You are on page 1of 13

MAKALAH

prosedur penilaian risiko, estimasi akuntansi, pihak pihak yang berelasi

Di susun oleh :

Kelompok 3

1. Dwi Qurrotul. (1608103010)


2. Cita Ade Resmi (1608103010)
3. Shelly ( 1608103010)

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember
2018
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang prosedur
penilaian risiko, estimasi akuntansi, pihak pihak yang berelasi

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah
ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang prosedur penilaian risiko, estimasi
akuntansi, pihak pihak yang berelasi
dan manfaatnya untuk masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap
pembaca.

Jember , Maret 2018

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Implementasi akuntabilitas pada sektor publik saat ini terus menerus diupayakan agar
dilaksanakan secara konsisten oleh semua jajaran aparatur pemerintahan. Para pimpinan
instansi juga didorong agar mereka berperan aktif dalam menciptakan tone at the top. Mereka
dituntut untuk memberi contoh dalam menghindari praktek-praktek fraud, penyalahgunaan
wewenang dan perbuatan melawan hukum yang mengarah pada perbuatan KKN. Upaya
penciptaan lingkungan pengendalian dikembangkan sedemikian rupa sehingga pemahaman
tentang fraud telah diberi batasan dan definisi yang lebih konkrit. Sementara upaya lainnya
adalah memperluas kewenangan dalam tanggungjawab pembuatan kebijakan anti-fraud di
level pimpinan institusi, termasuk langkah-langkah pencegahan (prevention) dan
pendeteksian (detection) fraud. Bagi unit audit internal, lingkungan pengendalian yang
mendukung upaya penciptaan lingkungan anti fraud dapat menempatkannya pada posisi
kesempatan dan tantangan. Lingkungan pengendalian yag kondusif dapat mendorong peran
auditor internal secara cepat membangun rencana tindak program pencegahan fraud, dan akan
mendapatkan cara untuk memberi nilai tambah bagi organisasinya. Konsekuensinya
pimpinan audit internal yang gagal mengantisipasi harapan/tuntutan para stakeholder-nya
maka jabatan yang ia duduki menjadi taruhannya.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan keuangan ?

2.

3.

Tujuan Makalah

Berdasarkan pada pendahuluan dan rumusan masalah, makalah ini bertujuan untuk
mengetahui tentang :
PEMBAHASAN

Prosedur penilaian risiko bertujuan untuk mengidentifikasi dan menilai risiko salah
saji material dalam laporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai melalui pemahaman mengenai
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman mengenai pengendalian intern dari entitas
tersebut.Prosedur penilaian risiko memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko
pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat asersi. Namun, bukti itu saja tidak cukup.
Bukti prosedur penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang
merupakan tanggapan atas risiko yang diidentifikasi, seperi pengujian pengendalian dan/atau
prosedur substantif. Auditor wajib melakukan prosedur penilaian resiko untuk
mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material pada tingkat laporan keuangan dan
pada tingkat asersi. Pemahaman entitas merupakan upaya yang berkesinambungan dan proses
dan proses yang dinamis dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi selama audit
berlangsung. Auditor menggunakan kearifan profesionalnya untuk menentukan prosedur
penilaian risiko yang harus dilaksanakannya, dan seberapa dalam ia perlu memahami entitas
itu. Auditor perlu melaksanakan prosedur penilaian risiko yang cukup untuk mengidentifikasi
risiko bisnis dan risiko kecurangan yang bisa berdampak pada salah saji material. Auditor
menyelidiki dengan seksama keadaan yang menimbulkan keraguan tentang kemampuan
entitas melanjutkan usahanya. Ketika melaksanakan prosedur penilaian risiko,auditor wajib
mempertimbangkan apakah ada peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas
untuk mempertahankan bisnisnya diragukan.

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu
periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut.
Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.
Sedangkan Standar Profesional Akuntan Publik menyatakan bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji yang dampaknya, secara individual, atau keseluruhan, cukup
signifikan sehingga dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak disajikan secara wajar,
dalam semua hal yang material, sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.

Prosedur penilaian risiko akan memberikan bukti audit untuk mendukung penilaian risiko
pada tingkat laporan keuangan namun, bukti itu saja tidak cukup. Bukti dari prosedur
penilaian risiko harus dilengkapi dengan prosedur audit lanjutan yang merupakan tanggapan
atas risiko yang diidentifikasi, seperti pengeujian pengendalian dan prosedur substansif.
Analisis dan Pembahasan

Pertimbangan awal tentang prosedur penilaian audit

Ketika melaksanakan prosedur penilaian resiko dan kegiatan terkait untuk


memperoleh pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, termasuk pengendalian
internalnya. Auditor wajib melaksanakan prosedur untuk memperoleh informasi yang akan
digunakan untuk mengidentifikasi risiko salah saji karena kecurangan. Untuk memperoleh
pemahaman mengenai entitas dan lingkungannya, auditor wajib memperoleh pemahaman
mengenai hal hal berikut :

Ketentuan mengenai estimasi akuntansi, termasuk pengungkapannya sesuai kerangka


pelaporan keuangan yg diterapkan. Bagaimana manajemen mengidentifikasi transaksi,
peristiwa, dan keadaan yg mungkin membutuhkan estimasi akuntansi yang akan dimasukan
atau diungkapkan dalam laporan keuangan. Auditor wajib menanyakan kepada manajemen
tentang perubahan keadaan yang mungkin memerlukan estimasi akuntansi baru atau
memerlukan revisi atas estimasi akuntansi yang ada.

Sebagai bagian prosedur penilaian risiko, auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk
memperoleh informasi yang relevan guna mengidentifikasi risiko salah saji material berkaitan
dengan hubungan istimewa (related-party relationship) dan transaksi di antara pihak pihak
tersebut. Ketika melakukan prosedur penilaian risiko, auditor wajib mempertimbangkan
apakah ada peristiwa atau kondisi yang membuat kemampuan entitas untuk mempertahankan
hidupnya (atau melanjutkan bisnisnya sebagai going concern) diragukan.

Pentingnya prosedur penilaian risiko atas laporan keuangan

Tujuan prosedur penilaian risiko adalah mengidentifikasi dan menilai rrisiko salah saji
material dalam pelaporan keuangan. Tujuan ini dapat dicapai dengan memahami tentang
entitas dan lingkungannya, termasuk pemahaman tentang pengendalian intern dari
entitas tersebut.Ada 3 prosedur penilaian resiko, yaitu :

1. Prosedur menanyakan kepada manajemen dan pihak lain (inquiries of


management and others)

Auditor wajib menanyakan kepada manajemen tentang :


 Penilaian oleh manajemen tentang risiko salah saji material dalam laporan keuangan
karena kecurangan, termasuk sifat,luas dan berapa seringnya penilaian tersebut
dilakukan.
 Proses yang dilakukan manajemen untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko
kecurangandalam entitas itu.
 Komunikasi manajemen dengan TCWG mengenai proses yang dilakukan manajemen
untuk mengidentifikasi dan menanggapi risiko kecurangan dalam entitas itu.
 Komunikasi manajemen dengan karyawan tentang pandangan manajemen mengenai
praktik praktik bisnis dan perilaku etis.

2. Pengamatan dan inspeksi (observation and inspection)

Mempunyai 2 fungsi yaitu :

 Mendukung prosedur inquiries (bertanya) kepada manajemen dan pihak pihak lain
 Menyediakan informasi tambahan mengenai entitas dan lingkungannya

3. Prosedur analitikal (analytical procedures)

Prosedur ini membantu mengidentifikasi hal hal yang mempunyai implikasi terhadap laporan
keuangan dan audit. Prosedur analitikal juga dapat digunakan sebagai prosedur audit dalam :

 Memperoleh bukti mengenai asersi laporan keuangan atau dapat disebut sebagai
prosedur analitikal substantif
 Melakukan reviu menyeluruh atas laporan keuangan pada atau menjelang akhir audit.

Prosedur analitikal pada umumnya menggunakan data agregatif yang berarti hasil dari
prosedur analitikal hanya memberi indikasi awal yang sangat luas/umum mengenai terjadinya
salah saji yang bersifat material.

Ketiga prosedur tersebut dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam banyak situasi, hasil
dari satu prosedur akan membawa pada prosedur lain. Ketiga prosedur tersebut merupakan
hal yang penting yang harus dilaksanakan oleh auditor agar risiko salah saji material dapat
teridentifikasi dan menjadikan informasi yang relevan bagi entitas maupun pengguna
eksternal.
ESTIMASI AKUNTANSI, PIHAK-PIHAK TERKAIT DAN PERISTIWA
KEMUDIAN

A. ESTIMASI AKUNTANSI

Tujuan audit estimasi adalah memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai
apakah setimasi akuntansi termasuk estimasi dengan nilai wajar dan disclosures (yang
berkaitan dengan estimasi akuntansi) dalam laporan keuangan sudah cukup dan sesuai
dengan kerangka laporan keuangan. Estimasi akuntansi beraneka ragam tingkat
kerumitannya, dan berkisar dari yang paling sederhana sampai yang lebih kompleks. Esimasi
seringkali melibatkan banyak analisis data historis dan data tahun berjalan, dan prakiraan
(forecasting) mengenai apakah peristiwa dikemudian hari seperti transaksi penjualan. Tujuan
pengukuran dari suatu estimasi untuk :

 Membuat forecast mengenai outcome satu atau lebih transaksi, peristiwa, dan kondisi
yang membuat estimasi harus dibuat.
 Menentukan nilai transaksi berdasarkan kondisi yang ada pada tanggal pengukuran.

Resiko salah saji yang material karena estimasi sering kali didasarkan pada tingkat
ketidakpastian estimasi dalam membuat estimasi. Dengan kearifan profesionalnya, auditor
harus menentukan apakah estimasi akuntansi dengan ketidakpastian estimasi yang tinggi
mengandung resiko yang signifikan. Perbedaan antara hasil akhir dari suatu estimasi
akuntansi dan jumlah yang semuladiakui dan diungkapkan dalam laporan keuangan tidak
serta-merta merupakan salah saji. Ini sering terjadi dalam fair alue accounting astimates,
dimana hasil akhir dipengaruhi oleh peristiwa atau kondisi sesudah tanggal pengukuran untuk
tujuan penyajian laporan keuangan.

Estimasi Akuntansi dalam Tahap Penilaian Resiko

1. Pemahaman auditor mengenai entitas & lingkungannya

Auditor wajib memperoleh pemahaman sebagai dasar untuk mengidentifikasi dan menilai
resiko salah saji material, diantaranya:

 Persyaratan kerangkapelaporan keuanganyang berlaku dan relevan dengan estimasi


akuntansi.
 Mengidentifikasi transaksi, peristiwa, dan kondisi yang menimbulkan kebutuhan
akan estimasi akuntansi. Auditor wajib menanyakan kepada manajemen mengenai
perubahan dalam situasi yang menimbulkan kebutuhan akan estimasi akuntansi baru
atau merevisi.
 Bagaimana manajemen membuat estimasi akuntansi dan pemahaman mengenai data
yang mejadi dasar dari estimasi akuntansi.

2. Review hasil akhir estimasi akuntansi

Auditor wajib mereview hasil akhir (outcome) estimasi akuntansi dalam laporan
keuangan tahun lalu, atau jika ada, estimasi ulang kemudian untuk tujuan tahun berjalan.
Sifat dan luasnya review auditor memperhitungkan sifat estimasi akuntansi. Namun, review
ini tidak dimaksudkan untuk mempertanyakan judgment yang dibuat tahun lalu berdasarkan
informasi yang ada pada waktu itu.

3. Evaluasi ketidakpastian estimasi

wajib mengevaluasi tingkat ketidakpastian estimasi terkait dengan estimasi akuntansi.

4. Resiko signifikan

Auditor wajib menentukan apakah dalam pandangannya semua estimasi yang telah
diidentifikasi mempunyai ketidakpastian estimasi yang tinggi, menimbulkan resiko yang
signifikan.

Area utama yang menjadi perhatian auditor dalam estimasi akuntansi pada tahap
pertama suatu proses audit adalah tahap penilaian resiko. Pada tahap ini, yang menjadi
perhatian auditor adalah (1) bagaimana mengidentifikasi kebutuhan entitas melakukan
estimasi (2) proses manajemen membuat estimasi (3) hasil akhir/realisasi outcome dari
estimasi yang dibuat tahun lalu (4) seberapa luas ketidakpastian estimasi dalam proses
estimasi (5) pentingnya estimasi.

Tanggapan atas resiko estimasi akuntansi, masuk dalam tahap kedua dari proses audit,
yakni tahap risk response. Dalam tahap ini auditor memberi tanggapan atas resiko yang
dinilai (assessed risks) pada tahap sebelumnya. Dan selanjutnya adalah tahap pelaporan
estimasi akuntansi yang meliputi :

 uditor wajib memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah
pengungkapan dalam laporan keuangan mengenai estimasi akuntansi sesuai dengan
persyaratan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
 Untuk estimasi akuntansi yang beresiko signifikan, auditor wajib mengevaluasi
kecukupan dari pengungkapan mengenai ketidakpastian estimasi dalam laporan
keuangan, dalam konteks kerangka pelaporan keuangan yang berlaku

Langkah terakhir adalah menentukan apakah : (1) bukti audit yang cukup dan tepat sudah
diperoleh (2) estimasi akuntansi adalah wajar (3) disclosures dalam hal estimasi sudah sesuai
dengan persyaratan dan ketidakpastian estimasi diungkapkan dengan cukup, jika
ketidakpastian estimasi beresiko signifikan.

Pada tahap representasi tertulis, auditor diharuskan memperoleh dari manajemen


mengenai kewajaran dari asumsi-asumsi signifikan yang digunakan dan juga harus
mempertimbangkan apakah asumsi-asumsi itu mencerminkan nat dan kemampuan
manajemen untuk mengambil tindakan yang relevan untuk memperoleh fair value
measurements dan menyajikan disclosures mengenai hal tersebut.

PIHAK-PIHAK TELIBAT

Pihak terkait tidak independen satu dengan yang lain. Oleh karena itu, resiko
terjadinya salah saji material melalui transaksi hubungan istimewa umumnya lebih tinggi
dibandingkan dengan transaksi diantara pihak-pihak yang bebas (unrelated parties). Beberapa
faktor resiko berkenaan dengan hubungan istimewa dan transaksi hubungan istimewa ialah :
(1) transaksi yang sangat rumit (2) hubungan dan transaksi tidak di ungkap (3) berada diluar
jalur bisnis normal.

Manajemen bertanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengungkap pihak-pihak


terkait dan akuntansi atas transaksi hubungan istimewa. Tanggung jawab ini mengharuskan
manajemen mengimplementasikan pengendalian intern yang mampu mengidentifikasi dan
mencatat transaksi hubungan istimewa denganbenar, dan mengungkapkannya secara lengkap
dan benar dalam laporan keuangan.

Auditor harus senantiasa waspada terhadap informasi pihak-pihak terkait ketika


mereview catatan atau dokumen selama audit berlangsung. Auditor mengonspeksi dokumen
penting tertentu, tetapi bukan melakukan investigasi pihak-pihak terkait. Sistem informasi
juga tidak dirancang khusus untuk mengidentifikasi pihak-pihak terkait.auditor perlu bertanya
dan mewawancarai manajemen ; mereview akun-akun dengan pihak-pihak tertentu ; dan
prosedur lain diluar catatan pembukuan dan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Dalam hal kerangka pelporan keuangan, auditor bertanggung jawab untuk
melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi, menilai, dan menanggapi resiko salah
saji material. Dalam hal kerangka pelaporan keuangan, sangat minim atau bahkan tidak
menetapkan ketentuan apapun tentang pihak-pihak terkait, auditor tetap harus memperoleh
pemahaman yang cukup tentang hubungan dan transaksi pihak-pihak terkait.

ISA 550 memberikan petunjuk mengenai tanggung jawab auditor dan prosedur audit
mengenai pihak-pihak terkait dan transaksi antarpihak-pihak terkait.

Tahap 1 – Penilaian Resiko :

1. auditor wajib melaksanakan prosedur audit sesuai denga prosedur.

2. auditor wajib mempertimbangkan kerentanan laporan keuangan terhadap salah saji

3. auditor wajib menanyakan pada manajemen tertang identitas pihak-pihak terkait, sifat
hubungan antara entitas dan pihak-pihak terkait, dan apakah entitas melakukan transaksi
dengan pihak-pihak terkait.

4. auditor wajib menanyakan kepada manajemen dan pegawai lain dalam entitas , dan
melaksanakan prosedur penilaian resiko lain yang dipandang tepat dan memperoleh
pemahaman mengenai pengendalian.

5. selama audit, auditor wajib senantiasa waspada ketika menginspeksi catatan atau dokumen
mengenai pengaturan atau informasi lain.

6. Auditor wajib menanyakan tentang sifat transaksi dan apakah pihak-pihak terkait terlibat

7. Auditor wajib membagi informasi yang relevan yang dierolehnya mengenai pihak-pihak
terkait entitas dengan anggota tim audit lainnya

8. Auditor wajib mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji material terkait dengan
hubungan atau transaksi pihak-pihak terkait dan menetukan apakah masing-masing resiko
tersebut adalah resiko signifikan.

9. Jika auditor mengidentifikasi fantor kecurangan, auditor wajib mempertimbangkan


informasi tersebut ketika mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji material karena
kecurangan sesuai dengan ISA 240.

Tahap 2 – Menanggapi Resiko


1. Dugaan adanya kecurangan berkenaan dengan hubungan dan transaksi pihakterkait

2. Transaksi pihak terkait yang signifikan diluar jalur bisnis normal

3. Asersi manajemen

Tahap 3 – Pelaporan

1. Dokumen dan laporan

2. Representasi manajemen

3. Tentukan apakah laporan auditor harus dimodifikas

DAFTAR PUSTAKA

Buku Audit Berbasis ISA – Theodorus M. Tuankotta

http://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/01/14/perencanaan-audit/

http://www.slideshare.net/inapurmini/audit-berpeduli-risiko

http://srhyebiru.blogspot.com/2014/01/materialitas-dan-risiko-audit-dan.html

http://tensilatif31.blogspot.com/2012/07/resiko-audit.html

You might also like