You are on page 1of 1
Kontrak Freeport Dinilai Salahi Aturan JAKARTA — Perubahan’ bentuk kontrak karya (KK) PT Freeport Indo- nesia menjadi izin usaha pertambang- an khusus (IUPK) dinilai menyalahi aturan tentang pertambangan. Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (Perhapi) menyatakan, pe- merintah melanggar aturan tentang pertambangan apabila memberi lang- sung status izin usaha pertambangan khusus kepada PT Freeport Indonesia. Ketua Working Group Kebijakan Pertambangan Perhapi Budi Santoso menjelaskan, ada tahapan yang harus dipenuhi pemerintah dalam menawar- kan status IUPK bagi pelaku tambang. Budi menyebut hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara serta Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. Dalam kedua aturan tersebut, lan- jutnya, IUPK diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), dan badan usaha swasta. “Pemerintah seharusnya menawar- kan dulu kepada BUMN. Apabila BUMN tidak mau maka ditawarkan kepada BUMD. Jika BUMD pun tidak ada yang mau maka ditawarkan kepa- da badan usaha swasta. Enggak bisa langsung diserahkan ke pihak swasta, dalam hal ini Freeport,” ujar Budi, di Jakarta, Selasa (16/6). Status IUPK, menurut Budi, hanya memberi kesempatan 10 tahun untuk beroperasi dan bisa diperpanjang untuk 10 tahun berikutnya. Apabila Freeport mendapat status IUPK pada tahun ini maka masa berlakunya hing- ga 2025. “Kalau diperpanjang dengan IUPK, tidak boleh langsung 20 tahun. Hanya 10 tahun dan diperpanjang lagi 10 tahun,” ujarnya. Selain itu, Budi mengingatkan ke- pada pemerintah agar tidak meng- ulangi kesalahan pemimpin sebelum- nya dalam memberi hak pengelolaan kepada Freeport di Papua. Budi me- nyebutkan, Freeport mendapat kon- trak karya pada 1967 selama 30 tahun atau berakhir 1997. Pemerintah kala itu memperpanjan; mtrak Freeport pada 1991 yang Berlaku selama 20 ta- hun atau hingga 2021. Jika pemerintah memberikan kesempatan bagi Freeport lagi maka harus memberi penjelasan kepada publik. “Jadi sebelum diberikan ke Free- port, pemerintah harus menyatakan tidak mampu dulu secara terbuka. Karena, itu syarat bolehnya dikeluar- kan IUPK,” ujarnya. Dalam keterangan sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said me- nyatakan perubahan status kontrak Freeport dilakukan untuk memberi kepastian hukum dan investasi. Perubahan status itu memperecepat pembahasan perpanjangan operasi Freeport yang semestinya diajukan paling cepat pada 2019, atau dua tahun sebelum kontrak Freeport berakhir pada 2021. Percepatan dilakukan karena mempertimbangkan produksi Freeport yang terus turun. Kepastian hukum dinilai Sudirman _ penting karena investasi Freeport mencapai 15 miliar dolar AS untuk pertambangan bawah tanah. Investasi lainnya, 2,3 miliar AS untuk smelter di Gresik, Jawa Timur. c85 ed: nur aini

You might also like