah sektor ekonomi yang hanya menghasilkan
komoditas untuk dikonsumsi dalam wilayah tersebut saja. Dibandingkan dengan sektor
Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 8
non basis, sektor basis merupakan sektor yang dapat mendorong pertumbuhan wilayah
berkembang secara cepat.
Untuk menganalisis sektor mana saja yang termasuk dalam sektor basis, dapat
digunakan analisis Location Quotient (LQ). Dimana hasil perhitungan imi, apabila nilai
LQnya lebih dari 1 (LQ > 1), maka sektor tersebut merupakan sektor basis. Sedangkan
apabila nilainya kurang dari 1, maka sektor tersebut merupakan sektor non basis. Selain
analisis Location Quotient (LQ), untuk mengetahui sektor apa saja yang potensial untuk
dikembangkan disuatu kawasan, dapat juaga dikombinasikan dengan analisis
Differential Shift (Dj). Dari kombinasi dua analisis ini didapatkan tingkat prioritas
pengembangan sektor-sektor yang terdapat dalam suatu wilayah.
Dalam hal perkembangan wilayah, dapat terjadi perubahan sektor basis akibat
pertumbuhan ekonomi yang masif di salah satu sektor. Keunggulan kompetitif
merupakan hal penting untuk tetap mempertahankan kondisi ekonomi. Jika hanya
bergantung pada keunggulan komparatif, pertumbuhan ekonomi kurang maksimal dan
cenderung stagnan. Keunggulan kompetitif dapat diciptakan untuk menambah edit
value wilayah tersebut juga menarik kegiatan-kegiatan lain untuk berkembang.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 9


Daftar Pustaka

Arsyad, Lincolin. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah.


Yogyakarta: BPFE.

Irnando Sobetra, Anuar Sanusi. Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-
6171 SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA. 2014. Analisis Struktur Ekonomi Dan
Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten Mesuji Provinsi Lampung

Irma Fitriana Ulfah, Andi Setiawan, Alfiyatur Rahmawati. Politik Indonesia:


Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64. 2017. Pembangunan Desa
Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Padang: Baduose Media

Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.

Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi edisi Revisi. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 10


LAMPIRAN
Lampiran 1 : Analisis Struktur Ekonomi Dan Penentuan Sektor Unggulan Kabupaten
Mesuji Provinsi Lampung. Oleh Irnando Sobetra, Anuar Sanusi. 2014.

Lampiran 2 : jurnal Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa


Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur. Oleh Irma Fitriana Ulfah, Andi Setiawan, Alfiyatur
Rahmawati

Citrical Review – Ekonomi Wilayah A | 11


Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN


SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MESUJI
PROVINSI LAMPUNG
Irnando Sobetra1, Anuar Sanusi2
1
Pemerintah Daerah Provinsi Lampung
2
Jurusan Manajemen, Informatics and Business Institute Darmajaya
Jl. Z.A. Pagar Alam No. 93 Labuhan Ratu – Bandar Lampung – Indonesia 35142
Telp : (0721) 787214; Fax : (0721) 700261

ABSTRAK

Kebijakan pembangunan yang didasarkan pada kekhasan daerah (endogenous


development) melalui optimalisasi potensi sumberdaya lokal merupakan kebutuhan yang
perlu dipersiapkan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan ekonomi daerah.
Mengidentifikasi sektor-sektor ekonomi potensial adalah salah satu upaya untuk
mempercepat proses pencapaian tujuan pembangunan ekonomi dimaksud. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui struktur ekonomi dan menentukan sektor unggulan di
Kabupaten Mesuji. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa data runtun
waktu (time series) dari Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Mesuji dan
Provinsi Lampung tahun 2010-2012. Alat analisis yang digunakan adalah Tipology
Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share. Hasil analisis Tipology Klassen
menunjukkan bahwasektor yang maju dan tumbuh pesat di Kabupaten Mesuji adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hasil analisis Location Quotient menunjukkan
bahwa sektor basis di Kabupaten Mesuji adalah sektor pertanian, industri pengolahan
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hasil analisis Shift-Share menunjukkan
bahwa sektor yang memiliki daya saing adalah sektor pertanian, industri pengolahan,
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Hasil analisis per sektor berdasarkan ketiga
analisis tersebut menunjukkan bahwa sektor ekonomi yang merupakan sektor unggulan
Kabupaten Mesuji dengan kriteria sektor maju dan tumbuh pesat, sektor basis, dan
kompetitif adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

Kata kunci: sektor unggulan, Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share.

ABSTRACT

Development policy that is based on regional characteristics (endogenous


development) through local resources potency optimization is a requirement to achieve
the goal of regional economy development. Identification of potential economic sectors is
an effort to accelerate achieving process of economy development. This research aims to
determine economic structure and dominant sector in district of Mesuji. This research use
secondary data of time series data of Gross Domestic Regional of Mesuji and Lampung
in 2010-2012. Analysis tool that is used is Typology Klassen, Location Quotient, and
Shift-Share. Result of Typology Klassen show that advance and rapidly growing sector is
trading, hotel, and restaurant. Result of Location Quotient show that base sector in
Mesuji is agriculture, industry, trading, hotel, and restaurant. Result of shift-share
analysis show that compatible sector is agriculture, industry, trading, hotel and

292
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

restaurant. Result of analysis per sector based on three analysis show that dominant
sector of economy in Mesuji that advance and rapidly growing, base sector, and
competitive are trading sector, hotel sector, and restaurant sector.

Keywords : dominant sector, Typology Klassen, Location Quotient, and Shift-share

1. PENDAHULUAN

Penentuan sektor unggulan menjadi hal yang penting sebagai dasar


perencanaan pembangunan daerah sesuai era otonomi daerah. Saat inidaerah
memiliki kesempatan dan kewenangan untuk membuat kebijakan yang sesuai
dengan potensi daerah guna mempercepat pembangunan ekonomi daerah yang
pada akhirnya untuk peningkatan kemakmuran masyarakat. Perhatian dan pemicu
pertumbuhan ekonomi daerah semakin meningkat dalam era otonomi daerah. Hal
ini cukup logis, karena dalam era otonomi daerah masing-masing daerah
berlomba-lomba meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerahnya, guna
meningkatkan kemakmuran masyarakatnya. Oleh karena itu, pembahasan tentang
struktur dan faktor penentu pertumbuhan daerah akan sangat penting artinya bagi
pemerintah daerah dalam menentukan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi di daerahnya. Data dasar akan memberi
gambaran prioritas pembangunan yang akan dilaksanakan sehingga program
perencanaan akan tepat sasaran serta memberi manfaat yang signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Mesuji. Pembangunan ekonomi daerah
kususnya Kabupaten Mesuji maupun kabupaten-kabupaten lain di Indonesia
merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan pemerintah daerah
bersamadengan masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan sumber daya
yang tersedia secara optimal untuk mendorong kegiatan ekonomi sekaligus
meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.
Melalui otonomi daerah, pemerintah daerah diharapkan dapat lebih kreatif
dalam mengembangkan perekonomian di wilayahnya dengan melibatkan peran
aktif masyarakat dan swasta untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Dengan demikian maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator

293
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

keberhasilan pelaksanaan pembangunan ekonomi daerah melalui otonomi daerah.


Percepatan peningkatan pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tanggung
jawab yang harus dilaksanakan oleh setiap pemerintah daerah berdasarkan sumber
daya ekonomi yang ada di wilayahnya. Konsekuensi pelaksanaan pembangunan
dengan sumber daya ekonomi yang terbatas adalah dengan menitikberatkan
pembangunan pada sektor-sektor yang mampu memberikan dampak pengganda
(multiplier effect) yang besar terhadap sektor-sektor lainnya atau perekonomian
secara keseluruhan.
Sektor unggulan (leading sector) dalam perekonomian daerah menjadi
faktor penting yang perlu dipertimbangkan pemerintah daerah dalam menyusun
kebijakan pembangunan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, peningkatan
kesejahteraan masyarakat, serta efisiensi dan efektivitas dalam pelaksanaannya.
PDRB Kabupaten Mesuji selama tahun 2010-2012 rata-rata sebesar 3,284 trilyun
Rupiah dengan tingkat pertumbuhan rata-rata 12,03 persen pertahun.
Dari kesembilan sektor ekonomi PDRB Kabupaten Mesuji, sektor
pertanian memberikan sumbangan terbesar rata-rata sebesar 47,92 persen per
tahun, diikuti sektor industri pengolahan sebesar 23,62 persen per tahun, dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,99 persen per tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa bahwa struktur ekonomi Kabupaten Mesuji didominasi oleh
sektor pertanian, industri pengolahan, serta perdagangan, hotel, dan restoran yang
merupakan sektor-sektor yang menjadi tulang punggung kegiatan perekonomian
di Kabupaten Mesuji. Melalui tabel 1diperlihatkan bahwa tingkat pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Mesuji selama tahun 2010-2012 rata-rata 12,03 persen
pertahun. Tingkat pertumbuhan tertinggi disumbangkan sektor jasa – jasa sebesar
24,62 persen per tahun, diikuti sektor bangunan sebesar 19,55 persen per tahun,
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 19,44 persen per tahun di
posisi ketiga. Hal ini menunjukkan bahwa sektor jasa - jasa, sektor bangunan dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor-sektor yang saat ini
sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat dalam perekonomian
Kabupaten Mesuji.

294
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

Dilatar belakangi uraian-uraian diatas penelitian ini akan mengkaji


perubahan dan pertumbuhan sektoral dalam struktur ekonomi Kabupaten Mesuji
dan menentukan sektor-sektor unggulan untuk menjadi bahan pertimbangan
dalam perumusan kebijakan pembangunan di Kabupaten Mesuji. Judul penelitian
ini adalah “ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR
UNGGULAN DI KABUPATEN MESUJI PROVINSI LAMPUNG”.

2. METODE PENELITIAN

Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data file riset penelitian ini adalah dokumentasi
melalui pengumpulan data PDRB Kabupaten Mesuji dan PDRB Provinsi
Lampung periode 2012-2013 berbentuk hardcopy (buku).

Metode Analisis Data


a. Menghitung tingkat pertumbuhan PDRB per sektor Kabupaten Mesuji dan
PDRB Provinsi Lampung selama tahun 2012-2013 dengan rumus:

b. Menghitung rata-rata tingkat pertumbuhan PDRB per sektor Kabupaten


Mesuji (Si) dan PDRB per sektor Provinsi Lampung (S) selama tahun 2010-
2012 menggunakan rumus:

c. Menghitung tingkat kontribusi per sektor ekonomi terhadap PDRB dengan


rumus:

d. Menghitung rata-rata tingkat kontribusi per sektor ekonomi terhadap PDRB


dengan rumus:

295
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

 Analisis Location Quotient (LQ)


Analis LQ digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi basis dan non
basis di Kabupaten Mesuji. Rumusnya adalah:

 Analisis Shift-Share
a. Menghitung pertumbuhan PDRB Kabupaten Mesuji per sektor ekonomi (rij)
dengan rumus:
( Eij  Eit )
rij 
Eit

b. Menghitung pertumbuhan PDRB Provinsi Lampung per sektor ekonomi (rin)


rumus:
( Eij  Eit )
rin 
Eit

c. Menghitung pertumbuhan total PDRB Provinsi Lampung (rn) dengan rumus:


( Eij  Eit )
rn 
Eit

d. Menghitung tingkat provincial share (nij) per sektor ekonomi Kabupaten


Mesuji dengan rumus:
nij  Eij x rn

e. Menghitung tingkat proportional shift (mij) per sektor ekonomi Kabupaten


Mesuji dengan rumus:
mij  Eij x (rin  rn )

f. Menghitung tingkat differential shift (cij)


cij  Eij x (rij  rin )

g. Menghitung total shift-share (Dij) dengan menjumlahkan provincial share (nij),


proportional shift (mij), dan differential shift (cij)
h. Menginterpretasikan hasil perhitungan shift-share (Dij) berdasarkan provincial
share (nij), proportional shift (mij), dan differential shift (cij) per sektor
ekonomi Kabupaten Mesuji Tahun 2010-2012

296
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Kabupaten Mesuji


Sektor-sektor ekonomi memberikan nilai yang nyata dan jelas dalam
penyusunan Struktur Ekonomi Kabupaten Mesuji seperti gambar dibawah ini
(data diolah dari BPS Kab Tulangbawang, rata-rata PDRB Kabupaten Mesuji
tahun 2011, 2012, 2013):Struktur Ekonomi Kabupaten Mesuji dapat dilihat pada

2.82%
4.69%
3.00%

15.99% 47.92%
1.74%
0.01%
23.62%

0.21%
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas & Air Bersih
Bangunan
Perdagangan, Hotel & Restoran
Pengangkutan & Komunikasi
Gambar1.
Gambar 1. Struktur Ekonomi Kabupaten Mesuji Tahun 2012-2013

Analisis Tipologi Klassen


Analisis Tipologi Klassen digunakan untuk mengklasifikasikan sektor-
sektor ekonomi Kabupaten Mesuji ke dalam kuadran Tipologi Klassen. Untuk
mengetahui tingkat kompetensi suatu sektor ekonomi di Kabupaten Mesuji
terhadap sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung, maka digunakan sektor
ekonomi yang sama di tingkat Provinsi Lampung sebagai pembanding. Hasil
perhitungan tingkat pertumbuhan dan kontribusi rata-rata sektor ekonomi di
Kabupaten Mesuji dan Provinsi Lampung. Sektor yang memiliki kontribusi rata-

297
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

rata paling besar terhadap PDRB Kabupaten Mesuji adalah sektor pertanian
(47,92%), diikuti sektor industri pengolahan sebesar (23,62%), dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran (15,99%). Untuk pertumbuhan rata-rata, paling
besar ditunjukkan oleh sektor jasa-jasa (24,62%), diikuti sektor bangunan
(19,55%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (19,44%). Sedangkan sektor
yang memiliki pertumbuhan rata-rata paling kecil adalah sektor listrik,gas dan air
bersih sebesar (5,60%) dan diikuti oleh sektor prtambangan dan penggalian
(6,16%).Di tingkat Provinsi Lampung, sektor-sektor yang memiliki kontribusi
rata-rata paling besar adalah sektor pertanian (36,19%), diikuti sektor industri
pengolahan (15,79%), dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (15,69%).
Sedangkan sektor yang menyumbangkan kontribusi rata-rata paling kecil adalah
sektor listrik, gas, dan air bersih (0,53%). Pertumbuhan rata-rata sektor ekonomi
yang paling tinggi di Provinsi Lampung adalah sektor pengangkutan dan
komunikasi sebesar (23,48%), diikuti sektor listrik, gas dan air bersih (20,40%),
dan sektor perdagangan, hotel dan restoran (17,93%). Sementara sektor bangunan
merupakan sektor yang memiliki pertumbuhan paling rendah (10,61%).

Analisis Location Quotient


Ada sesembilan sektor ekonomi Kabupaten Mesuji diketahui terdapat tiga
sektor yang memiliki nilai LQ rata-rata selama tahun 2010-2012 di atas 1 yaitu
sektor pertanian (1,32) dan sektor industri pengolahan (1,50) dan sektor
perdagangan, hotel dan restoran (1,02). Sedangkan enam sektor lainnya memiliki
nilai LQ rata-rata selama tahun 2010-2012 di bawah 1 yaitu sektor pertambangan
dan penggalian (0,10), sektor listrik, gas, dan air bersih (0,02), sektor bangunan
(0,50), sektor pengangkutan dan komunikasi (0,27), sektor keuangan, persewaan,
dan jasa perusahaan (0,46), dan sektor jasa-jasa (0,51). Hasil ini menunjukkan
bahwa sektor pertanian, industri pengolahan dan perdagangan, hotel dan restoran
merupakan sektor-sektor ekonomi basis sekaligus penggerak sektor ekonomi
lainnya di Kabupaten Mesuji.

298
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

Analisis Shift-Share
Analisis Shift Share dalam penelitian ini menggunakan variabel
pendapatan, yaitu PDRB untuk menguraikan pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Mesuji. Komponen Provincial Share diketahui bahwa sektor pertanian
memberikan kontribusi terbesar senilai 574,78 milyar Rupiah sedangkan terendah
adalah sektor listrik, gas, dan air bersih senilai 0,13 milyar Rupiah. Secara
keseluruhan total Provincial Share sektor ekonomi Kabupaten Mesuji adalah
1233,62 milyar Rupiah. Nilai tersebut menunjukkan besaran kontribusi
pertumbuhan sektor ekonomi Kabupaten Mesuji terhadap pertumbuhan ekonomi
Provinsi Lampung senilai 1233,62 milyar Rupiah.Komponen Proportional Shift
sektor ekonomi Kabupaten Mesuji tertinggi disumbangkan sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan senilai 19,73 milyar Rupiah, sedangkan yang
terendah adalah sektor pertanian senilai defisit 57,25 milyar Rupiah. Secara
keseluruhan total Proportional Shift sektor ekonomi Kabupaten Mesuji
mengalami defisit 43,42 milyar Rupiah.
Nilai ini menunjukkan bahwa sektor-sektor ekonomi Kabupaten Mesuji
mengalami pertumbuhan yang lebih lambat di tingkat Provinsi Lampung dalam
sektor-sektor yang sama senilai 43,42 milyar Rupiah. Komponen Diffential Shift
sektor ekonomi Kabupaten Mesuji tertinggi disumbangkan sektor jasa-jasa senilai
51,11 milyar Rupiah, sedangkan yang terendah adalah sektor pertanian senilai
defisit 206,69 milyar Rupiah. Total Diffential Shift sektor ekonomi Kabupaten
Mesuji adalah defisit 216,60 milyar Rupiah. Angka tersebut berarti bahwa secara
keseluruhan pertumbuhan sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Mesuji mengalami
keterlambatan senilai 216,60 milyar Rupiah dibanding dengan pertumbuhan
sektor-sektor ekonomi yang sama di tingkat Provinsi Lampung.Komponen Total
Shif-Share sektor ekonomi Kabupaten Mesuji tertinggi disumbangkan sektor
pertanian senilai 310,85 milyar Rupiah, sedangkan yang terendah disumbangkan
sektor listrik, gas dan air brsih senilai defisit 0,04 milyar Rupiah.
Total Shif-Share sektor ekonomi Kabupaten Mesuji senilai 973,60 milyar
Rupiah. Nilai tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan sektor-sektor

299
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

ekonomi Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang relatif lebih cepat


dibanding dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung senilai 973,60
milyar Rupiah.

Pembahasan Per Sektor Ekonomi :


1. Sektor Pertanian
Rangkuman analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
sektor pertanian Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013. Hasil analisis
Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor pertanian
Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-rata sebesar 8,71 % per tahun
yang lebih rendah dibanding laju pertumbuhan rata-rata sektor yang sama di
tingkat Provinsi Lampung sebesar 14,06 % per tahun. Kontribusi rata-rata sektor
pertanian terhadap PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 47,92 % per tahun lebih
tinggi dibanding kontribusi rata-rata sektor yang sama terhadap PDRB Provinsi
Lampung sebesar 36,19 % per tahun. Hal ini berarti sektor pertanian Kabupaten
Mesuji masuk dalam Kuadran II Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke
dalam sektor yang maju tapi tertekan. Hasil analisis LQ diketahui bahwa selama
tahun 2010-2012 sektor pertanian Kabupaten Mesuji memiliki nilai LQ rata-rata
di atas 1 atau sebesar 1,32 sehingga dapat digolongkan sebagai sektor basis di
Kabupaten Mesuji.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian


Rangkuman analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013.
Hasil analisis Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor
pertambangan dan penggalian Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-
rata sebesar 6,16 % per tahun yang lebih rendah dibanding laju pertumbuhan rata-
rata sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung sebesar 14,96 % per tahun.
Kontribusi rata-rata sektor pertambangan dan penggalian terhadap PDRB
Kabupaten Mesuji sebesar 0,21% per tahun lebih rendah dibanding kontribusi

300
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

rata-rata sektor yang sama terhadap PDRB Provinsi Lampung sebesar 2,01% per
tahun.
Hal ini berarti sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Mesuji
masuk dalam Kuadran IV Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke dalam
sektor yang relatif tertinggal. Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor
pertambangan dan penggalian memiliki nilai Provincial Share positif sebesar 0,28
milyar Rupiah yang menunjukkan besaran kontribusi sektor pertambangan dan
penggalian Kabupaten Mesuji terhadap pertumbuhan sektor pertambangan dan
penggalian tingkat Provinsi Lampung sebesar 0,28 milyar Rupiah. Nilai
Proportional Shift sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Mesuji negatif
sebesar defisit 0,58 milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor pertambangan dan
penggalian Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lambat di tingkat
Provinsi Lampung sebesar defisit 0,58 milyar Rupiah.
Nilai Differential Shift sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten
Mesuji positif sebesar 0,57 milyar Rupiah menunjukkan sektor pertambangan dan
penggalian Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar
0,57 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung. Dan Total Shift-Share sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten
Mesuji sebesar 0,21 milyar berarti secara keseluruhan sektor pertambangan dan
penggalian Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar
0,21 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung.

3. Sektor Industri Pengolahan


Hasil rangkuman analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-
Share sektor industri pengolahan Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013.
Hasil analisis Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor
industri pengolahan Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-rata
sebesar 12,10 % per tahun yang lebih rendah dibanding laju pertumbuhan rata-
rata sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung sebesar 14,72 % per tahun.
Kontribusi rata-rata sektor industri pengolahan terhadap PDRB Kabupaten Mesuji

301
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

sebesar 23,62 % per tahun lebih tinggi dibanding kontribusi rata-rata sektor yang
sama terhadap PDRB Provinsi Lampung sebesar 15,79 % per tahun. Hal ini
berarti sektor pertambangan dan penggalian Kabupaten Mesuji masuk dalam
Kuadran II Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke dalam sektor yang maju
tapi tertekan.Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor industri pengolahan
memiliki nilai Provincial Share positif sebesar 290,18 milyar Rupiah yang
menunjukkan besaran kontribusi sektor industri pengolahan Kabupaten Mesuji
terhadap pertumbuhan sektor industri pengolahan tingkat Provinsi Lampung
sebesar 290,18 milyar Rupiah. Nilai Proportional Shift sektor industri pengolahan
Kabupaten Mesuji positif sebesar negatif 18,27 milyar Rupiah menunjukkan
bahwa sektor industri pengolahan Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan
yang lebih lambat di tingkat Provinsi Lampung sebesar 18,27 milyar Rupiah.
Nilai Differential Shift sektor industri pengolahan Kabupaten Mesuji negatif
sebesar defisit 49,14 milyar Rupiah menunjukkan sektor industri pengolahan
Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 49,14
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung. Dan Total Shift-Share sektor industri pengolahan Kabupaten Mesuji
sebesar 222,77 milyar berarti secara keseluruhan sektor industri pengolahan
Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 222,77
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung.Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis Tipology Klassen,
Location Quotient, dan Shift-Share dapat disimpulkan bahwa sektor industri
pengolahan bukan merupakan sektor unggulan Kabupaten Mesuji walau
pertumbuhannya lebih cepat dibanding provinsi, meskipun tergolong sektor
basis, sektor ini berada pada kudran II Tipologi Klassen yaitu maju tapi tertekan.

4. Sektor Listrik, Gas, dan Air Bersih


Analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share sektor listrik,
gas dan air bersih Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013. Hasil analisis
Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor listrik, gas
dan air bersih Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-rata sebesar 5,60

302
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

% per tahun yang lebih rendah dibanding laju pertumbuhan rata-rata sektor yang
sama di tingkat Provinsi Lampung sebesar 20,40 % per tahun. Kontribusi rata-rata
sektor listrik, gas dan air bersih terhadap PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 0,01%
per tahun lebih rendah dibanding kontribusi rata-rata sektor yang sama terhadap
PDRB Provinsi Lampung sebesar 0,53 % per tahun.
Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor listrik, gas dan air bersih
memiliki nilai Provincial Share positif sebesar 0,13 milyar Rupiah yang
menunjukkan besaran kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih Kabupaten
Mesuji terhadap pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih tingkat Provinsi
Lampung sebesar 0,13 milyar Rupiah. Nilai Proportional Shift sektor listrik, gas
dan air bersih Kabupaten Mesuji positif sebesar 0,04 milyar Rupiah menunjukkan
bahwa sektor listrik, gas dan air bersih Kabupaten Mesuji mengalami
pertumbuhan yang cepat di tingkat Provinsi Lampung sebesar 0,04 milyar Rupiah.
Nilai Differential Shift sektor listrik, gas dan air bersih Kabupaten Mesuji negatif
sebesar 0,13 milyar Rupiah menunjukkan sektor listrik, gas dan air bersih
Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 0,13
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung. Dan Total Shift-Share sektor listrik, gas dan air bersih Kabupaten
Mesuji sebesar 0,04 milyar berarti secara keseluruhan sektor listrik, gas dan air
bersih Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 0,04
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung.

4. Sektor Bangunan
Rangkuman analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
sektor bangunan Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013. Hasil analisis
Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2012-2013 sektor bangunan
Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-rata sebesar 19,55 % per tahun
yang lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan rata-rata sektor yang sama di
tingkat Provinsi Lampung sebesar 10,61 % per tahun. Kontribusi rata-rata sektor
bangunan terhadap PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 1,74 % per tahun lebih

303
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

rendah dibanding kontribusi rata-rata sektor yang sama terhadap PDRB Provinsi
Lampung sebesar 3,48 % per tahun. Hal ini berarti sektor bangunan Kabupaten
Mesuji masuk dalam Kuadran III Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke
dalam sektor yang potensial atau masih dapat berkembang.Hasil analisis LQ
diketahui bahwa selama tahun 2012-2013 sektor bangunan Kabupaten Mesuji
memiliki nilai LQ rata-rata di bawah 1 atau sebesar 0,50 sehingga dapat
digolongkan sebagai sektor non basis di Kabupaten Mesuji.
Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor bangunan memiliki nilai
Provincial Share positif sebesar 22,55 milyar Rupiah yang menunjukkan besaran
kontribusi sektor bangunan Kabupaten Mesuji terhadap pertumbuhan sektor
bangunan tingkat Provinsi Lampung sebesar 22,55 milyar Rupiah. Nilai
Proportional Shift sektor bangunan Kabupaten Mesuji negatif sebesar defisit 7,48
milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor bangunan Kabupaten Mesuji
mengalami pertumbuhan yang lambat di tingkat Provinsi Lampung sebesar 7,48
milyar Rupiah. Nilai Differential Shift sektor bangunan Kabupaten Mesuji positif
sebesar 13,84 milyar Rupiah menunjukkan sektor bangunan Kabupaten Mesuji
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 13,84 milyar Rupiah dibanding
pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung. Dan Total Shift-
Share sektor bangunan Kabupaten Mesuji sebesar 28,91 milyar berarti secara
keseluruhan sektor bangunan Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang
lebih cepat sebesar 28,91 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang
sama di tingkat Provinsi Lampung.Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis
Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share dapat disimpulkan bahwa
sektor bangunan bukan merupakan sektor unggulan Kabupaten Mesuji karena
pada LQ tergolong sektor non basis, sedangkan dalam Tipologi Klassen termasuk
pada kuadran III yaitu sektor yang potensial atau masih dapat berkembang, dan
pertumbuhannya lebih cepat dibanding Provinsi Lampung.

5. Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran


Analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share sektor
perdagangan, hotel, dan restoran Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013.

304
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

Hasil analisis LQ diketahui bahwa selama tahun 2012-2013 sektor perdagangan,


hotel, dan restauran Kabupaten Mesuji memiliki nilai LQ rata-rata di atas 1 atau
sebesar 1,02 sehingga dapat digolongkan sebagai sektor basis di Kabupaten
Mesuji.
Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor perdagangan, hotel, dan
restauran memiliki nilai Provincial Share positif sebesar 209,41 milyar Rupiah
yang menunjukkan besaran kontribusi sektor perdagangan, hotel, dan restauran
Kabupaten Mesuji terhadap pertumbuhan sektor perdagangan, hotel, dan restauran
tingkat Provinsi Lampung sebesar 209,41 milyar Rupiah. Nilai Proportional Shift
sektor perdagangan, hotel, dan restauran Kabupaten Mesuji positf sebesar 33,19
milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restauran
Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang cepat di tingkat Provinsi
Lampung sebesar 33,19 milyar Rupiah.
Nilai Differential Shift sektor perdagangan, hotel, dan restauran Kabupaten
Mesuji negatif sebesar 24,58 milyar Rupiah menunjukkan sektor perdagangan,
hotel, dan restauran Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
sebesar 24,58 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat
Provinsi Lampung. Dan Total Shift-Share sektor perdagangan, hotel, dan
restauran Kabupaten Mesuji sebesar 267,18 milyar berarti secara keseluruhan
sektor perdagangan, hotel, dan restauran Kabupaten Mesuji mengalami
pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 267,18 milyar Rupiah dibanding
pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung.Secara keseluruhan
berdasarkan hasil analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
dapat disimpulkan bahwa sektor perdagangan, hotel, dan restauran merupakan
sektor unggulan Kabupaten Mesuji karena tergolong sektor basis, dan pada
Tipologi Klassen berada pada kuadran I yaitu sektor maju dan tumbuh pesat
dibanding Provinsi Lampung.

6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi


Analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share sektor
pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013. Hasil

305
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

analisis Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor


pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-
rata sebesar 9,45 % per tahun yang lebih rendah dibanding laju pertumbuhan
rata-rata sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung sebesar 23,48 % per
tahun. Kontribusi rata-rata sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap PDRB
Kabupaten Mesuji sebesar 3,00 % per tahun lebih rendah dibanding kontribusi
rata-rata sektor yang sama terhadap PDRB Provinsi Lampung sebesar 11,05 % per
tahun.
Hal ini berarti sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji
masuk dalam Kuadran IV Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke dalam
sektor yang relatif tertinggal.Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor
pengangkutan dan komunikasi memiliki nilai Provincial Share positif sebesar
36,30 milyar Rupiah yang menunjukkan besaran kontribusi sektor pengangkutan
dan komunikasi Kabupaten Mesuji terhadap pertumbuhan sektor pengangkutan
dan komunikasi tingkat Provinsi Lampung sebesar 36,30 milyar Rupiah.
Nilai Proportional Shift sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten
Mesuji positf sebesar 19,59 milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor
pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang
cepat di tingkat Provinsi Lampung sebesar 19,59 milyar Rupiah. Nilai Differential
Shift sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji negatif sebesar
34,60 milyar Rupiah menunjukkan sektor pengangkutan dan komunikasi
Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih lambat sebesar 34,60
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung.
Total Shift-Share sektor pengangkutan dan komunikasi Kabupaten Mesuji
positif sebesar 34,60 milyar berarti secara keseluruhan sektor pengangkutan dan
komunikasi Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar
34,60 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung.Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis Tipology Klassen,
Location Quotient, dan Shift-Share dapat disimpulkan bahwa sektor pengangkutan

306
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

dan komunikasi bukan merupakan sektor unggulan Kabupaten Mesuji karena


tergolong sektor non basis, sektor yang relatif tertinggal, walau pertumbuhannya
lebih cepat dibanding Provinsi Lampung.

7. Sektor Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan


Rangkuman analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan di Kabupaten Mesuji selama
tahun 2012-2013. Hasil analisis Tipology Klassen diketahui bahwa selama tahun
2010-2012 sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten Mesuji
memiliki laju pertumbuhan rata-rata sebesar 7,54 % per tahun yang lebih rendah
dibanding laju pertumbuhan rata-rata sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung sebesar 14,01 % per tahun. Kontribusi rata-rata sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan terhadap PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 2,82
% per tahun lebih rendah dibanding kontribusi rata-rata sektor yang sama terhadap
PDRB Provinsi Lampung sebesar 6,14 % per tahun.
Hal ini berarti sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten
Mesuji masuk dalam Kuadran IV Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke
dalam sektor yang relatif tertinggal.Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa
sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan memiliki nilai Provincial Share
positif sebesar 33,21 milyar Rupiah yang menunjukkan besaran kontribusi sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten Mesuji terhadap
pertumbuhan sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan tingkat Provinsi
Lampung sebesar 33,21 milyar Rupiah.
Nilai Proportional Shift sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
Kabupaten Mesuji negatif sebesar 3,48 milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten Mesuji mengalami
pertumbuhan yang lambat di tingkat Provinsi Lampung sebesar 3,48 milyar
Rupiah. Nilai Differential Shift sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
Kabupaten Mesuji negatif sebesar 14,19 milyar Rupiah menunjukkan sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten Mesuji mengalami
pertumbuhan yang lebih lambat sebesar defisit 14,19 milyar Rupiah dibanding

307
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung. Dan Total Shift-
Share sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan Kabupaten Mesuji positif
sebesar 15,54 milyar berarti secara keseluruhan sektor keuangan, persewaan, dan
jasa perusahaan Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat
sebesar 15,54 milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat
Provinsi Lampung.Secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis Tipology
Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share dapat disimpulkan bahwa sektor
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan bukan merupakan sektor unggulan
Kabupaten Mesuji karena tergolong sektor non basis, sektor yang relatif
tertinggal, meskipun pertumbuhannya lebih cepat dibanding Provinsi Lampung.

8. Sektor Jasa-Jasa
Analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share sektor jasa-
jasa di Kabupaten Mesuji selama tahun 2012-2013. Hasil analisis Tipology
Klassen diketahui bahwa selama tahun 2010-2012 sektor jasa-jasa Kabupaten
Mesuji memiliki laju pertumbuhan rata-rata sebesar 24,62 % per tahun yang lebih
tinggi dibanding laju pertumbuhan rata-rata sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung sebesar 13,38 % per tahun. Kontribusi rata-rata sektor jasa-jasa terhadap
PDRB Kabupaten Mesuji sebesar 4,69 % per tahun lebih rendah dibanding
kontribusi rata-rata sektor yang sama terhadap PDRB Provinsi Lampung sebesar
9,12 % per tahun. Hal ini berarti sektor jasa-jasa Kabupaten Mesuji masuk dalam
Kuadran III Matrik Tipology Klassen dan digolongkan ke dalam sektor potensial
dan masih dapat berkembang.Hasil analisis Shift-Share diketahui bahwa sektor
jasa-jasa memiliki nilai Provincial Share positif sebesar 64,60 milyar Rupiah
yang menunjukkan besaran kontribusi sektor jasa-jasa Kabupaten Mesuji terhadap
pertumbuhan sektor jasa-jasa tingkat Provinsi Lampung sebesar 64,60 milyar
Rupiah.
Nilai Proportional Shift sektor jasa-jasa Kabupaten Mesuji negatif sebesar
defisit 9,62 milyar Rupiah menunjukkan bahwa sektor jasa-jasa Kabupaten
Mesuji mengalami pertumbuhan yang lambat di tingkat Provinsi Lampung
sebesar 9,62 milyar Rupiah. Nilai Differential Shift sektor jasa-jasa Kabupaten

308
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

Mesuji bergerak positif sebesar 51,11 milyar Rupiah menunjukkan sektor jasa-
jasa Kabupaten Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 51,11
milyar Rupiah dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi
Lampung. Dan Total Shift-Share sektor jasa-jasa Kabupaten Mesuji positif
sebesar 106,09 milyar berarti secara keseluruhan sektor jasa-jasa Kabupaten
Mesuji mengalami pertumbuhan yang lebih cepat sebesar 106,09 milyar Rupiah
dibanding pertumbuhan sektor yang sama di tingkat Provinsi Lampung.Secara
keseluruhan berdasarkan hasil analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan
Shift-Share dapat disimpulkan bahwa sektor jasa-jasa bukan merupakan sektor
unggulan Kabupaten Mesuji karena tergolong sektor non basis, tetapi pada
Tipologi Klassen sektor ini berada pada kuadran III yaitu sektor potensial atau
masih bisa berkembang, meskipun pertumbuhannya lebih cepat dibanding
Provinsi Lampung.

4. KESIMPULAN

Hasil analisis Tipology Klassen menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor


sektor ekonomi Kabupaten Mesuji dapat diklasifikasikan menjadi sektor yang
maju dan tumbuh pesat adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran; dan sektor
yang maju tetapi mendapat tekanan adalah sektor pertanian dan industri
pengolahan; serta sektor potensial dan masih dapat berkembang adalah sektor
bangunan dan jasa-jasa; dan Sektor yang relatif tertinggal adalah sektor
pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas dan air bersih,sektor
pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan.
Hasil analisis Location Quotient menunjukkan bahwa: sektor basis dalam
perekonomian Kabupaten Mesuji adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran;
dan sektor non basis dalam perekonomian Kabupaten Mesuji adalah sektor
pertanian, sektor pertambangan dan penggalian, sektor listrik, gas, dan air bersih,
sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan,
persewaan, dan jasa perusahaan, dan sektor jasa-jasa.

309
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

Hasil analisis Shift-Share menunjukkan bahwa sektor yang memiliki daya


saing (differential shift) adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan dan
sektor perdagangan, hotel dan restoran karena ketiga sektor ini memiliki pengaruh
yang sangat signifikan terhadap PDRB Kabupaten Mesuji.
Hasil analisis Tipology Klassen, Location Quotient, dan Shift-Share maka
yang merupakan sektor ekonomi unggulan Kabupaten Mesuji yang memenuhi
kriteria sebagai sektor maju dan tumbuh dengan pesat, sektor basis, dan memiliki
daya saing adalah sektor perdagangan, hotel dan restoran.

5. SARAN- SARAN

1. Pemerintah Kabupaten Mesuji perlu memprioritaskan pembangunan dan


pengembangan wilayah pada sektor unggulan yaitu sektor perdagangan, hotel
dan restoran melalui deregulasi kebijakan dan reformasi birokrasi sehingga
pengurusan surat-surat izin yang berhubungan dengan kemudahan usaha
dapat terselesaikan tepat waktu dan dalam waktu yang singkat.
2. Pemerintah Kabupaten Mesuji perlu mengupayakan pengembangan pada
sektor-sektor lainnya yang memiliki kemajuan namun mendapatkan tekanan,
memiliki potensi untuk berkembang, termasuk yang masih tertinggal sehingga
memiliki daya saing untuk mendorong peningkatan kontribusi terhadap PDRB
Kabupaten Mesuji.
3. Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOP), hasil analisa ini dapat dijadikan
pegangan dan sebagai gambaran dasar / awal perekonomian dan untuk tahun-
tahun berikutnya dapat dilakukan lagi analisa seperti ini misalnya pada akhir
periode kepemimpinan seorang bupati lima (5) tahunan sehingga terlihat
gambaran hasil pembangunan yang telah dilakukan.
4. Gambaran sektor-sektor perekonomian yang telah terlihat seperti ini dapat
dijadikan sebagai bahan promosi daerah kepada investor untuk menanamkan
modal dalam berusaha disektor-sektor yang lagi berkembang dengan pesat.

310
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

5. Hasil analisa ini dapat dipakai sebagai dasar dalam perencanaan program
pembangunan Kabupaten Mesuji dan pengalokasian anggaran kegiatan
pembangunan.
6. Bagi peneliti lebih lanjut diharapkan dapat menggunakan periode penelitian
yang lebih panjang dan objek penelitian yang diarahkan pada penentuan
komoditi unggulan untuk mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulang Bawang. PDRB Kabupaten


Mesuji Tahun 2011-2013.

[2] Boediono (1992: 9). Makro Ekonomi. LPFE-UI, Jakarta

[3] Daryanto, A; Hafizrianda, Y, 2010. Model-Model Kuantitatif Untuk


Perencanaan

[4] Pembangunan Ekonomi Daerah: Konsep dan Aplikasi, IPB Press

[5] Fachrurrozy. 2009: Analisis Penentuan Sektor Unggulan Perekonomian


Wilayah Kabupaten Aceh Utara Dengan Pendekatan Sektor Pembentuk
PDRB. Tesis Universitas Sumatera Utara, Medan

[6] Ferdinand, A; Prof. DR. MBA. 2006. Metode Penelitian Manajemen:


Pedoman Penelitian Untuk Skripsi, Tesis dan Disertasi Ilmu Manajemen
(Edisi 2), Fak. Ekonomi Univ. Diponegoro

[7] Glasson, John, 1977. Pengantar Perencanaan Regional, Terjemahan Paul


Sitohang, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

[8] Kuncoro, M, 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah: Reformasi,


Perencanaan, Strategi dan Peluang. Erlangga, Jakarta.

[9] Hasani, Akrom. 2010. Analisis Struktur Perekonomian Berdasarkan


Pendekatan Shift Share Di Provinsi Jawa Tengah Periode Tahun 2003 –
2008. Skripsi Universitas Diponegoro, Semarang.

[10] Nazir, Moh. 2003. Metode Penelitian. Erlangga, Jakarta.

[11] Purwaningsih, 2009. Analisis Struktur Ekonomi Dan Penentuan Sektor


Unggulan Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah. Skripsi,
IPB Bogor.

311
Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN : 2407-6171
SEMBISTEK 2014 IBI DARMAJAYA
Lembaga Pengembangan Pembelajaran, Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat, 15-16
Desember 2014

[12] Richardson, Harry W, 2001. Dasar-Dasar Ilmu Ekonomi Regional,


Terjemahan Paul Sitohang, Edisi Revisi, Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

[13] Sirojuzilam, 2008. Disparitas Ekonomi dan Perencanaan Regional,


Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Wilayah Timur Provinsi
Sumatera Utara, Pustaka Bangsa Press.

[14] Sjafrizal, 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi, Baduose Media,
Cetakan Pertama, Padang.
[15] Sugiyono. Prof. DR. 2004. Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta,
Bandung

[16] Suparmoko, M. 2002. Ekonomi Pembangunan. BPFE : Jakarta.

[17] Sukirno, Sadono. 1994. Pengantar Teori Makro Ekonomi : Edisi 2. Raja
Grafindo Persada : Jakarta.

[18] Sunyoto, D. Drs. SH. SE. MH. 2011. Metodologi Penelitian Ekonomi:
Alat

[19] Statistik & Analisis Output Komputer. CAPS. Yogyakarta

[20] Suryana. 2000. Ekonomi Pembangunan. Salemba 4 : Jakarta.

[21] Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah

[22] Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan


antara Pusat dan Daerah

312
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

Politik Indonesia
Indonesian Political Science Review
http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/JPI

Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa Bumiaji, Kota


Batu, Jawa Timur
Irma Fitriana Ulfah1, Andi Setiawan1, Alfiyatur Rahmawati1
1 Universitas Brawijaya, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: Pembangunan desa salah satunya dapat dilakukan dengan pengembangakan potensi
Diterima 10 Agustus 2016 lokalnya. Desa Bumiaji merupakan desa agrowisata dengan berbagai potensi, mulai
Disetujui 20 Desember 2016 dari wisata petik apel, jeruk, jambu kristal, wisata bunga, peternakan kambing etawa,
Dipublikasi 15 Januari 2017 dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) hasil dari produksi agrowisata
terebut. Penelitian ini ditelaah dari teori pembangunan berkelanjutan menurut Von
Keywords:
Stoker yang mencakup 3 aspek yaitu aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Hasil
Rural Development; penelitian menunjukkan bahwa proses pembangunan di Desa Bumiaji telah memenuhi
Sustainable Development; aspek-aspek dari pembangunan berkelanjutan, namun dalam prosesnya masih belum
Agrotourism bisa berjalan maksimal. Potensi agriowisata merupakan sumber daya utama dalam
melakukan pembangunan ekologis. Dari aspek keadilan sosial, potensi agrowisata
telah memberikan manfaat dan dampak kepada pemilik lahan, pemerintah desa dan
warga sekitar. Pembanguan ekonomi di Bumiaji bertumpu sumber daya alam yakni
produksi dari ladang dan sawah. Pembangunan agrowisata ini dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat dan perluasan tenaga kerja, sehingga kesejahteraan warga bisa
meningkat. Pembangunan desa berbasis potensi lokal agrowisata perlu terus
dikembangkan. Hal ini dapat dilakukan melalui pengembangan SDM, promosi dan
peningkatan sarana dan prasarana.

Abstract
Rural development one of them to do with the development of local potential. Bumiaji
village is a village with a variety of potential agrotourism, ranging from travel
picking apples, oranges, pink crystals, flower travel, etawa breeding, and Micro,
Small and Medium Enterprises result from the production of agro stretcher. This
study examined the theory of sustainable development according to Von Stoker which
includes three aspects: ecological, social and economic. The results showed that the
process of development in the village Bumiaji has fulfilled the aspects of sustainable
development, but in the process is still not able to walk up. Agriowisata potential is
the main resource in conducting ecological development. From the social aspect, the
potential for ecotourism has provided benefits and impacts to the land owner, the
village government and local residents. Bumiaji economic development relies on
natural resources and the production of paddy fields. This agro-tourism development
can increase people's income and the expansion of the labor force, so that the welfare
of the citizens can be increased. Rural development based on local potential agro-
tourism should be developed. This can be done through human resource development,
promotion and improvement of facilities and infrastructure.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2477 – 8060
Gedung Darsono Lt 2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
Email: irmafittt@gmail.com
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

Pendahuluan bidang pembangunan desa. Kewenangan


Berdasarkan Undang-Undang No. 23 pembangunan desa ini termuat dalam UU No.
Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 6 tahun 2014 Bab IV pasal 18 bahwa:
Bab II pasal 2 disebutkan bahwa daerah “Kewenangan dibidang
kabupaten/kota dibagi atas kecamatan dan penyelenggaraan pemerintahan desa,
pelaksanaan pembangunan desa,
kecamatan dibagi atas kelurahan dan/atau
pembinaan kemasyarakatan desa,
desa. Selain itu, desa telah mempunyai dan pemberdayaan masyarakat desa
payung tersendiri yang secara spesifik berdasarkan prakarsa masyarakat,
hak asal usul, dan adat istiadat
mengatur tentang desa, yang ditandai dengan
desa”.
lahirnya UU Desa No. 6 tahun 2014 tentang
desa. Selain adanya UU Desa juga telah Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa
dibentuk Kementerian Desa, PDT dan kewenangan desa meliputi: Pertama,
Transmigrasi, yang dapat memberikan Kewenangan berdasarkan hak asal usul.
semangat baru dalam mendukung desa agar Menurut Didik Sukrino (2010) kewenangan
lebih mandiri dan inovatif. Berdasarkan UU asal usul desa mencakup pengelolaan asset
No. 6 tahun 2014 tentang Desa, bahwa: desa, seperti pengelolaan sumber daya alam.
“Desa adalah desa dan desa adat atau Dengan adanya kewenangan ini maka desa
yang disebut dengan nama lain, dapat melakukan pembangunan desanya
selanjutnya disebut Desa, adalah
sesuai dengan potensi yang ada. Kedua,
kesatuan masyarakat hukum yang
memiliki batas wilayah yang kewenangan lokal berskala Desa. Ketiga,
berwenang untuk mengatur dan kewenangan yang ditugaskan oleh
mengurus urusan pemerintahan,
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, atau
kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
asal usul, dan/atau hak tradisional yang Keempat, kewenangan lain yang ditugaskan
diakui dan dihormati dalam sistem oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi,
pemerintahan Negara Kesatuan
atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
Republik Indonesia”.
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
Berdasarkan definisi di atas undangan.
menunjukkan bahwa desa dapat menjalankan Sesuai Undang-Undang No. 6 Tahun
otonominya sendiri yaitu menjalankan 2014 Tentang Desa pasal 78 poin (1)
pemerintahannya berdasarkan hak asal usul menjelaskan bahwa potensi ekonomi lokal
dan adat istiadatnya, atau yang dapat disebut desa menjadi syarat adanya pembangunan
dengan otonomi asli. Selain pengaturan desa yang bertujuan meningkatkan
tentang otonomi desa, UU desa juga kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas
menjelaskan tentang kewenangan desa yang hidup manusia. Pembangunan desa yang
salah satunya adalah kewenangan dalam

47
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

sesuai dengan potensi dan sumber daya lokal Grafik 1. Pusat Lingkungan di Bagian
yang dimiliki dapat dijadikan sebagai icon Wilayah Kota Batu
bagi desa tersebut. Oleh karena itu,
pembangunan potensi unggulan yang dimiliki
oleh suatu desa dapat berbeda dengan desa
yang lain. Hal ini dikarenakan setiap desa
memiliki keanekaragaman yang khas, baik
dari sisi ekonomi, sosial, budaya dan
geografis. Berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 Sumber: Peraturan Daerah tentang RTRW Kota Batu
Tahun 2010-2030.
tentang Desa Bab I Pasal I, bahwa
“Pembangunan Desa adalah upaya Berdasarkan Perda No. 7 tahun 2011
peningkatan kualitas hidup dan kehidupan RTRW Kota Batu Tahun 2010-2030, bahwa
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan Kota Batu dibagi menjadi 3 bagian wilayah
masyarakat desa.” Pentingnya upaya untuk kota (BWK). BWK I berada di Kecamatan
mendukung pembangunan desa Batu merupakan wilayah utama
ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya pengembangan pusat pemerintahan kota.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik BWK II berada di Kecamatan Junrejo yang
Indonesia Nomor 114 Tahun 2015 Tentang merupakan wilayah utama pengembangan
Pedoman Pembangunan Desa. Berdasarkan pemukiman kota dan dilengkapi dengan pusat
Peraturan Menteri tersebut bahwa pelayanan pemerintahan. BWK III berada di
pembangunan desa dilakukan oleh Pemerintah Kecamatan Bumiaji yang menjadi wilayah
Desa yang didukung adanya partisipasi utama pengembangan kawasan agropolitan,
masyarakat desa dengan semangat gotong wisata alam dan lingkungan.
royong. Penetapan Kecamatan Bumiaji sebagai
Kota Batu merupakan salah satu kota di pengembangan kawasan agrowisata
Jawa Timur yang merupakan hasil pemekaran berdasarkan pada luas wilayah Kecamatan
dari Kabupaten Malang. Peresmian Kota Batu Bumiaji sebesar 12.798,42 Ha atau 64% dari
ini pada tanggal 17 Oktober 2001. Kota Batu total luas Kota Batu yaitu 19.908,72 Ha.
terdiri dari 3 kecamatan, 20 desa dan 4 Sudah sesuai dengan kebijakan yang ada
kelurahan. Kota Batu merupakan kota bahwa Kecamatan Bumiaji memang
pariwisata dengan city branding “Shinning dikhususkan sebagai pusat agrowisata dan
Batu”. Oleh Bappenas, Kota Batu dijuluki agrobisnis. Kecamatan Batu lebih untuk
sebagai “The real tourism city of Indonesia” kawasan perkotaan sedangkan Kecamatan
(http://ciptakarya.pu.go.id). Junrejo tanahnya tidak sesubur di Bumiaji.

48
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

Desa Agrowisata Bumiaji yang berada di berupaya untuk mencapai tujuan tersebut
Kecamatan Bumiaji merupakan gagasan untuk dengan melibatkan masyarakat untuk
mewujudkan pembangunan yang berbasis bersama-sama mengambil inisiatif
pertanian yang bersinergi dengan dunia pembangunan desa, karena di samping
pariwisata. Potensi yang ada di Desa Bumiaji sebagai potensi lokal atau wilayah, peranan
tersebar dalam 4 dusun, yakni Dusun Beru, dan kesadaran masyarakat dalam
Binangun, Banaran, dan Tlogorejo. Potensi pembangunan desa didorong dan
yang dikembangkan terdiri dari wisata petik ditumbuhkan agar hasilnya dapat dinikmati
jambu kristal, wisata petik jeruk, wisata petik oleh seluruh lapisan masyarakat.
apel, wisata bunga krisan dan mawar,
peternakan susu kambing etawa, serta hasil Kajian Pustaka
pengolahan agrowisata yakni dalam bidang Pembangunan Berkelanjutan
UMKM. Paradigma pembangunan yang terjadi di
Pembangunan potensi lokal berbasis Indonesia pada abad ke 21 ini mengalami
agrowisata memberikan dampak positif bagi pergeseran salah satunya menuju
petani, masyarakat desa, dan pemerintah desa. pembangunan berkelanjutan. Pembangunan
Akan tetapi di sisi lain karena pembangunan berkelanjutan umumnya didefinisikan sebagai
potensi ini mengandalkan SDA, pembangunan yang dapat memenuhi
pengembangannya juga sangat tergantung kebutuhan saat ini tanpa menghilangkan
dengan alam. Anomali cuaca yang sulit kemampuan generasi yang akan datang untuk
diprediksi, hujan tidak menentu menyebabkan memenuhi kebutuhan mereka. Untuk
budidaya buah-buahan semakin sulit dan tercapainya pembangunan berkelanjutan,
produksinya semakin menurun. Selain itu, diperlukan tiga syarat, yaitu terlanjutkan
terbatasnya anggaran dan peran pemerintah secara ekologi, ekonomi dan sosial.
desa untuk menciptakan program-program Kegagalan pembangunan dapat terjadi apabila
unggulan dalam mendukung pengembangan salah satu syarat tidak terpenuhi. Dengan
potensi lokal berbasis agrowisata. demikian, pembangunan berkelanjutan dapat
Pembangunan Desa Bumiaji dalam diartikan sebagai upaya meningkatkan
mengembangkan potensi agrowisata menjadi kualitas hidup secara berkelanjutan (Asdak,
tanggung jawab bersama antara pemerintah 2012).
dan masyarakat. Dengan potensi yang dimiliki Pembangunan berkelanjutan mencakup 3
oleh Desa Bumiaji dalam sektor agrowisata aspek penting yakni ekologi, ekonomi dan
akan sangat membantu dalam meningkatkan sosial (Asdak, 2012). Lebih lanjut dijelaskan
perekonomian masyarakat desa tersebut. oleh Sumarwoto dalam Sugandhy dan Hakim
Melalui sektor agrowisata, Pemerintah Desa (2007), bahwa:

49
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

“Pembangunan berkelanjutan adalah menekankan pada peningkatan kualitas dari


perubahan positif sosial ekonomi yang pada kuantitas. Partisipasi masyarakat
tidak mengabaikan sistem ekologi dan
menjadi salah satu kunci keberlanjutan sistem
sosial di mana masyarat bergantung
kepadanya. Keberhasilan penerapannya sosial ini.
memerlukan kebijakan, perencanaan, Kedua, keberlanjutan ekonomi.
dan proses pembelajaran sosial yang
Keberlanjutan ekonomi dimaknai cara untuk
terpadu viabilitas politiknya tergantung
pada dukungan penuh masyarakat “mempertahankan” atau menjaga kapital
melalui pemerintahannya, kelembagaan (sumber daya alam, sumber daya manusia,
sosialnya dan kegiatan dunia usaha.”
sumber daya buatan, dan sumber daya sosial)

Von Stoker menjelaskan adanya 3 pilar agar tidak mengalami kemerosotan. Ketiga,

pembangunan berkelanjutan yakni perlunya keberlanjutan ekologis. Keberlanjutan ekologi

koordinasi dan integrasi sumber daya alam, sangat diperlukan oleh kehidupan manusia

sumber daya manusia, dan sumber daya karena kehidupan manusia ditentukan oleh

buatan dalam setiap pembangunan nasional, keberadaan dan kualitas lingkungan. Untuk

dengan pendekatan kependudukan, sumber daya alam yang tidak dapat

pembangunan dan lingkungan sampai dengan diperbaharui, sebagian keuntungan yang

integrasi aspek sosial, ekonomi, dan diperoleh dari pemanfaatan sumber daya alam

lingkungan. Skema pembangunan tersebut seharusnya digunakan untuk

berkelanjutan Von Stoker dapat dilihat pada menciptakan (inovasi) teknologi, sehingga

gambar di bawah ini: dapat menciptakan bentuk kegiatan ekonomis.

Gambar 1. Skema Pembangunan Dengan demikian, aktivitas sosial, ekonomi,

Berkelanjutan (Sustainable Development) dan didukung dengan kemampuan ekologi


akan berkelanjutan mengiringi laju
pembangunan.
Tidak hanya masyarakat yang memiliki
peran kuat dalam pembangunan, pemerintah
dengan seluruh jajaran aparatnya tetap
memainkan peranan yang sangat penting
Sumber: Von Stoker dalam Sugandhy dan Hakim (2007).
dalam pembangunan. Menurut Munir (2010)
Pembangunan berkelanjutan Von Stoker
dalam bukunya Konsep Negara Demokrasi,
mencakup 3 aspek, antara lain: Pertama,
peran pemerintah sesuai dengan fungsinya
keberlanjutan sistem sosial. Menurut aspek ini
antara lain: pertama, Enterpreneur.
bahwa sumber daya alam harus dimanfaatkan
Pemerintah bertanggungjawab untuk
dengan memerhatikan aspek pemerataan dan
melaksanakan usaha dalam mengelola sumber
keadilan sosial bagi para pemangku
daya ekonomi, mengelola aset-aset sumber
kepentingan. Keberlanjutan sistem sosial

50
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

daya ekonomi potensial, sehingga secara pameran, cinderamata, mass media (dalam
ekonomi menguntungkan dan memberi bentuk iklan atau media audiovisual), serta
manfaat bagi masyarakat. Kedua, penyediaan informasi di tempat publik (hotel,
Koordinator. Sebagai koordinator pemerintah bandara, restoran, dll). Selain itu, promosi
dapat menetapkan kebijaksanaan atau strategi juga dapat dilakukan dengan cara melakukan
bagi pembangunan dan merangkul semua kerjasama dengan biro/agen perjalanan dan
komponen masyarakat untuk menjadi aktor perhotelan. Ketiga, sumber daya alam dan
dalam pembangunan. Ketiga, Fasilitator. lingkungan. Usaha agrowisata sangat
Sebagai fasilitator pemerintah dapat tergantung pada alam, sehingga
mempercepat pembangunan melalui keberlanjutannya tergantung bagaimana upaya
perbaikan lingkungan attitudional, yaitu untuk mempertahankan kelestarian dan
berkaitan dengan perbaikan prosedur perijinan keasrian sumber daya alam dan lingkungan.
dan pelayanan, serta melakukan penetapan Keempat, dukungan sarana dan
untuk memantapkan pengaturan dimensi prasarana. Aksesibilitas untuk menjangkau
spasial dalam pembangunan. lokasi agrowisata menjadi hal yang tidak bisa
diremehkan. Kemudahan akomodasi dan
A. Pengembangan Agrowisata transportasi sangat mendukung
Agrowisata atau agrotourism di pengembangan usaha agrowisata. Serta
Indonesia merupakan sebuah bentuk kegiatan kemudahan dalam pemberian pelayanan
pariwisata yang memanfaatkan usaha agro kepada pengunjung/wisatawan juga menjadi
(agrobisnis) sebagai objek wisata aspek penting dalam keberhasilan
(http://eprints.undip.ac.id). Pengembangan pengembangan agrowisata. Kelima,
agrowisata berbasis potensi lokal dapat kelembagaan. Pengembangan agrowisata
memberikan dampak positif bagi warga perlu peran dari berbagai stakeholder, baik itu
masyarakat, pemerintah dan juga pihak dari pemerintah, masyarakat, atau pihak
swasta. Upaya pengembangan agrowisata swasta. Pemerintah bertindak sebagai
secara garis besar mencakup 5 aspek fasilitator dalam mendukung berkembangnya
(http://database.deptan.go.id), antara lain: agrowisata dalam bentuk kemudahan
Pertama, sumber daya manusia (SDM). SDM pengaturan agar tidak terjadi iklim usaha yang
berperan penting dalam pengembangan saling mematikan. Untuk itu kerjasama baik
agrowisata. Tidak hanya ketersediaan antara pengusaha objek agrowisata, maupun
pemandu wisata tetapi juga pengetahuan dan antara objek agrowisata dengan lembaga
keterampilan pemandu terkait produk wisata. pendukung (perjalanan wisata, perhotelan dan
Kedua, promosi dapat dilakukan melalui lainnya) sangat penting.
berbagai cara, seperti leaflet, booklet,

51
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

Metodologi observasi atau pengamatan. Observasi


Penelitian ini menggunakan jenis dilakukan dengan mengamati bagaimana
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif proses pembangunan desa yang berbasis
diartikan sebagai jenis penelitian yang potensi lokal agrowisata. Observasi dapat
temuan-temuanya tidak diperoleh melalui dilakukan oleh peneliti dengan secara
prosedur statistik atau bentuk hitungan langsung ikut terlibat dalam proses yang
lainnya (Strauss dan Corbin, 2013). Jenis sedang dialami subjek penelitian. Dalam hal
penelitian kualitatif desktiptif ini untuk ini peneliti tidak boleh terlihat sangat
mendeskripsikan temuan- temuan menarik menonjol dan mengganggu situasi di lapangan
terkait pembangunan desa berbasis potensi yang sedang berlangsung. Jadi pada intinya
lokal agrowisata yang ada di Desa Bumiaji pada observasi tersebut, secara tidak langsung
Kecamatan Bumiaji Kota Batu. peneliti menjadi bagian dari kegiatan yang
Creswell menjelaskan teknik sedang berlangsung di lapangan. Pengamatan
pengumpulan data kualitatif dapat dilakukan yang dilakukan oleh peneliti menyesuaikan
melaui wawancara, observasi atau dengan obyek penelitian dan berlandaskan
pengamatan, dan dokumentasi (Creswell, teori dan pengetahuan yang dimiliki oleh
2014). Menurut Moleong wawancara adalah peneliti.
percakapan yang dilakukan antara dua pihak Tidak kalah penting juga
yaitu pewawancara yang mengajukan pengumpulan berbagai dokumen-dokumen
pertanyaan dengan terwawancara yang dari lokasi penelitian dan studi pustaka.
memberikan jawaban (Moleong, 2012). Beberapa dokumen yang didapatkan antara
Wawancara merupakan pengumpulan data lain: Rancangan Pembangunan Jangka
utama dengan melakukan tanya jawab kepada Menengah Desa (RPJMDes) Bumiaji Tahun
narasumber tentang pembangunan desa 2015-2021, Rancangan Peraturan Desa
berbasis potensi lokal agrowisata. Wawancara Bumiaji (Raperdes) tentang Penetapan Desa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bumiaji sebagai Desa Wisata, Surat
wawancara tidak terstruktur, yang bisa secara Keputusan Kepala Desa Bumiaji tentang
leluasa melacak ke berbagai segi dan arah Pengesahan Pengangkatan Anggota Pengurus
guna mendapatkan informasi yang selengkap Kelembagaan Wisata Bukit Apel Desa Wisata
mungkin dan semendalam mungkin. Dengan Bumiaji, Data Kelompok Tani Bumiaji, Data
begitu, upaya understanding of understanding Strategis Desa Bumiaji, Data Kerjasama
bisa terpenuhi secara memadai (Moleong, Kelembagaan, Rancangan Penggunaan Dana
2007). ADD Bumiaji Tahun 2012 dan 2014, Data
Selain wawancara, teknik Potensi Desa Bumiaji Tahun 2016, LPJ
pengumpulan data juga dilakukan melalui

52
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

PNPM Pariwisata Desa Bumiaji Tahun 2010 penduduk Desa Bumiaji dapat dilihat pada
serta Peta Potensi Desa Bumiaji. tabel berikut:
Pada tahap selanjutnya, peneliti Tabel 1. Varian Mata Pencaharian Masyarakat
berusaha untuk menganalisis data-data yang Desa Bumiaji
sudah dikumpulkan dengan menggunakan No. Pekerjaan Jumlah (orang)
1. Petani 1.654
langkah-langkah yang sesuai dengan metode
2. Pelajar/Mahasiswa 1.366
penelitian yang dilakukan. Peneliti dalam hal 3. Ibu Rumah Tangga 974
ini mengikuti metode analisis data Huberman 4. Pedagang 506
5. Pegawai Swasta 523
dan Miles yang terdiri dari tiga hal utama,
6. Pensiunan 52
yaitu: (1) reduksi data; (2) penyajian data; dan 7. Guru/Dosen 52
(3) penarikan kesimpulan/verifikasi. 8. Industri/Wiraswasta 45
9. TNI 23
10. Dokter 6
Temuan dan Diskusi Buruh Tani/Buruh
11. 425
Harian Lepas
Desa Bumiaji merupakan salah satu
Bidan/Tenaga
12. 9
desa di Kecamatan Bumiaji Kota Batu. Desa Medis Lain
Bumiaji terbagi menjadi 4 Dusun, yaitu 13. Pegawai Negeri 89
Belum Kerja/Tidak
Dusun Banaran terdiri dari 5 RW dan 19 RT, 14. 461
Bekerja
Dusun Beru terdiri dari 2 RW dan 4 RT, 15. Lainnya 12
Total 6.197
Dusun Binangun terdiri dari 3 RW dan 12 RT
Sumber: RPJM Desa Bumiaji (2016).
dan Dusun Tlogorejo terdiri dari 2 RW dan 4 Pertanian merupakan basis utama
RT. Dari segi jarak Desa dengan pusat pembangunan di Desa Bumiaji. Beberapa
pemerintahan, jarak dengan Kecamatan jenis tanaman yang dibudidayakan adalah
Bumiaji 3 Km, jarak dengan Kota Batu 3 Km. tanaman buah (apel, jeruk, jambu) dan
Jumlah penduduk Desa Bumiaji adalah 6.197 tanaman hortikultura (bawang merah, bawang
jiwa, dimana mayoritas penduduknya bekerja putih, tomat, seledri, brokoli, kol, cabe, kubis
sebagai petani. dan sawi-sawian) dan tanaman pangan (padi,
Jumlah penduduk Desa Bumiaji jagung, ketela pohon, ubi jalar) dan juga
adalah 6.197 jiwa, yang terdiri dari jumlah mulai mengembangkan dan membudidayakan
penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak Tanaman Rosella dan tanaman jenis toga.
3.092 jiwa dan penduduk berjenis kelamin Selain komoditas pertanian, sebagian
perempuan sebanyak 3.105 jiwa. Dari penduduk juga bekerja dan mengembangkan
keseluruhan jumlah penduduk Desa Bumiaji, sektor industri kecil antara lain pembuatan
mayoritas penduduk bermatapencaharian jenang apel, sari apel dan kripik buah-buahan
sebagai petani. Secara detail mata pencaharian dan pembuatan macam-macam kripik lainnya.
Selain itu, pembuatan mebeler, pembuatan

53
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

sandal juga dikembangkan oleh sebagian memadukan 3 aspek penting yaitu


warga masyarakat Desa Bumiaji. keberlanjutan ekologis, ekonomi, dan sosial.
Hal yang mulai dikembangkan di Masing-masing dari ketiga aspek ini
Desa Bumiaji sebagai salah satu usaha untuk dijelaskan sebagai berikut:
mendongkrak perekonomian masyarakat
antara lain adalah usaha pengembangan sektor Aspek Ekologis
pariwisata dengan usaha pengembangan Keberlanjutan ekologis sangat
wisata petik apel yang lebih dikenal dengan diperlukan karena keberlanjutan kehidupan
nama Wisata Bukit Apel Desa Bumiaji. manusia ditentukan oleh keberadaan dan
Sedangkan untuk mendukung usaha kualitas lingkungan. Desa Bumiaji merupakan
peningkatan hasil usaha di bidang pertanian salah satu desa yang cukup kaya dengan
dan usaha penyelematan lingkungan masing- sumber daya alamnya. Sebagian besar warga
masing dusun yang ada di Desa Bumiaji Desa Bumiaji berprofesi sebagai petani, oleh
dibentuk kelompok tani dan kelompok ternak karenanya tidak heran jika sebagian besar
sesuai dengan usaha masing-masing yang ada lahan di Desa Bumiaji merupakan
di dalam kelompok masyarakat. Berbagai tegal/ladang dan sawah. Secara detail
macam potensi ekonomi yang ada di Bumiaji peruntukan lahan di Bumiaji dapat dilihat
pun juga menyebar di 4 (empat) dusun secara pada tabel di bawah ini:
merata. Tabel 3. Peruntukan Lahan Desa Bumiaji
Luas
Tabel 2. Fasilitas Sarana dan Prasarana No. Wilayah
Wilayah
Ekonomi
No. Potensi Ekonomi Lokasi Dusun 1. Sawah irigasi teknis 70 ha
1. Kerajinan Batik Beru 2. Sawah irigasi semi teknis 27 ha
2. Pengolahan Kunyit Binangun, Beru 3. Tegal/ladang 212 ha
dan Jahe 4 Permukiman umum 43,2 ha
3. Produk Tradisional Beru 5 Permukiman real estate 1.5 ha
4. Konveksi Beru 6 Tanah kas desa 33,08 ha
5. Jenang dan Dodol Binangun, Beru,
7 Lapangan 2,3 ha
Apel Banaran
6. Keripik Kentang Banaran 8 Perkantoran 1,3 ha
7. Keripik Buah Banaran 9 Jalan 28,6 ha
8. Minuman Sari Tlogorejo, Sumber: RPJM Desa Bumiaji (2016).
Buah Binangun,
Banaran Desa Bumiaji mempunyai beberapa
9. Souvenir Binangun
potensi unggulan, terutama produk buahnya.
10. Percetakan dan Binangun
Sablon Pada tahun 2016 produk unggulannya yakni
11. Kerajinan dan Topi Binangun,
Banaran apel dan jeruk keprok. Produksi buah-buahan
12. Jajanan Oleh-Oleh Beru di Desa Bumiaji secara detail dapat dilihat
Batu
Sumber: RPJM Desa Bumiaji (2016). pada tabel berikut:
Pembangunan desa yang berbasis
potensi lokal dapat dianalisis dengan

54
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

Tabel 4. Jumlah Produksi dan Produktivitas melakukan penanaman 2000 pohon jenis
Tanaman Tahunan di Desa Bumiaji Tahun mahoni, suren, dan tanaman buah-buahan.
2016 Lembaga Pemberdayaan Masyarakat

Tan. Yg dipanen
Desa (LPMD) juga berperan dalam

Produktivitas
Jumlah Tan.

(Kg/Phn)

(Ton/Ha)
Produksi
(Phn)

(Phn)
penanaman pohon di kanan kiri jalan desa.
No.

Jenis

Serta peran dari pihak swasta yakni USAID


1. Alpukat 20 14 200 yang melakukan program pembibitan dan
Mangga
2. 15 15 25
Manalagi penanaman pohon di sekitar lahan pertanian.
3. Pepaya
4.
Jeruk
3.000 2.500 30 19 Keberlanjutan ekologis di Desa Bumiaji
Manis
5.
Jeruk
13.500 20 12,5 sangat dijaga yakni dengan tetap
Keprok
6. Belimbing mempertahankan adanya lahan hijau. Seperti
7. Durian
8. Salak yang disampaikan oleh Rakhmad Hardianto
Belum
9. Sirsak 100
prod selaku pengelola wisata petik Jambu Kristal
10. Jambu Biji 6.500 6.500 10
11. Jambu Air 200 150 (2016) bahwa upaya pelestarian lingkungan
12. Sawo
13. Sukun salah satunya dengan berkomitmen agar
14. Markisa
15. Nangka 105 50 pembagian wilayah Desa Bumiaji berupa 5%
16. Apel 178.000 175.000 15 15
Sumber: Arsip Petugas Penyuluh Lapangan “Data bangunan dan 95% tanaman. Pembangunan
Potensi Desa Bumiaji” (2016). rest area atau homestay sebagai pendukung
agrowisata di Bumiaji dibangun di luar lahan
Pemerintah Kota Batu saat ini telah agrowisata.
mendorong desa-desa yang masuk dalam Selain penanaman pohon, upaya yang
wilayah utama pengembangan kawasan dilakukan untuk menjaga keberlanjutan
agropolitan, wisata alam dan lingkungan ekologis adalah dengan mengadakan kerja
untuk menggunakan pertanian organik. Di bakti. Kerja bakti biasanya dilakukan secara
Desa Bumiaji sendiri masih menggunakan kondisional untuk menjaga kebersihan
pertanian semi organik yakni perpaduan lingkungan. Kebijakan membuang sampah
antara penggunaan bahan kimia dengan bahan pada tempatnya juga dilakukan untuk
alami. Demi mendukung keberlanjutan mendorong keberlanjutan ekologi, serta
ekologis, Desa Bumiaji mempunyai program didukung dengan penyediaan tempat sampah
menanam pohon pada setiap awal musim khususnya di sekitar tempat wisata.
hujan. Untuk mewujudkan program ini Seluruh potensi yang ada di Desa
dibentuk sebuah kelompok tani. Peran dari Bumiaji secara detail dapat dilihat pada peta
kelompok tani, masyarakat, pemerintah desa berikut ini:
dan Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup
Kota Batu pada tahun 2010 berhasil

55
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

Gambar 2. Peta Potensi Desa Bumiaji Desa Bumiaji sebesar Rp. 17.500,00/orang.
Pembagiannnya adalah Rp. 10.000,00 untuk
hasil petani sampai jika ada kerusakan lahan
akibat ulah wisatawan semua tercover dari
nominal tersebut. Pemerintah desa
mendapatkan Rp. 5.000,00 sebagai kegiatan
operasional desa, sedangkan pelaku wisata
mendapat Rp. 2.500,00.
Keuntungan pemerintah desa yang
Sumber: Arsip Desa Bumiaji (2016).
masuk dalam Pendapatan Asli Desa (PADes)
sebesar Rp. 1.000.000,00/tahun. Nominal
Aspek Keadilan Sosial
tersebut masih tergolong kecil, karena
Aspek keadilan sosial ini meliputi 5
kelompok agrowisata di Desa Bumiaji masih
hal, antara lain: pertama, pemerataan dan
dalam tahap pengembangan secara mandiri.
keadilan sosial. Potensi agrowisata di Desa
Potensi agrowisata jangan hanya dilihat dari
Bumiaji dimiliki oleh perseorangan, akan
nominal yang didapatkan oleh pemerintah
tetapi menfaatnya dapat dirasakan oleh
desa, akan tetapi adanya agrowisata ini sudah
banyak pihak. Tidak hanya oleh masyarakat
mampu membuka banyak lapangan pekerjaan.
pemilik lahan, tetapi juga warga sekitar dan
Beberapa lapangan pekerjaan yang terbentuk
pemerintah desa. Seperti yang disampaikan
setelah adanya agrowisata adalah petani
oleh Kepala Desa Bumiaji:
pemilik lahan, buruh petani, pelaku wisata,
“Dampak yang dirasakan sudah merata
tidak terbatas hanya warga yang usaha home stay, jasa transprostasi, Industri
mempunyai lahan, tetapi juga warga Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dan
lokal Bumiaji yang mempunyai sarana masyarakat lokal yang berprofesi sebagai
pendukung transportasi, warga-warga
pemilik warung, toko, dan tukang parkir.
yang berjualan di sekitar tempat wisata,
tukang parker, tidak terkecualipara Tabel 5. Harga Tiket Masuk Potensi
karang taruna Desa Bumiaji sendiri Agrowisata Desa Bumiaji
yang menjadi pemandu wisata (guide)
Nama
paling tidak sudah merasakan manfaar HTM/Harga
Kunjungan
dengan adanya potensi agrowisata di Beli/Produksi
Agrowisata
Desa Bumiaji” (Edy Suyanto: 2016). Wisata Petik Apel Rp. 17.500,-/orang
Wisata Petik Rp. 12.500,-/orang dan Rp.
Jeruk 15.000,-/orang
Pemanfaatan hasil dari potensi Wisata Petik
Rp. 15.000,-/orang
Jambu Kristal
agrowisata misalnya dari hasil tiket masuk Wisata Petik
Rp. 10.000,-/orang
wisatawan dibagi secara merata antara Bunga
Wisata Edukasi
petani/pemilik lahan, pemerintah desa, dan Rp. 20.000,-/liter susu
Kambing Etawa
biro wisata. Harga tiket masuk ke agrowisata Wisata Industri Olahan jenang&dodol ±

56
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

Rumah Tangga 31.680 Pcs/Bln partisipasi masyarakat masih ada masyarakat


(UMKM) Olahan keripik buah ±
3.700 Kg/Bln yang bersikap apatis terhadap pembangunan
Pia apel & nangka ± 3.300 agrowisata di Desa Bumiaji.
Pcs/Bln
Sumber: Arsip Pelaku Wisata Desa Bumiaji (2016). Keempat, peningkatan pelayanan

Kedua, peningkatan kualitas dan publik. Pelayanan publik dilakukan oleh

kuantitas. Hal ini dilakukan dengan pemerintah desa dengan cara memberikan

melakukan diversifikasi dari fokus pada keterbukaan informasi. Misalnya ketika ada

potensi apel, sekarang berkembang pada pendanaan dari pemerintah kota kemudian

potensi jeruk, jambu Kristal, petik bunga disosialisasikan kepada warga desa. Begitu

potong maupun bunga hias, peternakan juga kalau warga membutuhkan pendanaan,

kambing etawa, dan berkembangnya home maka pemerintah desa bisa membantu

industry pengolahan hasil agrowisata tersebut. memfasilitasi dan koordinasi ke SKPD terkait

Selain dari sisi kuantitas, pengembangan di Pemerintah Kota Batu seperti dengan

kualitas juga dilakukan seperti dalam Bappeda, Dinas Pertanian, dan Dinas

pemberian pelayanan kepada pengunjung. pariwisata (Wiwit, 2016). Keterbukaan

Seperti yang disampaikan oleh pengelola informasi yang dilakukan pemerintah desa

wisata petik jambu kristal bahwa: yakni dengan mengadakan musyawarah desa

“Adanya sistem yang dibangun dalam yang mengundang berbagai stakeholder


memberikan pelayanan. Ketika tamu terkait rencana dan penggunaan Alokasi Dana
datang, dilakukan briefing terlebih Desa (ADD).
dahulu, diperkenalkan tentang pertanian
berbasis wisata, dibangun rasa Kelima, peningkatan kualitas SDM.
kedekatan terhadap alam, baru Pembangunan agrowisata di Desa Bumiaji
kemudian melakukan wisata petik buah, mengedepankan kultur budaya yang dijunjung
makan dan pulang (Rakhmad
tinggi oleh masyarakat lokal. Hal ini
Hardianto, 2016).”
dilakukan dengan penamaan-penamaan tata
Ketiga, partisipasi masyarakat. kelola agrowisata. Misalnya home stay
Kepala desa dan masyarakat sepakat untuk disebut dengan pakerman. Welcome drink
membuat suatu kelompok yang awalnya dinamakan unjukan panunggal artinya
bernama Wisata Bukit Apel (WBA) pada minuman nomor satu. Tour guide pria disebut
tahun 2004. Kelompok ini mengalami sebagai sinoman dan tour guide wanita
perubahan nama menjadi kelompok Desa disebut sebagai bioto. Peningkatan kualitas
Wisata Bumiaji pada tahun 2012. Setelah baru SDM juga dilakukan melalui pelatihan-
berkembang adanya kelompok Sadar Wisata pelatihan seperti pelatihan tentang tour guide
(Pokdarwis) yang merupakan kepanjangan profesional, penataan home stay, dan
tangan dari Pemerintah Kota Batu. Dari sisi

57
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

pelatihan tentang pengembangan jiwa III Fachrudin


Bumijaya
4. Andrianto Yusuf Winardi
IV
kewirausahaan. Agus
5. Abimanyu Dani Widi Asmoro
Kurniawan
Pembangunan agrowisata ini 6. Ajijaya Sulianto Ajib Tarmat
Tirto
7. Usma Kusnu Misdi
melibatkan berbagai stakeholder mulai dari Makmur
8. Akal Imam Gojali Indriono Ridwan
Bumi
pelaku wisata dan kelompok tani, pemerintah 9.
Rahayu
Suhartini Li’anah
Citra
desa dan juga swasta. Pelaku wisata dan 10. Ningrowati Riati Nasri’ah
Lestari
Wanita
11. Sulianah Winarti Susiati
kelompok tani merupakan pelaku utama Amanah
Bumi
12. Widi
dalam pembangunan agrowisata. Hal ini Abadi
Sumber: Arsip Petugas Penyuluh Lapangan “Data
dilakukan dalam membuka lapangan Potensi Desa Bumiaji” (2016).
pekerjaan, menaikkan pendapatan masyarakat Selain Pokdarwis dan Gapoktan, juga
serta berperan dalam mendukung jumlah adanya Wisata Bukit Apel (WBA). WBA
pengunjung atau wisatawan ke agrowisata mulai berdiri sejak akhir tahun 2005 dan
Bumiaji. Beberapa kelompok yang berperan diresmikan pada bulan Juli 2006 oleh
penting dalam pembangunan agrowisata ini Walikota Batu, pada saat yang bersamaan
adalah Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Desa Bumiaji dicanangkan sebagai desa
Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan), dan wisata. WBA merupakan suatu organisasi atau
Wisata Bukit Apek (WBA). lembaga yang berbentuk paguyuban atau
Pokdarwis merupakan kelompok asosiasi, dibawahi secara langsung oleh
bentukan dari Pemerintah Kota Batu yang ada Kepala desa dan masuk ke dalam
di semua desa di Kota Batu. Akan tetapi pemerintahan desa. Organisasi ini bukan
kedudukan Pokdarwis di tingkat desa sendiri lembaga yang berorientasi profit penuh,
masih belum jelas, sehingga kinerjanya juga karena organisasi ini juga berorientasi kepada
dirasa kurang maksimal. Berbeda dengan pembangunan masyarakat (sosial).
Pokdarwis, kelompok tani di Bumiaji dinilai Kepengurusannya terdiri dari seluruh unsur
lebih aktif dalam pengembangan agrowisata. masyarakat Bumiaji.
Di Desa Bumiaji ada 1 Gapoktan yakni Berkaitan dengan kepengurusan,
Gapoktan Bumijaya Abadi yang diketuai oleh struktur kepengurusan WBA di Desa Bumiaji
Bapak M.Chamim. selain itu, ada 12 juga belum tertata. WBA masih berjalan
kelompok tani di Desa Bumiaji, yang secara hingga sekarang meskipun namanya berubah
detail daftar nama kelompok tani di Desa menjadi kelompok Wisata Desa Bumiaji.
Bumiaji dapat dilihat pada tabel berikut: Ketiga aktor perwakilan dari masyarakat lokal
Tabel 6. Kelompok Tani Bumiaji bisa dikatakan sebagai aktor utama
Nama Keterangan
No. Kelompok dalam pelaksanaan pembangunan agrowisata,
Ketua Sekretaris Bendahara
Tani
1. Bumiaji I Imam W Yukron M. Chamim hal ini dikarenakan memang prioritas Desa
Bumijaya Muji
2. Supriadi Darmanto
II Teguh Bumiaji untuk mengedepankan pemberdayaan
3. Bumijaya M. Yusuf Yoyok Mathadi

58
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

masyarakat. Masyarakat khususnya pelaku dijadikan sebagai sarana berkumpul para


wisata dan kelompok tani yang menentukan pelaku wisata. Sebagai regulator Pemerintah
sendiri arah keberhasilan dari pembangunan Desa terlibat dalam pembuatan kebijakan desa
agrowisata itu sendiri namun tidak terlepas tentang kepengurusan wisata bukit apel yakni
dari koordinasi dengan Pemdes Bumiaji. Surat Keputusan Kepala Desa Bumiaji Nomor
Pemerintah Desa Bumiaji dalam 141/13/KEP/422.330.330.5/2009 tentang
pembangunan agrowisata ini dapat berlaku Pengesahan Pengangkatan Anggota Pengurus
sebagai fasilitator, koordinator dan juga Kelembagaan Wisat Bukit Apel Desa Wisata
regulator. Dukungan Pemerintah Desa dalam Bumiaji.
pembangunan agrowisata ini dibuktikan Pihak swasta juga memberikan
melalui visi misi kepala desa terpilih periode kontribusi penting dalam pengembangan
2015-2021 yaitu: agrowisata di Desa Bumiaji. Sektor swasta
“Misi: Terwujudnya Desa Bumiaji yang ada di Bumiaji yakni Apple Sun
sebagai Desa Agrowisata yang Learning Center. Apple Sun merupakan
religious, berpemerintahan kreatif,
learning center pertama yang ada di Kota
inivatif, mengutamakan pelayanan
prima, dan bermasyarakat sejahtera Batu. Apple Sun Learning Center merupakan
lahir dan batin. Misi: Mewujudkan salah satu sub unit dalam keluarga besar
Bumiaji Sebagai Desa Agrowisata yang
Kaliwatu Group di Kota Wisata Batu. Tujuan
Religius Berpemerintahan kreatif,
inovatif, mengutamakan pelayanan dibangunnya Apple Sun Learning Center
prima dan bermasyarakatan Sejahtera adalah sebagai tempat pelatihan bagi
Lahir dan Batin. Dari visi misi kepala
perusahaan dan sekolah untuk membangun
desa tersebut, salah penekanannya
adalah dalam pembangunan agrowisata mental, attitude, teamwork, entrepreneur,
yang diturunkan ke dalam beberapa leadership dan pengembangan karakter.
indikator yaitu menciptakan sistem Bentuk kerjasama yang dijalin Desa Bumiaji
pertanian yang maju dan mandiri serta
ramah lingkungan, mengembangkan dengan sektor swasta yakni Apple Sun hanya
industri pertanian yang berbasis sebatas penyambung tamu yang datang ke
masyarakat dan keunggulan lokal, dan apple sun jika ingin berwisata petik baik itu
mewujudkan sapta pesona wisata yang
petik apel, jeruk, jambu maupun bunga maka
bernuansa kearifan lokal.”
pihak apple sun akan membawa pengunjung
Melalui visi misi kepala desa jelas ke potensi agrowisata Bumiaji sesuai
memberikan bukti bahwa Pemerintah Desa keinginan tamu yang bersangkutan. Tidak
telah berkomitmen untuk terlibat dalam hanya wisata petik, jika tamu ingin membeli
pembangunan desa yang berbasis agrowisata. oleh-oleh yang lengkap dengan sistem edukasi
Pemerintah desa juga memberikan fasilitas pengolahan hasil agrowisata maka tamu bisa
basecame yakni graha wisata yang dapat diarahkan ke potensi home industry Desa

59
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

Bumiaji. Hal ini tentu saja akan menambah Pengembangan potensi lokal sebagai upaya
kuantitas tamu yang datang ke potensi-potensi untuk memerangi kemiskinan pedesaan
agrowisata Desa Bumiaji. sehingga kesejahteraan warga bisa meningkat.
Pemerintah Desa Bumiaji yang salah satunya
Aspek Ekonomi berwenang dalam pembangunan desa
Aspek ekonomi merupakan aspek dibuktikan dengan mengalokasikan dana pada
terakhir dalam pilar pembangunan pengembangan potensi agrowisata. Dana yang
berkelanjutan. Kapital yakni sumber daya dialokasikan ini berasal dari dana ADD yakni
alam merupakan aspek penentu dalam pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.500.000,00
pembangunan agrowisata berbasis pertanian. yang digunakan untuk penambahan fasilitas
Mayoritas mata pencaharian di Desa Bumiaji Graha Wisata sebagai basecame kegiatan
adalah petani dengan lahan milik perorangan. agrowisata. Pada tahun 2014 ada alokasi yang
Dengan lahan yang ada mereka tanami buah, diberikan untuk operasional Pokdarwis
sayur, dan bunga yang dimanfaatkan untuk sebesar Rp. 1.000.000,00. Artinya dukungan
kegiatan agrowisata. anggaran dari pemerintah desa digunakan
Sumberdaya alam yang berupa lahan untuk belanja operasional, dibandingkan
tersebut merupakan aspek vital dalam dengan pembangunan dan pemberdayaan
keberhasilan pembangunan agrowisata, para masyarakat. Jadi, meskipun kepala desa telah
pemilik lahan menjaga dan mengolah secara berkomitmen melalui visi misinya, akan tetapi
maksimal lahan yang mereka punya agar tidak ditindaklanjuti dalam dukungan
manfaat yang didapatkan pun juga banyak. anggaran.
Ketika apel mengalami penurunan Jika dilihat dari jumlah nominal bisa
produktivitas, petani mulai berinovasi yakni dikatakan dana dari Pemerintah Desa masih
melakukan diversivikasi tanaman. Tidak minim. Akan tetapi di sisi lain pemerintah
hanya fokus pada tanaman apel tetapi mulai desa membantu memberikan fasilitas
mengembangkan buah yang lain yang bernilai pertanian dan peternakan seperti bantuan bibit
tinggi seperti buah jambu kristal dan jeruk. jeruk kepada kelompok tani, bantuan pupuk
Meskipun pada akhirnya petani memproduksi organik kepada kelompok tani apel, bantuan
buah juga bergantung dengan kondisi alam ternak kambing, bantuan mesin pencacah
yang tidak ditentukan oleh manusia (Wiwit, rumput, bantuan mesin pellet, bantuan tong
2016). pakan, dan bantuan alat produksi apel. Hal ini
Potensi agrowisata yang sesuai data yang dihimpun dari LKPJ Kepala
dikembangkan di Desa Bumiaji memberikan Desa Bumiaji Tahun 2012.
dampak pada peningkatan pendapatan Dalam bidang perindustrian dan
masyarakat dan perluasan tenaga kerja. perdagangan yang ada yaitu UMKM, untuk

60
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

menggairahkan usaha industri rumah tangga, mempunyai bekal dalam bidang pariwisata
Pemdes melalui LPMD memberikan bantuan sesuai dengan standar pariwisata.
beruapa penambahan modal bagi pelaku Kedua, promosi merupakan kunci
industri. Dana diperoleh dari ADD/K tahun dalam mendorong kegiatan agrowisata.
2012 Program Ekonomi Produktif. Di Informasi dan pesan promosi dapat dilakukan
samping itu bagi pelaku industri yang sudah melalui berbagai cara,seperti melalui leaflet,
berjalan dengan baik (mempunyai modal, booklet, pameran, cinderamata, mass media
pemasaran lancar), Pemdes berusaha untuk (dalam bentuk iklan atau media audiovisual),
mengajukan bantuan berupa peralatan yang serta penyediaan informasi pada tempat
menunjang proses produksi. publik (hotel, restoran, bandara dan lainnya).
Promosi dilakukan secara langsung dan tidak
Pengembangan Agrowisata langsung. Promosi secara langsung dilakukan
Pengembangan agrowisata di Desa dengan cara mulut ke mulut (word of mouth).
Bumiaji dilakukan melalui berbagai aspek, Promosi wisata dengan cara ini merupakan
antara lain: Pertama, pengembangan sumber promosi yang paling murah dan bisa
Daya Manusia (SDM). Pengembangan SDM dikatakan cukup efektif karena adanya
dilakukan melalui berbagai pelatihan, yang keterlibatan langsung dalam berinteraksi
lebih banyak diinisiasi oleh pelaku wisata. sehingga orang lebih mudah percaya dengan
Sedangkan pemerintah desa memberikan cerita yang didengarkan dari pengunjung
fasilitas berupa penyediaan tempatnya. Salah sebelumnya berdasarkan pengalaman saat
satu pelatihan yang pernah dilakukan adalah datang ke lokasi wisata yang dikunjunginya.
pelatihan menjadi guide professional, Promosi secara tidak langsung
pelatihan tentang penataan homestay, dan biasanya dilakukan melalui media cetak
pelatihan tentang jiwa kewirausahaan dengan maupun media sosial. Yang dimaksud dengan
mendatangkan pemilik produk Baboon T-Shirt media cetak atau display diantaranya yaitu
dan Direktur CV Bintang Bersinar Malang. dengan membuat brosur atau selebaran terkait
Meskipun pelatihan jarang dilakukan, akan dengan potensi agrowisata. Brosur ini
tetapi hal ini tidak menjadi kendala. Jika ada biasanya dibagikan kepada pengunjung
tamu yang datang dalam jumlah banyak, agrowisata, juga pernah dibagikan dalam
pelaku wisata dapat melibatkan karang taruna. kegiatan Jatim Fair saat Desa Bumiaji
Karang taruna ini sudah tergabung dalam HPI mengikuti pameran Jatim Fair tersebut.
(Himpunan Pramuwisata Indonesia) dan BGC Potensi-potensi agrowisata Desa Bumiaji juga
(Batu Guide Community), dimana latar pernah dimuat dalam Koran Jawa Pos pada 24
belakang mereka memang sudah dilatih dan Februari 2015, dalam koran tersebut
disebutkan beberapa obyek wisata di Desa

61
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

Bumiaji lengkap dengan harga tiket masuk sudah ada sehingga dapat membawa
serta keadaan desa agrowisata Bumiaji sampai wisatawan untuk berkunjung ke tujuan wisata
pada saat ini. Selain pembuatan brosur dan mereka. Transportasi yang dimaksud adalah
berita di koran, promosi secara tidak langsung sepeda motor maupun mobil dari masyarakat
juga dilakukan melalui media sosial seperti lokal Bumiaji. Karena jarak antar lokasi
facebook, twitter dan youtube. Promosi agrowisata di Bumiaji tidak jauh, maka cukup
melalui media sosial tidak menghabiskan menggunakan motor atau mobil warga yang
biaya yang mahal tetapi mempunyai dampak bisa digunakan sehingga memudahkan
yang besar mengingat di jaman globalisasi wisatawan untuk sampai ke lokasi wisata yang
seperti sekarang ini internet merupakan media diinginkannya. Khusus untuk wisata petik
yang tidak asing lagi bagi masyarakat luas dan apel yang letaknya agak jauh dari pusat Desa
sifatnya sangat mudah diakses. Bumiaji yaitu berada di Dusun Tlogorejo,
Ketiga, dukungan sarana dan biasanya wisatawan memanfaatkan angkutan
prasarana. Dukungan sarana dan prasarana umum (mikrolet) untuk sampai di lokasi
yang dibuat dalam pembangunan agrowisata wisata petik apel.
Desa Bumiaji ini tidak berlebihan, sesuai
dengan social culture yang ada di pedesaan. Kesimpulan
Apabila tamu yang datang dalam jumlah besar Pembangunan potensi lokal di Desa
membawa beberapa bus, tempat parkir Bumaji yang berbasis agrowisata telah
disediakan di basecamp graha wisata yang memenuhi 3 aspek dalam pembangunan
memang tempatnya cukup luas. Di Bumiaji berkelanjutan. Pertama, aspek ekologis.
sendiri masjid juga banyak untuk tempat Aspek ekologis menunjukkan bahwa sebagai
beribadah bagi tamu muslim. Bagi tamu yang desa wisata, Desa Bumiaji menjaga
menginap, disediakan homestay. Ada sekitar kelestarian sumber daya alam yang ada.
50 rumah yang dijadikan homestay di Dusun Karena potensi utamanya berbasis
Beru, satu rumah dapat ditempati oleh 6 agriowsisata, maka penjagaan lahan menjadi
sampai 7 orang. Tarif yang ditetapkan sesuai prioritas utama. Hal ini dibuktikan bahwa
dengan fasilitas kisaran Rp. penggunaan terbesar di Desa Bumiaji tetap
20.000/orang/malam. Fasilitas selayaknya di diperuntukkan untuk ladang dan sawah.
pedesaan yaitu tempat untuk tidur, toilet Pengembangan kawasan agropolitan, wisata
dengan tambahan makan yang bersifat alam dan lingkungan juga dilakukan dengan
kondisional sesuai permintaan wisatawan. adanya pertanian organik. Perawatan
Dalam menunjang kegiatan lingkungan dilakukan melalui kegiatan kerja
agrowisata, diperlukan juga prasarana bakti, akan tetapi sampai saat ini masih
transportasi sebagai pelengkap sarana yang bersifat kondisional dan tidak ada jadwal

62
Politik Indonesia: Indonesian Political Science Review 2 (1) (2017) 46-64

rutin. Serta perlunya kesadaran seluruh Bumiaji hanya melaksanakan peran


elemen agar tidak membuang sampah coordinator dan fasilitator. Sedangkan peran
sembarangan. entrepreneur justru lebih banyak dilakukan
Kedua, aspek keadilan sosial. Potensi oleh masyarakat lokal khususnya pemilik
agrowisata di Desa Bumiaji dimiliki oleh potensi agrowisata. Kedua, promosi baik
perseorangan, akan tetapi menfaatnya dapat dilakukan secara langsung atau tidak
dirasakan oleh banyak pihak. Tidak hanya langsung. Ketiga, adanya dukungan sarana
oleh masyarakat pemilik lahan, tetapi juga dan prasarana.
warga sekitar dan pemerintah desa. Aspek
keadilan dilakukan dengan meningkatkan Daftar Pustaka
kualitas dan kuantitas potensi lokal, Asdak, C. (2012). Kajian lingkungan hidup
peningkatan pelayanan kepada pengunjung, strategis: jalan menuju pembangunan
partisipasi dan penguatan kelembagaan pihak berkelanjutan. Gadjah Mada University
yang terkait dalam pengelolaan agrowisata. Press.
Masyarakat lokal yang tidak terlibat dalam Creswell, J. W. (2014). Penelitian Kualitatif &
pengelolaan agrowisata sampai saat ini belum Desain Riset 3/E-: Memilih di Antara
ada konntribusi yang signifikan. Lima Pendekatan.
Ketiga, aspek ekonomi. Kapital yakni Fuady, M., & Gunarsa, A. (2010). Konsep
ladang dan sawah merupakan sumber utama negara demokrasi. Refika Aditama.
keberhasilan agrowisata. Oleh karena itu, http://ciptakarya.pu.go.id/profil/profil/barat/jat
tidak aneh jika mayoritas mata pencaharian di im/batu.pdf.
Desa Bumiaji adalah petani. Capital yang ada http://eprints.undip.ac.id.
memberikan hasil berupa buah, sayur, dan http://portal.batukota.go.id/berita-737-3-desa-
bunga yang dimanfaatkan untuk kegiatan dinobatkan-terbaik.html.
agrowisata. Dampak dari agrowisata ini dapat http://shining-batu.com/desa-wisata-
meningkatkan pendapatan masyarakat dan bumiaji.html.
perluasan tenaga kerja, sehingga Moleong, L. J. 2007. Metodologi penelitian
kesejahteraan warga bisa meningkat. kualitatif, 4-10.
Penelitian ini selain membahas Peraturan Pemerintah RI No. 12 Tahun 1993
tentang pembangunan desa juga memberikan tentang Pembentukan Kota
kajian tentan pengembangan agrowisata di Administratif Batu Bab IV mengenai
Desa Bumiaji yang telah dilakukan melalui Penataan Wilayah.
berbagai aspek, antara lain: pertama, melalui Permendagri No. 114 Tahun 2014 Tentang
pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Pedoman Pembangunan Desa.
khususnya pelaku wisata. Pemerintah desa

63
Irma Fitriana Ulfah, dkk./ Pembangunan Desa Berbasis Potensi Lokal Agrowisata di Desa...

Perda No. 7 tahun 2011 RTRW Kota Batu


Tahun 2010-2030.
Sugandhy, A., & Hakim, R. (2007). Prinsip
dasar kebijakan pembangunan
berkelanjutan berwawasan lingkungan.
Bumi Aksara.
Strauss, A., & Corbin, J. (2003). Dasar-dasar
penelitian kualitatif. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 6
Tahun 2014 Tentang Desa.
Wawancara dengan Edy Suyanto, Kepala
Desa Bumiaji, pada 11 Januari 2016.
Wawancara dengan Wiwit S, Kaur
Pemerintahan Desa Bumiaji, pada 11
Februari 2016.
Wawancara dengan Rakhmad Hardianto,
Pengelola Wisata Petik Jambu Kristal,
pada 18 Februari 2016.

64

You might also like