Professional Documents
Culture Documents
vagina dan otot perinei transversalis, tetapi tidak mengenai otot sfingter ani.
(Saefuddin, 2006)
vagina, fourchette posterior, kulit perineum dan otot perineum. (APN, 2007)
Etiologi
1. Tingkat I: Robekan terjadi hanya pada selaput lendir vagina dengan atau
2. Tingkat II: Robekan mengenai selaput lendir vagina dan otot perinei
3. Tingkat III: Robekan mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.
4. Tingkat IV: Robekan mengenai perineum sampai bagian otot sfingter ani dan
Pada robekan tingkat I penjahitan tidak diperlukan jika tidak ada perdarahan
dan jika luka teraposisi secara alamiah. Untuk robekan tingkat II dilakukan
penjahitan dan pada robekan tingkat III dan IV jangan coba menjahit laserasi,
segera lakukan rujukan karena laserasi ini memerlukan teknik dan prosedur
a. Perdarahan segera.
2. Kadang-kadang ada
a. Pucat
b. Lemah
c. Menggigil
Patofisiologi Kehamilan aterm (cukup bulan)
hicksAktivitas meningkat
d. Teori prostaglandin
2. Proses Persalinan
pembukaan dan penipisan pada serviks dan berakhir dengan lahirnya plasenta
secara lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan
- KalaI(KalaPembukaan)
1. Fase laten
2. Fase aktif
memadai jika terjadi 3x atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung
Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm)
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk, menebal, kemudian
dilepaskan dari dinding uterus, setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah
- Perubahan bentuk dan tinggi uterus, uterus menjadi bulat dan fundus berada
membantu mendorong plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang tiba-tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul diantara tempat
- Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah itu. Pada kala ini
atonia uteri masih mengancam, pada kala ini penderita belum dipindahkan ke
a. Ukuran panggul
2. Power (kekuatan)
a. His yaitu kontraksi otot rahim pada persalinan. Karakteristik his persalinan
dan his palsu Faktor Kontraksi Interval Intensitas Lokasi sakit Pengaruh sedative
Belakang & abdomen Tidak berpengaruh Mendatar & membuka His palsu Tak
teratur Tetap panjang Tetap Abdomen bawah Hilang oleh sedative tetap
b. Tenaga mengejan.
3. Passanger (penumpang)
a. Janin
b. Plasenta
c. Air ketuban
1. Persiapan Alat
tangan, pemegang jarum, jarum jahit, benang jahit kromik atau catguk No. 2/0
atau 3/0, kasa steril, pinset. 2) Pavidon-iodine. 3) Buka spuit sekali pakai 10 ml
dari kemasan steril, jatuhkan dalam wadah DTT. 4) Patahkan jarum ampul
b. Atur posisi bokong ibu pada posisi litotomi di tepi tempat tidur.
g. Ambil spuit sekali pakai 10 ml dengan tangan yang bersarung tangan. Isi
tabung suntik dengan lidokain 1% tanpa epinefrin dan letakkan kembali ke dalam
wadah DTT.
i. Gunakan kasa bersih, basuh vulva dan perineum dengan larutan povidon
iodine dengan gerakan satu arah dari vulva ke perineum. Tunggu selama : 2
2. Anestesi Lokal
a. Beritahu ibu akan disuntik yang akan terasa nyeri dan menyengat.
c. Lakukan aspirasi untuk memastikan tidak ada darah yang terhisap. Bila ada
darah, tusuk jarum sedikit dan kembali masukkan, ulangi melakukan aspirasi.
d. Suntikan anestesi sambil menarik jarum suntik pada tepi luka daerah
perineum.
e. Tanpa menarik jarum suntik ke luar dari luka, arahkan jarum suntik, bila
robekan alur suntikan anestesi akan berbentuk seperti kipas, tepi perineum, dalam
perineum derajat II, jika dijumpai pinggir robekan yang tidak rata atau bergerigi,
maka pinggir yang bergerigi tersebut diratakan dahulu. Pinggir robekan sebelah
setelah pinggir robekan rata baru dilakukan penjahitan luka perineum. Mula-mula
otot dijahit dengan catgut, kemudian selaput vagina dijahit dengan catgur secara
terputus-putus atau jelujur, penjahitan selaput lendir vagina dimulai dari puncak
(Wiknjosastro, 2002)
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang kasa ke
dalam vagina.
c. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum.
f. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem dengan
h. Selanjutnya dilakukan jahitan lapis demi lapis seperti melakukan jahitan pada
b. Jika ada perdarahan yang terlihat menutupi luka perineum, pasang kasa ke
dalam vagina.
c. Pasang jarum jahit pada pemegang jarum kemudian kunci pemegang jarum.
f. Mula-mula dinding depan rectum yang robek dijahit dengan jahitan jelujur
bertemu kembali.
i. Ujung otot sfingter ani yang terpisah oleh karena robekan, diklem dengan
I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS
Buatan Tindakan
Catatan waktu
Kala I : 10 jam
Ketuban pecah : √ Spontan Amneotomi
Banyaknya : 500 cc
Plasenta : √ Spontan
Manual plasenta
Insersi : sentralis
BAYI
dengan bantuan
2. Riwayat menstruasi :
- TTP : 08 – 01 - 2017
- Siklus : 28 hari
3. Tanda vital
4. Riwayat perkawinan
5. Payudara
Bentuk : Simetris
Putting susu :Menonjol
6. Uterus
- Pengeluaran lokhea
Jumlah : 650 cc
B. UJI DIAGNOSTIK
HB : 11 gr %
Golongan darah :-
Interprestasi Data Identifikasi Tindakan Perencanaan Rasional Pelaksanaan Evaluasi
Diagnosa Dan Segera
Masalah
Potensial
Tanggal :13 -01-2017 Diagnosa Penjahitan 1. Berikan -Informed 1. Melakukan informed Tanggal : 13-
Pukul : 10:00 wib potensial: Infeksi, robekan jalan informed consent consent dengan ibu dan
01-2017
Diagnosa : post perdarahan lahir dan consent sebagai keluarga
partum 2 jam dengan banyak. penanganan kepada ibu pembuktian/ 2. Mencegah infeksi dengan Pukul : 11.00
robekan jalan lahir Data dasar : perdarahan dan persetujuan cara melakukan
wib
Data dasar Kerusakan keluarga antara dua penjahitan dan
- Ibu mengatakan jaringan pihak untuk pemakaian alat steril 1. Laserasi
telah menghindari serta pemberian
jalan lahir
melahirkan bayi gugatan hukum antibiotik juga perawatan
2 jam yang lalu apabila terjadi antibiotik juga perawatan sudah di
- Ibu mengatakan kesalahan luka setelah hecting.
jahit
bahwa ini dalam
kelahiran anak melakukan 2. Keadaan
Pertama tindakan
umum ibu
- Ibu mengatakan -Untuk
nyeri pada 2. Lakukan menghindari baik
sekitar vagina pencegaha bakteri pada
n infeksi saat melakukan TD: 120/70
- Robekan pada
perineum penjahitan dan mmHg
(mukosa vagina agar tidak 3. Mempersiapkan alat
dan otot terjadi untuk menjahit perineum Pols: 82x/
perineum) komplikasi Bak instrumen berisi menit
pada ibu sepasang handscoon
Masalah : Nyeri -Untuk doek steril 1buah RR: 20x/
pada robekan memudahkan Nald voulder menit
jalan lahir 3. Persiapan proses Nald heacting
alat penjahitan Chromic cut gut no 2/0 Temp : 37
heacting sehingga di atau 3/0 C
dan butuhkan alat- Pinset anatomis dan
persiapan alat steril. pinset serugis 3. Kontraksi
ibu -Dengan Kasa secukupnya uterus
melakukan Tampon bertali
4. Lakukan penjahitan luka Lampu sorot baik
cara perineum dapat Persiapan obat-obatan
penjahitan menghindari Lidocain
luka perdarahan. Spuit 3 cc
perineum 4. Melakukan cara kerja
penjahitan perineum
Cara kerja penjahitan
perineum
Alat sudah disiapkan
Buka alat suntik
dimasukkan kedalam
wadah set heacting
Buka tabung lidocain
Posisikan bokong ibu
pada sudut ujung tempat
tidur dengan posisi
litotomi
Atur lampu sorot/ senter
kearah vulva/ perineum
ibu
Cuci tangan 7 langkah
Pakai sarung tangan
Isi tabung suntik dengan
lidocain
Lengkapi pemakaian
sarung tangan pada
kedua tangan
Pasang doek steril
dibawah bokong ibu
Gunakan kain bersih
untuk membersihkan
daerah luka dari darah
atau bekuan darah dan
nilai kembali luas dan
dalamnya robekan pada
daerah perineum
Beritahu ibu akan
disuntik yang akan
terasa perih dan
menyengat
Tusukkan jarum suntik
pada ujung luka atau
robekan perineum,
masukkan jarum suntik
secara subcutan
sepanjang luka
Lakukan aspirasi untuk
memastikan ujung
jarum memasuki
pembuluh darah (ada
darah yang terhisap).
Bila ada darah tarik
jarum (sedikit) dan
masukkan kembali,
ulangi kembali prosedur
aspirasi(cairan lidocain
yang masuk ke
pembuluh darah dapat
menyebabkan denyut
jantung tidak teratur
atau kejang)
Suntikan cairan lidocain
1 % sambil menarik
jarum suntik pada tepi
luka pada mukosa
vagina, lakukan aspirasi
sambil menarik jarum
suntik, infatrasikan
cairan lidocain 1% bila
ada robekan besar
didalam anastesi bagian
daerah dalam robekan
lalu suntik anastesi akan
berbentuk seperti kipas
tepi perineum dalam
luka tepi mukosa vagina
Lakukan langkah nomor
11 s/d 14 untuk kedua
tepi robekan
Tunggu 1 sampai 2
menit sebelum
melakukan penjahitan
untuk mendapatkan
hasil yang optimal dan
pemberian bahan/larutan
anastesi
Lakukan inspeksi
vagina dan perineum
untuk melihat robekan
(mengecek reaksi
anastesi)
Jika ada perdarahan
yang membasahi luka
perineum, pasang
tampon atau kasa
kedalam vagina
(sebaiknya tampon
bertali)
Ratakan pinggir luka
robekan
Tempatkan nald
heacting pada nald
voulder, kemudian
kunci nald voulder
Pasang benang jahit
(chromic cut gut 2/0)
pada lubang nald
heacting
Lihat dengan jelas batas
luka perineum
Lakukan penjahitan
pertama lebih kurang 1
cm diatas puncak luka
robekan dan dalam
vagina ikat jahitan
pertama dengan simpul
mati, potong ujung
benang yang bebas
(ujung benang tanpa
jarum hingga terasa 1
cm)
Jahit mukosa vagina
dengan menggunakan
jahitan jelujur hingga
menembus luka robekan
bagian perineum
Teruskan jahitan jelujur
pada luka robekan
perineum sampai
kebagian bawah luka
robekan
Jahit jaringan subcutan
kanan kiri keatas hingga
tepat dimuka lingkaran
hymen
Tusukkan jarum suntik
dari depan