You are on page 1of 12

Arti Kehidupan

Suatu ketika, ada 6 orang sahabat sedang berbincang-bincang di sebuah cafe. Mereka
adalah sekelompok pemuda yang berasal dari kalangan orang kaya
Brandon : Pesen yang banyak deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian harus makan
sampe kenyang.
Tommy : Baru gajian ya? Kok royal banget sih?
Brandon : Bawel ah! Mau ditraktir nggak nih?
Anna : Ya jelas mau lah! Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.
Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit
dari toilet untuk menerima telepon.
Anna : Elsa kenapa? Kok sedih? Pamali loh sabtu-sabtu murung gitu!
Ivan : Iya kenapa sih, Sa? Dompetmu hilang?
Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tesebut.
Elsa : Mamaku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut. Semua rumah, mobil dan
tabungan di bank ludes. (Terisak pelan) kami harus pindah ke tempat tinggal yang lebih
kumuh. Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan
sekarang dia menjadi buronan polisi (Menangis)
Brandon : HAH? Yang bener?!
Ivan : Berarti kamu anak buronan?!
Anna : Kamu jatuh miskin sekarang, Sa?
Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada
Elsa yang sedang menangis.
Elsa : Aku sudah nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan sama
aku? Kita kan bersahabat sejak lima tahun lalu.
Anna menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat kursi Elsa. Ia merapat kearah
Brandon yang berada disebelahnya.
Anna : Ya, kamu tahu sendiri lah, Sa kita ini sekumpulan pemuda-pemuda kaya. Jadi, mana
mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?
Tommy : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu, Sa.
Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka dengan
tatapan yang sangat sedih.
Elsa : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kita aku jatuh miskin,
kalian menempakku begitu saja!
Brandon : Sudahlah, Sa. Pulanglah. Betul tadi apa kata Tommy. Sudah bagus makananmu
kubayari!
Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya. Kemudian ia
meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.
Ivan : Gila si Elsa, masa kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia udah melarat. Aku
jadi nggak nafsu makan.
Brandon : Sama nih, ya udah minta bill aja deh!
Tiba-tiba Anna yang sudah hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri Brandon dan
Ivan.
Anna : Guys! Barusan aku dapat kabar kalo ada seorang gadis yang ciri-cirinya mirip Elsa
hendak lompat dari fly over!
Ivan : Serius?!
Anna : Masa kayak gini bohong? Coba cek handphone kalian!
Brandon dan Ivan mengecek handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama dari
pesan broadcast.
Brandon : Yuk, kita langsung ke fly over itu! Kamu bareng kita aja, Anna! Hubungi Tommy,
suruh dia langsung kesana.
Anna, Ivan dan Brandon masuk kedalam mobil. Brandon mengemudikan mobil kearah fly
over tempat dimana Elsa hendak bunuh diri. Tiba-tiba di separuh perjalanan, handphone Ivan
berbunyi dan raut muka Ivan berubah menjadi sangat tegang.
Ivan : Guys…. Kita terlambat. Elsa melompat dari fly over tersebut dan ia tewas.
Brandon langsung menghentikan mobilnya. Anna menangis tersedu-sedu di jok belakang
mobil.
Ivan : Kita langsung ke Rumah Sakit Permata Biru aja, jenazah Elsa dibawa kesana.
Brandon menarik nafas panjang kemudia mengemudikan mobilnya kearah rumah sakit itu.
Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah ada ibu dan
Helen, kakak Elsa yang duduk membisu.
Anna berlari memeluk Helen.
Anna : Kak, maafkan kami. Ini semua salah kami. Kalau kami kasih support ke Elsa, pasti
jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Elsa begitu saja saat ia
membutuhkan kami.
Helen membalas pelukan Anna dan mengusap punggung Anna dengan lembut. Helen tidak
dapat menahan air matanya.
Helen : Sudahlah, kami sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh Yang
Maha Kuasa. Aku Cuma memohon agar kalian terus mendoakan Elsa agar ia tenang disana.
Brandon dan Ivan terkesiap menatap Helen yang tidak marah kepada mereka dan malah
memaafkannya.
Ivan : Kami mohon maaf sebesar-besarnya, Kak. Kami pasti terus mendoakan Elsa.
Helen : Tidak perlu minta maaf terus menerus, Van. Elsa hanya tidak kuat menerima
kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup
dengan bergelimang harta.
Brandon, Ivan dan Anna takjub akan kebesaran hati Helen dan semenjak itu mereka bertekad
untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.
Drama : Arti Kehidupan
I. Identitas :
 Judul : Arti Kehidupan
 Pengarang : Refsa Nanda
II. Sinopsis
Suatu ketika, ada 5 orang sahabat yang sudah menjalin persahabatan selama 5 tahun.
Mereka adalah sekelompok orang yang tergolong kaya. Pada suatu hari, mereka sedang
berkumpul di cafe. Salah satu teman mereka yang bernama Elsa tertimpa musibah. Dia
menangis dan bercerita kepada keempat temannya. Namun respon mereka justru menyakiti
hati Elsa, sehingga Elsa merasa putus asa dan tidak mempunyai semangat hidup.
III. Struktur dan kebahasaan
 Struktur :
a) Prolog :
Suatu ketika, ada 6 orang sahabat sedang berbincang-bincang di sebuah cafe. Mereka adalah
sekelompok pemuda yang berasal dari kalangan orang kaya
b) Dialog :
Brandon : Pesen yang banyak deh! Nanti aku yang bayar. Pokoknya kalian harus makan
sampe kenyang.
Tommy : Baru gajian ya? Kok royal banget sih?
Brandon : Bawel ah! Mau ditraktir nggak nih?
Anna : Ya jelas mau lah! Hari ini kan giliran kamu yang keluar duit.
Tidak lama kemudian Elsa datang menghampiri meja dimana mereka duduk. Ia baru pamit
dari toilet untuk menerima telepon.
Anna : Elsa kenapa? Kok sedih? Pamali loh sabtu-sabtu murung gitu!
Ivan : Iya kenapa sih, Sa? Dompetmu hilang?
Brandon dan Tommy tertawa menimpali lelucon Ivan tesebut.
Elsa : Mamaku barusan telepon. Dia bilang papaku bangkrut. Semua rumah, mobil dan
tabungan di bank ludes. (Terisak pelan) kami harus pindah ke tempat tinggal yang lebih
kumuh. Parahnya lagi semua kebangkrutan ini karena papa terlibat kasus korupsi dan
sekarang dia menjadi buronan polisi (Menangis)
Brandon : HAH? Yang bener?!
Ivan : Berarti kamu anak buronan?!
Anna : Kamu jatuh miskin sekarang, Sa?
Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada
Elsa yang sedang menangis.
Elsa : Aku sudah nggak punya apa-apa sekarang, tapi kalian masih mau kan temenan sama
aku? Kita kan bersahabat sejak lima tahun lalu.
Anna menjauhkan kursinya yang tadinya berada di dekat kursi Elsa. Ia merapat kearah
Brandon yang berada disebelahnya.
Anna : Ya, kamu tahu sendiri lah, Sa kita ini sekumpulan pemuda-pemuda kaya. Jadi, mana
mungkin kamu bisa menuruti gaya hidup kita?
Tommy : Mending kamu pulang dan tengok keadaan orang tuamu, Sa.
Ivan dan Brandon hanya memandang dingin kearah Elsa. Elsa pun menatap mereka dengan
tatapan yang sangat sedih.
Elsa : Kupikir persahabatan kita selama lima tahun ini berarti. Tetapi kita aku jatuh miskin,
kalian menempakku begitu saja!
Brandon : Sudahlah, Sa. Pulanglah. Betul tadi apa kata Tommy. Sudah bagus makananmu
kubayari!
Elsa bangkit berdiri dari kursinya kemudian menatap sedih keempat temannya. Kemudian ia
meninggalkan mereka dan keluar dari cafe.
Ivan : Gila si Elsa, masa kita disuruh anggep dia teman sih. Sementara dia udah melarat. Aku
jadi nggak nafsu makan.
Brandon : Sama nih, ya udah minta bill aja deh!
Tiba-tiba Anna yang sudah hampir sampai ke mobilnya, berlari menghampiri Brandon dan
Ivan.
Anna : Guys! Barusan aku dapat kabar kalo ada seorang gadis yang ciri-cirinya mirip Elsa
hendak lompat dari fly over!
Ivan : Serius?!
Anna : Masa kayak gini bohong? Coba cek handphone kalian!
Brandon dan Ivan mengecek handphone masing-masing dan menerima kabar yang sama dari
pesan broadcast.
Brandon : Yuk, kita langsung ke fly over itu! Kamu bareng kita aja, Anna! Hubungi Tommy,
suruh dia langsung kesana.
Anna, Ivan dan Brandon masuk kedalam mobil. Brandon mengemudikan mobil kearah fly
over tempat dimana Elsa hendak bunuh diri. Tiba-tiba di separuh perjalanan, handphone Ivan
berbunyi dan raut muka Ivan berubah menjadi sangat tegang.
Ivan : Guys…. Kita terlambat. Elsa melompat dari fly over tersebut dan ia tewas.
Brandon langsung menghentikan mobilnya. Anna menangis tersedu-sedu di jok belakang
mobil.
Ivan : Kita langsung ke Rumah Sakit Permata Biru aja, jenazah Elsa dibawa kesana.
Brandon menarik nafas panjang kemudia mengemudikan mobilnya kearah rumah sakit itu.
Sesampainya disana, mereka bertiga berlari dan didepan ruang jenazah sudah ada ibu dan
Helen, kakak Elsa yang duduk membisu.
Anna berlari memeluk Helen.
Anna : Kak, maafkan kami. Ini semua salah kami. Kalau kami kasih support ke Elsa, pasti
jadinya tidak akan begini. Tetapi kami malah meninggalkan Elsa begitu saja saat ia
membutuhkan kami.
Helen membalas pelukan Anna dan mengusap punggung Anna dengan lembut. Helen tidak
dapat menahan air matanya.
Helen : Sudahlah, kami sudah memaafkan kalian. Ini semua sudah digariskan oleh Yang
Maha Kuasa. Aku Cuma memohon agar kalian terus mendoakan Elsa agar ia tenang disana.
Brandon dan Ivan terkesiap menatap Helen yang tidak marah kepada mereka dan malah
memaafkannya.
Ivan : Kami mohon maaf sebesar-besarnya, Kak. Kami pasti terus mendoakan Elsa.
Helen : Tidak perlu minta maaf terus menerus, Van. Elsa hanya tidak kuat menerima
kenyataan bahwa kami semua jatuh miskin. Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup
dengan bergelimang harta.
c) Epilog : Brandon, Ivan dan Anna takjub akan kebesaran hati Helen dan semenjak itu
mereka bertekad untuk lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang
sebagai tolak ukur.

 Kebahasaan :
1. Konjungsi :
“Aku sangat mengerti karena sejak kecil ia hidup dengan bergelimang harta”
” Kebesaran hati Helen dan semenjak itu mereka bertekad untuk lebih menghargai orang lain
dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur.”
2. Verba :
“Ia baru pamit dari toilet untuk menerima telepon.”
“Brandon, Ivan, Anna dan Tommy memasang raut muka tegang dan memandang hina kepada
Elsa yang sedang menangis.”
3. kalimat baku : “Mereka adalah sekelompok pemuda yang berasal dari kalangan orang
kaya”

IV. Kekurangan dan kelebihan


 Kekurangan :
-konflik terlalu berada di awal
-latar tempat sedikit
 Kelebihan :
-bahasa mudah dimengerti
-alur ceritanya jelas

V. Refleksi nilai-nilai kehidupan dari drama


Lebih menghargai orang lain dan tidak menggunakan uang sebagai tolak ukur suatu
permasalahan dan didalam pertemanan seharusnya tidak memanfaatkan teman karena
dia punya kelebihan tetapi harus dengan tulus. Karena bisa menyakiti hati seseorang.
RANGKING 1st BUKAN SEGALANYA (Bekal Memantik Sukses
Sesungguhnya)

Kalau ada orang mengatakan tugas utama mahasiswa ialah kuliah, saya masih bisa
satu pendapat. Namun saya tidak setuju jika dikatakan prestasi akademik tinggi otomatis
menjadikan karier dari seseorang di tempat kerja kelak juga tinggi. Prestasi mahasiswa ialah
prestasi akademik atau hard skills. Namun prestasi sebenarnya bukan ketika di kelas, prestasi
atau sukses itu setelah selesai kuliah. Dunia karier! Baik sebagai karyawan ataupun
wirausaha.
Sukses dalam dunia karier tidak ditentukan ranking satu, cumlaude ataupun prestasi
akademik lainnya, justru 90% ditentukan oleh soft skills. Keterampilan yang justru minimal
diajarkan ketika di sekolah atau perguruan tinggi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk memperoleh sukses. Ada orang yang sukses dengan cara alami dan ada juga dengan
cara lain. Di dalam buku ini hanya bercerita tentang bagaimana sukses dengan cara yang
dapat dipelajari melalui proses kematangan diri dan kematangan dalam berorganisasi.
Kematangan tidak dapat diasah dari kegiatan menghafal pelajaran. Kematangan hanya
dapat diperoleh dengan mempraktekkannya secara nyata terutama di luar kelas, dalam
kehidupan sosial, berorganisasi dan lain sebagainya.
Untuk dapat menjadi manajer tidak cukup hanya jago kemampuan teknis. Manajer
juga harus memiliki kemampuan menjadi leadership, kerjasama dan komunikasi yang baik
serta kemampuan memengaruhi orang lain (influencing people).
Buku ini berisi enam bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga tips how
to (bagaimana) mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga prestasi. Banyak
kisah nyata dan pendapat para ahli dalam bidangnya yang diulas dan dikritisi dalam buku ini.
Termasuk juga apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semua itu untuk mencari tahu dan
membuktikan apa kunci mereka yang telah sukses.
Selagi masih menjadi mahasiswa atau pelajar banyak sekali kesempatan yang dapat
diasah semenjak dini. Dunia ini layaknya anomali bagi yang tidak mampu dengan rahasia
softskills dan hard skills. Keduanya harus dikuasi secara berimbang bagi mereka yang ingin
hidupnya sukses. Kuliah hanya sebagian kecil dari proses menuju sukses, tetapi jalan masih
sangat berliku untuk meraih segalanya.
Pada bagian kedua dimulai dengan ulasan mengapa ranking 1 bukan segalanya :
pemimpin tidak harus ranking satu, sukses dalam berkarier meski bukan bidangnya, faktor
hard skills dan soft skills, sistem pendidikan belum dapat maksimal. Ranking satu namun soft
skills rendah identik dengan ketidaksuksesan.
Di bagian tiga membahas tentang bagaimana menentukan jalur karier : , bila keliru
memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, menghalau hambatan diri, memilih
Sekolah Menengah Kejuruan, meningkatkan kompetensi berkarier hingga jawaban
sanggupkah saya berwirausaha.
Tuntutan dalam dunia kerja dimuat di bagian empat. Dimulai tips bagaimana proses
dan cara lolos seleksi kerja, tuntutan dalam kompetensi profesi, referensi di dunia kerja,
leadership dan team work, serta bagaimana penilaian prestasi dunia kerja yang dilakukan.
Bagian ini diakhiri dengan bagaimana menjadi pribadi yang berpengaruh dan aneka tuntutan
seorang wirausaha.
Sebelum masuk bagian enam penutup, disajikan juga bagaimana seharusnya yang
merupakan inti dari how to buku ini yaitu pada bagian lima yang diawali dengan mengasah
soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun dari karyawan,
mengubah paradigma, menyadari kesalahan berpikir, sukses modal spiritual, berpikir positif,
terus belajar tanpa henti. Selama hayat masih dikandung badan (selama kita masih hidup kita
wajib belajar)
Pada bagian akhir ada pernyataan, apa pun risiko jalan hidup yang akan terjadi,
menjadi orang sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu sewajarnya menjadikan
priibadi yang tidak mudah menyerah, tidak mudah frustasi dengan himpitan karier, daya
mampu menghindari sikap hidup yang tidak produktif, pemalas dan tidak bertanggungjawab.
Satu lagi yang sangat berarti pada seorang yang pernah meraih ranking satu, yakni
melekatnya budaya malu pada diri sendiri. Malu jika tidak dapat berbuat yang terbaik
dibanding dengan orang lain atau malu apabila dianggap tidak berprestasi oleh yang menilai
kita. Apa pun itu, sukses relatif lantaran penilaian oleh makhluk Tuhan juga. Sukses itu ialah
setelah kehidupan dunia ini berakhir. Kehidupan baru dengan modal akhlak terbaik yang
tergoreskan oleh diri kita sendiri.
Non fiksi

I. Identitas
 Judul : RANKING 1st BUKAN SEGALANYA
(Bekal Memantik Sukses Sesungguhnya)

 Penulis : Bambang Wahyudiono


 Penerbit : Raih Asa Sukses
 Tempat Terbit : Jakarta
 Tahun Terbit : 2012
 Tebal Buku : 188 halaman
 Harga : Rp. 30.000
 Ilustrasi buku : terdapat gambar ranking 1 didepan buku beserta tulisan-tulisan

II. Sinopsis

Kalau ada orang mengatakan tugas utama mahasiswa ialah kuliah, saya masih bisa
satu pendapat. Namun saya tidak setuju jika dikatakan prestasi akademik tinggi otomatis
menjadikan karier dari seseorang di tempat kerja kelak juga tinggi. Prestasi mahasiswa ialah
prestasi akademik atau hard skills. Namun prestasi sebenarnya bukan ketika di kelas, prestasi
atau sukses itu setelah selesai kuliah. Dunia karier! Baik sebagai karyawan ataupun
wirausaha.
Sukses dalam dunia karier tidak ditentukan ranking satu, cumlaude ataupun prestasi
akademik lainnya, justru 90% ditentukan oleh soft skills. Keterampilan yang justru minimal
diajarkan ketika di sekolah atau perguruan tinggi. Ada banyak cara yang dapat dilakukan
untuk memperoleh sukses. Ada orang yang sukses dengan cara alami dan ada juga dengan
cara lain. Di dalam buku ini hanya bercerita tentang bagaimana sukses dengan cara yang
dapat dipelajari melalui proses kematangan diri dan kematangan dalam berorganisasi.
Kematangan tidak dapat diasah dari kegiatan menghafal pelajaran. Kematangan hanya dapat
diperoleh dengan mempraktekkannya secara nyata terutama di luar kelas, dalam kehidupan
sosial, berorganisasi dan lain sebagainya.
Untuk dapat menjadi manajer tidak cukup hanya jago kemampuan teknis. Manajer
juga harus memiliki kemampuan menjadi leadership, kerjasama dan komunikasi yang baik
serta kemampuan memengaruhi orang lain (influencing people).
Buku ini berisi enam bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga tips how
to (bagaimana) mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga prestasi. Banyak
kisah nyata dan pendapat para ahli dalam bidangnya yang diulas dan dikritisi dalam buku ini.
Termasuk juga apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semua itu untuk mencari tahu dan
membuktikan apa kunci mereka yang telah sukses.
Selagi masih menjadi mahasiswa atau pelajar banyak sekali kesempatan yang dapat
diasah semenjak dini. Dunia ini layaknya anomali bagi yang tidak mampu dengan rahasia
softskills dan hard skills. Keduanya harus dikuasi secara berimbang bagi mereka yang ingin
hidupnya sukses. Kuliah hanya sebagian kecil dari proses menuju sukses, tetapi jalan masih
sangat berliku untuk meraih segalanya.
Pada bagian kedua dimulai dengan ulasan mengapa ranking 1 bukan segalanya :
pemimpin tidak harus ranking satu, sukses dalam berkarier meski bukan bidangnya, faktor
hard skills dan soft skills, sistem pendidikan belum dapat maksimal. Ranking satu namun soft
skills rendah identik dengan ketidaksuksesan.
Di bagian tiga membahas tentang bagaimana menentukan jalur karier : , bila keliru
memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, menghalau hambatan diri, memilih
Sekolah Menengah Kejuruan, meningkatkan kompetensi berkarier hingga jawaban
sanggupkah saya berwirausaha.
Tuntutan dalam dunia kerja dimuat di bagian empat. Dimulai tips bagaimana proses
dan cara lolos seleksi kerja, tuntutan dalam kompetensi profesi, referensi di dunia kerja,
leadership dan team work, serta bagaimana penilaian prestasi dunia kerja yang dilakukan.
Bagian ini diakhiri dengan bagaimana menjadi pribadi yang berpengaruh dan aneka tuntutan
seorang wirausaha.
Sebelum masuk bagian enam penutup, disajikan juga bagaimana seharusnya yang
merupakan inti dari how to buku ini yaitu pada bagian lima yang diawali dengan mengasah
soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun dari karyawan,
mengubah paradigma, menyadari kesalahan berpikir, sukses modal spiritual, berpikir positif,
terus belajar tanpa henti. Selama hayat masih dikandung badan (selama kita masih hidup kita
wajib belajar)
Pada bagian akhir ada pernyataan, apa pun risiko jalan hidup yang akan terjadi,
menjadi orang sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu sewajarnya menjadikan
priibadi yang tidak mudah menyerah, tidak mudah frustasi dengan himpitan karier, daya
mampu menghindari sikap hidup yang tidak produktif, pemalas dan tidak bertanggungjawab.
Satu lagi yang sangat berarti pada seorang yang pernah meraih ranking satu, yakni
melekatnya budaya malu pada diri sendiri. Malu jika tidak dapat berbuat yang terbaik
dibanding dengan orang lain atau malu apabila dianggap tidak berprestasi oleh yang menilai
kita. Apa pun itu, sukses relatif lantaran penilaian oleh makhluk Tuhan juga. Sukses itu ialah
setelah kehidupan dunia ini berakhir. Kehidupan baru dengan modal akhlak terbaik yang
tergoreskan oleh diri kita sendiri.

III. Struktur dan kebahasaan


 Struktur :
1. Orientasi : Kalau ada orang mengatakan tugas utama mahasiswa ialah kuliah, saya
masih bisa satu pendapat. Namun saya tidak setuju jika dikatakan prestasi akademik
tinggi otomatis menjadikan karier dari seseorang di tempat kerja kelak juga tinggi.
Prestasi mahasiswa ialah prestasi akademik atau hard skills. Namun prestasi
sebenarnya bukan ketika di kelas, prestasi atau sukses itu setelah selesai kuliah. Dunia
karier! Baik sebagai karyawan ataupun wirausaha.
2. Urutan peristiwa
a) Peristiwa 1 :
Sukses dalam dunia karier tidak ditentukan ranking satu, cumlaude ataupun
prestasi akademik lainnya, justru 90% ditentukan oleh soft skills. Keterampilan yang
justru minimal diajarkan ketika di sekolah atau perguruan tinggi. Ada banyak cara
yang dapat dilakukan untuk memperoleh sukses. Ada orang yang sukses dengan cara
alami dan ada juga dengan cara lain. Di dalam buku ini hanya bercerita tentang
bagaimana sukses dengan cara yang dapat dipelajari melalui proses kematangan diri
dan kematangan dalam berorganisasi.
Kematangan tidak dapat diasah dari kegiatan menghafal pelajaran.
Kematangan hanya dapat diperoleh dengan mempraktekkannya secara nyata terutama
di luar kelas, dalam kehidupan sosial, berorganisasi dan lain sebagainya. Untuk dapat
menjadi manajer tidak cukup hanya jago kemampuan teknis. Manajer juga harus
memiliki kemampuan menjadi leadership, kerjasama dan komunikasi yang baik serta
kemampuan memengaruhi orang lain (influencing people). Buku ini berisi enam
bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga tips how to (bagaimana)
mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga prestasi. Banyak kisah
nyata dan pendapat para ahli dalam bidangnya yang diulas dan dikritisi dalam buku
ini. Termasuk juga apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semua itu untuk mencari
tahu dan membuktikan apa kunci mereka yang telah sukses.
b) Peristiwa 2 :
Untuk dapat menjadi manajer tidak cukup hanya jago kemampuan teknis.
Manajer juga harus memiliki kemampuan menjadi leadership, kerjasama dan
komunikasi yang baik serta kemampuan memengaruhi orang lain (influencing
people).
Buku ini berisi enam bagian yang menyatu, dari kenyataan yang ada hingga
tips how to (bagaimana) mengatasi berbagai persoalan untuk dapat lolos ke tangga
prestasi. Banyak kisah nyata dan pendapat para ahli dalam bidangnya yang diulas dan
dikritisi dalam buku ini. Termasuk juga apa yang menjadi budaya di negeri ini. Semua
itu untuk mencari tahu dan membuktikan apa kunci mereka yang telah sukses.
Selagi masih menjadi mahasiswa atau pelajar banyak sekali kesempatan yang
dapat diasah semenjak dini. Dunia ini layaknya anomali bagi yang tidak mampu
dengan rahasia softskills dan hard skills. Keduanya harus dikuasi secara berimbang
bagi mereka yang ingin hidupnya sukses. Kuliah hanya sebagian kecil dari proses
menuju sukses, tetapi jalan masih sangat berliku untuk meraih segalanya.
Pada bagian kedua dimulai dengan ulasan mengapa ranking 1 bukan segalanya
: pemimpin tidak harus ranking satu, sukses dalam berkarier meski bukan bidangnya,
faktor hard skills dan soft skills, sistem pendidikan belum dapat maksimal. Ranking
satu namun soft skills rendah identik dengan ketidaksuksesan.
Di bagian tiga membahas tentang bagaimana menentukan jalur karier : , bila
keliru memilih tempat kerja, menetapkan pilihan berkarier, menghalau hambatan diri,
memilih Sekolah Menengah Kejuruan, meningkatkan kompetensi berkarier hingga
jawaban sanggupkah saya berwirausaha.
Tuntutan dalam dunia kerja dimuat di bagian empat. Dimulai tips bagaimana
proses dan cara lolos seleksi kerja, tuntutan dalam kompetensi profesi, referensi di
dunia kerja, leadership dan team work, serta bagaimana penilaian prestasi dunia kerja
yang dilakukan. Bagian ini diakhiri dengan bagaimana menjadi pribadi yang
berpengaruh dan aneka tuntutan seorang wirausaha.
Sebelum masuk bagian enam penutup, disajikan juga bagaimana seharusnya
yang merupakan inti dari how to buku ini yaitu pada bagian lima yang diawali dengan
mengasah soft skills sewaktu sekolah atau kuliah, developt soft skills sebelum pensiun
dari karyawan, mengubah paradigma, menyadari kesalahan berpikir, sukses modal
spiritual, berpikir positif, terus belajar tanpa henti. Selama hayat masih dikandung
badan (selama kita masih hidup kita wajib belajar)
c) reorientasi : Pada bagian akhir ada pernyataan, apa pun risiko jalan hidup yang
akan terjadi, menjadi orang sukses atau tidak. Sisi positif seorang ranking satu
sewajarnya menjadikan priibadi yang tidak mudah menyerah, tidak mudah frustasi
dengan himpitan karier, daya mampu menghindari sikap hidup yang tidak produktif,
pemalas dan tidak bertanggungjawab.
Satu lagi yang sangat berarti pada seorang yang pernah meraih ranking satu,
yakni melekatnya budaya malu pada diri sendiri. Malu jika tidak dapat berbuat yang
terbaik dibanding dengan orang lain atau malu apabila dianggap tidak berprestasi oleh
yang menilai kita. Apa pun itu, sukses relatif lantaran penilaian oleh makhluk Tuhan
juga. Sukses itu ialah setelah kehidupan dunia ini berakhir. Kehidupan baru dengan
modal akhlak terbaik yang tergoreskan oleh diri kita sendiri.
 Kebahasaan :
1. Konjungsi : “juga harus memiliki kemampuan menjadi leadership, kerjasama
dan komunikasi yang baik serta kemampuan memengaruhi orang lain
(influencing people).”
2. Verba : “daya mampu menghindari sikap hidup yang tidak produktif, pemalas
dan tidak bertanggungjawab.”
3. Kata baku : “Prestasi mahasiswa ialah prestasi akademik atau hard skills”

IV. Kelebihan dan kekurangan


 Kelebihan Buku:
1. Ada banyak kalimat-kalimat inspiratif dalam buku. Kalimat-kalimat tersebut biasanya
dicetak tebal.
2. Terdapat True Story atau cerita nyata dari teman kerja dan pengalaman hidup penulis
yang dapat memberikan motivasi kepada pembaca.
3. Dengan bahasa yang santai dan tidak menggunakan banyak kata-kata kias membuat
buku mudah utuk dipahami.
4. Desain halaman yang menarik bisa membuat pembaca tidak jenuh untuk membaca
buku ini.
5. Dalam menjelasakan suatu opini, penulis selalu memapaparkan pula mengenai fakta-
fakta yang ada dalam masyarakat, membuat pembaca semakin yakin dengan buku ini.
6. Di dalam buku ini juga terdapat penjelasan poin-poin penting dalam melamar kerja.
7. Lebih banyak menggunakan analogi-analogi sehingga memudahkan dalam
pemahaman isi buku
 Kekurangan Buku
1. Beberapa kata memakai istilah bahasa inggris sehingga bagi yang kurang mengerti
bahasa inggris perlu menyesuaikan.
2. Ada banyak penggunaan tanda baca yang salah.
3. Gambar-gambar dan desain halaman hanya berwarna hitam putih.

V. Refleksi nilai-nilai kehidupan


kita harus mempunyai semangat untuk mencapai suatu kesuksesan. Sukses bisa
dicapai jika orang itu sungguh sungguh dan memiliki kematangan diri yang cukup
Refleksi
No Buku non fiksi Drama
1. Bersifat fakta/penelitian Suatu karangan penulis
2. Berhalaman banyak Berhalaman sedikit
3. Tokohnya benar ada namun terkadang Tokohnya karangan penulis
disamarkan

You might also like