You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam pembelajaran biologi berkaitan dengan cara mencari tahu dan memahami
tentang alam sekitar secara sistematis, sehingga ilmu biologi bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta konsep, penemuan pendidikan
biologi diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya
sendiri dan alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk
hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik) (Bambang,1998).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka penulis dapat merumuskan suatu
permasalahan dalam makalah ini antara lain sebagai berikut :
1. Pengertian jamur/fungi dan alga ?
2. Bagaimana cir-ciri dari jamur/fungi dan alga ?
3. Bagaimana struktur tubuh jamur/fungi dan alga ?
4. Bagaimana cara hidup dan habitat jamur/fungi dan alga ?
5. Reproduksi jamur/fungi dan alga ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis dapat memahami tujuan dari
penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian dari jamur/fungi dan alga sebagai ilmu.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri jamur/fungi dan alga.
3. Untuk mengetahui struktur tubuh jamur/fungi dan alga.
4. Untuk mengetahui cara hidup dan habitat jamur/ fungi dan alga.
5. Reproduksi jamur/fungi dan alga.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Jamur (fungi)
Jamur (fungi) adalah organisme eukariotik yang bersel tunggal (uniseluler)
atau bersel banyak (multiseluler) dengan tidak memiliki klorofil. Sel jamur memiliki
dinding yang tersusun atas kitin. Karena sifat-sifatnya tersebut dalam klasifikasi
makhluk hidup, Jamur dipisahkan dalam kingdom nya tesendiri,ia tidak termasuk
dalam kindom protista,monera, maupun plantae. Karena tidak berklorofil, jamur
temasuk ke dalam makhluk hidup heterotof (memperoleh makanan dari organisme
lainnya), dalam hal ini jamur hidup dengan jalan menguraikan bahan-bahan organik
yang ada di lingkungannya. Umumnya jamur hidup secara saprofit (hidup dengan
menguai sampah oganik seperti bankai menjadi bahan anoganik). Ada juga jamur
yang hidup secara parasit (memperoleh bahan organik dari inangnya), adapula yang
hidup dengan simbiosis mutualisme ( hidup dengan organisme lain agar sama-sama
mendapatkan untung).

B. Struktur tubuh jamur atau fungi


Dilihat dari struktur tubuhnya, jamur memiliki ciri-ciri yang berguna untuk
mengenal apakah suatu organisme merupakan jamur atau bukan.Organisme yang
termasuk jamur bisa terdiri atas satu sel maupun terdiri atas banyak sel. Jamur yang
bersel tunggal (uniseluler), misalnya adalah ragi (Saccharomyces
cerevisiae).Sedangkan jamur yang tubuhnya bersel banyak (multiseluler) bisa berupa
jamur mikroskopis maupun jamur makroskopis.Jamur mikroskopis adalah jamur
yang hanya bisa dilihat dengan mikroskop, karena memiliki ukuran tubuh yang
sangat kecil.Contoh jamur mikroskopis multiseluler adalah Aspergillus sp. dan
Penicillium sp. Jamur multiseluler juga ada yang bersifat makroskopis, mudah
diamati dengan mata telanjang, yang berukuran besar.Contoh jamur makroskopis
adalah jamur merang (Volvariella valvacea) dan jamur kuping (Auricularia
polytricha).
Jamur merupakan organisme eukariotik (eu: sejati dan cariyon: inti), yaitu
organisme yang inti selnya memiliki selaput inti atau karioteka yang lengkap. Di
dalam sel jamur terdapat sitoplasma dan nukleus yang kecil.Jamur memiliki bentuk
tubuh bervariasi, ada yang bulat, bulat telur, maupun memanjang.Pada jamur bersel
banyak (multiseluler) banyak terdapat deretan sel yang membentuk benang, disebut
hifa.Pada jamur yang sifat hidupnya parasit, hifa mengalami modifi kasi, disebut
haustoria.Haustoria merupakan organ untuk menyerap makanan dari substrat tempat
hidup jamur, dan organ ini memiliki kemampuan untuk menembus jaringan substrat.
Beberapa jaringan hifa akan membentuk miselium. Miselium merupakan tempat
pembentukan spora dan juga sebagai alat reproduksi serta alat untuk mendapatkan

2
makanan.Hifa juga bisa membentuk struktur yang disebut badan buah. Badan buah
merupakan kumpulan hifa yang muncul dari dalam tanah atau kayu yang lapuk.Badan
buah dijumpai pada kelompok jamur tertentu.
Berdasarkan ada tidaknya sekat atau septa dikenal adanya hifa aseptat, hifa septat
uninukleus, dan hifa septat multinukleus.Beberapa jenis jamur memiliki hifa yang
tidak bersekat.Didalam hifa tersebut terdapat banyak intisel (multinukleus) yang
menyebar didalam sitoplasmanya. Bentuk hifa yang demikian disebut
soenositik..Hifa jamur bercabang-cabang membentuk miselium.Kita mengenal ada 2
macam miselium, yaitu miselium vegetatif (berfungsi sebagai alat penyerap
makanan) dan miselium generatif (berfungsi sebagai alat reproduksi).
1. Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta
Hifa aseptat atau hifa tidak bersepta yaitu hifa yang tidak mempunyai
sekat atau septum. Istilah lain dari hifa tipe ini adalah soenositik. Hifa tersebut
dapat dijumpai misalnya pada Rhizopus oryzae dan Mucor mucedo.
2. Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta berinti tunggal
Hifa septat uninukleus atau hifa bersepta berinti tunggal yaitu hifa yang
disusun oleh sel-sel berinti tunggal dan memiliki sekat yang membagi hifa
menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki satu inti sel. Meskipun
demikian, inti sel dan sitoplasma dari ruang yang satu dapat berpindah ke ruang
lainnya. Hal ini dimungkinkan oleh adanya pori pada sekat-sekat tersebut. Hifa
tipe ini dapat dijumpai misalnya pada Puccinia graminis.
3. Hifa septat multinukleus atau hifa bersepta berinti banyak
Hifa septat multinukleus atau hifa bersepta berinti banyak yaitu hifa yang
disusun oleh sel-sel berinti banyak dan memiliki sekat yang membagi hifa
menjadi ruang-ruang, dan setiap ruang memiliki inti sel lebih dari satu.Nectria
cinnabarina merupakan contoh jamur yang memiliki tipe hifa seperti ini.

C. Cara Hidup dan Habitat jamur


Cara hidup jamur bervariasi, ada yang hidup secara soliter dan ada yang hidup
berkelompok (membentuk koloni).Pada umumnya jamur hidup secara berkelompok
atau berkoloni, karena hifa dari jamur tersebut saling bersambungan atau
berhubungan. Cara hidup ini dijumpai misalnya pada jamur tempe (Rhizopus oryzae),
jamur roti (Mucor mucedo), dan Aspergillus fl avus. Jadi, kalau kalian melihat
jamurjamur tersebut yang nampak adalah koloninya, sedangkan individu yang
menyusunnya berukuran sangat kecil.Habitat jamur juga bermacam-macam. Berbagai
jamur hidup di tempat-tempat yang basah, lembab, di sampah, pada sisa-sisa
organisme, atau di dalam tubuh organisme lain. Bahkan banyak pula jenis-jenis jamur
yang hidup pada organisme atau sisa-sisa organisme di laut atau air tawar.Jamur juga
dapat hidup di lingkungan asam, misalnya pada buah yang asam, atau pada pada

3
lingkungan dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Bahkan, jamur
yang hidup bersimbiosis dengan ganggang (lumut kerak), dapat hidup di habitat
ekstrim dimana organisme lain sulit untuk bertahan hidup, seperti di daerah gurun,
gunung salju, dan di kutub. Jenis jamur lainnya juga dijumpai hidup pada tubuh
organisme lain, baik secara parasit maupun simbiosis.

D. Cara Memperoleh Makanan


Jamur bersifat heterotrof, artinya tidak dapat menyusun atau mensintesis
makanan sendiri.Jamur tidak memiliki klorofil, sehinggatidak bisa berfotosintesis.
Jamur hidup dengan memperoleh makanan dari organisme lain atau dari materi
organik yang sudah mati. Untuk memenuhi kebutuhan makanannya, jamur dapat
hidup secara saprofit, parasit, dan simbiotik.
Kebanyakan jamur adalah bersifat saprofit.Jamur tersebut memperoleh
makanannya dari materi organik yang sudah mati atau sampah.Untuk memperoleh
makannya, hifa jamur mengeluarkan enzim pencernaan, yang dapat merombak materi
organik, menjadi materi yang sederhana (anorganik) sehingga mudah diserap oleh
jamur. Jamur paying, jamur ragi (Saccharomyces cerevisiae), dan jamur tempe
(Rhizopus oryzae) termasuk dalam kelompok jamur ini.
Beberapa jenis jamur, ada yang mendapatkan makanannya langsung dari tubuh
inangnya.Jamur tersebut hidup sebagai parasit yang menyerang tumbuhan, biasanya
mempunyai hifa khusus, yang disebut haustoria.Bentuk hifa tersebut dapat menembus
sel inang dan menyerap zat makanan yang dihasilkan inang.Jamur parasit tersebut
sering menimbulkan penyakit pada tanaman, sehingga di bidang pertanian
menyebabkan penurunan hasil panen.Pada manusia, jamur juga menyebabkan
penyakit, misalnya penyakit kaki atlit (athlete’s foot) dan penyakit panu. Lihat
Gambar 5.10. Beberapa jenis jamur ada yang membentuk hubungan simbiosis
mutualisme dengan akar tumbuhan.Dalam hal ini, jamur menyediakan materi organik
bagi tumbuhan dan sebaliknya, jamur memperoleh materi organik dari tumbuhan.
Selain itu beberapa jenis jamur ada juga yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
(Chlorophyta) atau ganggang hijau-biru (Cyanobacteria) membentuk lumut kerak
atau Lichens.

E. Cara Reproduksi Jamur


Cara reproduksi jamur sangat bervariasi. Meskipun demikian, reproduksi
jamur umumnya terjadi dalam 2 cara, yaitu secara seksual (perkembangbiakan
generatif ) dan secara aseksual (perkembangbiakan vegetatif ).
Perkembangbiakan jamur secara generatif adalah perkembangbiakan yang diawali
dengan peleburan gamet (sel-sel kelamin), yang didahului dengan penyatuan 2 hifa
yang berbeda, yang disebut konjugasi.Berdasarkan gametnya, proses ini dapat

4
dikelompokkan sebagai isogami, anisogami, oogami, gametangiogami, somatogami,
dan spermatisasi.
Isogami yaitu peleburan 2 gamet yang sama bentuk dan ukuran nya, bila gamet-gamet
tersebut tidak sama ukurannya disebut anisogami. Apabila peleburan 2 gamet tersebut
yang berbeda adalah bentuk dan ukurannya, maka disebut oogami.Pada oogami,
ovum yang dihasilkan dalam oogoium dibuahi oleh spermatozoid yang dibentuk
dalam anteridium.Sedangkan yang disebut dengan gametangiogami adalah bila
peleburan isi 2 gametangium yang berbeda jenisnya tersebut menghasilkan zigospora.
Pada somatogami, yang terjadi yaitu peleburan 2 sel hifa. Dua sel hifa yang tidak
berdeferensiasi inti selnya berpasangan, kemudian terbentuk hifa diploid yang
selanjutnya akan dibentuk askospora. Sedangkan spermatisasi yaitu peleburan antara
spermatium (gamet jantan) dengan gametangium betina (hifa) yang kemudian
berkembang membentuk hifa baru (diploid) dan menghasilkan askospora.
Seperti halnya reproduksi seksual, reproduksi aseksual juga dapat terjadi melalui
beberapa cara. Cara reproduksi yang paling sederhana adalah dengan pembentukan
tunas (budding) yang biasa terjadi pada jamur uniseluler, misalnya ragi
(Saccharomyces cerevisiae). Pada reproduksi dengan cara ini, jamur membentuk
semacam sel berukuran kecil yang kemudian tumbuh menjadi sel ragi dengan ukuran
sempurna yang akhirnya terlepas dari sel induknya menjadi individu baru.
Selain dengan tunas, reproduksi aseksual juga dapat terjadi dengan fragmentasi dan
spora aseksual.Fragmentasi adalah pemotongan bagian-bagian hifa dan setiap
potongan tersebut dapat tumbuh menjadi hifa baru.Reproduksi jamur secara
fragmentasi diawali dengan terjadinya pemisahan hifa dari sebuah miselium.
Selanjutnya hifa tersebut akan tumbuh dengan sendirinya menjadi miselium baru.
Pada kondisi tertentu, hifa akan terdegeneralisasi menjadi sporangia (penghasil spora
aseksual).
Cara reproduksi aseksual yang lain adalah dengan spora yang disebut spora aseksual.
Spora aseksual adalah spora yang dihasilkan dari pembelahan secara
mitosis.Pembentukan spora aseksual pada jamur terjadi melalui spora yang dihasilkan
oleh hifa tertentu.Spora tersebut merupakan sebuah sel reproduksi yang dapat tumbuh
langsung menjadi jamur.Hal ini mirip dengan perkecambahan biji pada tumbuhan
tingkat tinggi.

F. Klasifikasi Jamur
Jamur atau fungi dipelajari secara spesifik di dalam cabang biologi yang
disebut mikologi.Para ahli mikologi (mycologist) mengelompokkan kingdom ini ke
dalam 4 divisi.Dasar yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah persamaan ciri-
ciri.Salah satu ciri jamur adalah bereproduksi dengan spora, baik spora berflagela
maupun spora tidak berflagela.Jenis-jenis jamur yang sporanya berflagela

5
dikelompokan dalam Dunia Protista yaitu Myxomycotina dan Oomycotina.
Sedangkan yang memiliki spora tidak berflagela dimasukkan ke dalam Dunia Fungi
dan dibagi menjadi 3 divisi, yaitu Divisi Zygomycotina, Divisi Ascomycotina, dan
Divisi Basidiomycotina. Dasar klasifi kasi ketiga divisi tersebut adalah cara
reproduksi seksual. Sedangkan jamur-jamur yang reproduksi seksualnya belum
diketahui, diklasifi kasikan ke dalam satu divisi, yang diberi nama Divisi
Deuteromycotina

1. Divisi Zygomycotina
Dinamakan Zygomycotina karena membentuk spora istirahat berdinding tebal
yang disebut zigospora.Umumnya hidup di darat sebagai saprofit dan tidak
berklorofil.Hifanya tidak berskat dan berinti banyak.Perkembangbiakan secara
vegetative dengan membentuk aplanospora yang hidup didarat dan yang hidup di
air membentuk zoospore, sedangkan perkembangbiakan generative dengan oogami
atau gametaniogami.
Beberapa contohZygomycotina
a. Pilobolus
b. Mucor muceedo
c. Rhizopus nigricans
d. Rhizopus oligosporus
e. Rhizopus stoloniferus
f. Mucor javanicus
2. Divisi Ascomycotina
Ascomycotina mudah dibedakan dengan jamur lain kaena mempunyai cirri khas
yaitu spora dibentuk dalam perkembangbiakan generative (seksual). Spora
dibentuk dalam suatu sel yang menggelembung berbentuk kantung yang disebut
askus dan spora yang dihasilkan disebut askospora.
Beberapa contoh Ascomycotina
a. Penicillium italicum
b. Penicillium islandicum
c. Penicillium notatum
d. Penicilliumchrysogenum
e. Penicillium camembery
f. Xylaria tabacina
g. Aspergillus nidulans
h. Aspergillus flavus
i. Fusarium
j. Claviceps puepurea
3. Divisi Basidiomycotina

6
Kelompok jamur yang termasuk Basidiomycotina mempunyai bentuk yang besar
(makroskopis).Sporanya dibentuk pada basidium.Tiap basidium umumnya
mempunyai 4 basidispora.Perkembangbiakan Basidiomycotina secara vegetative
dengan fragmentasi hifa, sedangkan secara generative dengan membentuk
basidiospora pada basidium.
Daur hidup Basidiomycotina dimulai dari pertumbuhan spora basidium atau
pertumbuhan konidium. Selanjutnyaakan tumbuh menjadi benang hifa yang
berskat dengan satu inti, kemudian hifa membentuk miselium.
Beberapa contoh Basidiomycotina
a. Volvariella volvacea
b. Auricularia polytricha
c. Puccinia graminis
d. Amanita phalloides
e. Agaricus campertis
f. Lycoperdon
g. Lentinus edodes
h. Ezobasidium vexans

4. Divisi Deuteromycotina
Meliputi semua jamur yang belum diketahui perkembangbiakan seksualnya.Hanya
diketahui perkembangbiakan vegetatifnya yaitu dengan membentuk
konldia.Kelompok jamur ini disebut jamur tidak sempurna.
Beberapa contoh Deuteromycotina
a. Trichophyton tonsurans
b. Trichophyton sp.
c. Malassezia furtur
d. Sclerothium rolfsii
e. Microsporum

7
BAB III
ALGAE

A. Algae (ganggang)
Algae merupakan tumbuhan tingkat rendah yang seluruh anggotanya
menyesuaikan diri dengan lingkungan berair. Ganggang tumbuh diair tawar,air
laut,dan tempat yang lembab atau basah.Disamping itu juga ada ganggang yang
tumbuh pada tumbuhan lain yang disebut Epifit dan tumbuh dalam tubuh organisme
disebut Endofit.
Algae adalah organisme berkloroplas yang dapat menghasilkan oksigen melalui
proses fotosintesis. Ukuran alga beragam dan beberapa micrometer sarnpai beberapa
meter panjangnya.Alga tersebar luas di alam dan dijumpai hampir disegala macam
lingkungan yang terkena sinar matahari (Pelczar dan Chan, 1986).

B. Ciri-ciri Alga
- Merupakan organisme Eukariotik
- Ada yang uniseluler (bentuk benang/pita) dan ada yang multiseluler (bentuk
lembaran).
- Memiliki klorofil, sehingga bersifat autotrof (dapat menyusun makanannya
sendiri).Selain klorofil, alga juga memiliki pigmen lain, seperti fikosianin
(warna biru), fikoeritrin (warna merah), fikosantin (warna coklat), xantofil
(warna kuning) dan karotena (warna keemasan).
Beberapa jenis alga fotosintetik yang menggunakan CO sebagai sumber
karbon dapat tumbuh dengan baik di tempat gelap (dengan mcnggunakan senyawa
organik sebagai sumber karbon, jadi berubah dan metabolisme fotosintesis menjadi
metabolisme pernafasan dan perubahan mi bergantung pada keberadaan matahari
(Stanier et al, 1976).
- Tubuh alga/ganggang tidak dapat dibedakan antara akar, batang, dan
daun. Tubuhnya berupa thalus, sehingga dimasukkan ke dalam golongan
thalophyta.
- Habitat di perairan (tawar – laut), tempat lembab. Ada yang menempel pada
batuan (epilitik), tanah/lumpur/pasir (epipalik), menempel pada tumbuhan
sebagai (epifitik), dan menempel pada tubuh hewan (epizoik).

C. Struktur Tubuh Algae/Ganggang


Tubuh ganggang disebut talus karena belum dapat dibedakan antara bagian
akar,batang,dan daun. Talus dapat terdiri atas satu sel (uniseluler) atau bersel banyak
(multiseluler).Ganggang bersel tunggal sebagian hidup sendiri,(soliter) dan sebagian
lagi membentuk kelompok (berkoloni).

8
Sel ganggang memiliki struktur mirip sel tumbuhan, yaitu bersifat eukariotik
(memiliki membran inti) serta memiliki dinding sel dan kloroplas.Dinding Sel
ganggang ada yang mengandung selulosa, hemiselulosa, silika, kalsium karbonat,
polisakarida, pektin, algin, agar, dan karagenan.Bahan-bahan tersebut membentuk gel
sehingga ganggang terasa berlendir atau seperti karet.

Bentuk kloroplas pada sel ganggang bervariasi, antara lain berbentuk bulat,
jala, spiral, cakram (diskoid), bintang, seperti mangkuk, dan seperti pita. Di dalam
kloroplas sel terdapat ribosom, DNA, pirenoid, dan klorofil. Jenis klorofil, antara lain
klorofil a, klorofil b, klorofil c, dan klorofil d, yang semuanya berfungsi untuk
fotosintesis.

Hasil fotosintesis ganggang digunakan untuk metabolisme sel dan


kelebihannya disimpan sebagai cadangan makanan di dalam pirenoid.Cadangan
makanan yang disimpan dapat berupa amilum, protein, tepung florid, floridosid,
minyak, laminarin, paramilon, dan leukosin. Ganggang juga memiliki organel sel
seperti yang dimiliki Protista lain, misalnya mitokondria, ribosom, badan golgi,
retikulum endoplasma, dan inti sel. Sebagal contoh adalah alga hijau yang dapat
menyimpan pati seperti pada tumbuhan tingkat tinggi (Pelezar dan Chan, I 986)

Beberapa jenis alga dapat bergerak bebas karena memiliki bulu cambuk
(flagella).Alga multiseluler dapat berupa filament panjang, lembaran, atau
menyerupai tumbuhan tingkat tinggi.Ganggang merupakan organisme yang memiliki
selaput nukleus dan karioteka.Ganggang merupakan tumbuhan berklorofil.Klorofil
berupa butir hijau yang terdapat didalam kloroplas atau kromatofora.

D. Reproduksi Alga
Alga berkembang biak secara aseksual (vegetatif) dan seksual (generatif).
Reproduksi Vegetatif dilakukan dengan cara pembelahan biner, fragmentasi dan
pembentukan zoospora.
a. Pembelahan biner, adalah pembelahan alga menjadi dua bagian yang sama.
b. Fragmentasi, merupakan bentuk reproduksi dengan cara pemutusan bagian
tubuh menjadi beberapa bagian.
c. Zoospora merupakan sel tunggal yang diselubungi oleh selaput dan dan dapat
bergerak atau berenang bebas dengan menggunakan satu atau lebih flaagela.
Setiap zoospora merupakan calon individu baru.
Perkembangbiakan Generatif dapat terjadi dengan cara :

9
a. Isogami yaitu perkembangbiakan secara kawin antara sel kelamin jantan dan
betina dengan bentuk dan ukuran yang identik sehingga gamet keduanya sulit
dibedakan
b. Anisogami yaitu perkembangbiakan secara kawin antara sel kelamin jantan
dan betina yang bentuknya sama tapi dapat dibedakan ukurannya.Sel kelamin
jntan memiliki ukuran yang lebih kecil dari sel kelamin betina.
c. Oogami yaitu perkembangbiakan secara kawin antara gamet jantan yang
dihasilkan oleh gamet angium jantan dan gamet betina yang dihasilkan
gametangium betina atau antara dua organisme yang berbeda jenis
kelaminnya

E. Kelompok-kelompok alga
Alga memiliki pigmen hijau daun yang disebut klorofil sehingga dapat
melakukan fotosintesis. Selain itu, alga juga memiliki pigmen lain yang dominan.
Berdasarkan dominansi pigmennya, alga dapat dibedakan menjadi alga cokelat, alga
merah, alga keemasan, diatom, dan alga hijau
Ciri-ciri dan Perbedaan Alga Cokelat, Merah, Keemasan, Hijau, dan Diatom :
Alga cokelat Alga merah Alga Alga hijau Diatom
Ciri-ciri (Phaeophyta (Rhodophyta keemasan (Chlorophyta (Bacillariophyta
) ) (Chrysophyta ) )
)
Contoh Turbinaria Gracilaria Navicula Chlorella Actinastrum
Fucus Gelidium Pinnularia Ulva Desmidium
Sargassum Eucheuma Synura Spirogyra Bacteriastrum

Pigmen klorot’il a klorofil a klorofil a dan klorofil a, b, klorofil a dan c,


dan c, dan b, c, B-karoten, B-karoten, karotenoid,
fukosantin, karotenoid, santofil santofil fukosatin,
karolen, . fikosianin, diatoksantin,
sanlofil fikoeritrin diadinoksantin

Habitat pantai, air air tawar dan air tawar dan 90% di air air tawar dan air
laut, air air laut air laut tawar dan laut
tawar 10% di laut

10
Bentuk benang atau benang atau batang atau benang, talus terdiri dari
talus seperti seperti seperti lembaran, 2 bagian,
tumbuhan tumbuhan telapak bola epiteka dan
tingkat tingkat tinggi tangan hipoteka
tinggi

Reproduks zoospora spora zoospora zoospora pembelahan


i berflagela haploid berflagela hipoteka dan
1. aseksual dua dan banyak epiteka
fragmentasi

2. seksual Isogami/ persatuan sel persatuan sel konjugasi persatuan sel


oogami spermatium sperma dan sperma dan
dan ovum ovum
karpogonium

Dinding selulosa, manan dan kersik/silika selulosa silika (kersik)


sel asam alginat xilan

Peranan Fitoplankton bahan agar- plankton, fitoplankton bahan isolasi,


dalam agar dan sup produsen di dalam penyekat
ekosistem perairan laut ekosistem dinamit,
air, asam air, bahan penggosok
alginat makanan
untuk
industri
makanan,
farmasi, dan
pupuk
.

11
DAFTAR PUSTAKA

(fungi).http://sule-epol.blogspot.co.id/2015/06/makalah-fungi.html
Asalam. 2013. Protista Mirip Tumbuhan
(Alga).http://aslam02.wordpress.com/materi/biologi-kelas-x/protista/protista-mirip-
tumbuhan-alga/ Jum’at ,29 Agus 2014
Bakin, Budiani. 2012. Ganggang
(Alga).http://budianibio.blogspot.com/2012/06/ganggang.html Jum’at ,29 Agus 2014
Dunggio,Yolan. 2013. Ganggang
(Algae).http://edukasi.kompasiana.com/2013/08/29/ganggang-algae-
587396.html Jum’at ,29 Agus 2014
Hilwa, Fairuz. 2012. Reproduksi
Alga.http://ilushahab.blogspot.com/2012/05/reproduksi-alga.html Jum’at ,29 Agus
2014
Sridianti. 2014. Ciri-ciri Umum Alga. http://www.sridianti.com/ciri-ciri-umum-
alga.htmlJum’at ,29 Agus 2014

12

You might also like