You are on page 1of 13

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK HALUSINASI SESI IV

MENGONTROL HALUSINASI DENGAN MELAKUKAN AKTIVITAS


DI RUANG KENANGA RSJ SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

DI SUSUN OLEH :

Kelompok 7

Ayu Agustiyani 20170305029


Budi Mulyana 20170305030
Restu Alief Heryani 20170305031
Dicky Kurniawan S 20170305032
Rina Rahayu 20170305033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

JAKARTA 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat dan
hidayahnya kami dapat menyelesaikan Proposal TAK ini dengan baik.

Proposal TAK yang berjudul ”Stimulasi Sensori ( Halusinasi )” disusun untuk


memenuhi tugas mahasiswa mata kuliah keperawatan jiwa program Studi Profesi Ners
di Universitas Esa Unggul Jakarta Barat.

Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:


1. Ns. Diah Sukaesti., S.Kep., M.Kep., Sp.J selaku dosen mata kuliah keperawatan
jiwa yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian
proposal TAK ini.
2. Ns. Carolina., M.Kep selaku pembimbing klinik keperawatan jiwa yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian proposal TAK ini.
3. Orang Tua Kami tercinta yang selalu memberikan do’a restu dan dukungan baik
moral maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami di program studi
profesi ners.
4. Serta rekan – rekan dan semua pihak yang terkait dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
proposal TAK ini kedepan.
Akhir kata, semoga proposal ini berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang
membaca, serta dapat dijadikan sebagai bahan untuk menambah pengetahuan para
mahasiswa, dan pembaca.
Jakarta, 9 Mei 2018

Penyusun
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI)

I. LATAR BELAKANG

Terapi Aktivitas Kelompol (TAK) : sosialisasi TAK adalah upaya


memfasilitasi kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan
sosial. Salah satu gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa
adalah gangguan persepsi sensori: Halusinasi merupakan salah satu masalah
keperawatan yang dapat ditemukan pada pasien gangguan jiwa. Halusinasi
adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana pasien mengalami perubahan
sensori persepsi; merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan
perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak
ada. Dampak dari halusinasi yang diderita klien diantaranya dapat menyebabkan
klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikirannya sendiri. Salah satu
penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktivitas Kelompok yang
bertujuan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengontrol halusinasi yang
dialaminya.
Dari beberapa kasus gangguan jiwa yang ada di RSJ Soeharto Heerdjan
khususnya Ruang Kenanga sebagian besar pasien menderita halusinasi.

II. LANDASAN TEORI


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakan aktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkait dengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi
atau alternatif penyelesaian masalah.
Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi
dalam 5 sesi, yaitu:
1. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
2. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
3. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap – cakap dengan
orang lain
4. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
5. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

III. TUJUAN
A. Tujuan umum
Klien dapat meningkatkan kemampuan diri dalam mengontrol halusinasi
dalam kelompok secara bertahap.

B. Tujuan khusus
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya
halusinasi

IV. SESI YANG DIGUNAKAN


A. Sesi I : Klien mengenal halusinasi
B. Sesi II : Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
C. Sesi III : Mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
D. Sesi IV : Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal
E. Sesi V : Mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

V. KLIEN
A. Kriteria klien
1. Klien gangguan orientasi realita yang mulai terkontrol.
2. Klien yang mengalami perubahan persepsi.
B. Proses seleksi
1. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
2. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
3. Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
4. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.

VI. KRITERIA HASIL


A. Evaluasi Struktur
1. Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan
2. Posisi tempat diruang makan
3. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan
4. Alat yang digunakan dalam kondisi baik
5. Leader, Co-leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

B. Evaluasi Proses
1. Leader :
a. Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal hingga
akhir.
b. Leader mampu memimpin acara.

2. Co-leader :
a. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

3. Fasilitator :
a. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.
b. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung
jawab dalam antisipasi masalah.
4. Observer :
a. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada
kelompok yang berfungsi sebagai evaluator kelompok
b. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga akhir

C. Evaluasi Hasil
Diharapkan 75% dari kelompok mampu:
1. Menjelaskan apa yang sudah digambarkan dan apa yang dilihat
2. Menyampaikan halusinasi yang dirasakan dengan jelas
3. Jika klien memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak
memberi pesan pada kegiatan ini

VII. PENGORGNISASIAN
Sesi II : Mengontrol Halusinasi Dengan Cara Menghardik
A. Waktu
a. Hari / tanggal : Sabtu, 12 Mei 2018
b. Jam : 14.00 WIB
c. Waktu : 45 menit
d. Acara : TAK Stimulasi Persepsi: Mengontrol Halusinasi
dengan melakukan aktivitas
e. Tempat : Ruang Kenanga Rumah Sakit Soeharto Heerdjan
f. Jumlah pasien : 16

B. Tim terapis
a. Leader (Dicky Kurniawan S)
1. Membuka jalannya kegiatan
2. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok.
3. Memimpin dalam menginstruksikan terapi aktivitas kelompok
4. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya terapi.
5. Menetapkan tujuan dan peraturan kelompok
6. Membacakan tujuan dan peraturan kelompok sebelum kegiatan
dimulai
7. Memberi reinforcement positif
b. Co leader (Rina Rahayu)
1. Mendampingi leader
2. Mengingatkan leader bila ada kegiatan yang menyimpang
3. Mengingatkan waktu jika tidak sesuai dengan kontrak
4. Bersama leader menjadi contoh kerjasama yang baik

c. Fasilitator ( Restu Alief Heryani )


1. Ikut serta dalam anggota sebagai anggota kelompok
2. Memotivasi anggota kelompok yang kurang atau tidak aktif selama
TAK berlangsung
3. Menyiapkan alat / media
4. Mengantisipasi hal – hal diluar rencana

d. Observer (Ayu Agustiyani & Budi Mulyana)


1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
tersedia).
2. Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan.
3. Memberikan kesimpulan

C. Metode dan alat


a. Metode :
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ simulasi dan latihan

b. Alat :
1. Formulir jadwal kegiatan harian
2. Pulpen
3. Spidol dan papan tulis/ whiteboard/ flipchart
D. Setting Tempat

L Co O
Keterangan :
F F L : Leader
Co : Co Leder
K K K K K K
F : Fasilitator
K K K F O : Observer
K : Klien
F
PROSES TERAPI AKTIVITAS (TAK)

A. Tujuan
1. Klien dapat memahami pentingnya melakukan kegiatan untuk mencegah
munculnya halusinasi
2. Klien dapat menyusun jadwal kegiatan untuk mencegah terjadinya halusinasi

B. Setting
1. Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran
2. Ruangan nyaman dan tenang.

C. Metode
1. Diskusi dan tanya jawab
2. Bermain peran/ stimulasi dan latihan

D. Langkah kegiatan
1. Persiapan
a. Mengingatkan kontrak kepada klien yang telah mengikuti sesi 3
b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi
a. Salam terapeutik
1) Salam dari terapis kepada klien
2) Klien dan terapis pakai papan nama
b. Evaluasi/ validasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien saat ini
2) Terapis menanyakan cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari
c. Kontrak
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mencegah terjadinya
halusinasi dengan melakukan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main berikut :
- Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin
kepada terapis
- Lama kegiatan 45 menit
- Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap Kerja
a. Terapis menjelaskan cara keempat mengontrol halusinasi yaitu
melakukan kegiatan sehari – hari secara terjadwal. Jelaskan bahwa
dengan melakukan kegiatan yang teratur akan mencegah munculnya
halusinasi.
b. Terapis meminta tiap klien menyampaikan kegiatan yang biasa
dilakukan sehari – hari dan tulis d whiteboard.
c. Terapis membagikan formulir jadwal kegiatan harian. Terapis menulis
formulir yang sama di whiteboard.

Aktivitas yang teratur dann terjadwal yang dilakukan klien membuat waktu
luang minimal. Klien akan terfokus kepada aktivitas yang harus dilakukan
dari waktu ke waktu. Dengan waktu luang yang minimal menghindarkan
klien terfokus pada stimulus internal yang menimbulkan halusinasi.

d. Terapis membimbing satu persatu klien untuk membuat jadwal kegiatan


harian, dari bangun pagi sampai tidur malam. Klien menggunakan
formulir, terapis menggunakan whiteboard.
e. Terapis melath klien memperagakan kegiatan yang telah disusun.
f. Terapis meminta masing – masing klien membacakan jadwal yang telah
disusun. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama untuk klien yang
sudah selesai membuat jadwal dan membacakan jadwal yang telah
dibuat.
g. Terapis meminta komitmen masing – masing klien untuk melaksanakan
jadwal kegiatan yang telah disusun dan memberi tanda M kalau
dilaksanakan tanpa disuruh, B kalau dilaksanakan, tetapi diingatkan
terlebih dahulu oleh perawat dan T kalau tidak dilaksanakan.
Bimbing klien agar dapat menyusun jadwal kegiatan sehari penuh.
Sesuaikan jadwal klien dengan jadwal kegiatan rutin di ruangan rawat inap.
Masukkan kegiatan latihan yang terkait dengan mengatasi masalah yang
sebelumnya sudah dilatihkan kepada klien. Contoh : latihan nafas dalam,
latihan berinteraksi, latihan keterampilan hidup (living skill) dan sebagainya.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai menyusun jadwal
kegiatan dan membacakannya
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

b. Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan tiga cara mengontrol halusinasi, yaitu
menghardik, bercakap – cakap dan melakukan aktivitas sesuai jadwal.

c. Kontrak yang akan datang


1) Terapis membuat kesepakatan dengan klien untuk TAK yang
berikutnya, yaitu belajar cara mengontrol halusnasii dengan patuh
minum obat
2) Terapis membuat kesepakatan waktu dan tempat TAK berikutnya.

E. Evaluasi
Evaluasi di lakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.
Untuk TAK stimulasi persepsi halusinasi sesi 4, kemampuan yang diharapkan
adalah klien melakukan kegiatan harian untuk mencegah timbulnya halusinasi.
Formulir evaluasi sebagai berikut.
Sesi 4 : TAK
Stimulasi Persepsi : Halusinasi

Kemampuan mencegah halusinasi dengan melakukan kegiatan


Nama Klien
No. Aspek yang dinilai

1. Menyebutkan
kegiatan yang biasa
dilakukan
2. Memperagakan
kegiatan yang biasa
dilakukan
3. Menyusun jadwal
kegiatan harian
4. Menyebutkan tiga
cara mengontrol dan
mencegah halusinasi

Petunjuk :
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien
2. Untuk tiap klien, beri penilaian kemampuan menyebutkan kegiatan harian
yang biasa dilakukan, memperagakan salah satu kegiatan, menyusun jadwal
kegiatan harian dan menyebutkan tiga cara mencegah halusinasi. Beri tanda
(√) jika klien mampu dan tanda (-) jika klien tidak mampu.

F. Dokumentasi
Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki saat klien TAK pada catatan
proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti TAK stimulasi persepsi :
halusinasi sesi 4. Klien mampu memperagakan kegiatan harian dan menyusun
jadwal. Anjurkan klien melakukan kegiatan untuk mencegah halusinasi.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Dr. Budi Anna, S.Kp, M.App.Sc, & Akemat S.Kp, M.Kep. (2004). Keperawatan
Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

You might also like