Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
adalah suatu hal yang fatal, sekitar 127.000 wanita penyebab kematian ibu
bahaya nyata yang ada dalam dunia eksternal. Wanita yang cemas dalam
mendasar yang seharusnya di terima, demikian pula ibu hamil, rasa takut
bayi (Fausiah,2003).
Kecemasan ini sering tampak saat trimester 3 saat ibu hamil akan
lebih disebabkan karena pikiran dan perasaan yang tidak menyenangkan dan
adanya ketidakpastian dalam situasi, misalnya merasa cemas atau gelisah
dan raga sehingga menyebabkan rasa takut, khawatir pada wanita hamil.
(Maysaroh, 2008).
selama kehamilan yang membuat kerja otak menjadi tegang selain itu, ibu
janin kelak. Kecemasan hal-hal yang tidak rasional membuat ibu hamil
menjadi tidak santai dan memicu stress. Bayi yang dilahirkan dengan ibu
yang stress cenderung hiperaktif dan sukar mengendalikan emosi (Maulana,
2008).
Menurut Musridatul aziz (2016) Dari hasil yang didapatkan dari data
Dinas Provinsi Sulsel Tahun 2013). Dari data yang didapatkan dari RSKD
Ibu dan Anak PERTIWI Makassar kunjungan ibu hamil primigravida pada
tahun 2015 adalah sejumlah 1190 orang (Rekam Medik RSKDIA PERTIWI).
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1. Tujuan Khusus
2. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Keperawatan
1. Pengertian
tidak jelas dan menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti
dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang
perasaan takut yang tidak jelas dan tidak di dukung oleh situasi (Eko
Prabowo, 2014).
tenang dan dapat disertai dengan keluhan fisik. Kondisi dialami secara
2. Tingkat Ansietas
spesifik serta tidak dapat berfikir tentang yang lain. Semua perilaku
area lain.
3. Rentang Respon
a. Kecemasan ringan
d) Penuh perhatian
e) rajin
e) Mempertimbangkan informasi
a) Perilaku optimis
c) Aktivitas menyendiri
d) Terstimulasi
e) Tenang
punggung
2) Respon kognitif dari kecemasan sedang adalah:
a) Tidak nyaman
b) Mudah tersinggung
d) Tidak sabar
e) Gembira
berikut:
b) Hiperventilasi
h) Mondar-mandir, berteriak
c) Sulit berpikir
h) Egosentris
a) Sangat cemas
b) Agitasi
c) Takut
d) Bingung
f) Menarik diri
g) Penyangkalan
h) Ingin beban
d. Panik, individu kehilangan kendali dan detail perhatian hilang
d) Pupil dilatasi
c) Kepribadian kacau
f) Tidak rasional
a) Merasa terbebani
c) Lepas kendali
makna hidup (Jenita Doli Tine Donsu, 2017).. Ada beberapa faktor
a. Faktor predisposisi
2017):
1) Biologi
Model biologi menjelaskan bahwa ekspresi emosi melibatkan
2) Psikologis
ansietas seseorang.
3) Sosial budaya
b. Presipita
1) Biologi (fisik)
akan menurun.
2) Psikologi
3) Sosial budaya
Orang dengan status ekonomi yang kuat akan jauh lebih sukar
terjadinya ansietas.
Sedangkan Eko Prabowo, 2014 menjelaskan bahwa proses terjadinya
a. Faktor predisposisi
individu.
kecemasan.
b. Faktor presiitasi
(misalnya: hamil).
b) Sumber eksternal, meliputi paparan terhadap infeksi virus
eksternal
sosial budaya.
ansietas adalah sering napas pendek, nadi dan tekanan darah naik,
mulut kering, si, gelisah, tremor, berkeringat, sulit tidur, dan sakit
Donsu, 2017).
mudah tersinggung.
6. Akibat
kehamilan).
peran baru.
7. Mekanisme koping
kontak mata dengan orang lain, membatasi diri pada orang lain
b. Ego oriented reaction atau reaksi berorientasi pada ego, koping ini
uraian berikut:
3) Cukup olahraga
4) Tidak merokok
b. Terapi psikofarmaka
dan alprazolam.
c. Terapi somatik
bersangkutan.
d. Psikoterapi
lain:
kecemasan.
pendukung.
e. Terapi psikoreligius
stressor psikososial.
1. Pengkajian
a. Faktor Predisposisi
diatasi.
yang dirasakan.
dengan depresi.
stressor.
b. Stressor Pencetus
c. Perilaku
Kardiovaskuler Palpitasi
Jantung berdebar
Pingsan
Sesak nafas
Sensasi tercekik
Nafas dangkal
Tekanan pada dada
Reaksi terkejut
Mata berkedip-kedip
Insomnia
Gelisah
Wajah tegang
Kelemahan umum
tremor
Menolak makan
Nyeri abdomen
Mual
Diare
Gatal
Rasa panas dan dingin
Wajah pucat
Perilaku Gelisah
Ketegangan fisik
Reaksi terkejut
Bicara cepat
Kurang koordinasi
interpersonal
Inhibisi
Menghindar
Hiperventilasi
Sangat waspada
Konsentrasi buruk
Pelupa
Preokupasi
Hambatan berfikir
Bingung
Sangat waspada
Kesadaran diri
Kehilangan objektivitas
Mimpi buruk
Tidak sabar
Tegang
Ketakutan
Waspada
Rasa bersalah
Mati rasa
Malu
Kecemasan
kekhawatiran
d. Sumber Koping
e. Mekanisme Koping
kebutuhan.
stress.
c) Perilaku kompromi digunakan untuk mengubah cara
jenazah anaknya, ia
menceritakan kepada
tetangganya bahwa
catatannya.
merayunya.
lain. penyampaiannya
monoton.
kecil.
perilakunya.
sebelumnya. mengompol.
menyakitkan atau
bertentangan dengan
kesadaran.
2. Diagnosis Keperawatan
kecemasan
a. Penyesuaian, gangguan
b. Ansietas
f. Koping, ketidakefektifan
g. Diare
h. Ketakutan
j. Cedera, risiko
k. Memori, kerusakan
l. Nutrisi, ketidakseimbangan
n. Ketidakberdayaan
o. Ketidakberdayaan, risiko
3. Perencanaan
secara sadar dan konstruktif. Dengan cara ini klien menjadi kuat dan
dan panic dijelaskan pada table 2-4 dan ansietas pada tingkat sedang
Table 2-4
Panik
Pasien dapat terlindung Dukung dan terima Ansietas berat dan panic
dari bahaya mekanisme pertahanan dapat dikurangi dengan
kesehatan fisik
berhubungan kesehatan
emosional.
mendukung.
meminimalkan aspek
menularnya ansietas.
menimbulkan ansietas
bagi klien.
masase.
lainnya.
Tabel 2-5
Validasikan semua
kepada pasien.
Gunakan pertanyaan
mengancam ke isu-isu
konflik.
Variasikan besarnya
ansietas untuk
meningkatkan motivasi
pasien .
Gunakan konfrontasi
suportif dengan
bijaksana.
Hubungkan pengalaman
lalu.
menggunakan koping
masa lalu.
berubah.
tepat.
mengaitkan hubungan
sebab akibat.
menyalurkan energi.
untuk meningkatkan
percaya diri.
stress.
4. Implementasi
Hal ini sangat membahayakan klien dan perawat jika berakibat fatal
dan tidak memenuhi aspek legal. Focus intervensi pada klien dengan
5. Evaluasi
adequat?
kecemasan?